Guruku Canduku
Tok..tok..tok
Ketukan pintu dan di susul dengan kemunculan Jessy dari balik sana, Kevin yang sedari tadi fokus ke buku di hadapannya, seketika menoleh ke sosok gadis berkulit putih dan memiliki lesung pipi tersebut, gadis itu mengulas senyum yang sangat manis hingga menampakkan lesung pipi di kedua sisinya. Tapi jangan harap Kevin akan membalas senyuman itu
"permisi pak," salam Jessy, Kevin segera membuang muka.
"Iya ada apa," jawab Kevin acuh.
"Maaf Pak saya telat," ucap Jessy mulai memasuki kelas.
"Siapa yang suruh kamu masuk? Diam disitu!" titahnya tanpa memandang Jessy.
Suasana kelas mendadak hening karena suara Kevin yang cukup keras dan terkesan membentak.
"Loh pak tapi say-" belum selesai Jessy bicara tapi langsung di potong oleh Kevin. ganteng sih tapi sayang galak, baru pertama kali juga lihat tampang guru ini di sekolah. batin Jessy.
"Udah telat, masih aja ngebantah kamu," balas Kevin dengan tatapan sinis.
sabar Jess!
"A anu Pak, tadi ban motor saya bocor di jalan." Jelasnya, meskipun di selimuti rasa takut karena mata Kevin masih terus menyorot ke arah Jessy, dan membuatnya semakin menunduk.
"Kenapa si kok gitu amat ngelihatnya, emang ada yang salah ya dari gue?" batin Jessy.
"Terus kalau ban kamu bocor itu salah saya?" Tanya Kevin masih dengan tatapan elangnya.
"Lah emang saya nyalahin Bapak," gumam Jessy yang masih bisa di dengar Kevin.
Mendengar jawaban Jessy membuat hati Kevin mendadak cair, tapi karena sikapnya yang masih saja dingin, mengharuskan nya untuk tetap menyembunyikan senyumnya.
Jessy salah seorang murid SMA GARUDA kelas XII IPA 1. Gadis yang ceria, famous, mempunyai lesung pipi menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap yang melihatnya. Apalagi Jessy sangat mudah berbaur dengan semua orang, jadilah banyak dari teman sekolahnya yang mengaguminya.
"Ya udah kamu boleh masuk, dan ambil kertas ulangan ini segera kerjakan," sambung Kevin sambil menyodorkan selembar kertas ulangan.
"Makasih pak." punya hati juga ternyata. sambung Jessy dalam hati. kemudian melangkahkan kaki ke mejanya.
setelah Jessy duduk di kursi, ia sedikit berbisik untuk menanyakan siapa guru yang ada di kelasnya Sekarang.
"Siapa si Mey? Galak amat, baru kali ini gue nemuin guru model gitu," bisiknya.
"Guru baru Jess, Pak Kevin namanya, katanya si bakal jadi wali kelas kita," terang Mey yang masih fokus dengan kertas ulangannya. Mey adalah salah satu sahabat Jessy dan duduk bersebelahan dengannya, sedangkan Rose duduk di belakang mereka.
"Oh my ghost!!! Kebayang gak si tiap hari kita bakal ketemu guru killer, bisa mati kutu kita," keluh Jessy. gadis itu tidak menyadari bahwa Kevin sedari tadi sedang mengawasi gerak-geriknya.
tak ada sahutan lagi dari Mey, karena jika di teruskan ia yakin kalau ulangannya tidak akan selesai.
Sepuluh menit berlalu.
"Waktunya tinggal lima menit lagi," ucap Kevin. ia sengaja melakukan itu untuk melihat ekspresi panik dari Jessy. benar saja gadis itu sekarang seperti cacing kepanasan.
Kevin berdeham sebelum mengucapkan kata-kata yang bisa membuat Jessy semakin panik.
"Oke waktunya habis, selesai gak selesai langsung kumpulkan," imbuhnya, Kevin merasa sangat puas karena berhasil membuat gadis itu melongo saat mendengar ucapannya. siapa suruh pake telat segala. batin Kevin.
Jessy mengangkat tangannya. "Em Pak, tambahin 10 menit lagi ya? ini saya cuma tinggal dikit lagi," rayu Jessy. biarlah memelas sekali-kali kalau gak gini bisa-bisa nilainya di bawah standar. pikir Jessy.
"Maaf waktunya sudah habis," ucap Kevin seraya pergi meninggalkan kelas tanpa mempertimbangkan permintaan Jessy.
"Ta tapi Pak!!!" Teriak Jessy yang tidak di hiraukan Kevin.
"Seenggaknya kasih kesempatan dulu deh, atau apa gitu kek," celoteh Jessy yang jelas tidak di dengar Kevin.
Jessy memukul meja dengan cukup keras, kesal dan marah, tapi ia tidak bisa apa-apa, karena ini juga satu kesalahannya.
"Gila gak punya perasaan banget si, nilai gue bisa makin jeblok kalau kayak gini gaes," umpatnya Jessy, ingin sekali rasanya mengumpat langsung di depan Kevin tapi nyalinya tidak sebesar itu.
