Bab 2

" Tet, tet, tet.." 

Terdengar bunyi bel, menandakan waktu nya istirahat. Selomita mulai menjajakan jualannya, mulai dari kelasnya sampai ke kelas-kelas yang lain. Terkadang para guru pun ikut membeli keripiknya.

Bu Nanda adalah wali kelasnya saat ini, dia sering memesan keripik singkong ukuran satu kilo balado dan satu kilo original. Untuk cemilan anak-anak nya di rumah saat sedang belajar ataupun berkumpul keluarga.

Selesai berjualan menjajakan keripik nya, Selomita langsung menuju kelas untuk menghitung pendapatan nya. Uang yang dia dapatkan separuh di tabung di sekolah. Karena jika di bawa pulang, maka akan terpakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Dia ingin melanjutkan kuliah di daerah pusat kota yang sudah sangat terkenal. Biayanya memang sangat mahal, dan kurang jika hanya mengandalkan uang hasil jualan. Tetapi Selomita sangat optimis, apalagi Bu Nanda pernah bilang masuk kuliah negeri bisa menggunakan jalur prestasi.

Karena prestasi Selomita di sekolah terbilang masuk tiga besar. Jadi Selomita semakin semangat untuk belajar dan berjualan. Agar Selomita bisa mencapai cita-cita membahagiakan kedua orangtuanya.

Sepulang sekolah, Selomita selalu berjalan menyusuri pusat kota. Dan untuk menuju rumah nya, dia selalu berjalan kaki. Langkah kaki nya di percepat, karena dia harus membantu mamaknya mengupas singkong untuk dibuat keripik. 

Saat kakinya melangkah ke area ladang, di tengah perjalanan dia melihat ada seorang pemuda yang sangat tampan. Seperti nya dia orang baru di desanya, dan Selomita belum pernah melihatnya.

Perlahan Selomita berjalan menuju ke arahnya, tampak sang pemuda kelihatan bingung. Akhirnya Selomita memberanikan diri untuk menghampirinya dan menyapanya. 

" Kamu orang baru ya di desa ini?" Tanya Selomita yang sedikit ragu.

" Iya, aku bingung. " Kata pemuda tampan tadi.

" Bingung kenapa?" Tanya Selomita seraya memperhatikan pemuda yang berada di hadapannya.

" Aku lupa jalan pulang." Kata pemuda itu seraya menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

" Nama kamu siapa?" Tanya Selomita yang langsung memandang wajahnya.

" Namaku Dido " jawab pemuda tadi sambil tersenyum.

" Hey, kenapa dia melihat ku seperti itu? Apa dia suka padaku?" Gumam Dido yang menjadi salah tingkah.

" Nama orang tuamu?" Tanya Selomita sambil menatap mata Dido dengan intens.

" COndro Wijaya" Kata Dido pemuda yang baru saja mengenalkan namanya.

" Cantik, senyuman nya terlihat sangat manis." kata Dido dalam hatinya.

" Oh kamu anak Pak Condro, baiklah akan aku antarkan. " Kata Selomita sambil mengangkat kedua alisnya, dan langsung berjalan ke arah kirinya.

" Hey, nama kamu siapa?" Tanya Dido dari arah belakang punggung Selomita

" Namaku Selomita." Jawab Selomita yang menoleh sekilas.

Selomita pun mengantarkan Dido menuju rumah Pak Condro. Berjalan menyusuri sungai dan lahan perkebunan. Daerah kampung nya memang masih banyak perkebunan yang ditanami oleh hasil kebun milik petani.

" Kamu anak Pak Condro yang ke berapa?" Tanya Sela yang berjalan di depan Dido.

" Aku anak yang ke dua. " Jawab Dido.

" Dari istri yang ke berapa?" Tanya Selomita yang tahu pasti kalau Pak Condro merupakan juragan di kampung nya dan memiliki istri lebih dari dua.

" Kenapa kamu bertanya hal itu?" Kata Dido yang tersinggung.

" Orang desa sini juga sudah tahu, kalau Bapakmu punya banyak istri." Ketus Selomita.

" Kamu ikhlas gak sih nganterin aku?" Tanya Dido.

" Kalau gak ikhlas ngapain aku jalan di depan kamu?" Ucap Selomita yang berhenti sejenak lalu berbalik badan ke arah Dido.

Tiba-tiba langkah Dido terhenti juga, dia kaget karena Selomita berhenti mendadak dan mereka hampir bertabrakan.

" Aku anak dari istri yang kedua." Jawab Dido yang wajahnya hampir mendekati wajah Selomita

Mereka saling bertemu pandang, tatapan mata mereka saling menyatu.

Dan Selomita langsung membalikkan badannya lagi ke arah jalan menuju rumah Pak Condro.

" Kuliah atau sekolah?" Tanya Selomita melanjutkan pembicaraan.

" Aku sudah lulus sekolah dan ingin meneruskan usaha bapakku." Kata Dido.

" Oh, " kata Selomita

" Oh, kenapa ?" Tanya Dido yang langsung menarik lengan Selomita.

