Guru les ku (sudah revisi)

Tin... Tin... Tin...

Jessy meminggirkan tubuhnya membuka jalan untuk mobil di belakang, tapi bukannya melaju, mobil itu malah berhenti.

"Jessy!" sapa seorang cowok yang keluar dari pintu pengemudi.

Jessy mengerjapkan matanya untuk memperjelas pandangannya, karena sedari tadi matanya di silaukan dengan sinar matahari yang membuat pandangan sedikit kabur.

"Lo kenapa jalan Jess?" tanya Nata, salah satu cowok famous di sekolah, kelas XII IPA 2. bisa di bilang mereka itu TTM(teman tapi mesra)

"Kamu Nat, aku kira siapa."

"Lo kenapa jalan?" Nata mengulangi pertanyaannya.

Jessy tersenyum kuda. "Ban motor gue bocor Nat, hp gue juga lowbat, jadi gak bisa pesen taksi online."

"Bareng gue aja ya?" tawarnya. Ya jelas mau la, dari pada harus jalan kaki, bisa-bisa nih betis kayak talas bogor. batin Jessy.

Jessy mengangguk sambil memegangi tangannya yang masih terasa sakit dengan cap tangan di pergelangannya.

"Kenapa tangannya Jess?" Nata meraih tangan Jessy.

"Oh ini, gapapa kok Nat." Jessy menarik tangannya dan menyembunyikan di balik punggungnya.

"Ah masa sih? lo bohong ya?" tanya Nata penuh selidik.

"Iya beneran, ayo pulang, panas nih." Jessy berusaha mengalihkan pembicaraan.

Nata pun setuju dan membukakan pintu untuk Jessy, kemudian ia pun ikut masuk dan segera melajukan mobilnya untuk mengantar Jessy.

tak ada perbincangan di antara mereka, terlebih karena Nata sedikit pendiam dan kurang pandai mencari topik pembicaraan. tapi Nata tidak menyia-nyiakan pemandangan indah yang ada di sampingnya, sesekali ia melirik ke arah Jessy yang terlihat melamun menatap kosong ke arah depan.

"Jess udah sampe," ucap Nata berhasil membuyarkan lamunan Jessy.

Jessy celingukan melihat sekeliling yang sudah berada di depan rumahnya. "Eh udah sampe ya."

"Lo mikirin apa sih Jess? kok sampe gak tau kalau udah sampe?"

"Enggak kok Nat." jelas lah mikirin pak Kevin. sambung Jessy dalam hati.

"Mau mampir dulu?" imbuhnya saat akan keluar dari mobil Nata.

"Thanks, tapi lain kali aja ya."

"oke, take care ya Nat." Jessy mengulas senyum hingga memperlihatkan lensung pipinya sebelum benar-benar keluar.

Jessy melambaikan tangannya hingga mobil Nata hilang di dari pandangannya. Jessy melangkahkan kakinya untuk masuk ke rumah, mengeluarkan kunci dan hendak membuka pintu.

"Loh kok pintu ke buka si?" bantin Jessy, pasalnya ia hanya tinggal sendiri di rumah, sedangkan kedua orangtuanya ada di Surabaya.

"Assalamualaikum...." Jessy masuk dengan takut-takut, tapi tidak ada jawaban, apa mungkin dia lupa mengunci pintu.

Jessy mengedikkan bahunya acuh, kalaupun ada maling, apa yang mau di ambil, sedangkan Jessy tidak punya perhiasan berharga. Jessy memutuskan untuk masuk ke dalam kamar.

tapi langkahnya terhenti ketika suara yang tak asing masuk ke dalam indra pendengarannya.

"Gak pengen peluk mama nih?"

Jessy langsung berbalik dan menatap sedikit terkejut ke arah Mamanya. ia berlari dan menghampur ke dalam pelukan Mamanya.

"Mama pulang kok gak bilang-bilang sih?" sungut Jessy. padahal mau minta oleh-oleh cowok Surabaya. batin Jessy.

"Kan biar surprise." mama Jessy mencium dengan gemas kedua pipi anaknya.

"Papa gak ikut Ma?" Jessy melihat sekeliling untuk mencari keberadaan papanya.

"Enggak Jess, Mama doang, Papa lagi banyak pasien."

mama dan papa Jessy sama-sama dokter dan bekerja di rumah sakit besar di Surabaya, itu sebabnya Jessy harus tinggal berjauhan dari mereka, tapi setiap bulan mama dan papanya akan bergantian untuk menjenguk Jessy.

"Oh gitu," ucap Jessy sedikit kecewa.

"Iya sayang, btw kamu udah dapat guru les yang baru?"

Jessy mencoba mengingat-ingat, ah ia baru sadar, kalau ia belum sempat mencari guru les privat yang baru, karena gurunya yang lama sedang hamil besar dan akan melahirkan.

"Hehe belum sempet Ma." Jessy hanya menyungir.

"Pantes aja, kamu enak-enak dong di rumah, gak belajar," protes Mama Jessy.

"belum sehari di rumah udah keluar ngomel-ngomelnya," batin Jessy.

"Mama cariin deh ya, Jessy ke kamar dulu, dada Mama." Jessy langsung pergi meninggalkan Mama yang belum selesai bicara.

Mamanya hanya bisa geleng-geleng kepala karena ulah Jessy.

****

Mama Jessy meraih benda pipih dan menghubungi seseorang.

"Hallo, Pak Kevin ya?"

"Iya dengan saya sendiri, ada yang bisa saya bantu," jawabnya dari sebrang sana.

