Salah Pencet

Sebuah suara yang riuh menyambut Gema saat ia memasuki salah satu mall yang ada di Jakarta. Beberapa orang terlihat menenteng paper bag yang berisikan baju dan tas.

Mama Gema berpesan, sebelum pulang ia ingin meminta Gema membelikan sebuah kue untuk hidangan pencuci mulut. Biasanya sih mama Gema membelinya di NT Cake shop yang ada dipusat perbelanjaan ini.

Mata Gema disuguhi beragam benda yang ada di sana. Mulai dari tas, baju, celana, dan aksesoris lainnya. Semua tersedia dari yang mahal, sampai dengan barang diskon yang murah meriah

Kalau ingin mengisi perut dan wisata kuliner tentu juga bisa, karena pusat perbelanjaan ini juga tersedia beberapa restoran yang tentunya bisa memanjakan lidah dan perut pengunjungnya.

Pikiran Gema masih menerawang hingga ke langit-langit mall yang mewah dengan lampu-lampu yang indah. Ia masih teringat dengan ucapan Adam di coffee shop tadi. Walaupun raganya sudah di sini, tapi jiwanya seakan balik lagi untuk memikirkan momen itu.

Lamunannya terhenti ketika mencium sebuah aroma kue yang sangat wangi. Seakan seperti menggoda siapapun untuk mampir dan mencicipinya.

"Nah, itu dia cake shop langganan mama." Ujar Gema sambil menunjuk ke arah bau sedap itu berasal.

Ia akhirnya sampai di NT Cake Shop. Tampak dari luar saja terlihat cukup ramai. Gema bisa melihat ke dalam karena toko kue itu dikelilingi kaca tembus pandang, sehingga pengunjung bisa melihat toko dari luar.

Suara dentingan lonceng terdengar saat pintu toko kue itu dibuka Gema. Aroma khas butter tiba-tiba memenuhi hidungnya.

"Ga heran sih mama sering belanja di sini, baunya aja udah enak." Kata Gema sambil menghela nafas panjang.

Gema kemudian menyusuri area toko untuk melihat koleksi kue yang cantik. Sebuah etalase memperlihatkan beberapa kue yang sudah dipotong dengan rapi. Ada yang bewarna putih seperti salju, ada yang bewarna pelangi, bewarna coklat dan warna lainnya yang memanjakan mata.

Topping yang berada di atas kue pun sangat beragam, mulai dari coklat, choco chips, keju, sampai aneka buah-buahan lengkap di sana.

"Tapi mama sukanya kue yang dimakan seger gitu, emang ada ya?" gumam Gema. Ia mengetukan jari ke bibir bagian bawahnya, seperti berpikir dengan mata yang terus mencari kue yang pas.

"Nah ini dia, Summer Mango Cheese Cake," tutur Gema. Ia membaca sebuah tulisan yang tertera di depan kue yang dipajang. Matanya membesar melihat kue yang bulat dengan tambahan seperti selai mangga di atasnya. Potongan buah mangga dan beberapa buah lain juga ditambahkan sehingga membuat kesan estetik yang menggugah selera.

Namun kue yang ditatapnya di balik kaca etalase toko itu diambil segera oleh pelayan toko yang menggunakan celemek kulit bewarna cokelat. Ia kemudian dengan cepat memasukan kue tersebut ke dalam kotak. Kemudian membungkusnya dengan indah seperti sebuah kado hadiah.

Gema yang bingung melihat kue yang indah itu berlalu pergi, kemudian bertanya kepada salah satu orang pegawai yang sedang mengisi beberapa kue yang baru selesai dibuat.

"Mbak, maaf mau nanya dong," ujar Gema.

"Iya pak, ada yang bisa saya bantu?" Jawab seorang wanita kemudian berhenti melakukan aktivitasnya sementara.

"Mbak kue yang ada di sini tadi masih ada ga?"

"Yang mana bapak boleh di kasih tau namanya apa."

"Mango fruit cake... yang berselai gitu mbak."

"Mango berselai pak?"

"Aduh, pokoknya yang ada mango nya gitu lo mbak."

"Oh, maksud bapak Summer Mango Cheesecake?"

"Nah itu bener mbak"

"Wah, maaf bapak sepertinya stock kita untuk kue itu yang whole cake-nya sudah habis. Kue terakhirnya baru aja diambil sama ibu yang itu pak." Kata penjaga toko itu sambil menunjuk seorang wanita.

"Oh ya udah, makasi ya mbak."

"Sama-sama pak."

