Matahari belum muncul dari arah timur, masih gelap. namun sudah terdengar suara ayam berkokok di kejauhan sana.
di tambah udara dingin yang menusuk kulit, waktu yang sangat nyaman sebenarnya,
tidur dengan berbalut selimut tebal atau tipis, meringkuk di atas kasur, tidak perduli empuk atau tidak.
di jam seperti ini, kebanyakan orang masih tidur.
tapi tidak buat lara, selalu bangun pagi pagi saat di kampung membuatnya sudah terbiasa, lara yang sudah bangun segara menuju kamar mandi khusus pembantu.
selesai menyegarkan wajah dengan balutan air wudhu, lara melaksanakan ibadah rutinnya, Bermunajat kepada sang maha kuasa, meratapi masa depan yang akan dia hadapi, entah bagaimana Sang Pencipta mengatur takdirnya, dia cuma percaya bahwa apapun yang terjadi, itu yang terbaik baginya.
tapi, tidak dapat dipungkiri bahwa Lara terkadang sangat iri melihat kehidupan orang kaya khususnya anak-anak majikannya.dia ingin sekali berkuliah, menimba ilmu dan ia ingin merubah keadaan hidupnya, berharap bahagia dan sukses di kemudian hari.
tapi apalah daya, itu hanya harapan yang entah kapan bisa terwujud. dia hanya berharap kehidupannya berubah suatu saat.
supaya tidak selalu merasa Insecure dengan orang lain, dia selalu meyakinkan dirinya bahwa menimba ilmu bisa dimana saja, belajar otodidak tidak apa, asalkan masih bisa belajar, itulah yang dilakukannya kini, belajar jika ada waktu kosong, di sela-sela kesibukannya bekerja sebagai pembantu di rumah orang kaya.
pagi ini tugasnya belanja bahan masakan dan bulanan, catatan daftar belanjaan sudah ditangan, dia sendiri pun sudah bersiap untuk berangkat.
lara berjalan menuju pintu gerbang yang di sambut oleh satpam yang lara ketahui bernama pak ijal, terlihat dari nametag nya.
"pagi neng! "
pak ijal menyapa, lara hanya mengangguk lalu segera berlalu tanpa membalas sapaan pak ijal, dia belum terbiasa dengan laki-laki meski laki-laki tersebut sudah berumur sekalipun.
lara berjalan kaki menuju keluar dari komplek perumahan majikannya.
Tin tinnnnnn...
suara klakson dari arah belakang mengagetkan lara, berhenti sebentar tanpa menoleh, lalu melanjutkan perjalanannya.
suara klakson kembali terdengar, kali ini lebih lama.
tiiinnn tiinnnnnnnnnnn...
orang itu kenapa sih.
lara berhenti agak lama, menoleh ke arah suara klakson yang seperti sedang meneriakinya.
"Hai..! "
lara membulatkan matanya terkejut.
"tuan Ryo! "
*******
Ryo memperhatikan lara dari jendela kamarnya yang hendak keluar gerbang rumah. mungkin Tuhan sedang memberikannya kesempatan, pikir Ryo.
aku ikutin aja.
Ryo segera bergegas keluar kamar mengambil kunci mobil dan memakai jaketnya. buru-buru dia menghidupkan mesin mobil, takut kehilangan jejak Lara.
keluar dari gerbang rumah yang juga disambut oleh pak ijal.
Ryo mencari keberadaan lara sambil menjalankan mobilnya.
itu dia!
Ryo langsung menghidupkan klakson mobil.
tin tin...
lara berhenti sebentar lalu melanjutkan langkahnya tanpa menoleh sama sekali.
dia tidak melihat ke arahku?
Ryo keluar dari mobil, lalu membunyikan klakson mobilnya lagi, kali ini lebih panjang
tin tin...
kali ini lara berhenti lebih lama, lalu membalikkan tubuhnya untuk melihat.
"Hai!" Ryo melambaikan tangan.
lara terlihat terkejut dan ketakutan dengan kemunculan Ryo, dia segera berlari menjauh.
Lagi-lagi dia menghindari ku!
Ryo segera mengejar lara dengan mobilnya. mereka seperti bermain kejar-kejaran.
tapi tak butuh waktu yang lama bagi Ryo yang mengendarai mobil mengejar lara yang hanya berlari mengandalkan tenaganya.
berhenti tepat di hadapan lara, melihat kebelakang, lara terus saja menghindarinya, emangnya dia seseram apa sih?, pikir Ryo.
lara masih saja menghindar dengan berlari kembali. jangankan menyapa, berhadapan langsung saja membuat lara keringat dingin.
Ryo frustasi melihatnya, namun terlintaslah ide yang gila di otaknya.
kali ini dia menjalankan mobilnya dengan pelan berada tidak jauh dari lara yang sedang berlari menjauhinya.
tin tin
suara klakson memekakkan telinga. Ryo terus saja membunyikan klakson tanpa menghiraukan para warga yang kesal keluar meneriakinya.
