"ya nanti mas Radit pinjem apartemen teman mas saja, kalau dia tidak pakai." Kata Radit yang mau mencoba untuk pinjam apartemen Ari.
"Jadi Rabu bisa ya, apa pagi ini saja Gita berangkatnya?" Tanya Gita ke Radit.
"Boleh pagi ini saja, nanti mas jemput. Eh tapi kamu naik apa?" Tanya balik Radit.
.
"Nanti Gita kabarin mas, Gita cari tiket dulu dapetnya apa" kata Gita mengakhiri panggilan.
"Eh dasar bocah, belum juga gue ngomong udah dimatiin begitu saja" kata Radit ngomong sama ponselnya sendiri.
Radit telp ke Ari untuk meminjam apartemennya kalau tidak dipakai.
"Halo Ri, loe udah bangun?" Kata Radit
"Sudah dong memang loe, bangunnya siang" jawab Ari
"Ri maaf gue mau nanya apartemen itu ada tidak ya kalau sewa yang harian atau mingguan?" Tanya Radit, yang tadinya mau pinjam tapi diurungkan, karena tidak enak sama Radit.
"Ada sih Dit mau buat siapa, buat loe?" Tanya Ari
"Buat adik gue sih Ri, soalnya Gita gue suruh berangkat hari ini. Cuma sama mama gue, Gita tidak boleh tidur di hotel sendirian kawatir ada orang yang iseng" kata Ari.
"Pake apartemen gue aja, nanti gue ajak Meira biar mereka kenalan. Jadi adik loe ada temen, soalnya kita cowok semua kawatirnya Gita tidak nyaman." kata Ari
"Apartemen kan loe pake Ri, gue mau cari sewa saja" kata Radit
"Gapapa Ri kan ga sampe sebulan paling Gita disini. Atau nanti kita rame-rame aja tidur di apartemen gue kalau adik loe mau. Kan apartemen gue ada dua kamar." Kata Ari.
"Terima kasih ya Ri, nanti aku bilang Gita kalau dia sudah sampe sini" kata Radit yang masih mencoba mencati sewa apartemen buat Gita.
"Okey, aku di apartemen kok Dit sekarang" kata Ari
"Eh Dit, tapi loe juga ikut tidur apartemen gue kan menemani Gita?" Tanya Ari lagi.
"Iya dong, masak adik gue sama loe saja yang disitu. Nanti bisa di grebek pak rt" kata Radit tertawa.
"Sialan loe" kata Ari tertawa juga.
"Okey Ri, sampai nanti ya dan terima kasih banyak" kata Radit kemudian mengakhiri panggilannya.
"Iya sama-sama" jawab Ari
"Kok gue bisa penasaran sih sama adiknya Radit, anak usia segitu bisa diajak berbisnis mana mungkin. Meira saja masih suka jalan bareng temen dan masih seperti anak kecil begitu" gumam Ari.
Siangnya Radit jemput Gita ke bandara dengan menggunakan mobilnya. Kemudian mereka langsung ke apartemen Ari. Sebenarnya Radit itu di kost ada mobil, tapi dia lebih seneng pake motor. Maklum Jakarta macet, jadi dia maunya pake motor akan lebih cepet.
Radit dan Gita sampe ke apartemen Ari. Kemudian Radit mengetuk pintu apartemen Ari, dimana nantinya mereka bertiga akan tidur di apartemen yang sama. Karena Ari lagi malas untuk pulang ke rumah.
"Masuk Dit" sapa Ari yang sudah membukakan pintu temannya.
"Terima kasih Ri, o iya kenalin ini adik gue yang gue ceritain" kata Radit.
"Ari" kata Ari sambil mengulurkan tangannya.
"Sagita, tapi biasa dipanggil Gita" kata Gita lembut. Gita anaknya lembut bukan berarti dia pendiam. Banyak bicara apabila sama orang yang sudah dikenalnya. Ari kaget setelah melihat sendiri sosok Gita yang ternyata lembut bukan jutek seperti dalam pikirannya.
"Kalau mau mandi dulu silahkan, ini kamarnya" kata Ari menunjukkan kamarnya kepada Gita.
"Terima kasih kak" kata Gita dan Ari hanya menganggukkan kepala.
"Dit sebenarnya kalau kita jadi satu begini, nanti jika ada yang mau diobrolin sewaktu-waktu lebih enak kali ya" Kata Ari mengingat mereka bertiga akan kerjasama dalam sebuah bisnis.
"Iya sih, tapi kan gue yang tidak enak Ri" kata Radit.
"Tadinya gue rencana mau beli apartemen yang deket kampus itu kan murah cicilan gue, hehehe" kata Radit terkekeh sendiri.
"Loe sudah beli?" Tanya Ari
"Baru mau, tapi loe jangan cerita ke Toni atau siapapun ya" jawab Radit.
"Okey, gue tidak akan cerita. Memangnya selama ini gue suka cerita..." kata Ari.
Melihat Gita sudah keluar dari kamarnya dan sudah berganti baju.
"Sayang sudah selesai mandinya?" Tanya Radit
"Sudah mas, mas Radit mau mandi juga?" Tanya Gita balik.
"Nanti aja mas mandinya" jawab Radit.
"O ya kalian mau makan apa, biar aku pesenin" tanya Ari.
"Terima kasih Ri, kami siang sudah makan" jawab Radit
"Gita mau dipesenin makan?" Tanya Ari
"Terima kasih kak, Gita sudah makan tadi sama mas Radit" jawab Gita
"Nanti kalau kalian mau minum tinggal ambil saja ya, semua ada di dapur silahkan saja dibuka-buka sendiri." Kata Ari melihat ke Gita dan Radit bergantian.
"Baik kak, nanti Gita bikin. Apa ada yang mau dibuatin teh?" Kata Gita
"Boleh, aku mau dik" kata Radit
"Mas Ari, eh maaf kak Ari mau teh juga?" Tanya Gita malu karena salah memanggil.
"Gapapa panggil saja mas sama dengan Radit. Anggap aja gue kakakmu juga" jawab Ari santai dengan tersenyum.
"Iya terima kasih" kata Gita jadi sungkan.
"Mas Radit tehnya dingin apa panas? Mas Ari jadi mau dibuatkan teh tidak?" Tanya Gita sungkan
"Boleh deh, panas saja ya aku" jawab Ari santai dan tahu jika Gita jadi sungkan.
"Mas juga panas saja dik" jawab Radit.
Kemudian Gita membuat teh hangat tiga cangkir. Kemudian Gita bawa ke meja makan, karena Radit dan Ari ngobrolnya di meja makan.
"Terima kasih Git" kata Ari
"Sama-sama" kata Gita
"Tetima kasih ya dik" kata Radit
"Sama-sama mas" kata Gita
"Dik nanti mas Ari ini mau ikut kerjasama dengan cafemart kita, yang tadi di jalan mas Radit sudah cerita" kata Radit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments