Nara dan Viana sedang beristirahat di sofa yang sama. Keduanya sudah membersihkan badan dan berganti pakaian. Guratan lelah terlihat di wajah keduanya. Mereka terlihat termenung dengan pikiran masing-masing.
"Vi..."
"Ra..." Serentak mereka, lalu tertawa garing.
"Lo dulu aja Vi, ada apa?" Tanya Nara
"Enggak, lo aja dulu yang ngomong Ra..." Jwab Viana.
"Huft... Gini, gue ngerasa sekarang-sekarang ini kebutuhan kita sangat berkurang. Buktinya aja, beras di dapur udah abis, terus makanan-makanan di kulkas udah ludes! Gak ada makanan satu pun." Nara menghela panjang memikirkan pasokan kebutuhan mereka sehari-hari yang berkurang.
"Lo bener Ra... Baru aja gue mau ngomong gitu sama lo." Viana menompa kepalanya dengan kedua tangannya.
"Eum... Apa kita cari kerjaan aja yah? Itung-itung, uangnya buat bantu kebutuhan kita sehari-hari. Gimana?" Ide Nara.
"Ide bagus tu Ra! Tapi, kita kan masuk jam kampusnya bagian pagi... Terus gimana dong kita cari kerjaan bagian sift malam?"
"Lo dari dunia mana sih? Kan ini udah jaman modern, tentu aja kita nyari info kerja yang bisa sift malam di internet." Ujar Nara.
"Pinter lo Ra..." Viana mengacungkan kedua jempolnya pada Nara.
"Nara..." Dengan sombongnya, Nara memukul sebelah dadanya dengan bangga.
"Yaudah kita cari di ponsel masing-masing." Ucap Viana dan di balas anggukan oleh Nara.
Mereka berdua pun sibuk mencari informasi tentang seputar pekerjaan di internet. Tak henti-hentinya mereka mencari lowongan pekerjaan sampai larut malam. Dan akhirnya Viana menemukan lowongan pekerjaan di sebuah situs.
"NARA!!!" Teriak Viana.
"Apaan?"
"Liat nih... Gue udah nemu lowongan pekerjaan untuk kita berdua!" Sorak senang Viana sembari menunjukan ponsel nya pada Nara.
"Ini... Wah bener!! Oke, kebetulan besok kita cuman pulang setengah hari dan kita akan pergi ke tempat ini." Sumringah Nara yang tak kalah senangnya.
Mereka akhirnya bisa tidur di jam 01.00 malam. Dan mereka juga akhirnya menemukan lowongan pekerjaan di sebuah restoran baru yang tak jauh dari tempat kuliah mereka berdua. Tertera lowongan pekerjaan itu sangat membutuhkan tenaga kerja sebagai pelayan dan seorang kasir. Ini kesempatan emas bagi Nara dan Viana.
Mereka melakukan itu, ingin meringankan kedua orang tua mereka. Walaupun keluarga mereka terbilang berkecukupan, tetapi Nara dan Viana ingin hidup mandiri tanpa membebani kedua orang tua mereka.
Keesokan harinya, Nara dan Viana sudah selesai dengan jam kuliahnya. Kini mereka bisa pergi ke restoran itu yang tak jauh dari kampus mereka. Setelah sampai di restoran, Nara dan Viana di suguhkan oleh pemandangan yang dimana restoran itu terlihat asri dengan beberapa tanaman bunga di depan dan di pinggir-pinggir restoran tersebut.
Tak hanya pemandangan nya saja yang bisa memanjakan mata, mereka juga di suguhkan dengan monumen restoran yang dibangun dengan bambu yang terkesan tradisional, bukan keramik ataupun bangunan beton. Restoran MARS namanya.
"Wah... Gue suka nih gaya restoran Mars ini. Keliatan sangat tradisional." Kagum Nara memperhatikan restoran tersebut.
"Iya, apalagi lingkungan nya keliatan asri dan juga indah." Seru Viana yang juga memperhatikan sekeliling restoran Mars. Mereka tak henti-hentinya berdecak kagum dengan restoran yang ingin mereka lamar sebagai pekerjaan nya.
"Udah yuk, kita kedalam." Ujar Nara, lalu dibalas anggukan oleh Viana.
Nara dan Viana menemui manager restoran Mars, dan menanyai perihal lamaran kerja. Dan beruntungnya mereka berhasil di terima di restoran Mars, karna restoran Mars itu sangat membutuhkan seorang pegawai. Dan setelah itu, kini Nara dan Viana sedang berada di kedai coffee tempat biasa mereka singgah.
