sudah seminggu lebih lara bekerja di rumah nyonya mira dan tuan hanif, perhatian yang di berikan nyonya mira pada lara membuatnya betah bekerja disana.
nyonya mira sangat baik kepadaku begitupun tuan hanif, aku tak boleh mengecewakan mereka
lara membatin, namun ada sesuatu yang menjanggal di hati lara.
mengenai anak dari nyonya dan tuannya
bukankah mereka akan pulang setiap akhir pekan?
pertanyaan itu selalu di pikiran lara.
Seharusnya mereka pulang hari ini.
lara termenung.
ah.. sudahlah untuk apa aku memikirkan mereka, lebih bagus malah mereka tidak pulang.
lara melanjutkan pekerjaannya...
*****
ting!
devan membuka chat yang masuk ke ponselnya
"devan, kamu pulang kan hari ini, bilang ke ryo sekalian. kalau kalian tidak pulang hari ini, mama gak mau lagi bicara sama kalian! " mama memberikan pesan ancaman
devan tertawa kecil mengingat kelakuan mamanya yang selalu mengancam jika permintaan nya tidak di penuhi,
bukankah seharusnya anak yang banyak maunya? tapi kenapa mamanya yang banyak keinginan!
"iya, aku dengan kak ryo pulang hari ini, tapi sore nanti ya mah"
devan mematikan layar ponselnya lalu beranjak ke kamar mandi.
usai mandi devan berencana akan pergi keluar membelikan hadiah, buat siapa lagi kalau bukan untuk mamanya, devan yakin jika dia tak memberi hadiah, mamanya akan ngambek tak jelas, dan semua akan terkena impasnya.
****
sore hari,
Devan dan Ryo keluar dari mobil memasuki rumah orang tua mereka yang jarang sekali mereka tempati. semenjak kuliah, mereka di bebaskan untuk hidup secara mandiri termasuk tidak serumah dengan orang tua mereka.
"aduh! "
mereka berdua menoleh secara bersamaan.
seorang gadis terjatuh tidak jauh dari mereka berdiri, barang belanjaan yang di bawa gadis itu berserakan di lantai.
Ryo langsung membantu, sedangkan Devan tak tertarik sama sekali, hanya melihat dengan melipat kedua tangannya.
cih... kampungan sekali penampilannya.
"kau tidak apa-apa? "
Ryo menjulurkan tangan hendak membantunya berdiri.
tapi gadis itu berdiri sendiri dan merapikan barang belanjaannya
"saya tidak Apa-apa pak! "
apa!
dia memanggilku bapak? apa aku setua itu?
Ryo ternganga.
devan menghampiri mereka, menatap gadis itu tidak suka. berani sekali dia menghina kakaknya dengan sebutan bapak. apa matanya buta?
"apa kau bisa melihat kakakku yang masih muda? kenapa kau memanggilnya bapak!! "
suara Devan terdengar keras.
"maaf kan saya pak, eh! om maksud saya! "
Devan pun semakin marah! sekarang dia juga di panggil dengan sebutan om? apa gadis ini tidak tau siapa mereka.
"saya sedang terburu-buru pak, om!. jadi kalau mau bertemu dengan nyonya mira dan tuan hanif mereka ada di di dalam, permisi. "
gadis itu menunduk lalu meninggalkan mereka yang masih dalam keadaan tercengang.
Devan hendak menahan gadis yang mengolok mereka namun dicegah Ryo.
Ryo langsung tersenyum lalu tertawa, sedangkan devan masih kesal dengan panggilan yang di ucapkan gadis tadi.
om?
awas saja gadis itu!, dadanya bergemuruh.
"ayo om kita masuk" Ryo merangkul Devan sambil tertawa.
sialan!
******
lara meletakkan barang belanjaannya ke dapur, mengambil air dingin.
dia begitu ketakutan tadi saat berhadapan dengan dua orang laki-laki di depan rumah.
siapa mereka?
lara menggelengkan kepala.
aku pasti sudah membuat mereka marah, tadi terdengar jelas dari mereka membentak ku
lara meminum air di tangannya. bingung, dengan apa yang terjadi barusan, kenapa mereka yang marah?
lara merasa dia tidak berbuat salah.
aku tadi hanya terjatuh, dan tidak mengenai mereka, apa mereka marah karna ku panggil dengan sebutan bapak???
"lara" bi yusi memanggilnya
lara langsung menoleh, melihat bi yusi menghampirinya.
lara mengernyit, wajah bi yusi terlibat pucat
" kenapa wajah bibi pucat begitu? "
"bibi agak tidak enak badan"
lara membulatkan matanya.
"kamu kalau sakit ya istirahat, jangan bekerja dulu" bi inah menghampiri mereka
lara mengangguk membenarkan perkataan bi inah.
"iya bi, lebih baik bibi istirahat sebentar"
"tapi bibi harus memasak untuk makan malam lara"
"ah... urusan itu biar lara saja yang tangani, lara kn juga bisa masak" senyum lara mengembang
bi inah mengangguk setuju
bi yusi terdiam sebentar lalu memperbolehkan lara untuk mengerjakan tugas yang seharusnya menjadi pekerjaannya,
dia benar-benar merasa lelah hari itu, dia akan beristirahat sebentar.
"Maaf ya ra, bibi merepotkan mu"
bibi merasa tidak enak
"nggak apa-apa kok bi, lara juga senang masak heheh" lara mengeluarkan senyum lengkap dengan deretan gigi putihnya.
bi yusi dan bi inah tersenyum melihat lara
"lara ini ini cantiknya Keterlaluan" puji mereka bersamaan.
******
malam harinya,
" bi yusi! "
bu yusi berlari kecil menuju meja makan
" eh iya nyonya, apa ada yang kurang? "
nyonya mira menatap curiga ke bi yusi
nyonya kenapa menatap saya seperti itu, bikin saya ketakutan saja
" siapa yang memasak ini? " nyonya mira bertanya sambil menunjuk piringnya
bu yusi gugup, mulai berkeringat dingin
"sa.. saya nyonya" terbata
" aku tau rasa masakanmu bi. "
nyonya mira tetap curiga, dia tau bi yusi sedang berbohong.
Ryo dan Devan yang juga ikut makan bersama memperhatikan bi yusi yang sedang ketakutan.
Ryo yang tak ingin selera makannya hilang,karna tingkah mamanya, meminta tolong ke papanya lewat kode mulut, tak bersuara.
papanya hanya angkat bahu.
"mah, sudahlah! " devan menenangkan mamanya yang sedang marah.
eh, bukan marah sebenarnya tapi curiga.
" se,, sebenarnya bukan saya yang masak nyonya, tapi lara, tadi sore saya agak kurang enak badan jadi lara menggantikan saya" jelas bi yusi gugup
wajah nyonya mira berubah, entah itu mengekspresikan suka atau sebaliknya.
sedangkan Ryo yang baru mendengar nama "lara" menatap mamanya, dia baru pertama kali mendengar nama itu di rumah ini.
Devan terlihat tidak perduli.
" benarkah? "
"iya nyonya"
"panggil dia! " tegas nyonya mira
aku akan menjahilinya sebentar! heheh.
bi yusi mengangguk lalu berlalu meninggalkan majikannya, menghampiri lara kekamar
yang saat itu sedang mengaji, bi yusi merasa enggan memanggilnya.
panggil saja dari pada nyonya mira semakin marah.
"lara! " panggil bi yusi dengan pelan
lara melihat ke asal suara yang memanggil, menutup mushaf nya
"iya bi, "
" kamu di panggil nyonya, di suruh menghadapnya sekarang! "
eh, nyonya memanggilku? ada apa?
bi yusi merasa tidak enak dengan lara, tau akan hal apa yang terjadi, sudah tentu lara akan di marahi.
"maafkan bibi ra, seharusnya bibi saja yang memasak tadi" bi yusi menjelaskan alasan lara di panggil.
"apakah masakan lara nggak enak bi? "
"bibi juga nggak tau, tapi mungkin memang iya! "
ya Allah... bagaimana ini?,nyonya pasti marah besar padaku, tapi kenapa masakan yang ku coba tadi rasanya tidak ada yang kurang, pas!!! apakah lidah orang kaya dengan lidah orang miskin berbeda???
lara berpikiran macam-macam.
mereka bergegas menghadap nyonya mira yang masih menunggu mereka, nyonya tidak hanya berdua dengan suaminya.
mereka...
lara tercengang.
itu kan gadis tadi!!
Ryo menyenggol lengan devan, lalu menunjuk dengan dagunya.
Devan melihat ke arah lara, Menyeringai.
owh... ternyata gadis itu pembantu dirumah ini pantas gayanya kampungan begitu, rasain!!!
