Devina benar-benar tidak memiliki kekuatan lagi sesaat setelah Ziko mengakhiri malam panas mereka ketika lewat tengah malam. Nafas Devina masih terengah dengan Ziko yang masih berada di atasnya sambil memeluknya, lelah sekali.
Sejak tadi Ziko tidak mau berhenti hingga membuat Devina hanya bisa pasrah saja dibuatnya, tapi kali ini Devina sudah sangat lelah dan Ziko yang mengerti langsung menghentikan permainannya. Sebuah ciuman di lehernya dapat Devina rasakan dan dia merasa sangat lega ketika Ziko kini berbaring disampingnya.
Tidak lupa Ziko juga menarik selimut untuk menutupi tubuh polos Devina lalu dia menatap Devina dengan senyuman.
"Capek?"
"Heem capek mau tidur." Kata Devina pelan
Ziko tersenyum sambil mengusap sayang pipi istrinya dan Devina berbalik lalu memeluknya dengan manja.
Tak butuh waktu lama bagi Devina untuk terlelap karena dia memang sudah sangat kelelahan akibat ulah suaminya. Sejak habis makan malam hingga lewat tengah malam Ziko baru berhenti dan Devina sangat lelah serta mengantuk.
Menunduk untuk melihat Devina yang terlelap Ziko tersenyum sambil mengusap rambut hitamnya dengan penuh kelembutan. Malam ini dia bahagia sekali dan tentu saja Ziko tidak akan membuat Devina hamil lebih dulu karena Devina bilang dia belum siap dan masih ingin kuliah dulu.
Ziko juga tidak masalah karena dia memang masih ingin menghabiskan waktu berdua dulu bersama dengan Devina dan benar setidaknya sampai mereka lulus kuliah.
"Capek banget ya? Maaf sayang sekarang kamu bisa tidur nyenyak." Kata Ziko sambil mencium puncak kepala Devina dengan sayang
Bahagia sekali Ziko bisa menikah dan menjadi suami Devina.
¤¤¤
Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh dengan penuh kelembutan Ziko berusaha membangunkan Devina yang masih terlihat sangat nyenyak dalam tidurnya. Tersenyum manis Ziko mencium singkat bibir Devina membuat gadis itu akhirnya terusik dalam tidurnya dan membuka mata.
Masih terlihat sangat mengantuk Devina merengek pelan dan mengatakan kalau dia masih ingin tidur, tapi Ziko memintanya untuk bangun karena mereka harus sarapan. Tentu saja Ziko sangat tau Devina tidak boleh melewatkan sarapannya karena hal itu tidak baik untuk Devina.
Ziko sudah selesai mandi dan berganti pakaian makanya dia membangunkan Devina sekarang.
"Emm Ziko masih ngantukk." Kata Devina
"Iya Vina, tapi kamu bangun dulu kita harus sarapan." Kata Ziko
Memasang wajah cemberutnya Devina bangun dari tidurnya dan duduk, tapi dia meringis sakit ketika merasakan perih di bagian bawahnya.
"Akh"
Menatap suaminya dengan bibir mengerucut Devina benar-benar membuat Ziko merasa gemas.
Tentu saja Ziko tau alasan kenapa Devina merasakan sakit disana, dia adalah jawabannya.
"Ziko sakitt." Kata Devina dengan manja
"Apanya yang sakit?" Tanya Ziko pura-pura tidak tau
"Punya Vina sakitt gara-gara Ziko." Kata Devina pelan
"Sakit banget?" Tanya Ziko
Dia jadi merasa bersalah sekarang.
"Heem kalau gerak sakit." Kata Devina
Ziko baru ingin bicara, tapi Devina sudah lebih dulu mengeluarkan suara.
"Kata Ziko sakitnya sebentar, tapi sekarang masih sakit." Kata Devina
Astaga Devina polos sekali.
"Iya nanti hilang kok sakitnya." Kata Ziko sambil mengusap sayang pipi Devina
"Ziko udah mandi?" Tanya Devina
"Hm udah makanya aku bangunin kamu kita harus sarapan." Kata Ziko
"Vina gimana turunnya? Sakitt." Kata Devina dengan bibir mengerucut
"Yaudah nanti aku bawaiin makannya ke kamar aja ya?" Kata Ziko
"Enggak mau masa Vina makannya di kamar." Kata Devina
"Terus gimana?" Tanya Ziko
Devina menggelengkan kepalanya pelan pertanda bahwa dia tidak tau.
"Yaudah yang penting kamu mandi dulu." Kata Ziko
"Em gendong ke kamar mandinya." Kata Devina manja
Tertawa kecil Ziko langsung menuruti permintaan Devina dan membawa gadis itu ke kamar mandi.
"Baju Vina?"
"Iya aku ambilin." Kata Ziko dengan senyuman
"Em mau pakai dress aja yang selutut." Kata Devina
"Iya sayang"
Setelah itu Ziko pergi ke lemari untuk mengambil pakaian milik Devina dan membawanya ke kamar mandi.
