"Vina disana baik-baik ya?"
Perkataan Fahisa itu Devina jawab dengan anggukan serta senyuman lalu gadis itu mendekat dan memeluk Fahisa dengan sangat erat membuat wanita paruh baya itu tersenyum sambil membalas pelukannya. Setelah cukup lama berpelukan Fahisa menjauhkan tubuhnya lalu mencium seluruh wajah Devina dengan sayang dan mengusap pipinya.
Setelah satu minggu berlalu Ziko akan membawa Devina pergi ke rumahnya untuk tinggal disana bersama orang tuanya juga dan sekarang mereka sedang berpamitan pada kedua orang tua Devina serta Devano. Mereka terlihat sangat sedih, tapi tetap tersenyum demi membuat Devina merasa lebih baik dan tidak berat untuk ikut bersama suaminya.
Selesai memeluk Fahisa kini Devina berdiri di dekat Daddy nya dan tersenyum lalu memeluknya tak kalah erat bahkan matamnya mulai berkaca-kaca.
"Vina bakal kangen Daddy nanti Vina kesini terus sampai Daddy bosan." Kata Devina membuat semuanya tertawa mendengar perkataan itu
"Daddy gak akan bosan sayang." Kata Daffa
"Bosan nanti Vina datang ke rumah terus ke kantornya Daddy juga." Kata Devina
"Lakukan Devina." Kata Daffa dengan senyuman
Setelah cukup lama berpelukan Devina melepaskan pelukannya lalu mencium pipi Daddy nya dengan sayang dan melakukannya hingga berkali-kali kemudian Daffa melakukannya juga, dia mencium kedua pipi serta kening anaknya.
Begitu selesai Devina berjalan ke arah Devano lalu belum melakukan apapun dia sudah menangis dan memeluk kembarannya dengan sangat erat bahkan lebih erat. Tidak mengatakan apapun Devina malah terisak kuat membuat Devano mengeratkan pelukannya dan mencium puncak kepalanya dengan sayang.
"Udah Vin." Kata Devano
"Enggak... enggak Vina mau nangiss." Kata Devina sambil terisak
"Udah jangan nangis nanti jadi jelek." Kata Devano
"Mau peluk Vano yang lama." Kata Devina
"Vin nanti kita masih bisa sering ketemu kok kalau kamu kuliah dan kita sama-sama ada jam kosong nanti aku nemuin kamu." Kata Devano
"Nantii masih mau pelukk." Kata Devina manja
"Yaudah iya nanti aja." Kata Devano
Membiarkan Devina memeluknya untuk waktu yang lama sampai akhirnya gadis itu menjauhkan sendiri tubuhnya lalu menatap Devano dengan penuh kesedihan. Mengerucutkan bibirnya Devina menangkup wajah Devano dan mencubit kedua pipinya cukup kuat lalu mencium kedua pipi serta keningnya lama.
Setelah selesai Devina menatap Devano dalam diam dan kembarannya itu tersenyum sambil mengusap kepalanya dengan sayang.
"Udah jangan sedih kita masih satu kota cuman butuh waktu sebentar kalau mau ketemu." Kata Devano menenangkan
Sebenarnya pria itu juga sama sedihnya, tapi kalau dia juga sedih atau menangis Devina bisa semakin menangis nantinya dan Devano tidak mau.
"Vano pasti kangan aku kan?" Kata Devina
"Enggak"
"Ihh kangen! Harus kangen!" Kata Devina
Devano tertawa karena lucu melihat Devina mengatakan hal itu dengan wajah galak serta wajahnya yang memerah sempurna.
"Iya Vin aku bakal kangen banget sama kamu." Kata Devano sambil mencubit pelan pipinya
"Vina pergi dulu ya? Nanti Vina bakal sering bangett main kesini terus Vina bakal samperin Vano di kampus." Kata Devina
"Iya Vin"
Devina memeluknya sekali lagi lalu dia menghampiri Daffa lagi dan mengangkat jari kelingkingnya.