Gema kemudian menoleh ke arah pintu, ternyata yang baru membawa kue impiannya adalah seorang wanita yang menggunakan short dress putih bermotif floral. Wajahnya terlihat samar karena ia sudah beberapa langkah meninggalkan toko kue.

Gema menghela nafas panjang. Kemudian kembali memilih kue untuk ia bawa pulang. Kali ini sebuah cheesecake dengan potongan buah stoberi menjadi pilihan Gema.

Gema kemudian memanggil salah seorang pegawai toko, kemudian menyuruhnya membungkus kue pilihannya, lalu membayar kue tersebut. Gema kemudian keluar dari toko kue dengan membawa sebuah kado untuk Mamanya tercinta.

...****************...

Hari ini, hari yang melelahkan bagi Gema. Ia hanya berharap bisa segera pulang dan berbaring di kasur kesayangannya.

Gema berjalan menuju lift untuk bisa turun ke lantai bawah mall. Suara ketukan sepatunya bersahutan saat langkah kakinya bergantian melangkah ke depan.

Badannya yang tegap kini sudah berada di depan pintu lift, menunggu pintu lift terbuka. Gema menekan tombol panah arah ke bawah yang menandakan ia akan menuju ke lantai bawah.

Selang beberapa detik menunggu, akhirnya pintu lift terbuka. Kemudian Gema masuk ke dalam lift. Terlihat beberapa tombol yang bercahaya dan Gema menekan tombol dengan angka satu. Lift kemudian mulai menutup. Hanya Gema seorang di dalam sana, kemudian ia berdiri di bagian belakang dan bersandar.

Namun seorang wanita terlihat berlari mengejar pintu lift yang hampir menutup. Ia merentangkan kakinya ke dalam pintu lift yang hampir menutup, sehingga membuat pintu itu kembali terbuka.

Wanita ini kemudian masuk ke dalam lift dengan nafas yang sedikit terengah-engah. Lalu wanita ini menekan tombol yang sama seperti yang Gema lakukan sebelumnya.

Gema yang melihat wanita ini, hanya menatapnya sambil tetap bersandar di bagian belakang lift. Namun alisnya terangkat ketika melihat wanita itu. Wanita itu mengenakan short dress yang sama dengan wanita yang ia lihat di toko kue tadi. Tangannya pun menjinjing bingkisan dari toko kue yang sama seperti Gema.

Lift kemudian menutup dan mulai turun ke bawah. Membawa mereka berdua ke dalam suasana yang hening. Untuk memecah keheningan Gema berinisiatif berbasa-basi kepada wanita dengan rambut yang dikuncir kuda itu.

"Mbak, habis beli kue juga ya? Sama nih kaya saya." Kata Gema sambil mengangkat jinjingan yang ada di tangannya.

Wanita ini tidak merespon Gema. Ia hanya diam sambil berdiri di dekat tombol lift yang tersusun rapi. Entah apa yang salah tapi sepertinya basa basi Gema seperti pertanyaan konyol yang sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

Beberapa detik kemudian lift yang mereka tumpangi mati seketika. Sialnya cahaya yang biasanya di dalam lift juga ikut mati membuat mereka berdua tak bisa melihat apa-apa.

Gema yang panik pun melangkah ke depan dengan hati-hati. Ia mencoba mencari tombol bantuan yang biasanya ada di jejeran tombol lift.

Saat ia mencoba menekan tombol dengan telunjuknya, ia merasakan sesuatu yang aneh. Biasanya tombol lift keras dan dingin. Tapi yang ia rasakan sekarang kenapa terasa kenyal dan hangat.

Saat jarinya mencoba menekan itu kembali, lift kembali menyala. Terlihat sesuatu yang ditekan Gema dengan jarinya bukanlah tombol emergency lift. Melainkan itu adalah harta dan kehormatan wanita yang telah ia jaga sejak lama, tetapi sekarang Gema telah menyentuhnya.

PLAKK!

Sebuah tamparan keras mendarat tepat di pipi Gema. Saat bersamaan pintu lift terbuka, dan wanita itu meninggalkan Gema. Gema hanya terdiam sambil memegangi pipinya dengan tatapan yang kosong.

Terpopuler

Comments

gia anggi🌷

gia anggi🌷

buahahahah...ga bisa ngebedain apah antara chocochip dan tombol lift🤣🤣🤣

2022-01-08

0

Aan Nurhasanah

Aan Nurhasanah

🤦‍♀️😂😂😂😂😂😂

2021-06-28

0

Ezly Navisa

Ezly Navisa

Hadeeh...🤦‍♀️ Gema salah pencet

2021-04-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!