"Nah itu Pak, yang pagar putih rumahnya Bu Aisyah," tunjuk Jessy saat telah sampai di sebrang rumah Aisyah.
Setelah sebelumnya membeli bucket bunga tadi, Jessy langsung menunjukan jalan ke rumah Aisyah, dan sampai di tempat mereka berhenti sekarang.
"Saya langsung turun aja kali ya Jess?"
"Bapak yakin? Ini udah malam banget loh Pak," ujar Jessy sambil melihat jam yang lingkar di pergelangan tangannya.
Kevin melepas sabuk pengamannya. "Terus kita disini nungguin sampai pagi gitu?"
"Jangan bucin banget dong Pak," cetus Jessy. segitunya demi Bu Aisyah, mana gue gak di beliin bunga juga. batin Jessy.
Kevin terkekeh pelan. "ya udah saya turun sekarang ya?"
"Oke , bunganya Bapak taruh aja depan pintu, gak lupakan tadi kartu ucapannya?"
Kevin mencari sesuatu di balik saku jaketnya. "Ada nih Jess, bentar saya tulis sesuatu dulu."
"Coba liat Pak, nulis apa tuh?" Jessy melirik apa yang sedang di tulis Kevin.
"Eh rahasia dong, kepo kamu!"
"Ish pelit banget." Jessy mencebik kesal.
"Buruan Pak, keburu malam," sambungnya.
"Kan emang udah malam Jess," jawab Kevin santai.
"Nah udah Jess, doain saya ya."
"Iya buruan Pak." saya doain biar gagal. sambungnya dalam hati.
Kevin keluar dari mobilnya, dan berlari kecil menuju rumah Aisyah di sebrang jalan, membuka pagar yang tidak terkunci dan menaruh bunga itu di depan pintu.
Beres!
Kevin kembali masuk ke dalam mobilnya dengan sumringah.
Jessy terkekeh saat Kevin duduk di sampingnya, teringat apa yang baru saja Kevin lakukan.
"Kenapa ketawa, ada yang lucu?"
"Bapak punya bakat deh," ucapnya sambil tersenyum geli.
"Bakat apa?"
"Bakat jadi maling hahaha," tawa Jessy pecah di dalam mobil.
Kevin menjitak pelan kelapa Jessy. "Ngaco kamu, ganteng gini kok,"
"Pede banget si Pak," ucap Jessy sambil menguap. Tapi bener si emang ganteng. batinnya.
Kevin tersenyum simpul dan melajukan mobilnya.
Di tengah-tengah perjalanan Kevin melihat Jessy yang menguap beberapa kali. "Kamu ngantuk Jess?"
"Iya Pak, biasanya saya udah tidur jam segini," ucap Jessy singkat.
"Ya udah kamu tidur aja, nanti say bangunin kalau udah sampe."
tanpa menjawab lagi, Jessy langsung memejamkan matanya dan masuk ke dalam alam mimpi.
"Jess bangun," ucap Kevin lembut sedikit menggoyangkan lengan Jessy.
Jessy mengerjapkan matanya, dan mencoba mengembalikan kesadarannya. beberapa detik ia sempat tersenyum ketika mendapati Kevin berada di sampingnya.
busyet sejak kapan gue duduk semobil sama pangeran!
"Jess!!! kok malah ngelamun sii!" ucap Kevin lagi.
Eh ternyata bukan pangeran!
"Hoam udah sampek Pak?" tanyanya dengan suara serak khas.
"Udah dari tadi. itu ilernya bersihin dong jorok banget," goda Kevin.
Seketika kesadaran Jessy langsung kembali.
"Ih rese, padahal gak ada juga," ucapnya sambil memegang sekitar bibirnya.
"Becanda, lagian tidurnya enak banget. Mana ngorok lagi, ganggu tau."
Jessy mengerjitkan keningnya tak percaya. "Masa sih Pak? padahal saya gak pernah ngorok loh."
Kevin berdecih. "kamu kan tidur, mana tau kalau ngorok."
Malu banget kalau bener gue ngorok!
Jessy segera melepas sabuk pengamannya. "Eh ya udah Pak saya duluan ya, titidj Pak," ucap Jessy sambil keluar dari mobil.
"Titidj bukannya penyanyi ya?" batin Kevin.
Jessy melambaikan tangannya hingga mobil Kevin hilang dari pandangannya.
***
Siang ini di halaman sekolah, matahari seperti berada 1000 jengkal di atas kepala, Kevin duduk di kursi depan kantor sekolah.
