♡LOVE IN VALMOR♡
Apartement Afsorin, yaitu apartement yang telah menjadi rumah kedua Alena selain rumah utamanya dikota tersebut.
Terlihat sepi dan tenang Merin merangkul Alena dengan jaket dan topi hitam yang menyelimuti Alena, namun tiba-tiba sebuah telur terlemparkan dan mengenai kepala Alena.
"Pembunuh!!...kau telah membunuh putraku!!!...kau adalah Monster!!!...aku akan membunuhmu!!!...tega-teganya kau membunuh kekasihmu sendiri yaitu putraku!!!" (Teriak seorang wanita tua dengan berpakaian serba hitam)
"Tante Mega!!...tenanglah!!...kasus ini sedang diselidiki....kau tidak bisa mengatakan hal seperti itu!!!" (Teriak Merin sambil memeluk Ibu Mega yang rupanya adalah Ibu dari seorang Malvin yaitu kekasih Alena yang meninggal secara mengenaskan dimalam ia dinner dengan Alena)
"Tante percayalah padaku!...aku pun tidak ingin hal itu terjadi!!...aku mohon percayalah padaku!!" (Ucap Alena sambil menangis)
"Kau!!!...Pembunuh!!!...benar semua dugaan yang mereka katakan tentangmu!!...kau adalah penyihir!!!...kau telah menyihir semua Pria untuk jatuh Cinta padamu!!!...kau adalah penyihir!!!..kenapa?...kenapa kau membunuh putraku??..kenapa???" (Teriak Ibu Mega sambil menangis)
"Alena pergilah...cepat!!!...security!!..security!!!...apakah kalian bodoh?!...kenapa kalian tidak membantuku?!!" (Teriak Merin dengan kesal)
Alena pun berlari dengan sekuat tenaganya dan menaiki lift.
Disisi Lain...Valmor...
Ruang makan keluarga kerajaan terisi penuh oleh keluarga kerajaan, jendral dan juga menteri yang merayakan pelantikan pangeran Avan, namun tak terlihat pangeran Avan berada diruang makan tersebut yang membuat para jendral dan menteri berbisik kebingungan dengan tingkah pangeran mahkota mereka.
"Saat ini kondisi pangeran Avan sedang tidak baik...maklum saja dia baru membawa kemenangan besar untuk Kerajaan Valmor...perang besar yang dia pimpin telah melukai sebagian tubuhnya...tapi dalam beberapa hari kedepan kondisinya akan membaik" (Ucap Raja Velix dengan tersenyum)
"Dia memang pantas menjadi pangeran mahkota...dia bahkan bisa mengalahkan Pangeran Xritan dari Kerajaan Xhameria...itu adalah kemenangan terbesar yang Valmor dapatkan dari Pangeran Avan...Hidup Pangeran Avan!!!" (Ucap jendral Gerain sambil mengangkat Gelasnya sebagai tanda hormat)
"Hidup!!!" (Sorak para Jendral dan menteri lainnya)
Perayaan pun berlanjut dengan kegembiraan namun berbeda dengan yang saat ini terlihat disebuah ruangan redup dan juga dingin.
Terlihat Avan yang tanpa jubahnya menatapi tubuhnya dihadapan Cermin besar.
"Pangeran!...izinkan saya mengoleskan obatnya!" (Ucap Tabib Nars seorang tabib besar dikerajaan Valmor)
*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...pakaian beserta latar bukanlah yang tergambar pada cerita)
"Silahkan" (Ucap Avan sambil menghelakan nafasnya)
Tabib Nars pun mengoleskan obat-obatan herbal pada bekas sayatan pedang yang ada dipundak sampai dada Avan dengan perlahan.
"Pangeran...apakah pangeran merasakan sakit yang sama seperti dimalam itu?" (Tanya Tabib Nars dengan cemas)
"Tidak...aku hanya merasakan sakit saat dimalam itu saja...menurutmu apakah itu bisa diartikan bahwa kutukan yang ada didalam diriku kembali lagi?"
