♡LOVE IN VALMOR♡
Desa Tindai, alam yang sejuk dengan hamparan kebun teh menghiasi pedesaan tersebut, namun tampak aneh karena pedesaan tersebut terlihat sepi dan tak terlihat satu orang pun yang ada disekitar mereka.
"Dimana semua warga desa?...apakah hari ini ada perayaan dibalai desa?" (Tanya Alena dengan bingung melihat sekelilingnya yang sepi)
"Mungkin saja Len...ohiya besok aku akan menjemputmu disini lagi jam 12 siang...karena lusa kau harus menemui Pengacaramu" (Ucap Merin sambil mengeluarkan koper milik Alena dari bagasi mobil)
"Kenapa kau tidak ikut saja kerumah ayah dan ibuku rin?...kau pasti lelah dengan perjalanan kita tadi"
"Kau tenanglah tidak usah memperdulikanku...sekarang waktunya kau harus perdulikan dirimu sendiri...dan habiskan waktumu dengan ayah dan ibumu...ohiya...kau juga tidak perlu khawatir...aku akan selalu check lemari di apartementmu...untuk mengisi persediaan yang kau butuhkan" (tersenyum sambil menyodorkan koper Alena)
"Haruskah aku membawa koper ini?"
"Tentu saja...dan ya..kau juga harus tanyakan ke ayahmu...apakah dia punya koper seperti ini lagi dan bagaimana bisa koper ini bisa memiliki magic?...kau tahu?...sampai saat ini aku masih tidak habis pikir dengan kopermu ini...bagaimana bisa sebuah koper bisa terhubung dengan lemari yang ada di rumah dan juga apartementmu...apapun yang ditaruh didalam lemarimu pasti akan ada didalam koper ini...itu sangat membuatku gila...dari dulu dan sekarang...aku dan Dylon sampai tidak mempercayai tentang koper ini...huuufft!!" (Menatap bingung kearah koper milik Alena)
"Apa kau lupa?...ayah tidak pernah mau menceritakan semua itu kepada kita...begitu banyak rahasia yang ayah sembunyikan dariku...ayah selalu mengatakan padaku jika waktunya sudah tepat ayah akan menceritakan semuanya kepadaku...tapi...sampai saat ini juga ayah tidak pernah menceritakan semua kejadian aneh yang kualami...aku berharap kali ini ayah mau menceritakan semua dan detailnya kepadaku"
"Baiklah...sekarang pergilah...bersenang-senanglah...dan jangan pikirkan ucapan mereka yang menyakitimu!" (Tersenyum menatap Alena)
Alena pun pergi menaiki bukit yang menjadi jalan masuk perdesaan Tindai tersebut.
Kesunyian yang ada di desa Tindai pun membuat Alena semakin penasaran dengan apa yang sedang terjadi pada desa tersebut, sesekali dirinya menoleh kanan kiri dan bahkan belakang dirinya karena tidak ada satu pun orang yang dia temui.
Beberapa saat kemudian Alena pun sampai tepat berada dihadapan rumah ayah dan juga ibunya, namun terlihat halaman rumah tersebut berserakan dan bahkan hancur dengan pintu yang terbuka lebar, seketika Alena pun berlari memasuki rumah tersebut dengan rasa takut...
"Ayah!!!...Ibu!!!"
Teriak Alena sambil mengelilingi rumahnya, namun tak tampak ayah dan ibunya berada dirumah tersebut, seketika dirinya menangis dan ketakutan...
"ayah!!!...ibu kalian dimana???" (Teriak Alena dengan takut)
Tiba-tiba langkah kaki dan tangisan Alena pun terhenti ketika dirinya melihat paman Zeka yaitu adik ibunya berdiri tepat dihadapan pintu rumah tersebut.
"Paman!!!"
Teriak Alena sambil memeluk pamannya tersebut.
"Paman!...dimana Ayah dan Ibu?...kenapa mereka tidak ada dirumah??" (Tanya Alena dengan tergesah-gesah)
Terdiam paman Zeka sambil menyodorkan sebuah kotak yang berukuran sedang dikedua tangan Alena.
"Ini apa?...kenapa paman diam saja??...katakan padaku dimana ayah dan ibu??" (Tanya Alena dengan bingung)
"Alena...bukalah kotak itu sekarang" (Ucap paman Zeka dengan tatapan cemas)
Sekejab Alena pun membuka kotak tersebut dan menatap paman Zeka dengan bingung.