"Ah... Akhirnya kita dapet kerjaan juga." Ujar Viana sembari mengesapkan Coffee latte nya.
"Hmm, iya kita sekarang harus belajar mengatur keuangan dan harus terbiasa dengan ini." Sambung Nara yang menikmati esfresso nya itu.
Ketika mereka sedang asik berbincang, seseorang mendekati meja mereka dan membuat Nara dan Viana terkejut.
"Hallo..." Ucap seorang pria yang menyapa keduanya. Nara dan Viana diam sejenak, mengamati pria tersebut dengan tatapan bingung.
"Siapa yah?" Viana membuka suaranya.
"Yaelah... Masa kalian berdua gak tau sih siapa gue!" Pria itu langsung duduk tanpa permisi dihadapan Nara dan Viana.
"Siapa sih? Jangan sok kenal deh!" Jutek Nara yang terlihat acuh dengan pria yang sok kenal itu.
"Lo masih jutek aja Ra dari dulu..." Ucap pria itu sembari menahan tawanya ketika melihat dua wanita dihadapannya itu terlihat kebingungan.
"Lo kenal kita?" Tanya Viana.
"Heh! Ini gue, Dion! Temen SMP lu pada... Caelah, lu berdua tega-teganya lupain wajah tampan gue ini." Jelas pria yang bernama Dion itu.
"WHAT! LO DION SI CUPU ITU?!" Teriak Viana dan membuat semua orang yang berada di kedai itu menoleh padanya.
"Terkejut sih boleh, tapi bisa gak jangan bawa-bawa cupunya?!" Ucap Dion.
"Lo beneran si Dion cupu itu?" Tanya tak percaya Viana. Sedangkan Nara hanya diam saja memperhatikan Viana dan Dion.
"Caelah... Lo gak percaya ini gue?"
"Ya gak percayalah! Seinget gue ya, lo tuh cupu banget... Gak kayak sekarang yang, Eumm ganteng." Cengir Viana diakhir perkataannya, yang membuat Dion narsis sekaligus kepedean.
"Akhirnya, ada juga yang ngakuin gue ganteng..." Dengan narsis nya, Dion menyisir rambutnya kebelakang menggunakan tangannya.
"Emangnya, lo belum pernah ada yang ngakuin kalo lo itu ganteng? Hahaha... Kasian banget nasib lo yang punya muka cupu! Bhuahaha..." Viana tertawa terbahak-bahak, dan itu membuat Dion kesal.
"Kampret lo! Itu dulu, sekarang udah banyak yang ngakuin gue ganteng." Senyum sumringahnya.
Viana dan Dion terus bercanda ria, menceritakan kisah mereka sewaktu smp yang berteman cukup dekat. Si Dion cupu dulu itu, kini berubah menjadi seorang pria tampan. Sedangkan Nara dan Viana, mereka berdua tetap sama seperti dulu. Masih terlihat cantik, malah semakin cantik menurut Dion. Mereka berdua terus berbincang tanpa seorang Nara yang sedari tadi hanya menyimak perbincangan dua makhluk hidup itu.
"Eh Ra, ngomong napa! Diem mulu dari tadi... Kenapa? Lagi sariawan lo?" Tegur Dion melihat ke arah Nara yang hanya diam saja.
"Haish... Jojong aja kali! Gue lagi males ngomong tentang masa lalu sialan itu!" Ketus Nara yang enggan mengingat masa-masa smp nya dulu.
"Kenapa? Bukannya lo~ Eumm..." Belum sempat Dion melanjutkan bicaranya, Viana langsung menutup mulutnya.
"Stts... Udah jangan dibahas lagi." Lirih Viana sembari membuka bekapannya.
"Memangnya ada apa? Kok~"
"Udah ah, Gue mau pulang!!" Nara langsung berdiri dari duduknya dan pergi begitu saja.
"Nah kan! Lo sih Dion!!"
"Kok gue? Emangnya kenapa sih?" Ucap Dion yang masih bingung dengan situasi ini.
"Nanti gue jelasin... Bye!" Viana pun menyusul Nara yang sudah berada di parkiran.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Buna_Qaya
mampir nyicil lagi kak sambil nunggu yang satu nya up
2022-07-16
0
Yuni Triana
semangat Thor
Mampir ya buat semua
*Dinding Pemisah
*Pulang Malu Tak Pulang Rindu
2022-04-10
0
Jans🍒
salam dri 'semesta ku'
2022-02-06
0