Sudah hampir setengah jam ia menunggu gadis itu, tapi belum juga menampakkan batang hidungnya, pasalnya hari ini Kevin tidak ada jadwal mengajar di kelas Jessy. Dan rencananya ia akan mempercepat jadwal les untuk hari ini.
"Jess," teriaknya saat gadis itu muncul dari balik pintu kelasnya.
cepat-cepat Jessy menghampiri Kevin dengan senyum merekah di bibirnya.
"Iya Pak, ada apa?" tanya Jessy antusias.
"Hari ini kita lesnya sore ya, setujukan Jeje?"
Jessy manggut-manggut. kemudian menyadari sesuatu. "Hah siapa Jeje?"
"Ya kamu, mulai hari ini saya panggil kamu Jeje ya."
Jessy memandang aneh Kevin. tapi lucu juga di kasih panggilan khusus. pikir Jessy senang.
"Ih ngaco nama saya JESSY, gada ya apa itu JEJE," jangan lupa ia mengucapkan dengan penuh penekanan. pura-pura tidak suka, padahal dalam hati senang.
"Gak ada penolakan, saya panggil JEJE atau SYSY, itu terserah saya," goda Kevin, sepertinya guru itu punya hobi baru, yaitu menggoda Jeje alias Jessy.
"Ya udah terserah Bapak." Jessy pasrah.
"Yaudah sekarang kamu pulang bareng saya ya." Tanpa menunggu persetujuan Jessy, Kevin berjalan lebih dulu ke parkiran. Tapi saat Kevin akan membuka pintu mobil, tiba-tiba suara lembut yang tak asing memanggil nya.
"Pak Kevin," teriak Aisyah dan berjalan ke arah Kevin.
"Eh Bu Aisyah, ada apa Bu?" tanya Kevin malu, pasti Aisyah sudah mendapatkan bunga dari Kevin.
"Makasih ya Pak buat bunganya, saya suka," ucapnya dengan pipi yang sekarang mulai merona.
"Ah itu, iya sama-sama Bu."
"Emm tawarannya yang di surat masih berlaku gak Pak, kebetulan saya gak bawah mobil."
Kevin mencoba mengingat tentang surat yang ia selipkan di bunga itu, ya Kevin baru ingat kalau dia menawarkan Aisyah untuk pulang bersamanya, sementara sekarang Jessy sudah duduk di dalam mobilnya.
"Oh iya Bu, emm masih kok, iya masih," jawab Kevin gugup, lebih tepatnya sedikit takut, ia takut Aisyah akan berpikir macam-macam karena ada Jessy di dalam sana.
Aisyah nampak membuka pintu di samping pengemudi, dan sedikit terkejut saat mengetahui Jessy duduk di sana.
"Loh ada Jessy?" tanya Aisyah sedikit memicingkan mata.
"Eh Bu Aisyah," ucapnya sambil sesekali melirik ke Kevin.
"Ibu mau bareng Pak Kevin ya," tanyanya, Aisyah hanya mengangguk samar.
"Ya udah Bu saya duduk di belakang."
Jessy turun dan hendak pindah ke kursi belakang, tapi Aisyah menggenggam pelan pergelangan tangannya.
"Jess kamu bisa kan naik taksi aja? kamu tau kan saya sama Pak Kevin lagi PDKT," bisik Aisyah yang tentu saja tidak di dengar Kevin.
Jessy mengangguk samar, dengan sedikit kecewa ia melangkahkan kaki untuk menjauh dari mobil Kevin.
"Pak saya naik taksi aja deh," pamit Jessy sebelumnya. harusnya lo sadar Jess kalau Pak Kevin itu naksir sama Bu Aisyah. batin Jessy.
Samar-samar terdengar teriakan Kevin. "Loh Je, kenapa naik taksi?" Tapi bagus deh, jadi bisa berduaan sama Aisyah. batin Kevin.
Jessy terus berjalan tanpa menghiraukan pertanyaan Kevin, ia tau pasti Kevin tadi hanya basa-basi. Ah tapi biarin deh, emang kamu Jess! dih berharap banget, dasar ganjen. Jessy merutuki dirinya sendiri.
...❤️Sudah Revisi❤️...
TINGGAL KAN LIKE DAN KOMEN..
FOLLOW IG : anisa.dsn21
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
mongky buruk rupa
Kyak e bu aisyah g beres
2021-04-01
0
malirisia
nmya TDK sebaik htiny
2021-03-05
2
Neng Waty
kok jadi agak kesel ya sama Bu Aisyah....
2021-02-25
3