Mbah Setu selalu mengunjungi Harya di Klinik setelah ia pulang dari sawah, kadang mbah Setu membawakan apel, anggur atau strawberry dari kebun sawah miliknya.
Selain buah-buahan, mbah Setu juga mempunyai sawah padi untuk makan ia dan istrinya dan mungkin juga Harya yang akan menjadi calon anggota keluarga mereka.
Perlu berminggu-minggu untuk Harya sembuh, dan pada akhirnya hari itu tiba juga.
"Sudah siap Harya? kita mau ketemu istri tercinta mbah loh" ucap mbah Setu menyombongkan diri didepan Harya yang masih mengganti pakaiannya dengan baju yang dibawa mbah Setu
"Mbah, nenek akan terima Harya apa tidak ya" pikir Harya
"Pastilah, nenek sangat menyukai anak kecil macam Harya tapi tetap aja nenek paling menyukai mbah wahaha" tawa mbah Setu
Harya hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat tingkah si mbah, mbah Setu berterima kasih kepada dokter di klinik dan menggandeng Harya pergi dari sana.
Di perjalanan menuju rumah mbah Setu.
"Haduh Harya, bantu mbah bawa karung ini" pinta mbah Setu memberikan karung nya pada Harya
"Loh, kok jadi Harya mbah" ucap Harya
"Masa nggak mau nolongin mbah nya sih Harya, ntar jadi anak durhaka loh baru di azab sama Yang Maha Kuasa loh" ujar mbah Setu
"Ih, masa Harya sih yang di azab sama Yang Maha Kuasa, yaudah sini Harya bantu mbah tersayang" ucap Harya mengambil karung yang diserahkan mbah Setu
"Nah gitu dong cucu mbah, kan jadi ganteng" puji mbah Setu membelai kepala Harya lembut
"Mbah, karung ini isinya apa? kok kayaknya mbah pengen banget bawa pulang karung ini" tanya Harya penasaran dengan karung yang ia tenteng
"Itu isinya strawberry, nenek suka sama strawberry" jelas mbah Setu "Harya suka strawberry tidak?"
"Sukaaaa banget!"
Mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah dengan gelak tawa antara kakek dan cucu berumur 5 tahun yang tampan, sesampainya di rumah mbah Setu, nenek sudah menunggu kepulangan suaminya dan terkejut saat melihat mbah Setu pulang dengan seorang anak kecil.
"Asslammualikum istriku sayang" ucap mbah Setu saat tiba dihalaman rumahnya
"Walaikumsalam, beb ini anak siapa?" tanya istri mbah Setu
"Hai nenek, nama saya Harya Aditya Mura, nenek bisa memanggil saya Harya atau Arya terserah tapi kalau nenek mau manggil sayang juga tidak apa" goda Harya
Nenek hanya bisa tertawa melihat tingkah Harya yang menurutnya menggemaskan dan ingin sekali ia culik lalu dikunci dikamar kosong.
"Oi, itu istriku! kalau mau menggoda cari istrimu sendiri sana" kesal mbah Setu langsung memeluk sang istri
"Eitss, ini nenek Harya! mbah peluk pohon saja sana!" ujar Harya yang juga memeluk kaki si nenek karna tubuhnya yang lebih rendah dari si nenek.
"Sudah, hmm sayang, nama nenek itu nenek putri, Arya sekarang cucu nenek kan?" tanya nek Putri berlutut didepan Harya
"Tenang saja nek! Arya sekarang cucu nenek jadi mari kita buang mbah Setu di sawah👍"
"OII"
"Hahahahaha"
Hari-hari pasangan tua itu serasa berwarna setelah kedatangan Harya dalam rumah tangga kecil mereka itu, walau hidup di desa, keluarga mbah Setu tidak kekurangan uang dan selalu saja membantu warga lainnya jika mereka kekurangan uang atau beras.
Bertahun-tahun telah berlalu, Harya tumbuh menjadi pemuda desa yang tampan, cerdas, ramah dan mudah bergaul dan tak heran jika ia banyak disenangi warga desa lainnya, walaupun terkadang Harya jahil dan korban andalannya adalah si kakek itu sendiri.
Harya kini duduk di bangku SMA kelas 3, waktu itu Harya terlambat sekolah karna mbah Setu kesulitan mencarikan sekolah di desa, hari ini adalah hari libur bagi kelas 3 sebelum menjalani ujian kelulusan.
Harya memutuskan untuk membantu sang kakek pergi kesawah karna sebentar lagi akan panen.
