Do'akan saja

"tunggu tuan! "

"apa lagi? "

lara meraba kantongnya, melihat sekeliling daerah mereka, tidak ada!!

Dompetku!

lara panik setengah mati, dompetnya tidak ada bersamanya. ia tetap mencari kesana kemari, namun tidak menemukannya.

" bisakah tuan menunggu disini sebentar, saya akan segera kembali"

lara langsung berlari meninggalkan Ryo yang melihatnya heran, niat ingin mengejar namun di perintahkan untuk menunggu, jadilah pada akhirnya ia memilih duduk bersandar di dalam mobil.

lara yang tadi berlari, memelankan langkahnya, berusaha konsentrasi dengan apa yang dicarinya, matanya terus fokus melihat jalanan yang ia lalui tadi, berharap dompetnya masih bisa di temukan.

ia ingat bahwa sebelum Ryo muncul di hadapannya dompet lipat yang ia bawa berada di kantong bajunya.

kini di kantongnya hanya berisi catatan daftar belanjaan, dompetnya berisi uang untuk belanja bahan yang ada di daftar tersebut. kalau dompetnya tidak ditemukan bagaimana ia belanja bahan itu.

saat berlari tadi dia tidak menyadari apapun, yang ada di pikirannya, hanya berlari menjauh dari Ryo, hanya itu.

kini ia menyesalinya sekarang, dia tidak tau harus mendapatkan uang dari mana lagi bila dompetnya tidak di temukan.

bi yusi juga pasti akan kecewa pada dirinya, dia benar-benar merasa menyesal.

lara terus berjalan, mencari dengan harapan yang besar dompetnya bakal di temukan.

saat matanya terus memperhatikan jalanan, Tiba-tiba langkahnya terhenti, dia sedang menyaksikan sesuatu.

deg.

dompetku!

*******

lara berjalan dengan wajah yang lesu menghampiri Ryo yang sedang menunggunya di mobil, wajahnya benar-benar mengambarkan kesedihan.

Ryo memperhatikan dengan seksama raut wajah Lara.

"kau dari mana saja, aku menunggumu dari tadi"

"maafkan saya tuan" Lara menundukkan kepalanya, pikirannya sedang kacau sekarang, memikirkan dari mana ia akan mendapatkan uang untuk membeli barang di daftar belanjaan.

"apa yang kau cari?"

Ryo melihat ke arah tangan lara yang kosong.

"saya... sedang mencari dompet saya yang terjatuh saat berlari tadi." lara menunduk.

"jadi kau menyuruhku menunggumu disini karna kau mencari dompetmu? " Ryo terkejut, dia merasa bersalah.

bagaimanapun dia yang membuat Lara tadi berlari, meskipun dia kesal karna lara menghindarinya.

lara mengangguk.

"lalu ketemu? " Ryo bertanya meski, tau jawabnnya.

Lara menggeleng kepalanya putus asa, kepalanya semakin menunduk.

astaga... ingin sekali aku menegakkan kepalanya, spertinya Tuhan menciptakan leher lara dari tulang lentur.

"tuan..." lara berpikir sejenak.

"bolehkah saya meminjam uang tuan? "

lara akhirnya memakai ide konyol yang sempat terlintas di otaknya.

bagaimanapun ini juga bukan sepenuhnya kesalahan dia.

"saya memerlukan uang itu untuk belanja di daftar ini" lara memberikan kertasnya pada Ryo.

"saya akan menggantinya selepas saya gajian, saya janji" tidak punya cara lain, dari pada bi Yusi dan nyonya mira kecewa terhadapnya, krena sudah bertingkah ceroboh. dia menahan rasa malunya.

belum apa apa gajiku sudah dipotong!

aaa... kesal sekali, ini juga bukan kesalahanku sepenuhnya, gara gara dia juga.

Ryo membaca daftar belanjaan yang di berikan lara padanya, banyak sekali. nama nama sayuran dan bahan lainnya berjeret memanjang ke bawah.

merasa bersalah, Ryo akan meminjamkan uang padanya, bukan meminjam sebenarnya, lebih tepatnya memberi. uang segitu tidak akan menguras dompetnya.

