Kelimanya kini sedang berada di ruang dosen. Mereka saling melempar pandangan mata dengan tajam. Dosen itu pun menghela nafasnya dengan kasar, melihat kelakuan mahasiswinya ini.
"Sekarang saya tanya lagi, siapa yang memulai keributan ini?" Geram Dosen itu, karna sedari tadi mereka hanya saling menyalahkan dan tak mau mengakui satu sama lain.
"Mereka pak..." Serentak dari Angel, Tania, Chika dan Nara serta Viana.
"Jika kalian tidak mau mengakuinya, bapak akan men-skorsing kalian satu bulan penuh!!" Tegas pak dosen pada kelimanya. Mendengar hal itu, mereka dengan serentak membulatkan matanya dengan sempurna.
"Pak, apa bapak tau siapa saya? Saya kan anak rektor di kampus ini, mana mungkin bapak bisa men-skorsing saya selama satu bulan!" Protes Angel melipat kedua tangannya di dada. Ia Tak terima bahwa dirinya mendapatkan skorsing.
"Mau kamu anak rektor, anak lurah, anak Rt, atau anak presiden sekalipun... Bapak tidak peduli! Ini sudah peraturan kampus!" Tegas Dosen tersebut.
"Rasain lo!!" Lirih Viana pada Angel, Yang semakin menyulut emosinya.
"Lo bilang apa tadi!?" Gertak Angel tak terima dengan ucapan Viana.
"Gue bilang, rasain!!" Ulang Viana yang tak mau kalah.
"Berani lo sama gue hah?!" Tantang Angel.
"CUKUP!!" Dosen itu mengebrakan mejanya dengan keras, sampai-sampai mereka langsung terdiam.
"Apa kalian tidak menghargai saya disini?!Baiklah, untuk hukuman kali ini saya tidak akan men-skorsing kalian... Tetapi, kalian akan membersihkan gedung ini sampai bersih." Jelas Dosen dengan nada emosi dan tegas.
Mendengar itu, semuanya terkejut bukan main. Membersihkan gedung? OMG! Mereka tak bisa berkutik apapun, ketika dosen itu ingin menambahkan hukuman mereka jika berprotes. Mau tak mau, mereka semua harus mengerjakan hukuman itu. Bayangkan saja, satu gedung dengan 10 tingkat, ratusan ruang, dan ratusan toilet! Pegawai kebersihan kampus ini saja mencapai seribu lebih. Ahh!! Sungguh hari yang sial bagi kelimanya.
"Ini semua gara-gara lo tau gak!!" Ucap Nara yang kini tengah mengelap kaca toilet. Ia berbicara pada Angel yang juga tengah menyikati lantai toilet.
"Heh!! Kalo bukan karna lo sama temen lo yang sok kecentilan itu gak bikin popularitas gue turun di kampus ini... Gak bakal gue gangguin kalian." Timpal Angel seraya menghentikan kegiatannya.
Nara pun menghentikan kegiatannya. "Kita gak pernah nurunin popularitas lo di kampus ini!" Nara manautkan kedua alisnya karna mendengar alasan dari Angel yang tak masuk akal menurutnya itu.
"Gak pernah lo bilang? Heh denger yah... Sebelumnya gue yang selalu didamba-dambakan oleh semua laki-laki. Dan sekarang? Hampir semua laki-laki di kampus ini yang mendambakan kalian berdua! Dasar tak tau malu!!" Angel mulai mendekati Nara di dekat kaca toilet.
"Pfftt... Hahaha... Karna alasan itu lo benci sama gue? Gak ada alasan lain apa! Itu bukan salah gue, yang salah itu semua pesona gue membuat semua laki-laki terpikat... Dan apa yang lo bilang tadi? tak tau malu? kata itu lebih cocok buat lo! Tak tau malu mencari keributan sama gue cuman gara-gara kecantikan." Nara sengaja berkata seperti itu, agar ia bisa melihat kemarahan Angel yang menurut nya sangat lucu.
"LO!!"
"Ekhem..."
Baru saja Angel ingin menghajar Nara, ia di kagetkan oleh Dosen yang lewat.
"Eh bapak... Ada apa pak? Mau panggil saya ya pak, untuk menghentikan hukuman ini?" Ucap Angel dengan percaya dirinya.
"Enggak ada apa-apa, saya kesini cuman memperingatkan kalian agar cepat menyelesaikan pekerjaan kalian... Karna sebentar lagi bel pulang akan segera berbunyi." Ujar Pak Dosen itu, lalu pergi meninggalkan Nara dan Angel.
