Harya bersiap dengan pakaian sekolahnya, hari ini adalah hari perpisahan serta pemberitahuan nilai ujian kelulusan serta penyerahan beasiswa Universitas Aksara.
Harya sangat rapi sekali hari ini, ia sudah menguatkan tekad nya walau tidak mendapat beasiswa tidak apa menurutnya yang penting nilainya bagus untuk masuk Universitas lain dikota.
Nek Putri melihat cucu kesayangannya tengah berdiri didepan rumah dengan tampannya, nek Putri mendatangi Harya untuk menyerahkan botol airnya yang diambil nek Putri.
"Arya, ini" ucap nek Putri
Harya berbalik dan mendapati sang nenek berdiri dibelakangnya dengan menggengam botol airnya.
"Eh, nenek...sini botolnya nek" ucap Harya mengambil botol air itu dari tangan neneknya "Harya yakin, pasti Harya bisa buat nenek bangga"
"Iya, nenek percaya sama Harya, itu mbah mu nunggu mau ngantar bilang" balas nek Putri sembari menunjuk mbah Setu yang sudah diatas motor
"Eh, mbah ngapain?" tanya Harya mencium tangan nek Putri dan pergi mendekat ke mbah Setu
"Ayo, mbah antar sekalian mau pergi kesawah" tawar mbah Setu
"Asik, kesekolah naik motor, Harya pergi dulu nek Assalamualaikum" ucap Harya
Motor mbah Setu mulai menjauh meninggalkan rumah, perjalanan itu sangat menyenangkan menurut Harya, diantar mbah nya kesekolah itu sangaaat menyenangkan.
"Mbah yakin kau dapat beasiswa Yak" ucap mbah Setu kepada Harya
Harya yang senang mendengar ucapan sang mbah pun menjawab " Iya mbah, Arya juga yakin kalau Arya bisa"
"Gitu baru cucu Setu"
Sesampainya di sekolah, Harya melihat Putra menunggunya di gerbang sembari melirik-lirik kerumunan itu.
"PUTRA!"
Putra pun melirik untuk melihat siapa yang memanggilnya dan mendapati sang bespren sedang berlari kearahnya.
"Lama banget Yak" ucap Putra saat Harya sudah sampai di tempat ia berada
"Huft..motor mbah ku mogok tadi Huft...jadi aku bantu dorong dulu sampai bengkel dekat sekolah" ujar Harya menyeka keringat yang membasahi wajah tampannya
"Wahaha kasihan banget kau Harya, mau lulusan malah disuruh dorong motor" tawa Putra mendengar cerita kawannya itu
"Diem atau nggak aku tarik bibir mu itu biar monyong!" ancam Harya
"Haha ya maaf, yaudah yuk kita masuk" ajak Putra dan dibalas anggukan dari Harya.
SMA Harya bernama SMA Pawang satu dan merupakan SMA yang sangat diidamkan anak-anak di desa Harya, hari ini suasana sangat ramai banyak sekali gelak tawa anak-anak dan juga anak-anak yang merasa takut jika nilainya tidak sesuai harapan.
Harya dan Putra berjalan memasuki Aula sekolah mereka yang sudah dipenuhi banyak siswa, mereka mencari tempat duduk dan berhasil mendapatkan satu di bagian ujung belakang.
"Sangat jauh yah, tapi tak apa" ujar Putra yang terdengar sedikit kecewa
"Nggak papa lah Put, macam nilai kita bakal bagus aja" canda Harya membuat Putra memukul kepalanya kesal
Tak lama kemudian, seorang guru pria yang akan memimpin acara tersebut sudah hadir dan disambut dengan tepuk tangan para siswa.
"Baiklah, mari kita mulai acara nya dan pengumuman nilai akan berada di akhir acara" ucapnya
Acara berjalan lancar dan kini tiba bagian yang paling ditunggu-tunggu oleh para siswa kelas 3, ada yang takut, ada yang senang dan juga ada yang sangat percaya diri bahwa nilainya akan bagus....tepat sekali, bagian itu adalah pengumuman nilai para siswa.
Harya sudah sangat gugup saat itu, tangannya terasa sangat dingin seperti sedang berada di kutub utara dan menjadi es batu disana.
"Baiklah, bapak sudah mencakup 20 siswa dengan nilai terbaik dan akan bapak mulai dari nomor 20...jatuh kepada bla bla"
Begitulah acara itu, walaupun terdengar membosankan tetapi para murid tidak terlihat bosan malahan tegang, dan sampai saat pengumuman peringkat pertama.
Harya sudah mulai kehilangan kepercayaan dirinya, ia berpikir bahwa peringkat pertama itu pasti bukanlah dia, ia tahu sampai mana batas kepintarannya.