"baiklah aku akan meminjam uangku padamu, asalkan setelah itu kau menemaniku makan, bagaimana? "

apa lagi yang diinginkan tuan tidak tau malu ini?

"baik tuan" menerima tanpa penawaran. sudah untung tuan mudanya masih memberikan pinjaman kepadanya, meski dia sudah mencoba kabur menjauh tadi.

hati... betapa tak tau malunya kamu!

" sekarang masuklah, aku akan menemanimu"

lebih baik aku duduk di belakang saja, dari pada duduk disampingnya.

lara segera membuka pintu mobil belakang tanpa izin dari Ryo lalu masuk ke dalam mobil.

Ryo melongo, aku menyuruhnya duduk di depankan.

******

lara membaca dengan seksama daftar belanjaan, memilih, melihat, mengecek barang yang akan dibeli, jangan sampai ia salah beli barang.

sudah pinjam uang, kalau salah beli barangkan tambah rugi.

tapi bi Yusi pintar banget sampai hapal dengan nama produk. sudah terbiasa mungkin.

lara terus saja memilih bahan, mendorong troli berpindah ke tempat lain, ditemani Ryo yang sedari tadi mengikutinya dari belakang memperhatikannya.

lara sendiri sudah tidak ingat dengan orang di belakangnya ini. awal masuk ke supermarket lara masih saja mencoba jaga jarak dengannya seperti menyuruh ia menunggu di dalam mobil, intinya lara tidak mau Ryo bersamanya.

tentu saja Ryo menolak dengan beralasan siapa yang akan membayar kalau ia tidak ikut, sungguh pintar sekali dia.

Ryo terus saja memperhatikan lara yang memilih barang, tanpa peduli dengan kehadirannya.

ngidam apa.. ibunya selama hamil, kenapa dia kaku sekali. apa ibunya juga sama kakunya dengannya?

"wah...lihat deh,ganteng banget!! " suara ibu-ibu membicarakannya, Ryo yang mendengar paham yang ibu itu maksud dirinya, PD sekali dia.

tersenyum, mengarah ke para Ibu-ibu, mengeluarkan jurus sejuta pesonanya.

"aaaaaa... senyumnya manis sekali.. aku sampai ingin menikah lagi" salah satu ibu, berdecak kagum.

"andai.. suamiku seperti dia, aku rela tidak akan kemana-mana jika harus selalu bersamanya dirumah. " ibu yang lain mulai berpikir macam-macam.

"tapi aku kasihan dengan istrinya itu, mendorong troli sendirian, ganteng doang perhatian kagak! " salah satu ibu mengkritiknya.

hah!

istri?? mereka menganggap lara itu istriku?

wajahnya berubah ceria, ia menghampiri para Ibu-ibu yang tadi membicarakannya. mengeluarkan dompet lalu memberikan beberapa lembar uang ke para Ibu-ibu itu, awalnya mereka melongo heran, tapi menerima uang dengan tangan terbuka, siapa yang tidak mau dikasih uang.

Ryo memberikan uang lebih kepada ibu yang menyebut lara sebagai istrinya, meskipun bukan sebuah pujian melainkan sebuah kritikan pedas,dia tidak perduli.

"doakan semoga gadis itu, menjadi istri saya ya" Ryo tersenyum.

jadi mereka bukan suami istri?

para Ibu-ibu saling pandang, kemudian serempak mendoakan "aamiin.. "

lara yang sudah selesai memilih barang hendak menuju ke kasir, tapi ia lupa bahwa dia tidak punya uang. melihat ke sekitar mencari keberadaan Ryo, dia memperjelas kan penglihatannya, tuan mudanya sedang mengobrol dengan para Ibu-ibu yang lara tidak kenal.

agak aneh, pikirnya.

salah satu ibu yang menyadari lara yang sedang memperhatikan mereka menepuk tangan Ryo.