"Itu bisa saja...karena di 5 veva yang lalu kau hanya meminum darah Zura separuhnya saja...tentu saja kutukan yang ada pada dirimu tidak hilang sepenuhnya...kau membutuhkan darah Zura kembali untuk melengkapi sisanya"
"Apakah mungkin...aku bisa menemukan darah Zura kembali?" (Tanya Pangeran sambil mengepalkan tangannya)
"Itu adalah hal yang sangat sulit ku jawab...karena darah Zura hanya dimiliki bagi insan yang tidak murni...dia terlahir didua darah yang berbeda...senyumannya menumbuhkan bunga disekitarnya...namun amarahnya mampu membunuh seseorang dengan auranya...dan kekuatan terbesar yang dia miliki adalah dia mampu membuat semua kutukan menjadi sirna namun juga bisa membuat sebuah kutukan menjadi bencana!" (Ucap Tabib Nars sambil menekan luka Pangeran Avan)
Terlihat Avan hanya mengkerutkan alisnya karena menahan rasa sakit pada bagian pundak dan dadanya.
Disisi lain...BUMI...
Air shower yang dingin menetes tepat ditubuh Alena yang meringkup kedinginan dibawah shower tersebut.
"Ayah...Ibu!...maafkan Alena...kini semakin banyak orang yang meninggal karena ku...mereka benar aku adalah penyihir...aku adalah monster!!" (Ucap Alena dengan meringkup gemetar)
Saat Merin masuk kedalam Apartement Alena, dirinya tak menemukan Alena didalam kamarnya, dengan cepat Merin pun masuk kedalam kamar mandi dan menyelimuti Alena dengan selimut.
"Kenapa kau selalu membuatku khawatir hah?!!...apa kau bodoh??...kau selalu saja menyalahkan dirimu atas perbuatan buruk yang mereka lakukan padamu!!!" (Menangis Merin sambil memeluk Alena dengan selimut)
Beberapa saat kemudian terlihat Merin yang sedang mengusapkan rambut Alena dengan handuk.
"Aku sudah menghubungi pengacara yang akan memegang kasus ini...5 hari lagi sidang pertamamu akan dimulai...lusa kau harus menemui Pengacaramu untuk menceritakan semua yang terjadi dimalam itu!" (Ucap Merin sambil mengusap rambut Alena)
"Merin...!"
"Heem kenapa?..."
"Apa kau mempercayaiku?"
"Apa yang kau ucapakan?...tentu saja aku sangat mempercayaimu!"
"Lalu bagaimana dengan mereka?...apakah mereka akan percaya dengan apa yang akan ku katakan?"
Seketika Merin terdiam, Merin pun menatap Alena dari cermin yang kini ada dihadapan mereka.
"Alena...apa kau mempercayaiku?"
"Tentu saja!"
"Apa kau mau...menceritakan apa yang terjadi dimalam itu?"
"Malam itu?...setelah kita pulang dari acara Award...Malvin memintaku untuk menemuinya direstaurant Havard........
2 hari yang lalu....
"Kau yakin ingin menemuinya Len?" (Tanya Merin dengan ragu sambil melirik Alena dari spion tengah)
"Aku harus mengakhiri hubungan palsu ini...aku tidak ingin membohongi para Fansku" (Ucap Alena dengan cemas)
"Baiklah!"
Alena pun keluar dari mobil tersebut dan memasuki sebuah restaurant yang tidak lain adalah restaurant Havard.
Terlihat Malvin yang sedang meminum kopi bergegas melambaikan tanganya dan tersenyum menatap Alena yang baru saja masuk kedalam restaurant tersebut.