"Ishh..." Angel menghentakan kakinya.
"Hahahaha... Pede banget lo ngomong gitu! Hahaha..." Nara sudah tak tahan menahan tawanya sedari tadi.
"Uhhh Dasar!! Awas aja lo Nara!!"
Angel pun pergi meninggalkan Nara yang masih menertawakannya. Nara puas melihat Angel kesal. Lalu Nara pun kembali mengerjakan hukumannya. Sedangkan Viana ia bersama Chika dan Tania di lantai lain.
"Ini semua gara-gara kalian!" Kesal Viana seraya mengepel lantai. Tania menyapu, sedangkan Chika mengelap setiap kaca.
"Enak aja salah kita! yang salah itu dosennya! ngapain dia ngehukum kita kayak gini. Mending di skorsing, gue bisa bebas dirumah satu bulan." Ujar Chika kesal.
"Pssttt" Tania berdeset ingin memberitahu bahwa dosen sedang berdiri dibelakangnya dan memperhatikannya.
"Kenapa ya pak dosen jelek gitu ngehukum kita sekejam ini? hadeuhhh kalo gue bener-bener jadi anaknya... Beuhh gue gak akan mau, gue kilo ketukang rongsokan tu dosen kalo bener jadi bapak gue." Chika terus saja mengutuki dosennya. Tanpa sadar seorang dosen tengah memperhatikannya sedari tadi.
"Saya juga tidak sudi mempunyai anak seperti kamu!" Sela dosen itu.
Chika seketika menghentikan kegiatannya. "Kayaknya gue pernah denger suara itu. Tapi dimana ya?" Ucap Chika seraya berpikir tanpa membalikan badannya.
"CHIKA!" Bentak pak dosen.
"Dosen gosong! eh..." Latah Chika. Ia pun membalikan badannya dan terkejut melihat pak dosen tengah berdiri di depannya.
"Eh bapak... Hehehe ada apa ya pak?" Tanya Chika salah tingkah.
"Hukuman kamu saya tambah dua kali lipat! Besok kamu bersihkan ruangan dosen dan kamar mandi lantai satu sampai lantai tiga." Tegas pak dosen lalu pergi.
"Mati gue!" Gerutu Chika mengerutuki dirinya sendiri.
"Hahaha... Rasain lo! Haha." Viana sedari tadi menahan tawanya melihat kelakuan Chika yang menurutnya sangat bodoh.
"Berani lo ngetawain gue?"
"Bukan gue aja, noh sahabat tercinta lo aja nahan tawa." Tunjuk Viana. Kemudian ia kembali menyelesaikan kegiatannya.
"Thania! Diem gak lo!" Ancam Chika.
"Iya-iya gue diem."
Bel sudah berbunyi, tetapi mereka berlima masih belum menyelesaikan hukuman mereka. Hingga menjelang malam, mereka baru menyelesaikan nya. Biasanya mereka pulang jam 16:00 sore, tetapi kini? mereka baru pulang jam 20:00 sungguh hari yang sangat melelahkan. Nara dan Viana sudah berada di rumah kontrakan mereka.
"Gue gak habis fikir sama genk ular piton itu. Bisa-bisanya, mereka nyari ribut mulu sama kita. Kalo aja pak dosen gak dateng waktu itu, udah gue botakin kali tu pala si ular piton!!" Viana terus menggerutu kesal mengingat kejadian di kantin tadi.
"Kenapa gak sekalian aja lo copotin palanya, biar gak ber koar-koar mulu tu para cewek ular piton!" Nara tak kalah kesalnya dengan Viana. Ia amat kesal dengan kelakuan Angel yang hampir setiap hari mencari keributan dengannya dan Viana.
Tak heran jika Angel selalu mencari keributan dengan Nara dan Viana, karena Angel selalu iri pada mereka yang selalu di pandang oleh semua orang terutama para kaum laki-laki. Popularitas nya menjadi seorang dewi kampus, menjadi berkurang karna adanya Nara dan Viana.
.
.
.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
Buna_Qaya
Nyicil segini dulu kak ya
2022-07-10
0
Buna_Qaya
Saya juga gak sudi jadi ibu kamu, cik cik cik ayam
2022-07-10
0
SaNi
Mecicil ya toor saya bacanya....
biar kaya kreditan kulkas😁🤭
2022-07-02
0