"Sabar Jess, kan bisa minta remedial ke Pak Kevin," ucap Mey mencoba menenangkan. Jessy bukanlah murid yang bodoh amat dengan nilai yang di dapat, gadis itu selalu berusaha untuk mendapatkan yang terbaik.
Jessy menghela nafas panjang. "Tapi lo berdua ikut juga ya?" goda Jessy.
Sontak keduanya langsung melolot secara bersamaan ke arah Jessy.
"Ih enak aja, itu mah derita lo Jess, gak usah ajakin kita," protes Rose sambil menjulurkan lidahnya.
"Katanya setia kawan, gimana si lo!" pekik Jessy.
Kini giliran Mey yang membuka suara. "Gak gini juga keles!!!" sambil mencubit pipi Jessy.
aww sakit!!!
mereka bertigapun berjalan menuju ke arah kantin, untuk sekedar mengisi perut dengan mie instan.
*****
Bel sudah berbunyi menandakan waktu untuk pulang.
Kevin si guru tampan, masih berkutat dengan tugasnya di kantor. memeriksa hasil ulangan dari muridnya, senyum menyinggung di bibirnya saat memeriksa milik gadis yang tadi pagi telat.
"Anaknya pinter ternyata, tulisannya juga rapih, tapi sayang gak menghargai waktu," gumam Kevin.
Kevin mengalihkan pandangannya saat muncul siluet seorang guru perempuan dengan rambut tersangul dari ambang pintu. Aisyah namanya, guru paling cantik di SMA GARUDA.
Detak jantung Kevin berdebar lebih cepat saat Aisyah berjalan mendekatinya.
"Selamat siang Pak Kevin, salam kenal ya, saya Aisyah, mengajar bahasa Indonesia di sekolah ini." sapa lembut Aisyah.
"Iya Bu Aisyah, senang berkenalan dengan anda," balas Kevin sambil menjabat tangan Aisyah. tangannya aja lembut apalagi orangnya. batin Kevin.
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu. mari Pak," pamit Aisyah tanpa basa-basi lagi, Kevin mengikuti setiap langkah Aisyah sampai hilang dari balik pintu.
Buru-buru ia membereskan barang-barang miliknya dan memasukkan laptop ke dalam tasnya, dan menyusul kepergian Aisyah.
Baru saja Kevin sampai di parkiran, tapi mobil Aisyah sudah melaju keluar dari gerbang sekolah. gagal sudah rencana Kevin untuk menawarkan pulang bersamanya. Kevin berjalan ke arah mobil dan dan hendak membuka pintu, tapi ia menangkap satu siswinya nampak bingung memperhatikan motornya.
Kevin berjalan sedikit menghampiri gadis itu. "Kenapa motornya," tanyanya.
"Ini ban nya bocor Pak," jawab Jessy sambil mendongak menatap sosok tinggi dan tampan yag berdiri di hadapannya.
"Oh kamu, jadi ban nya beneran bocor?" Tanya Kevin setelah tau bahwa itu adalah Jessy, muridnya yang telat tadi. Kevin sempat mengira bahwa Jessy hanya beralasan agar bisa masuk ke kelas, namun Kevin salah ternyata Jessy bicara yang sebenarnya.
Jessy berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan Kevin. "Pasti Bapak mikirnya saya bohong kan," cetusnya sambil berkecak pinggang.
"Ya mungkin aja itu cuma alasan kamu biar bisa masuk kelas," balas Kevin sambil menggaruk belakang telinganya.
Jessy menghela nafas panjang dan hendak pergi dari hadapan Kevin, namun dengan cepat Kevin menarik tangan Jessy, hingga hampir membuat Jessy jatuh ke pelukannya.
Jessy mendongak, menatap manik coklat milik Kevin. Tanpa keduanya sadari, sudah banyak pasang mata yang mengintai setiap gerak-gerik mereka. Dengan cepat Kevin langsung menghempaskan tangan Jessy dengan kasar dan membuat gadis itu sedikit terhempas, untung saja dia tidak kehilangan keseimbangannya.
"Aww!!! Sakit Pak," teriak Jessy sambil meringis memegangi pergelangan tangannya. tanpa permisi Jessy langsung pergi dari hadapan Kevin.
"Kasar banget sih, andai dia bukan guru, udah gue gebukin deh," omel Jessy sambil terus berjalan.
Panas matahari sangat menyengat kulit Jessy, ia berusaha berjalan secepat mungkin, ingin memesan taksi online tapi ponselnya sudah lowbat sedari tadi, sedangkan bus dan angkot jarang lewat di sekolahnya.
Tin... Tin... Tin...
Jessy meminggirkan tubuhnya membuka jalan untuk mobil di belakang, tapi bukannya melaju, mobil itu malah berhenti.
"Jessy!" sapa seorang cowok yang keluar dari pintu pengemudi.
❤️SUDAH REVISI❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Manoy Cagar Roibafi
mampirrrr
2022-04-10
0
Wiyasari
aku mampir kak😍😍
2021-09-05
0
mongky buruk rupa
Tubuh cinta sudhan
2021-04-01
0