*(Foto ini hanya ilustrasi gambaran tokoh pada cerita...latar dan ekspresi pada gambar bukanlah yang terlihat pada situasi cerita)
"Kenapa kau lama sekali?" (Tanya Malvin dengan tersenyum)
Seketika Malvin memeluk Alena dan tersenyum smirk ketika dirinya melihat para Paparazi yang telah memotret dirinya bersama Alena.
"Malvin!...kau tau aku tidak menyukai ini!" (Ucap Alena dengan malas sambil mendorong Malvin dengan perlahan)
"Baiklah...sekarang duduklah...mereka telah menantikan foto Dinner kita!" (Bisik Malvin sambil menarikkan kursi yang akan diduduki Alena)
Alena pun duduk sambil menatapi sebuah kotak yang ada dihadapannya.
"Itu apa?" (Tanya Alena sambil menatap kotak tersebut)
"Alena...aku mengajakmu dinner...sebenarnya aku ingin memberikan ini kepadamu!..." (Tersenyum Malvin sambil menyodorkan kotak tersebut dihadapan Alena)
Tanpa berbasa-basi Malvin pun membukakan kotak tersebut dihadapan Alena.
"Cincin??"
"Iya ini adalah cincin...Alena Vins...Apakah kau mau menikah denganku??" (Seketika berlutut dihadapan Alena dengan senyuman)
Dalam sekejap suara jepretan dan kilatan kamera paparazi pun terdengar dan terlihat samar didalam restaurant tersebut.
Tubuh Alena pun seketika kaku matanya mencari suara jepretan kamera tersebut yang berangsur-angsur terlihat jelas menangkap kondisi yang kini sedang ia hadapi.
Seketika Alena pun memeluk Malvin dan berbisik.
"Malvin!...apa kau lupa?...hubungan kita hanyalah sebuah kepalsuan!...ini semua tidak benar...aku datang kesini karena aku ingin mengakhiri hubungan palsu ini!" (Bisik Alena sambil memeluk Malvin)
"Alena...apa kau juga lupa?...semua Fans kau dan aku...merekalah yang menjodohkan kita berdua...merekalah yang meminta kita untuk menjalani hubungan ini...mereka bahkan membuat fanbase Malen Couple untuk kita berdua...lalu apa lagi yang kurang dari itu semua?...mereka meminta kita untuk menjadi pasangan sesuai dengan imajinasi mereka...apa kau tidak lihat di media sosial?...bahkan mereka mengedit foto dan juga Video tentang kita berdua...dan kau tau?...semua foto video dan bahkan nama Couple kita trending diseluruh dunia...mereka menjadikan kita sebagai Pasangan terbaik...lalu apa yang membuatmu ingin mengakhiri ini semua??" (Bisik Malvin sambil mengusap rambut Alena)
"Malvin!!...aku tidak pernah dan bahkan tidak akan pernah mencintaimu!...hubungan kita hanyalah sebuah kepalsuan...aku tidak ingin menipu Fans dan juga semua orang atas hubungan kita lebih lama lagi!" (Bisik Alena)
Seketika Alena pun melepaskan pelukannya pada Malvin.
"Malvin!...kita harus mengakhiri semuanya!!" (Ucap Alena sambil mengembalikan kotak cincin tersebut pada Malvin)
Seketika jepretan Kamera semakin ramai dan juga bising ditelinga Alena, seakan semua mata tertuju padanya.
"Tidak!...kita tidak bisa mengakhiri hubungan ini!...apa kau ingin mengecewakan para Fans mu?...kita adalah pasangan yang sangat mereka dambakan...lalu bagaimana bisa kau menghancurkan imajinasi dan juga harapan mereka?" (Ucap Malvin sambil memeluk Alena kembali)
"Malvin!...aku tidak bisa melanjutkan hubungan palsu ini!!...kita harus mengakhiri kebohongan ini!!" (Mencoba mendorong Malvin)
Saat Alena mencoba mendorong Malvin yang kini memeluknya tiba-tiba Malvin mencium bibir Alena dengan paksa, dan mendekapkan wajah Alena dengan kuat.