"nak, gadismu sudah selesai belanja tuh,,,,"

ibu itu menunjuk dengan dagunya. Ryo menceritakan apa tadi sampai-sampai ibu itu memanggil lara dengan sebutan gadisnya.

Ryo melihat arah ibu itu tunjuk, tersenyum.

lalu berpamitan undur diri.

"kau sudah selesai? "

kenapa dia tersenyum begitu?

lara menunduk, " sudah tuan, maaf membuat tuan menunggu lama"

"tidak apa, ayo kita bayar, aku sudah sangat lapar"

hiks...dia memang menagih itu.

selesai membayar, akhirnya mereka makan di restoran yang dekat dengan supermarket, lalu memesan makanan.

lara yang masih saja menjaga jarak awalnya memilih meja yang lain untuk dirinya karna tidak ingin semeja dengan tuan mudanya.

tapi tentu saja, Lagi-lagi Ryo menahannya, kembali mengancamnya.

"kn sudah kubilang kalau kau menghindariku lagi gajimu bakal ku potong! "

tanpa kau mengancamku,

gajiku memang akan dipotong karna meminjam uangmu, tuan.

lara duduk di hadapan Ryo memundurkan sedikit kursinya agar tidak terlalu dekat dengan Ryo.

makanan mereka datang, Ryo yang sudah lapar segera memakan makanannya, berbeda dengan lara yang hanya melihat makanannya.

ia belum terbiasa makan di hadapan laki-laki, termasuk Ryo. itupun makan malam bersama waktu lalu dia lakukan secara terpaksa.

"kau tidak makan? " Ryo menatap heran Lara yang hanya memandang makanannya.

apa dia tidak mau makan dihadapanku?

"saya tidak lapar tuan" bohong kalau dia tidak lapar. sebelum berangkat dari rumah dia belum memakan apapun.

bukan menjaga imagenya sebagai wanita, tapi ia benar-benar tidak terbiasa makan berdua dengan laki-laki, kecuali ayahnya dulu.

"kalau kau tidak makan, aku akan melipat gandakan hutangmu, kau taukan berapa jumlah belanjaan tadi? "

lara mendongak tidak percaya, Bagaimana tuan mudanya bisa seenaknya sendiri. dia hanya wanita miskin dengan harapan yang besar, tidak kasihan kah dia melihat keadaan lara?

lara segera melahap makannya, selahap mungkin, tidak memperdulikan lagi Ryo yang tercengang melihatnya makan seperti orang yang rakus. dia tidak perduli, bahkan rasa malunya hilang entah kemana, rasa takut hutangnya dilipat gandakan lebih besar dari rasa malunya.

Ryo tersenyum.

Aaaaa... gadis ini benar-benar membuatku tergila-gila!

******

maaf banyak typo

jangan lupa tinggalkan jejak ya

berikan saran, kritikan yang bijak dan membangun agar author semangat memperbaiki Tulisannya.

Catatan: untuk readers ku yang beragama muslim, yuk sempatkan diri untuk membaca Al-Quran, jangan sampai waktumu yang berharga di gunakan hanya untuk membaca karangan fiksi semata.

semangat buat diriku dan kalian semua

Terpopuler

Comments

Lina aza

Lina aza

kebanyakan berargumen 🤔 jadi maraton bacanya 🥵

2021-06-05

1

Vivo Pelangi

Vivo Pelangi

Ryo bukan diam diam suka, tapi memang suka dah..