"Bapak bisa jadi guru les privat untuk anak saya?"

"Wah kebetulan bisa sekali Bu, mau di mulai kapan?" jawabnya antusias.

"Mulai malam ini juga bisa Pak, saya akan share lokasinya."

"Baik kalau begitu, saya akan langsung kesana nanti malam, dan soal jadwal saya yang tentukan, karena saya juga harus mengajar di sekolah," ucapnya setuju.

"Baik Pak."

Mama Jessy segera mematikan sambungan telepon, dan mengirim lokasi kepada Kevin.

*****

Pukul 18:30.

"Jessy, Mama udah dapat guru les buat kamu, tapi cowok, gapapa ya?" ujar mama mendekati Jessy yang sedang duduk di ruang tamu.

"Iya Ma gapapa." Jessy membenarkan duduknya dan menyilangkan kaki di atas meja.

"bentar lagi paling juga datang, kamu bukain pintu ya, Mama mau masak buat makan malam." Jessy mengangguk sebelum mamanya berlalu ke dapur.

Tok..tok..tok..

"Panjang umur banget sih," batin Jessy.

Kemudian melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. Jessy terbelalak saat setelah membuka pintu, benar-benar di luar dugaan nya kalau guru les yang sekarang berdiri di hadapannya adalah.

"Pak Kevin." Dengan cepat Jessy menutup kembali pintu rumahnya.

Brak!

"Gue gak salah lihat kan?" gumam Jessy yang masih belum percaya.

perlahan Jessy kembali membuka pintu, dan Kevin masih berdiri di sana dengan bingung. Ah ternyata Jessy gak mimpi.

"Eh Pak Kevin," sapa Jessy malu-malu sambil bergelayut di pintu.

"A-ayo masuk Pak, kok di luar aja dari tadi," sambungnya lagi dengan gugup.

Kevin mengerjitkan keningnya seolah heran dengan sikap Jessy, Kevin pun segera masuk lebih dulu kemudian di ikuti Jessy dari belakang. Keduanya pun sekarang duduk bersebrangan di ruang tamu.

"Kita langsung mulai aja ya?" Kevin mengeluarkan buku-bukunya dan bersiap untuk mengajar Jessy.

eh tapi mana buku gadis itu. batin Kevin.

Kevin berdeham, kemudian bertanya. "Mana buku kamu?"

Jessy menepuk dahinya, "Eh iya lupa belum ambil buku." kemudian secepat kilat masuk ke kamarnya mengambil buku dan segera kembali.

"Udah siap nih Pak, ayo di mulai."

"Jess," panggil Kevin pelan. "saya minta maaf ya atas kejadian tadi siang." Jessy tidak menjawab hanya menatap lekat ke arah Kevin.

Bisa baik juga.

"Tangan kamu masih sakit?" Selidik Kevin dengan mata mencoba meneliti tangan Jessy.

Jessy langsung menyembunyikan tangannya di balik badan. "Eh enggak kok Pak, gapapa," ucap Jessy bohong. untung aja ganteng jadi gak sakit-sakit amat. pikirnya.

"Maaf ya Jess, saya reflek tadi siang."

Jessy memutar bola matanya jengah."Iya Pak gapapa kok, saya orangnya gak suka dendam."

Kevin hanya manggut-manggut mendengarkan Jessy.

"Udah Pak, jangan di bahas lagi, ayo di mulai aja," sambungnya.

Kevin mulai menjelaskan beberapa soal kepada Jessy, kemudian memberi contoh dan selanjutnya Jessy akan di berikan soal-soal seperti yang sudah di jelaskan tadi.

Jessy menyimak dengan serius dan langsung memahami yang baru saja Kevin jelaskan. tak butuh waktu lama semua soal yang Kevin berikan sudah selesai ia garap.

"Udah nih Pak," ucap Jessy kemudian merenggangkan tubuhnya.

"Syukurlah kamu cepat faham sama apa yang saya ajarin," ucap Kevin setelah memeriksa buku Jessy.

"Saya kan emang pinter anaknya pak," balas Jessy penuh percaya diri.

Kevin menatap Jessy dengan tatapan remeh."Iya deh yang pinter." Jessy tersenyum penuh kemenangan.

Kevin memasukan buku-bukunya ke dalam tas, dan melirik jam yang ada di dinding rumah Jessy.

"Yaudah saya pamit dulu ya," ucap Kevin dan bersiap akan pergi. tapi Mama Jessy muncul dari dapur dan menghentikan langkah Kevin.

"Eh Pak Kevin, salam kenal saya Greasya Mamanya Jessy," celetuk mama Jessy sambil menjabat tangan Kevin.

karena tak kunjung di lepas jabatannya, Jessy pun bersuara.

"Jangan lama-lama salaman nya Pak, mama saya udah punya suami."

Reflek, Kevin langsung melepas jabatannya. kemudian pamit lagi sebelum benar-benar pulang.

"Saya permisi, *assalamualaikum."

"waalaikumsalam*," jawab Jessy dan mamanya secara kompak.

"Ganteng ya Jess, masih muda lagi. mama setuju loh kalau mau gebet," goda mama Jessy.

"Mama apaan sih!" rengeknya dengan muka masam.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

mongky buruk rupa

mongky buruk rupa

Kwkwkwk wkwkkwkwkw lanjut

2021-04-01

0

Neng Waty

Neng Waty

aku mampir Thor ... 😊😊😊

2021-02-25

1

Sitti Wahyuni

Sitti Wahyuni

aku mampir thooorrrr

2021-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!