" gila ya! "
"masih pagi woy! "
"kurang kenceng suaranya!! "
Ryo benar-benar tidak perduli.
di pandangan orang Ryo sedang menyemangati lara yang berlari maraton, padahal tidak!
Lara yang berlari seperti di kejar hantu, akhirnya memilih mengalah, dia pun kecapekan berlari cukup jauh menghindari anak majikannya.dia belum mengerjakan apa apa hari ini.
mobil yang mengejarnya berhenti tepat di sampingnya, lara refleks menegakkan tubuhnya yang tadi membungkuk kecapean.
" selangkah saja kau berlari lagi, kupastikan gajimu dipotong! " Ryo keluar dari mobil menghampiri Lara, menatapnya dengan penuh kekesalan.
kesal? tentu saja dia kesal, seberapa seram dia di hadapan lara, sehingga membuat lara lari terbirit-birit ketakutan menjauhinya.
lara menunduk kepalanya. "maaf tuan"
"kenapa kau selalu menghindariku, apa kau takut kepadaku, aku tidak akan memakanmu lara! " Ryo frustasi, sungguh sangat frustasi, menghadapi gadis di hadapannya.
Lara hanya diam menunduk tidak berani membalas perkataan tuan mudanya.
"kau juga selalu menunduk saat berjumpa denganku! "
lara tetap diam semakin menundukkan kepalanya, membuat Ryo semakin frustasi serta pegal sendiri melihat lara seperti itu.
kenapa dia tidak pegal menunduk seperti itu... apakah lehernya terbuat dari karet?.
"kalau kau tidak jawab pertanyaanku, kupastikan gajimu di po... "
" maafkan saya tuan, saya tidak akan mengulanginya lagi, tolong jangan potong gaji saya " lara memotong ucapan Ryo, memohon.
aku nggak mau gajiku dipotong, aku kan mau nabung buat kuliah. lara menggigit bibirnya.
ternyata ancaman ini berguna juga.
Ryo tersenyum, ini merupakan jurus yang ampuh baginya untuk menaklukan lara, dia akan menggunakan jurus ini untuk mendekati lara dikemudian hari.
"aku akan memaafkanmu tapi dengan satu syarat"
kenapa harus pakai syarat segala sih!
"apa syaratnya tuan! " lara masih tetap dengan tundukannya.
menuruti permintaan tuan mudanya adalah hal yang lebih baik, ia masih ingat dengan perkataan bi Yusi waktu lalu.
"aku ingin menemanimu pagi ini, katakan kau mau kemana"
aku tidak ingin kau menemaniku!. lara berteriak dalam hati.
" saya mau berbelanja tuan" tidak bisa membantah, percuma saja menolak. ancaman potong gaji terngiang di kepalanya.
" kalau gitu, masuklah aku akan mengantarmu"
" ti...tidak usah tuan, saya naik ang... "
"kau berani membantah ku? " belum selesai dengan perkataannya, Ryo mulai mengancammya lagi.
lara akhirnya mengalah, membantah pun percuma saja, dia tidak ingin gajinya dipotong.
"baik tuan"
Ryo berlalu melewati lara, membuka pintu mobil depan menyuruh lara masuk ke mobilnya.
lara yang masih menunduk, melihat ke arah mobil lalu melihat ke Ryo.
tidak mungkin dia menyuruhku untuk duduk di sebelahnya kn?
lara menelan ludahnya susah payah, kakinya berat sekali melangkah ke mobil tuan mudanya ini.
berpikir sejenak, dia sangat keberatan untuk duduk di samping Ryo, meskipun tidak terlalu berdekatan menurutnya. tapi sama saja, dia akan duduk berdua dengan Ryo di mobilnya.
"masuklah... kenapa kau lama sekali?" Ryo mulai tidak sabaran. dari tadi lara hanya memperhatikan mobilnya, tidak mengatakan apapun atau masuk ke dalam mobil.
"baik tuan"
Lagi-lagi lara hanya menurut, melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil.
saat hendak masuk, Tiba-tiba dia teringat sesuatu, mulai menyadari ada suatu yang mengganjal hatinya.
" tunggu tuan! ".
******
maaf banyak typo
jangan lupa tinggalkan jejak ya
berikan saran, kritikan yang bijak dan membangun agar author semangat memperbaiki Tulisannya.
Catatan: untuk readers ku yang beragama muslim, yuk sempatkan diri untuk membaca Al-Quran, jangan sampai waktumu yang berharga di gunakan hanya untuk membaca karangan fiksi semata.
semangat buat diriku dan kalian semua🥳
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Zulfa
Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung kakak😍
2021-04-25
1
BELVA
mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja rimba
mksh ya
2021-02-15
0