"Harya, tidak duduk diam dirumah saja untuk belajar?" tanya nek Putri melihat Harya memasukan kopi hitam buatannya sendiri kedalam karung
"Nggak nek, Harya mau bantu mbah aja soalnya kasihan kalo jantuh ke lumpur lagi" ledek Harya
"Anak ini, bisa-bisanya mbah sendiri di ledek" kesal mbah Setu
"Sudah, Harya nanti ujian kan...pulang dari sawah belajar loh ya, besok sudah masuk sekolah loh" ucap nek Putri mengingatkan cucu semata wayangnya itu
"Siap kapten! Harya janji sama nenek bakal dapat peringkat satu dan berkuliah di Universitas Aksara!" ujar Harya meyakinkan sang nenek tercinta
"Yasudah, semangat belajarnya ya walaupun tidak dapat peringkat satu nenek tetap akan mendukung cucu nenek ini" ucap nek Putri mencium pipi kanan Harya
"Ayo Harya kita berangkat, bu'e kami pergi dulu ya Assalamualaikum" ucap mbah Setu
"Iya Walaikumsalam"
Mbah Setu dan Harya pergi ke sawah menggunakan motor butut mbah Setu yang telah lama ia simpan, banyak warga yang menyapa mereka berdua tak terkecuali para gadis yang bersemangat menyapa Harya saat ia lewat di depan rumah mereka.
"Kok kamu terkenal banget disini Harya, nggak percaya mbah" ucap mbah Setu kepada Harya yang senyam senyum sendiri
"Harya kan ganteng kayak mbah, makanya banyak yang kenal Harya" ucap Harya memuji dirinya sendiri dihadapan kakeknya itu
"Bagus! itu baru cucu nya Setu"
Ditempat lain, tepatnya di kediaman keluarga Rayendra yang kaya raya bak raja, tidak...mereka bahkan melebihi raja.
"Hanfi Dear"
"Ah, Mom ada apa?"
"Apa kamu yakin ingin melanjutkan pendidikan di Universitas itu? tidak mau di luar negri saja sayang?"
"Tidak Mom, hati Hanfi bilang disana adalah tempat yang tepat"
"Yasudah, Mom dan Dad tidak akan mengganggu keputusan mu sayang, sini kasih mama pelukan hangat"
"Iya, Mom Hanfi janji pasti akan menemukan kakak dan membawa ia pulang"
"Iya, Mom percaya sama Hanfi"
.....
Setelah selesai di sawah, Harya dan mbah Setu pulang dalam keadaan kotor dan berlumpur dan juga Harya saat itu marah kepada sang mbah karna melemparnya ke lumpur tempat kerbau tetangga bermain.
"Besok-besok Harya nggak mau bantu mbah lagi lah" kesal Harya kepada sang mbah di motor mereka
"Haha siapa suruh melamun, mbah lemparlah" tawa mbah Setu
Sesampainya dirumah, nek Putri sudah menyiapkan makan malam dan menyelesaikan pekerjaan rumah yang ia tinggalkan, Harya mencuci kakinya sebelum masuk kedalam rumah dan membersihkan dirinya.
Harya berjalan menuju kamarnya untuk melaksanakan Shalat magrib dan sehabis itu pergi makan malam dengan nenek dan kakeknya.
Saat Makan Malam.
"Harya yakin mau pergi ke Kota untuk berkuliah?" tanya nek Putri khawatir akan keputusan sang cucu
"Iya nenekku sayangggg, Harya yakin mau pergi ke Kota" jawab Harya
"Harya di Kota itu sangat mengerikan nak, disana menggunakan hukum rimba dan tidak seperti di desa, Harya tau apa itu hukum rimba?" tanya sang nenek lagi
"Tau nenek, hukum rimba itu sama saja seperti siapa yang berkuasa dia yang menang bukan? Harya yakin kok mau pergi ke Kota" ujar Harya meyakinkan sang nenek
"Tapi-"
"Bu'e...Harya itu sudah dewasa jadi kita biarkan dia memilih sendiri keputusannya, peran kita adalah mendukungnya" ucap mbah Setu
"Ish, pa'e ini kok malah belain Harya sih" kesal nek Putri dan akhirnya ia meninggalkan Harya dan mbah Setu di meja makan
"Wanita susah dimengerti" keluh mbah Setu
"Sabar mbah, gitu-gitu sayang tuh si mbah"
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Pimoii
hai
2023-01-06
0
ruswandi jayanegara
nenek geol.....
2022-10-18
0
Imam Sutoto Suro
keren thor lanjutkan
2022-10-11
0