"Heeemm!....Vin...heemmm!!" (Meringis kesakitan Alena sambil mendorong Malvin dengan kuat)
Alena terus menerus mencoba untuk mendorong Malvin yang mencium bibir nya dengan kasar, namun usahanya pun gagal. seketika Malvin menggila dan mencoba membuka pakaian Alena dengan paksa.
Suara jepretan kamera dan juga para pengunjung restaurant pun seketika merekam aksi yang dilakukan Malvin kepada Alena tersebut, alih-alih menolong Alena, mereka justru merasa senang dan merekam adegan tersebut.
Kini terlihat pakaian Alena hampir terbuka oleh Malvin.
"Malvin!!...aku mohon hentikan!!!" (Menangis Alena sambil mendorong Malvin dengan gemetar)
Saat Malvin mencoba menyentuh bagian intim Alena, seketika Alena berteriak menjerit dengan amarah dan juga rasa malunya.
"Tidaaakk!!!!...aku mohon jangan membuatku marah!!!" (Teriak Alena dengan keras)
Seketika Malvin yang sedang menciumi tubuh dan ingin menyentuh bagian intim Alena pun terbatuk dan mengeluarkan darah pada mulutnya.
Semua tatapan orang yang ada disana pun seketika terbelalak dan ketakutan melihat kondisi Malvin yang sangat menakutkan.
Tubuh Malvin menjadi biru dan juga mulutnya mengeluarkan darah yang tak terhenti.
"Ya tuhan apa yang terjadi pada Malvin???...apakah dia diracuni???"
"Ya tuhan dia diracuni oleh Alena...kekasihnya sendiri!!!"
"Wanita itu pembunuh!!!"
"Sangat mengerikan!!!...dia memanglah wanita penyihir!!!"
Bisik para pengunjung restaurant dan juga wartawan yang ada di restaurant tersebut.
Seketika Alena pun merapikan pakaiannya dan berlari sekuat tenaganya untuk keluar dari restaurant tersebut dengan menangis ketakutan.
Saat ini....
"Dan kini...aku akan bertanya kepadamu Rin...apakah mereka akan percaya dengan apa yang kukatakan nanti?...kejadian dimalam itu adalah kelima kalinya aku membunuh seseorang...aku telah membunuh mereka semua karena mereka membuatku marah dan ketakutan!" (Ucap Alena sambil menangis)
"Tidak Lena...kau tidak sengaja membunuh mereka...itu adalah kesalahan mereka sendiri...mereka telah melakukan hal yang keji kepadamu...mereka pantas mendapatkan itu!!!" (Ucap Merin sambil memeluk Alena)
Waktuku kecil, aku tidak bisa berbicara maupun mengeluarkan suara pada mulutku, namun disuatu hari ketika aku bermain disebuah danau.
Aku melihat sebuah pusaran air yang sangat mengerikan tepat dibawah jembatan yang ada di danau tersebut, tak lama aku pun terjatuh kedanau tersebut, namun anehnya pusaran air tersebut mengeluarkan suara dengan bahasa yang sangat asing dipendengaranku, dan hanya satu kata yang bisa kuingat dari begitu banyak kata dan suara yang ku dengar dari pusaran air tersebut yaitu "VARAVENZA".
Dan tepat setelah kumendengar kata tersebut seketika mulutku berucapkan kata tersebut dengan lantangnya.
"Varavenza!!" (Ucap Alena kecil dengan ketakutan menatap didalam pusaran Air tersebut terlihat seperti bayangan seorang anak kecil yang bersayap hitam menatap dirinya)
Dihari itu telah merubah segalanya yang ada pada diriku, aku bisa berbicara namun aku juga bisa membunuh seseorang melalui amarahku seperti halnya sebuah kutukan yang membutuhkan tumbalnya.