please thor... jodohkan saja lara engan ryo jangan devan thor🤐🤐🤐

2021-02-12

7

lihat semua
Episodes
1 hari pertama
2 tatapan apa itu?
3 gagal menjebak lara!!!
4 Jangan menghindariku!!
5 Do'akan saja
6 kuliah??
7 kejar-kejaran
8 beraninya kau menggigitku!
9 perjanjian kontrak dengan nyonya Mira
10 pembicaraan penting?
11 marah tak jelas
12 kesalahpahaman Ryo
13 berangkat bersamamu
14 gara-gara baju basah
15 di atap gedung
16 ungkapan cemburu
17 ancaman devan
18 istri yang merajuk
19 merasa bersalah
20 sedikit baik
21 alergi kepiting
22 peringatan perjanjian nyonya Mira.
23 ketidak hadiran Devan
24 membawaku pergi
25 salah paham terselesaikan.
26 bersamamu di pantai
27 foto diam-diam
28 menyesal memberitahunya
29 larangan nyonya Mira
30 panggilan untuk Lara
31 ponsel
32 berduaan lagi.
33 menjadi saingan ( part 1)
34 menjadi saingan ( part 2)
35 persaingan yang sengit
36 foto Lara
37 aku akan dijodohkan!
38 menceritakan pada bi yusi
39 menjemput matahari.
40 apa!
41 drama di keluarga Wijaya.
42 bertemu kakek irwan
43 percobaan menjauh.
44 aku tidak mau jadi pelakor!
45 pengganggu baru.
46 gara-gara dia.
47 di danau sepi
48 mencoba gaun pengantin.
49 buku " treat your psyche"
50 sarung tangan
51 menjaga jaraklah dariku!
52 seorang Leno ( part 1 )
53 seorang Leno ( part 2 )
54 merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
55 ini gara-garaku.
56 penyebab sebenarnya.
57 ungkapan kerinduan.
58 permintaan Devan.
59 khawatir.
60 memohon tapi mengancam.
61 akhirnya setuju.
62 tukang urut.
63 keraguan.
64 gadis bernama Yuki nery.
65 kenangan kuat
66 nama panggilan
67 bertemu kembali
68 kau musuhku bukan majikanku.
69 saya akan mencium tuan!
70 lara cemburu
71 Leno mimisan.
Episodes

Updated 71 Episodes

1
hari pertama
2
tatapan apa itu?
3
gagal menjebak lara!!!
4
Jangan menghindariku!!
5
Do'akan saja
6
kuliah??
7
kejar-kejaran
8
beraninya kau menggigitku!
9
perjanjian kontrak dengan nyonya Mira
10
pembicaraan penting?
11
marah tak jelas
12
kesalahpahaman Ryo
13
berangkat bersamamu
14
gara-gara baju basah
15
di atap gedung
16
ungkapan cemburu
17
ancaman devan
18
istri yang merajuk
19
merasa bersalah
20
sedikit baik
21
alergi kepiting
22
peringatan perjanjian nyonya Mira.
23
ketidak hadiran Devan
24
membawaku pergi
25
salah paham terselesaikan.
26
bersamamu di pantai
27
foto diam-diam
28
menyesal memberitahunya
29
larangan nyonya Mira
30
panggilan untuk Lara
31
ponsel
32
berduaan lagi.
33
menjadi saingan ( part 1)
34
menjadi saingan ( part 2)
35
persaingan yang sengit
36
foto Lara
37
aku akan dijodohkan!
38
menceritakan pada bi yusi
39
menjemput matahari.
40
apa!
41
drama di keluarga Wijaya.
42
bertemu kakek irwan
43
percobaan menjauh.
44
aku tidak mau jadi pelakor!
45
pengganggu baru.
46
gara-gara dia.
47
di danau sepi
48
mencoba gaun pengantin.
49
buku " treat your psyche"
50
sarung tangan
51
menjaga jaraklah dariku!
52
seorang Leno ( part 1 )
53
seorang Leno ( part 2 )
54
merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
55
ini gara-garaku.
56
penyebab sebenarnya.
57
ungkapan kerinduan.
58
permintaan Devan.
59
khawatir.
60
memohon tapi mengancam.
61
akhirnya setuju.
62
tukang urut.
63
keraguan.
64
gadis bernama Yuki nery.
65
kenangan kuat
66
nama panggilan
67
bertemu kembali
68
kau musuhku bukan majikanku.
69
saya akan mencium tuan!
70
lara cemburu
71
Leno mimisan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!