"Daddy janji gak boleh marahin Vano kalau Vina gak ada." Kata Devina
"Memang Daddy pernah marahin Vano?" Tanya Daffa
Devina menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Pernah tiga kali, tapi karena ada Vina marahnya berhenti." Kata Devina
"Iya udah Daddy janji gak bakal marahin Vano." Kata Daffa
Devina tersenyum senang ketika Daffa menautkan jari manisnya.
Setelah itu Devina kembali mendekat pada Ziko dan menatap kedua orang tua serta Devano secara bergantian dengan senyuman tipis yang menghias wajahnya.
"Kami pergi dulu Ma Pa." Kata Ziko
Daffa dan Fahisa mengangguk sebagai jawaban lalu Ziko mentap Devano sebentar.
"Van gue sama Devina pergi dulu ya? Jangan khawatir gue gak akan buat dia sedih apalagi nangis." Kata Ziko
"Hati-hati nanti kabarin kalau kalian udah sampai." Kata Devano
Mengangguk faham Devina melambaikan tanganny lalu bersama Ziko berbalik dan berjalan keluar rumah sambil membawa koper berisikan baju-baju Devina. Sebelum masuk ke dalam mobil Devina menoleh dan menatap mereka dengan senyuman lalu berseru kencang.
"NANTI VINA MAIN KESINII"
Setelah mengatakan hal itu Devina masuk ke dalam mobil dan dia membuka kaca mobil lalu mengeluarkan sedikit kepalanya sambil melambaikan tangan pada keluarganya. Begitu mobil mulai melaju meninggalkan rumah Devina menutup kaca mobilnya lalu menoleh dan menatap ke belakang dimana keluarganya masih berdiri di dekat pintu.
"Apa kamu mau menginap di rumah lagi Vin?" Tanya Ziko melihat Devina yang kelihatannya masih sedih
"Em enggak kok kita ke rumah Ziko aja." Kata Devina dengan senyuman
"Kamu serius? Kamu kelihatannya sedih banget." Kata Ziko
"Iya Ziko kata Kak Ara kalau baru pertama gitu, tapi nanti pasti terbiasa." Kata Devina
"Kalau kamu mau nemuin orang tua kamu atau Devano kamu gak perlu minta izin Vin karena aku pasti izinin, tapi yang penting kamu bilang supaya aku gak nyariin kamu." Kata Ziko
"Iya Zikoo"
Ziko tersenyum dan mengusap kepala istrinya itu dengan sayang membuat Devina ikut tersenyum hingga membuat matanya menyipit dan nyaris tak terlihat.
Betapa bahagianya dia mendapat istri seperti Devina.
¤¤¤
Kedatangan Devina disambut dengan penuh kebahagiaan oleh Nazwa dan Zidan bahkan Nazwa langsung memeluk serta mencium menantunya dengan binar penuh kebahagiaan yang terpancar di wajahnya. Mendapat sambutan hangat itu Devina tersenyum dia langsung mencium punggung tangan keduanya dengan sayang dan memeluk mertuanya bergantian, tapi dia memeluk Nazwa cukup lama.
Setelah merasa cukup Nazwa langsung mengajak menantunya masuk ke dalam lalu memintanya untuk duduk di ruang tamu. Begitu Devina duduk Nazwa langsung memanggil Bi Inah untuk membawakan minum serta makanan.
Duduk disamping menantunya Nazwa langsung membawa Devina agar menatapnya dan tersenyum senang sambil mengusap kepalanya. Melihat hal itu Zidan tersenyum karena sejak dulu istrinya memang sangat ingin memiliki anak wanita dan sekarang dia mendapatkannya.
Devina sudah seperti anak sendiri.
"Semoga anak Mama betah ya?" Kata Nazwa dengan senyuman
"Em makasih Ma." Kata Devina
"Ya ampun Mama senang sekali." Kata Nazwa
"Vina udah makan?" Tanya Zidan
"Udah Pa tadi sebelum kesini makan dulu." Kata Devina
"Yaudah Ziko ajak ke kamar dulu." Kata Zidan
"Paa nanti dulu Mama kan masih mau ngobrol sama Vina." Kata Nazwa
"Ma biarin istrihat dulu atau paling tidak merapihkan koper serta pakaiannya." Kata Zidan
Nazwa tersenyum tipis lalu mencium kening Devina dengan sayang.