"Aku taruh sini ya?" Kata Ziko
"Heem"
"Yaudah Ziko mau ke bawah dulu sebentar tadi Mama manggil." Kata Ziko
Mendengar gumaman yang Devina berikan Ziko tersenyum lalu keluar dari kamar mandi dan pergi ke bawah untuk menemui kedua orang tuanya. Senyuman manisnya mengembang dengan sempurna membuat kedua orang tuanya yang melihat hal itu ikut tersenyum.
Begitu Ziko datang Nazwa langsung memeluk serta menciumnya dengan sayang lalu meminta duduk di samping Zidan.
"Vina mana sayang?" Tanya Nazwa
"Apa Ma?" Kata Ziko
"Vina mana?" Tanya Nazwa lagi
Ziko salah tingkah sendiri mendengarnya.
"Ada Ma lagi mandi." Kata Ziko
"Nanti kamu panggil suruh turun untuk makan ya?" Kata Nazwa
Ziko ingin menyampaikan sesuatu, tapi Nazwa sudah lebih dulu pergi ke dapur dan meninggalkan Ziko yang kini menghela nafasnya pelan.
"Kenapa Ziko?" Tanya Zidan
"Eh itu Pa sebenarnya Vina... gimana ya Pa ngomongnya?" Kata Ziko bingung
Zidan menatap anaknya dengan penuh tanda tanya, tapi Ziko malah menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Kamu ini kenapa Ziko?" Tanya Zidan tidak mengerti
"Pa masa tidak mengerti? Ziko tidak mungkin mengatakan kalau tadi malam kami... ah Pa gak bisa bilangnya." Kata Ziko
Zidan mengerutkan dahinya bingung, tapi sesaat setelahnya dia yang baru saja sadar bahwa anaknya itu baru saja menikah mengangguk faham dan tersenyum geli.
"Iya iya Papa ngerti nanti kamu bawakan saja sarapan untuk istri kamu." Kata Zidan membuat Ziko langsung tersenyum mendengarnya
"Loh Vina belum turun?" Tanya Nazwa yang baru saja kembali sambil membawa makanan
Ziko semakin bingung kalau harus menjelaskan ke Mama nya karena sama seperti Devina terkadang Mama nya sulit untuk mengerti.
"Itu Ma nanti biar Zi..."
Belum sempat menyelesaikan perkataannya Nazwa sudah bicara lebih dulu dan mengatakan bahwa dia saja yang akan memanggil Devina ke kamar.
"Yaudah Mama aja yang panggil Vina." Kata Nazwa dengan senyuman
"Ma gak usah Ma nanti Ziko aja yang bawaiin Vina makan." Kata Ziko
"Kamu bawaiin Vina makan? Loh kenapa gak makan bareng-bareng aja sayang?" Tanya Nazwa bingung
"Masalahnya Ma tadi malam..."
"Kenapa?" Tanya Nazwa menunggu anaknya melanjutkan apa yang akan dia ucapkan
"Vina kelelahan Ma." Kata Ziko
"Tapi, tadi malam Vina bilang dia gak capek kok malah dia maksa mau bantuin Mama." Kata Nazwa
"Ma sudah makan dulu." Kata Zidan
"Loh nanti dong Pa kita nunggu Vina turun dulu biar sarapan sama-sama." Kata Nazwa
"Nanti Ziko yang bawaiin Vina makan." Kata Zidan
"Tapi, kenapa Pa? Mama kan mau sarapan sama Vina juga." Kata Nazwa
Zidan menghela nafasnya pelan.
"Ma mereka ini habis menikah masa kamu gak ngerti." Kata Zidan
"Ngerti apasih? Papa sama Ziko yang gak tau ngomong apa." Kata Nazwa
"Vina enggak bisa keluar kamar Ma." Kata Ziko
Nazwa terdiam sejenak, tapi setelahnya dia membulatkan matanya dan menatap Ziko dengan raut wajah cemas.
"Vina sakit? Ya ampun Ziko kenapa kamu gak bilang? Mama mau lihat Vina dulu." Kata Nazwa yang ingin pergi membuat Ziko langsung menahan tangannya
"Ma sudah duduk sini sarapan." Kata Zidan
"Papa apaan sih? Orang menantunya lagi sakit juga malah mikirin makan aja." Kata Nazwa kesal
"Mama mereka ini pengantin baru." Kata Zidan
"Ya terus kena...."
Nazwa menghentikan perkataannya lalu menatap Ziko dengan mata membulat sempurna.
"Zikoo"
Ziko hanya menunjukkan cengirannya saja lalu mengatakan kalau nanti dia akan membawa makan ke kamar.
"Kamu ini! Cepat bawakan menantu Mama makan!"
¤¤¤
Sejauh ini suka gak sama ceritanya??
Gemas banget sama si Vina😶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Nouna Chaca
ziko nakal sekali sm anak sepolos vina
2024-10-02
0
juli8ri
masih asyikk untuk di baca
2023-01-21
0
Angelina Sitinjak
up
2022-04-02
0