"Bacalah surat itu!" (Ucap Paman Zeka)
Kertas putih tersebut pun dibuka dan dibaca oleh Alena.
_________________________
Alena putriku...Ayah dan Ibu sangat mempercayaimu lebih dari siapapun...dan maafkan jika begitu banyak hal yang tidak sempat Ayah dan Ibu ceritakan kepadamu...termasuk tentang kutukan yang selama ini kau alami...jangan pernah membenci tuhan maupun dirimu sendiri...karena kutukan itu terjadi karena Ayah...Ayahlah yang telah membuatmu hidup penuh dengan ketakutan dan juga penderitaan...kutukan itu adalah hukuman yang Tuhan berikan kepada Ayah...karena Ayah telah melakukan dosa besar yaitu menciptakan dan memperlihatkan batu Amor dengan beberapa barang yang menentang kuasanya...termasuk koper yang pernah ayah berikan kepadamu...
Alena putriku...mohon maafkan Ayahmu ini nak...maafkan Ibumu ini nak...kami menutupi semua ini karena kami tidak ingin kau lebih menderita lagi dengan mengetahui bahwa Ayah memanglah Penyihir seperti yang mereka katakan kepadamu selama ini...Ayah memanglah bukan manusia yang kau pikirkan...apa kau ingat?...dongeng yang selalu ayah ceritakan padamu...yaitu Negeri Valmor...Negeri itu memang benar adanya...dan itu bukan hanya sebuah dongeng belaka...Negeri Valmor adalah tempat kelahiran Ayah...begitu banyak hal yang dulu terjadi kepada kita...cinta yang berubah menjadi benci adalah kunci sebuah kutukan dan kebencian yang saat ini menimpa kita maupun yang lainnya...
Namun pada intinya adalah Ayah dan Ibumu ingin kau melanjutkan hidupmu dengan sebaik mungkin...jangan pernah menyalahkan dirimu atas apa yang akan terjadi disuatu saat nanti...kau harus tetap hidup untuk kami...dan kau harus tetap bahagia untuk kami...namun kebenaran tetap harus terungkap...
Ayah dan Ibu sangat menyayangimu
_________________________
(Surat tersebut dituliskan dengan bahasa dan tulisan Valo)
_🎶🎶Adam Ragsdale_Blvd🎶🎶_ (Direkomendasikan untuk mendengarkan lagu tersebut ketika membaca bagian ini)
Jatuh air mata Alena membaca surat tersebut seketika dirinya terduduk lemas sambil memeluk kotak dan surat tersebut.
"Alena!...cepatlah ikut dengan paman...kau harus kedanau Tindai sekarang juga...pesan terakhir yang Ayahmu katakan padaku adalah...dia ingin kau pergi dari desa ini dengan perahu yang telah dia buat beberapa hari yang lalu!" (Ucap paman Zeka dengan cemas)
"Apa maksud paman??...kenapa paman mengatakan itu pesan terakhir???...dimana Ayah dan Ibuku???...dimana mereka paman???...dimana???" (Teriak Alena sambil menangis dan menggenggam tangan paman Zeka dengan kuat)
"Alena...tolonglah jangan menanyakan itu... sekarang kau tidak ada waktu untuk pergi dari sini...kau harus pergi dengan perahu itu!!!" (Ucap paman Zeka sambil menarik tangan Alena dengan menahan tangisnya melihat Alena menangis terisak-isak)
"Tidak!!!...aku tidak mau ikut dengan paman!!!...dimana Ayah dan Ibuku paman???...dimana mereka???...aku mohon katakan padaku!!!" (Berontak Alena sambil menangis)
Paman Zeka pun menarik paksa Alena hingga keluar dari rumah tersebut, namun Alena terus menerus memberontakan tubuhnya dan enggan mengikuti dirinya.
"Alena Cukup!!!!" (Bentak paman Zeka sambil menghentakan tangan Alena dengan keras)
Seketika tangis Alena pun terhenti ketika dirinya melihat paman Zeka yang tampak marah, dan terlihat kepulan asap hitam diatas langit dari arah Balai desa.
"Katakan padaku...apa yang sebenarnya sedang terjadi paman???...cepat katakan padaku!!!" (Teriak Alena dengan menatap tajam kearah paman Zeka dan juga kepulan asap hitam tersebut)
"Alena!!!...paman mohon sekarang tidak ada waktu untuk menjelaskan semuanya...kau harus segera pergi dari desa ini!!!" (Teriak paman Zeka dengan tegas)
"Kalau paman tidak ingin menjelaskan semuanya padaku...aku...yang akan mencari tahu semuanya!!!" (Ucap Alena dengan tatapan tajam)
Seketika Alena pun berlari dengan sekuat tenaganya mengarah balai desa, dan terlihat paman Zeka yang panik pun berlari mengejar Alena sambil membawa koper milik Alena.