"Yaudah nanti kalau udah selesai Mama mau ajak Vina keliling rumah ya?" Kata Nazwa
"Iya Ma"
Setelah percakapan singkat itu Devina berdiri lalu mengikuti langkah kaki Ziko yang membawa Devina ke kamar mereka. Tentu saja Devina tau dimana letaknya karena dulu dia pernah kesana.
Masuk ke dalam kamar Devina sedikit bingung ketika melihat ada cukup banyak perubahan lalu dia menatap Ziko dengan penuh tanda tanya dan Ziko hanya tersenyum padanya.
"Kok beda Ziko?" Tanya Devina
"Iya aku ubah total kamar biar kamu betah disini dan beberapa barang ada yang aku ganti dengan warna pink." Kata Ziko
"Ziko enggak perlu ngelakuin itu." Kata Devina
"Gak papa sayang aku mau." Kata Ziko
"Makasih Ziko"
Ziko hanya tersenyum lalu dia mengajak Devina untuk duduk di tepian ranjang dan mengeluarkan sesuatu dari dompetnya.
"Ini dari Daddy kamu." Kata Ziko sambil menyerahkan kartu yang mertuanya berikan
Devina terdiam sambil menatap Ziko dengan penuh tanda tanya.
"Tapi, kenapa..."
"Daddy kamu bilang pegang aja untuk kamu simpan nanti kalau sewaktu-wakyu kamu butuh pakai itu aja dan tadinya aku gak mau terima, tapi Daddy kamu bilang dia ingin memberikan itu pada gadis kecilnya." Kata Ziko
Devina diam dengan raut wajah sedih membuat Ziko mengusap sayang pipinya dan tersenyum.
"Setiap akhir pekan kita bisa ke rumah kamu." Kata Ziko membuat senyuman manis Devina mengembang dengan sempurna
"Makasih Ziko." Kata Devina
"Hm sama-sama nah sekarang kita beresin baju kamu dulu." Kata Ziko
"Eh Vina ajaa." Kata Devina sambil menahan kopernya
Tidak mungkin kan Ziko akan membantu dia membereskan em pakaian dalamnya.
"Gak papa Vin udah ayo." Kata Ziko
Devina menggelengkan kepalanya pelan, tapi Ziko tetap membawa kopernya lalu meletakkannya di dekat lemari dan membukanya membuat Devina menaruh kartu tadi di meja kemudian menghampiri suaminya.
Ziko terdiam beberapa saat begitu melihat pakaian yang ada di paling atas lalu menoleh pada Devina dan menatapnya dengan tidak percaya. Wajah Devina memerah sempurna pakaian itu hadiah dari teman-temannya dan Devina membawanya karena tidak mungkin meninggalkannya di rumah.
"Vin kamu..."
"Itu hadiah pernikahan." Cicit Devina
"Hadiah dari siapa?" Tanya Ziko masih terkejut dengan apa yang baru saja dia lihat
Tiga lingerie seksi yang ada di koper Devina.
"Mona, Cessa, sama Nayla"
Astaga tiga orang itu benar-benar telah berusah mengotori fikiran istrinya yang masih polos.
"Tapi... tapi Vina enggak mau pakai itu kok"
Kali Ziko mendongak dan menatap Devina yang cemberut dengan wajah memerah membuat dia merasa gemas sendiri melihatnya.
¤¤¤
Aduh temen-temennya Vina masa kasih hadiah begitu kan Vina nya maluu😶
Suka enggakkk??
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 186 Episodes
Comments
Nouna Chaca
lucu kali vina
2024-10-02
0
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
gemes bangt sama karakter Devina,manja gimana gitu ya lucu🤭
2023-03-30
0
Amin_Rosyid
ayo di pakai Vin hadiahnya,,,ziko pasti pingin lihat 🤣
2022-03-02
0