Ari memang anak orang kaya yang tidak pernah tidak terpenuhi apabila menginginkan sesuatu tanpa melihat nominal harga. Tapi Ari bukanlah orang yang senang mengandalkan kekayaan orang tuanya dengan menghambur-hamburkan uang yang sudah diberikan orang tuanya.
Radit dan Ari mempunyai kemiripan yang sama-sama tidak suka mengandalkan kekuatan dan kekayaan orang tuanya. Mereka sama-sama punya prinsip harus bisa mandiri tanpa menyusahkan kedua orangtuanya. Apa yang sudah didapat oleh kedua orang tuanya itulah milik orang tua mereka dan bukan miliknya.
"Memangnya nanti usaha yang mau loe buka disini kerjasama dengan adik loe juga Dit?" Tanya Ari setelah mereka sampai di kost Ari
"Iya makanya adik gue Gita bikin proposal yang dikirim lewat email karena semua minimarket gue hasil kerjasama kami berdua juga" jawab Radit.
"Memangnya adik loe kuliah di Jogja sambil ngurusin usahanya?" Tanya Ari
"Adik gue masih umur 17th dan baru kelas 12. Tapi awal usaha kami dulu gue sendiri yang ngurusin. Karena Gita masih belum paham sebab saat itu Gita masih di kelas 9. Jadi Gita hanya ikut saweran modalnya saja. Kemudian sedikit-sedikit Gita belajar dan sekarang sudah bisa gue lepas. Jadi 2 gerai kami yang Jogja Gita yang ngurusin" jawab Radit sedangkan Ari jadi penasaran dengan adiknya Radit anak masih kecil sudah bisa berpikir untuk usaha.
Radit dan Ari sudah sampai di kost Radit dan masih melanjutkan obrolannya.
"Memangnya sekarang ada berapa gerai yang loe punya Dit?" Tanya Ari
"Baru 3 gerai Ri, 2 di Jogja dan 1 di Semarang. Makanya aku sekarang mau mencoba merambah ke sini siapa tahu perkembangannya bagus nantinya." Jawab Ari
"Nanti deh kita bicarain lagi bertiga sama adik gue ya kalau loe jadi ikut kerjasama. Dan kita bisa sama-sama membuat proposal untuk rencana ke depannya" kata Radit
"Okey nanti gue buat proposalnya dan kapan kita akan ada pertemuan sama Gita, loe kasih kabar gue ya" kata Ari semangat.
"Okey siip" kata Radit
"Gue mau cari makan malam dulu ke kantin sana, loe mau ikut atau gue beliin saja?" Tanya Radit karena waktu sudah masuk makan malam.
"Gue ikutan aja deh dari pada di rumah mau ngapain, Meira lagi keluar kota jadi rumah sepi kalau anak itu tidak ada batang hidungnya" kata Ari. Radit tertawa karena tahu kalau Meira itu memang cerewet dan manja sekali. Ada saja bahan yang akan jadi omongannya jika bertemu dengan orang yang sudah dia kenal. Makanya rumahnya Ari kalau tidak ada Meira selalu sepi.
Toni setelah mengantar Dina dan Salsa pulang ke kost dari mall XY soee tadi langsung menyusul ke kantin dekat kost Radit setelah menghubungi Radit.
"Kirain loe tadi anterin Salsa saja ke kost kemudian langsung jalan lagi sama Dina" kata Ari.
"Lagi males gue jalan, lagian tadi kan juga sudah jalan" jawab Toni
"Ton loe nanti jadi asisten gue mau ga kalau gue buka usaha?" Tanya Ari. Karena Ari tahu Toni orangnya bisa dipercaya dan punya tanggung jawab besar, apalagi dia sudah tak punya orang tua tetapi masih harus menghidupi seorang adik laki-lakinya yang seumuran dengan Gita dan Meira.
"Gue siap aja, memangnya loe mau buka usaha dimana dan apa Ri?" Tanya Toni
"Nanti dulu, gue belum bikin proposalnya atau malam ini loe ke rumah gue deh" jawab Ari. Toni menganggukkan kepalanya dan memberikan jempolnya tanda setuju.
Ponsel Radit berdering ada panggilan dari adiknya.
"Ya sayang, mas Radit belum sempat buka email, nanti malam sayangku" kata Radit menjawab telp dari Gita.
"Ih mas gitu deh, kan Gita jadi ga sabar dong" kata Gita.
"Eh ini mas lagi makan malam diluar ya, kok suaranya rame" kata Gita
"Iya lagi makan bareng temen mas makanya nanti malam saja ya" kata Radit.
"Kamu ijin dulu ke mama, kalau jadi minggu depan libur dan mau ke sini" kata Radit lagi
"Iya Gita sudah ijin ke mama dan libur 10 hari, jadi bisa buat jalan-jalan semingguan" jawab Gita
"Okey, nanti kasih kabar mas Radit ya biar bisa mas jemput" jawab Radit
"Okey mas, daaah" kata Gita mengakhiri panggilannya.
"Sepertinya minggu depan Ri, kita ketemuan lagi buat ngebahas kelanjutannya." kata Radit ke Ari
"Okey, gue siap kapanpun Gita adik loe datang" kata Ari. Toni mendengar perkataan Ari heran membuatnya mengkerutkan dahinya.
"Memang loe kenal adiknya Radit ya Ri?" Tanya Toni
"Nggak gue mau ada bisnis sama Radit dan adiknya Radit" jawab Ari santai.
"Adik loe cowok apa cewek Dit?" Tanya Toni
"Ngapain loe nanya begituan, memang kalau cewek mau loe deketin?" Sahut Ari
Radit bukannya menjawab pertanyaan temannya tetapi malah jadi tertawa.
"Ya nggaklah, kan gue sudah ada Dina. Sedangkan Radit kan lagi pendekatan sama Salsa. Nah loe kan belum ada Ri, siapa tahu jodoh loe Ri jadi adik iparnya Radit?" Ledek Toni yang tahu kalau sahabatnya yang satu ini agak kurang bisa untuk deket sama cewek. Radit hanya tertawa mendengar ocehan sahabatnya ini.
"Kaya loe tahu jodohnya orang saja" kata Ari males menanggapi.
Memang Ari tipenya malas cari pacar, dimata Ari cewek itu mau deket sama cowok hanya karena uangnya saja. Karena dia sering melihat sepupunya dan ayahnya juga didekati cewek-cewek yang hanya mau uangnya saja.
"Gue jadi penasaran seperti apa nanti cewek idaman loe Ri" kata Toni. Ari tak menanggapinya dan Radit hanya menepuk punggung sahabatnya saja.
"Tidak semua perempuan itu mau dekat dengan lawan jenisnya karena uangnya, loe lihat mama loe, adik loe bisa buat loe membuka mata seperti apa cewek itu" kata Radit membuka pikiran Ari agar tidak terlalu menghakimi kaum cewek, walaupun memang sebagian besar perempuan memandang cowok dari segi uang seperti Bela.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
Tita Dewahasta
like 2
2021-04-14
0