" nyonya memanggil saya? "
" duduk! "
lara mengangguk takut, menoleh ke bi yusi yang sama takutnya
bi, lara takut!
" kenapa duduk di lantai, duduk di kursi! "
nyonya Mira berkata keras, dalam hati menahan tawa
anak ini ketakutan, kenapa menggemaskan sekali sih.
lara mengangkat tubuhnya hendak duduk di kursi, di meja makan ada 8 kursi membuat lara bingung.
aku duduk dimana?
ehmmm...
Ryo menepuk kursi di sampingnya, bermaksud agar lara duduk di sampingnya.
lara mengerti maksud Ryo namun menolak, dia lebih memilih duduk di kursi samping nyonya mira yang menatapnya tidak suka (padahal akting).
Ryo kecewa.
" kamu tau kenapa di panggil? "
"tau nyonya" lara menunduk
"jelaskan! "
aku harus menjelaskan dari mana kesalahanku!
"kesalahan saya adalah memasak makanan yang tidak enak nyonya, karna saya memakai lidah saya untuk mencicipi masakan tanpa harus memperhatikan lidah nyonya dan tuan"
penjelasan ku tidak membuat mereka tersinggung kan? semoga...
nyonya mira mengernyit bingung, belum mengerti dengan ucapan lara.
" apa maksudmu lara, memperhatikan lidah kami untuk apa? "
bagaimana ini?
" maksud saya nyonya, mungkin lidah orang kaya dengan lidah orang miskin berbeda, karna saya mencicipi makanan ini rasanya pas" lara semakin menunduk, kepalanya sudah mulai pegal dari tadi menunduk.
ayo mah, marahin terus gadis itu, jangan kasih ampun, hukum saja dia!!!
Devan semakin senang.
hahahah hahahahah...
tuan hanif yang sedari tadi diam akhirnya tidak bisa menahan ketawanya, penjelasan lara sangat lucu baginya.
nyonya mira yang awalnya berwajah ingin menerkam berubah dan ikut tertawa bersama suaminya.
Devan dan Ryo saling pandang.
kenapa dengan mama dan papa?
" lara apa yang kau katakan? kami tidak bilang masakanmu tidak enak, bahkan ini sangat enak, maafkan aku, aku menjahilimu tadi hahahaha"
"kau sudah makan?" tuan hanif bertanya
"be... belum tuan"
"ayo, makanlah bersama kami"
nyonya mira mengambil piring untuk lara.
Devan membulatkan matanya, makan semeja dengan gadis itu?
"tidak usah nyonya, saya akan makan nanti di dapur. " lara menolak, tentu saja dia menolak, apa haknya untuk makan bersama majikan?
"kalau kau menolak, gajimu ku potong setengah" ancam nyonya Mira.
lara tentu saja tidak mau gajinya di potong hanya gara gara menolak makan bersama majikannya, mau gimana lagi!!!
" baik nyonya"
devan menatap tidak percaya mamanya, senang yang tadi di rasakan olehnya berubah menjadi rasa marah, dan juga heran.
bi yusi juga terheran, tidak pernah nyonya mira mengajak pembantunya makan bersama, tapi lara...
lara mengambil nasi dan lauk dalam jumlah sedikit.
lapar?
tentu saja dia lapar, tapi tidak ingin meninggalkan kesan jelek ke majikan,
jika sebenarnya ia makan sangat banyak.
aku akan makan lagi di dapur...
tuan hanif, nyonya mira beserta kedua anaknya melanjutkan makan yang sempat tertunda.
Ryo memperhatikan lara, senyum terukir di wajahnya yang tampan.
sederhana, tapi sangat cantik
sedangkan Devan, dia makan dengan keadaan kesal,suara denting piring sengaja di keraskan agar lara melihat kearahnya.
awas kau!
lara yang melihat tatapan Devan bergidik ngeri.
tatapan apa itu?
*********
maaf banyak typo🙏🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak ya...
berikan kritikan dan saran yang bijak dan membangun agar author semangat memperbaiki tulisannya...
Catatan: untuk readers ku yang beragama muslim, yuk sempatkan diri untuk membaca Al-Quran, jangan sampai waktumu yang berharga di gunakan hanya untuk membaca karangan fiksi semata.
Semangat buat diriku untuk kalian semua
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
BELVA
melengkapi dulu jempol ku disini
2021-02-15
1
Amhie Randa Mondy
tatapan yang mengerikan lara...
aku pendukung tim Lara dan Ryo 😘😘😘😘
2021-02-14
1