" Gak apa-apa" kata Selomita, " Kita hampir sampai, dan itu rumah nya" kata Selomita sambil menunjuk rumah Pak Condro.

" Oh iya, itu rumahku. Terima kasih, ya!" Kata Dido sambil mengulurkan tangannya.

" Kamu mau ngapain?" Tanya Selomita bingung.

" Mau berjabat tangan, ini ungkapan terima kasih." Kata Dido.

" Oh iya, sama-sama. Aku pulang dulu ya!" Kata Selomita yang pamit.

" Kamu tidak ingin mampir dulu?" Kata Dido mempersilahkan Selomita bertamu ke rumah nya.

" Tidak, biasanya Bapakmu tidak mau menerima orang miskin seperti kami." Sindir Selomita yang langsung berlari dan meninggalkan Dido.

Dido bingung dengan perkataan Selomita, dan hati kecilnya mulai bertanya-tanya.

" Siapa gadis itu, kenapa sikapnya acuh dan tak tertarik melihat ku. " Kata hati Dido yang penuh percaya diri memuji dirinya sendiri.

Selomita lalu memutar balik ke arah rumah nya, cukup jauh jaraknya dari rumah Pak Condro. Dia berjalan dengan cepat menyusuri anak sungai yang sudah mulai deras arusnya. Melewati sisi-sisi perkebunan yang tadi dia lewati bersama Dido, laki-laki yang baru saja dia kenal.

Langkah kakinya terhenti saat Pak Budi memanggilnya, " Sel, singkong nya sudah dicabut.  Mau diambil kapan?" Tanya Pak Budi yang merupakan pemilik kebun singkong. Keripik singkong buatan Selomita adalah hasil kebun milik Pak Budi. 

Nanti saya balik lagi, Pak. Mau ganti seragam dulu" sahut Selomita.

Kemudian dia kembali berjalan menuju rumah nya yang masih berjarak 500 meter. Derap langkah kaki nya selalu semangat diikuti nyanyian yang dilantunkan sepanjang perjalanan. Selomita merupakan gadis yang periang dan ramah pada setiap orang. Para pemuda banyak yang ingin menjadi kekasihnya, tetapi Selomita belum memikirkan hal itu. Semua pemuda dikampung nya dianggap hanya sebagai teman. Mereka pun sangat senang jika Selomita melewati dan menyapanya. Biasanya para gadis di kampung nya pada gengsi dan sombong.  Jika berteman, para gadis di kampung Selomita selalu milih-milih. Tidak begitu dengan Selomita, dia ingin semua remaja di kampung nya dijadikan sebagai teman.

" Assalamualaikum, Mak" ucap Selomita memberikan salam saat pulang sekolah. 

" Wa'alaikum salam" jawab Mak Inah. Mak Inah adalah panggilan mama Selomita yang sudah dikenal di kampung nya.

Banyak orang mengenali keripik nya dengan sebutan Keripik Mak Inah.

" Mak, Pak Budi berpesan untuk mengambil singkong yang baru saja dipanen." Kata Selomita yang sedang melepas sepatu nya.

" Oh iya, Mamak hampir lupa"  kata Mak Inah.

" Biar Selomita aja yang ambil Mak" kata Selomita yang langsung mengganti bajunya.

" Ajak Fatur, agar tidak berat membawa singkong nya" kata Mak Inah yang sedang mengupas singkong.

" Sel, sebaiknya kamu makan dulu. Mamak sudah tumisin kangkung sama ikan asin " kata Mak Inah yang menyuruh Selomita untuk makan. 

" Baik, Mak!" Ujar Selomita

Selomita langsung menuju meja yang terdapat diatasnya ada nasi , sayur kangkung dan ikan asin.

" Mak, ini hasil jualan ku. " Kata Selomita yang memberikan beberapa lembar uang kepada Mak Inah.

" Apa sebagian sudah kamu tabung?" Tanya Mak Inah.

" Sudah, Mak" seru Selomita

Lalu Selomita melanjutkan makan siang nya yang sudah terlambat karena tadi harus mengantar Dido anak Pak Condro.

Selesai makan, Selomita langsung menuju rumah Pak Budi.

" Fatur." panggilan Selomita untuk adiknya

" Iya, Kak" jawab Fatur yang sedang bermain didepan teras bersama Sarina adiknya yang bungsu.

" Antarkan Kakak ke rumah Pak Budi." kata Selomita.

" Baik, Kak" kata Fatur menurut.

Selomita pun berjalan terlebih dahulu, dan kemudian disusul Fatur. Sarina yang berdiri di sebelah pintu hanya menatap kakak-kakak nya yang meninggalkannya.

Sesampainya di rumah Pak Budi, Selomita langsung menyusun singkong yang baru saja di panen. Masih banyak tanah liat yang menempel. 

" Jadi 30 kilo Pak!" kata Selomita yang memberikan beberapa lembar uang kepada Pak Budi.

" Terima kasih ya Sel" kata Pak Budi yang menerima uang dari Selomita.

Singkong Pak Budi terkenal bagus dan cocok untuk dijadikan keripik.

Biasanya Selomita membelinya dua hari sekali pada saat senin sampai jumat. Sedangkan sabtu dan minggu sekolah libur, jadi dia hanya memproduksi untuk ditaruh di warung saja. Itu juga kalau di warung sudah habis, kalau belum maka dia membuatnya pada minggu sore. Khusus hanya untuk sekolah Selomita.

Singkong sudah di ikat dan di masukkan kedalam kantong plastik. Selomita pun membawa dua puluh kilo ditangan kanan dan kiri. Sisanya yang sepuluh kilo dibawa oleh Fatur. Badan Fatur belumlah cukup besar untuk membawa singkong yang jumlahnya banyak.

Saat menuju arah rumah nya, terlihat Dido sedang mengendarai motor melintas di depan Selomita. Dido seperti mengenal gadis yang membawa bungkusan plastik yang kelihatan sangat berat.

Dido pun berhenti di depan Selomita, " Selomita?" Sapa Dido yang memberhentikan motor tepat di depan Selomita.

" Kamu?" Tanya Selomita.

" Aku Dido, yang baru saja kau antar mencari rumah bapakku" kata Dido menjelaskan.

" Oh iya, ada apa?" Kata Selomita.

" Kamu bawa apa?" Tanya Dido yang melihat bungkusan di tangan Selomita." Sepertinya berat sekali" kata Dido bingung.

" Ini singkong" kata Selomita yang menunjukkan bungkusan nya.

" Banyak sekali" kata Dido

" Untuk diolah menjadi keripik" kata Selomita.

" Oh, mari ku bawakan. Tunjukkan saja rumahmu" kata Dido

" Tidak perlu, rumah kami sudah dekat" kata Selomita menolak bantuan Dido. Dia tidak ingin berurusan dengan keluarga Pak Condro.

" Baiklah akan aku bonceng adikmu, ayo Dik" ajak Dido yang akan menaikkan Fatur keatas motornya.

" Ayolah Sel, tadi kamu kan sudah nganterin aku. Jadi aku harus membalasnya" tutur Dido.

"  Aku ikhlas, jadi kamu tidak usah bayar" kata Selomita.

" Ya sudah, anggap ini adalah bantuan ku. Dan kamu harus menerimanya" kata Dido ," Tidak bagus menolak kebaikan orang" imbuhnya.

" Baiklah kalau kau memaksa, kau bonceng saja adikku. Seperti nya dia lelah " kata Selomita yang menaikkan adiknya ke atas motor.

" Berikan karungnya " kata Dido yang meminta karung yang di gendong oleh Selomita

" Ini, awas jangan sampai ada yang jatuh " kata Selomita mengingatkan.

" Baik akan aku jaga sepenuh hati" kata Dido yang menggombali Selomita.

" Kau pintar menggombal ya?" Kata Selomita.

Kemudian Dido pun berjalan meninggalkan Selomita yang masih separuh perjalanan kearah rumahnya.

Fatur menunjukkan arah rumahnya, kemudian mereka pun sampai.

" Disini, Kak " kata Fatur. 

" Oh, ini rumahmu?" Tanya Dido

" Iya, Kak " jawab Dido

Lalu tiba-tiba muncul Rina dari arah belakang rumah Selomita, dia sangat terkesima dengan wajah Dido yang sangat tampan yang mempunyai postur tubuh tinggi dengan kulit putih seperti model iklan di televisi. Kemudian dia mendekati Dido dan menyapanya.

.

-

* Ditunggu kelanjutannya episode berikutnya

Dukung author dengan cara like dan berikan komentar mu.

Terpopuler

Comments

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

bagus ceritanya

2022-10-05

0

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

lanjut

2022-09-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8: Istri Pak Condro
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70 ️
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121 (Ekstra part)
122 Bab 122 ( Extra part)
123 Bab 123 ( Extra part)
124 Bab 124 ( Extra part)
125 Bab 125 (Extra part)
126 Bab 126 (Extra part)
127 Bab 127 (Extra part)
128 Bab 128 (Extra part)
129 Bab 129 ( Extra part)
130 Bab 130 (Extra part)
131 Bab 131 (Extra part)
132 Bab 132 (Extra part)
133 Bab 133 (Extra part)
134 Bab 134 (Extra part)
135 Bab 135
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8: Istri Pak Condro
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70 ️
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121 (Ekstra part)
122
Bab 122 ( Extra part)
123
Bab 123 ( Extra part)
124
Bab 124 ( Extra part)
125
Bab 125 (Extra part)
126
Bab 126 (Extra part)
127
Bab 127 (Extra part)
128
Bab 128 (Extra part)
129
Bab 129 ( Extra part)
130
Bab 130 (Extra part)
131
Bab 131 (Extra part)
132
Bab 132 (Extra part)
133
Bab 133 (Extra part)
134
Bab 134 (Extra part)
135
Bab 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!