Beberapa saat kemudian, di balai desa...
terlihat para kerumunan warga bersorak amarah sambil menggenggam obor dan juga senjata tajam dengan tatapan mereka yang mengarah kesatu tujuan, yang tidak lain adalah Vicentius dan Syerin yaitu Kedua orang tua Alena yang kini terlihat terikat diatas tiang tinggi, dengan dibawahnya api yang bergejolak hampir mengenai keduanya.
"Bakar mereka!!!...mereka adalah pembunuh!!!"
"Bahkan putri mereka adalah seorang penyihir berbahaya!!!"
"Mereka tidak pantas untuk hidup!!!"
Terduduk lemas Alena saat mengetahui hal tersebut, air matanya pecah dan jatuh tak tertahankan, nafasnya seketika sesak dan tak beraturan, melihat kedua orang tuanya berada diatas tiang dengan api yang bergejolak dibawahnya.
"Ayah...Ibu..." (Lemas Alena mengatakannya dengan rasa sesak didadanya)
Mengingat semua kenangan masa kecil dan juga masa dimana ia dan ayah ibunya bercanda ria, kini terlihat alis yang mengkerut kesakitan dari wajah kedua orang tuanya membuat Alena menangis terisak-isak.
Saat Alena hendak berteriak tiba-tiba paman Zeka menutup mulut Alena dan memeluk Alena dengan tangisan yang juga tak tertahankan.
Paman Zeka pun membawa Alena ketempat yang sedikit tersembunyi dari Balai desa tersebut.
Kini terlihat tangan paman Zeka berdarah yang disebabkan oleh gigitan Alena yang menahan untuk tidak berteriak.
Teriakan dan tangisan Alena seketika membeludak tak terkontrol, wajahnya berubah menjadi kemerahan dengan tangan yang terus menerus mengepal karena menahan amarahnya tersebut.
"Ayah!!...Ibu!!!...paman kita harus menyelamatkan Ayah dan Ibu!!!..aku harus menyelamatkan mereka!!!..lepaskan aku paman!!!...lepaskan aku!!!" (Teriak histeris Alena dengan memberontak dan hendak menghampiri ayah dan ibunya dibalai desa)
"Alena!!!...kau harus tenang nak kau harus kuat!!...kau harus ingat dengan keinginan terakhir orang tuamu...mereka ingin kau hidup bahagia...mereka ingin kau berhenti menyalahkan dirimu atas semua yang terjadi!!...dan mereka juga ingin kau tetap hidup untuk mereka!!!"
"Paman!!!...mereka membutuhkan pertolongan kita!!!...mereka membutuhkan pertolonganku!!!...aku harus menyelamatkan mereka!!!...akulah yang telah membuat mereka seperti ini!!!...itu semua karna aku!!!...ayah dan ibu seperti ini...itu semua karna aku!!!" (Teriak Alena dengan memberontak)
Paman Zeka pun memeluk Alena sambil mengelus kepala Alena untuk menenangkan Alena yang tampak tak terkontrol.
"Paman yakin ayah dan ibumu akan sangat bangga kepadamu kelak Alena!!...kau harus melakukan apa yang mereka katakan padamu melalui surat itu!!...mereka ingin kau pergi dari desa ini dengan perahu yang telah Ayahmu buat dibeberapa hari yang lalu...paman sangat percaya bahwa kau adalah anak yang baik...kau tidak mungkin mau menyakiti mereka semua...ini semua bukanlah karnamu!!!...ini semua telah tuhan gariskan kepada kita!!!...kau harus sadar dan kau harus kuat Alena!!!" (Ucap paman Zeka sambil menggenggam tangan Alena yang mengepal)
Perlahan Amarah Alena pun meredam, sekejap paman Zeka pun menuntun Alena untuk pergi ke danau Tindai, dengan kotak yang telah dimasukan kedalam koper milik Alena.
》》》》》》》
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Joen Marlina Lengkey
😭😭😭
2021-04-15
1
Indah🍑
sad bangeeett😭😭😭😭
2021-02-14
1
ᴬˡᵉᵗᵃ🤡
Siapa yang naro bawang disini ya ampuuunn masih pagi ini eon udah bikin aku bengep aja😭😭
2021-02-14
2