Ayah dan Ibuku menolong dan memelukku dengan erat saat mereka menemukan ku terjebur didanau tersebut dengan tubuhku yang gemetar, ketakutan dan menangis.
Kata VARAVENZA pun terucap dibibirku, dan saat itulah Ayahku terkejut dengan apa yang ku ucapkan, karena Ayahku bilang kata VARAVENZA berasal dari bahasa Valo yaitu bahasa yang digunakan pada kampung halamannya.
*(VARAVENZA : CINTA SEJATI)
Mulai saat itu ayahku mengajariku bahasa Valo dan Indonesia, hingga saat ini bahasa yang digunakan ayah dan juga diriku adalah bahasa Valo, sedangkan ibuku, dia hanya bisa menggunakan bahasa Indonesia dan sedikit memahami bahasa Valo.
Ayahku bilang, ada begitu banyak rahasia tentang diriku yang tidak bisa ia ceritakan semuanya kepadaku. yang pasti, sejak kukecil jika aku tidak bisa menahan amarahku, maka orang yang membuatku marah akan mati seperti yang terjadi pada Malvin, tubuh mereka berubah menjadi biru dan mulut mereka mengeluarkan darah tanpa terhenti sampai darah mereka benar-benar habis.
Penyihir, Monster, dan bahkan Pembunuh adalah julukan yang sering kudengar dari mereka kepadaku.
Seperti halnya bunga Mawar, terlihat cantik sampai membuat mereka lupa bahwa durinya bisa melukai mereka.
Aku adalah Mawar itu, mereka tertarik dengan kecantikan yang kumiliki, namun mereka sering sekali lupa dengan apa saja yang pernah terjadi kepada orang-orang yang pernah dekat denganku, yaitu mati dengan mengenaskan.
Kutukan yang ada pada diriku bukan hanya sampai disitu saja, tidak cukup dengan kematian yang bisa terjadi karena amarahku, aku pun juga dikutuk untuk tidak akan pernah merasakan cinta pada diriku.
Selama hidupku, aku tidak pernah mencintai siapapun, termasuk kepada kedua orang tuaku, aku tidak pernah merasakan getaran rasa cinta maupun bahagia didalam hidupku.
Senyumku dan juga tawaku yang terlihat oleh mereka hanyalah topeng untuk menutupi betapa kejamnya diriku. aku pembunuh, aku Penyihir, aku Monster, dan aku adalah Iblis, mereka benar!!.
Sayatan pisau sering kusayatkan pada pergelangan tanganku, namun lagi-lagi aku bisa diselamatkan.
Setiap kali ku terbangun dan mendengar suara nafasku, rasanya aku membenci diriku dan juga tuhan.
Kenapa tuhan memberiku kutukan yang sangat mengerikan seperti ini?
Kenapa harus aku?
Bukankah banyak didunia ini manusia yang lebih kejam dariku?
lalu kenapa harus aku?
Hingga kini aku pun masih membenci diriku dengan kutukan yang tuhan berikan padaku ini.
"Merin!" (Ucap Alena dengan lemas)
Merin pun menatap Alena...
"Ada apa Len?..."
"Aku ingin pulang!"
"Tapi...lusa kau harus menemui pengacaramu"
"Aku ingin menemui Ayah dan Ibuku...mereka pasti sudah mendengar berita tentang Malvin...aku tidak ingin mereka khawatir denganku!"
"Baiklah...aku akan mengantarmu" (Ucap Merin dengan cemas)
》》》》》》》
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
@aini*_Thalita
semangat Thor
2021-05-12
1
Joen Marlina Lengkey
apa mungkin Alena pemilik darah zura
2021-04-15
1
fha_flow8
Malvin ganteng pas liat pict nya
gak jadi ganteng pas tau kelakuannya
agak potek pas tau dia death
maunya ati ni gimana si....
blm pernah se excited ini baca novel online 😭
bagus bgt mamaaaakkk:'(
2021-02-13
7