"Dan yang paling ditunggu-tunggu...peringkat pertama yang akan dapat beasiswa berkuliah di Universitas Aksara adalah...."
DEG
DEG
"HARYA ADITYA MURA!"
Harya yang tidak percaya jika ia merupakan peringkat pertama hanya terdiam ternganga di tempat duduknya, tepuk tangan dimana-mana meneriakan kata selamat kepada Harya dan juga banyak yang kecewa.
"Harya, ayo sini ambil sertifikat dan surat beasiswa mu nak" ucap guru tersebut
Harya ingin berdiri tetapi kakinya sangat lemas, ia memaksa kakinya untuk bangkit dan berjalan menuju guru tersebut dengan senyum bangga untuk dirinya sendiri.
"Ini Harya, selamat ya karna sudah menerima surat beasiswa ini dan bapak sarankan saat pulang nanti segera bersiap karna bagi anak yang mendapat beasiswa, satu hari setelah besok adalah hari terakhir penerimaannya" saran guru itu
Harya tersenyum kepada bapak guru itu dan berkata "baik pak, terima kasih atas sarannya dan saya janji akan belajar dengan baik agar dapat membangga kan nenek dan mbah dirumah"
"Kamu anak yang berbakti, ini sertifikat kamu dan ini surat beasiswa nya" ucap bapak itu menyerahkan sebuah amplop dan segulung kertas tebal
Harya menerima gulungan dan amplop itu dan tak lupa ia mengatakan "Terima kasih" kepada bapak guru itu.
Acara sudah selsai, Harya pulang bersama Putra karna kebetulan mereka satu jalan, mereka asik mengobrol ria terkadang tertawa sampai sakit perut bahkan mau menangis.
"Selamat kawanku! kini impian mu tercapai" ucap Putra merangkul bahu Harya dan mengucapkan selamat
"Iya kawanku, kau juga selamat karna berada di urutan ke-6, setidaknya bisa mencari Universitas bagus dikota" puji Harya
"Iya, iya, nanti kalau sudah sukses ayo kita ke Desa lagi buat minum kopi itam" ajak Putra
"Iyos, ayuk kalau gitu mah"
Sesampainya Harya di rumah, ia melihat mbah Setu sedang duduk di kursi depan sembari menikmati kopi Hitam yang sangat pas suasananya dikala itu sedangkan nenek Putri sedang menyapu daun-daun kering di halaman.
"Aiyo Assalamualaikum" ucap Harya dengan wajah bersinar terang bagaikan lampu 5 watt
"Walaikumsalam" balas kedua orang tua itu sembari melihat sejenak siapa yang mengucapkan salam
"Eh Harya toh, gimana hasilnya?" tanya nek Putri
"Ya begitulah" jawab Harya langsung duduk di sebelah mbah Setu dan menyeruput kopinya
"Betuah punya cucu, kopi mbah nya pun diminumnya" kesal mbah Setu
"Salah sendiri kopinya dibiarkan dan nggak diminum" ledek Harya
"Harya, gimana hasilnya nenek tanya" ucap sang nenek meletakkan sapu lidinya dan mendekati cucu semata wayangnya yang sedang duduk itu
"Hehey, Harya dapat peringkat satu nek! Harya dapat beasiswanya!" girang Harya memperlihatkan surat beasiswa itu
Nek Putri terkejut tak percaya dengan apa yang diucapkan cucu nya itu sementara mbah Setu memuncratkan kopi yang ia minum setelah mendengar Harya berbicara seperti itu.
"Yang benar Yak?!"
"Benar nek! ini loh surat nya coba dibaca sendiri" balas Harya dan menyerahkan surat itu kepada nenek nya
Nek Putri membaca dengan seksama dan akhirnya menjatuhkan air mata bahagia sembari menatap cucu nya yang tersenyum bangga.
Nek Putri segera menyerahkan surat itu pada mbah Setu dan langsung memeluk erat tubuh Harya yang kekar, mbah Setu juga membaca dan terkejut...ia hanya bisa bersyukur dan membelai kepala cucu nya itu.
"Harya benar kan nek! Harya bakal dapat nomor satu untuk nenek" ucap Harya bangga
"Iya, nenek percaya sama Harya"
Hari itu diakhiri dengan pelukan keluarga kecil mbah Setu dan rasa bangga akan cucu mereka itu tetapi...ada rasa sedih dihati mereka karna cucu mereka akan pergi kekota setelah hari ini dan meninggalkan pasangan tua itu di Desa Bulan sendirian.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
mantap thor lanjut
2022-10-11
0
Braiyen Siburian
teruskan ceritanya thor
2022-05-24
0
Ki Ramalan
seru.
2022-05-04
0