♡LOVE IN VALMOR♡
Langit sore di sebagian kedua planet tersebut ditatapi mendalam oleh Alena dan juga Avan.
Alena menatapi cahaya orange pada langit dari jendela mobil yang ia naiki saat ini menuju desa Tindai, sedangkan Avan menatapi langit orange yang bercorakkan biru mengkristal dari kamar pribadinya.
Kini keduanya menatapi warna yang sama di tempat yang berbeda.
"[Warna orange ini adalah warna kesedihan terdalam...karna sore adalah waktu dimana siang kan pergi dengan terangnya dan malam kan datang dengan gelapnya]" (Ujar Alena menatapi tangannya yang terkena cahaya orange dari jendela mobil)
Terlihat bekas sayatan pada pergelangan tangan Alena.
"[Sore adalah waktu dimana kejahatan dan kesedihan hadir dengan diiringi tenggelamnya matahari...dan sore adalah titik dimana takdir bisa berubah tanpa kita duga...karena sore adalah awal dan juga akhir dari sebuah waktu]" (Ujar Avan menatapi tubuhnya dari sebuah cermin besar yang terkena cahaya orange dari jendela kamarnya)
Terlihat bekas sayatan pedang pada dada Avan.
Kedua bekas sayatan itu adalah sebuah bukti keterpurukkan dan kesedihan apa saja yang pernah mereka lalui, namun mereka hanya menganggap bahwa bekas sayatan itu adalah sebuah bukti bahwa mereka bisa hidup dengan baik hingga saat ini.
Avan dan Alena pun kembali menatapi cahaya orange dari langit sore tersebut dengan beberapa kenangan yang muncul di ingatan mereka.
"[Setiap kali ku mengingat masa itu...mengapa semua yang kuingat tidak pernah beraturan?...kejadian itu...aku selalu merasa ada hal yang sangat aneh dan tidak lengkap?]" (Ujar Alena didalam hatinya dengan mengingat kejadian pusaran air dianau Tindai saat ia masih kecil)
"[Hari itu seharusnya tidak pernah terjadi!...jika seandainya aku tau apa saja yang akan terjadi setelah hari itu...maka aku ingin...membuatnya tidak datang kepadaku!...aku tidak seharusnya menariknya!...aku tidak seharusnya menahannya!...dan aku...tidak seharusnya tersenyum padanya!...karena itu semua...telah membunuhnya!!...akulah!...yang telah membunuhnya!!]" (Ujar Avan didalam hatinya dengan mengingat kejadian pusaran air didanau Xeverania saat ia masih kecil)
Alena pun menutupi bekas sayatan pada pergelangan tangannya dengan sebuah plaster, sedangkan Avan dia hanya menutupi bekas sayatan pada dadanya tersebut dengan sebuah kain putih.
"Prajurit!!" (Ujar Avan sambil memakai jubah miliknya)
"Iya pangeran!!"
"Siapkan danau Xeverania...aku ingin merendamkan diriku disana!!" (Ujar Avan sambil melepaskan mahkota miliknya)
"Segera pangeran!!"
"Merin..." (Ujar Alena menatapi Merin yang sedang mengemudi)
"Heem?"
"Aku ingin kau tidak perlu mencemaskan aku lagi"
"Ke..kenapa?...kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal itu...kau membuatku khawatir!" (Ujar Merin dengan cemas)
"Karena setelah ini...aku akan menjalani hidupku lebih baik lagi...jadi kau tidak perlu mencemaskan aku lagi Rin!" (Ujar Alena dengan tersenyum menatap Merin)
"Kau selalu mengatakan padaku...bahwa kau akan menjalani hidupmu lebih baik!...tapi setelah kata-kata itu muncul dari bibirmu...kau selalu dalam masalah!!...hentikan Len!!!...jangan membuatku gila karna mengkhawatirkanmu!!...aku harap ini adalah terakhir kalinya kau membuatku gila seperti ini!!...apa kau paham???" (Ujar Merin dengan kesalnya melirik Alena dari spion tengah)
kini terlihat Alena tersenyum menatapi Merin yang sedang menyetir, namun berbeda dengan Avan, terlihat raut wajahnya yang sangat dingin dan juga frustasi.
langkah kaki Avan yang melangkah dengan gagahnya menuju danau Xeverania dipandangi oleh seorang pria setengah tua berambut putih dan berkulit putih pucat dengan tersenyum.
"[Ini adalah awal dan akhir dari sebuah kisah lama!!]" (Ujar pria tersebut dengan tersenyum menatapi Avan yang jalan menuju danau Xeverania)
》》》》》》》
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Nailil Ilma
yuk kak semangat up...
Jangan lupa mampir di Cinta Anak Pesantren
2021-05-11
0
Joen Marlina Lengkey
lanjut
2021-04-15
1
fha_flow8
loh bersambung....
aaaakkhhhhhh... semangat Eon Nahda💜💜💜💜
2021-02-13
2