Tiga

Ayoook mampir dan kasih komen ya, aku pasti akan mampir balik ke karya kalian, Terimakasih Happy Reading 😘

**__**

Ariel menatap tidak percaya pada wanita yang mengenakan gaun mini berwarna putih dan berpotongan sederhana ala vintage itu. Belum pernah ada wanita yang memerintahnya selama ini, selain mamanya. Wanita lain mungkin akan membiarkan saja sepatu konyol itu hilang dan memilih menangkap kesempatan dirayu oleh seorang Ariel Gunawan.

"Tadi aku melemparkannya sekuat tenaga. Mungkin terjatuh agak jauh ke dalam sana. Sebaiknya relakan saja sepatu itu. Kamu bisa membeli yang baru untuk menggantikannya. Atau... mungkin lebih baik aku belikan saja sepatu yang jauh lebih bagus daripada yang tadi." Ariel cepat-cepat meralat usulnya. Ia memasang senyum super manis saat wanita itu mendelik marah dan mata bulatnya semakin membesar, seakan Ariel sudah mengatakan suatu penghinaan besar.

"Kamu yang menghilangkannya dan aku yang harus menggantinya?" Pekikan wanita itu terdengar sangat marah. "Dan kamu yakin bisa menemukan yang lebih bagus daripada sepatu itu?" Kedua tangannya terangsang dan jemarinya mulai mencengkeram rambut dengan frustasi.

Ariel tercengang sekaligus menganga menyaksikan ekspresi gila wanita cantik itu. Tidak percaya dan sedikit menyesal kenapa wanita secantik ini bisa menunjukkan gejala "keanehan".

"Dengar! Kita harus menemukan sepatu itu atau aku akan membunuhmu!" geram wanita itu sambil menunjuk Ariel dengan jari yang kukunya berpoles kuteks berwarna merah darah. Matanya tampak membara dan rambutnya dan mengembang semakin membuat suasana di sekitar Ariel mencekam. Untuk sekejap, Ariel merasa bulu kuduknya berdiri melihat besarnya amarah di mata wanita itu.

Entah apa yang membuat Ariel masih saja berjalan membuntutinya. Matanya seakan tersihir untuk tidak melewatkan pengamatan menyeluruh menelusuri tubuh menggiurkan wanita di hadapannya, hingga akhirnya ia sama sekali tidak turut ambil bagian dalam usaha pencarian sepatu yang sepertinya sangat berharga.

Otaknya pasti sudah rusak. Dalam hati, Ariel menertawakan diri sendiri. Mungkin ini akibat jet leg dari penerbangan yang harus ia tempuh dari Jerman ke Jakarta, lalu masih harus melewati perjalanan selama dua jam lebih begitu mendarat di Surabaya menuju kota kecil ini. Pasti campuran penat, stres, dan bosan membuatnya tidak bisa berpikir waras. Membuatnya lebih memilih mengikuti insting nakalnya untuk bermain sebentar dengan wanita cantik tapi aneh daripada melangkah menuju kamar Leo.

Mereka sudah menelusuri taman labirin sampai ujung dan berakhir di tengah-tengah taman. Ariel yang sejak awal tidak peduli dengan apa yang sedang mereka cari, langsung menjatuhkan pantatnya ke bale terbuka yang sepertinya baru selesai dibangun. Bau catnya masih tercium kuat. Sambil melirik ke arah wanita itu, Ariel meraih salah satu botol minuman yang ia bawa lalu membuka tutupnya.

Peduli amat dengan wanita itu, dan peduli amat dengan semua orang yang sedang menanti kedatangannya. Sekarang ia haus dan hanya minuman langka ini bersamanya. Seteguk minuman ini akan sedikit menyegarkan kerongkongan dan juga menghalau rasa penatnya.

Ariel hampir menempelkan ujung botol ke bibirnya saat wanita itu berteriak heboh. "Aku menemukannya! Aku menemukannya!" Tawa wanita itu mau tidak mau membuat Ariel tersenyum lebar. Sepatu berwarna putih itu teracung-acung di salah satu tangan wanita itu. Matanya yang bahagia menatap Ariel seakan ia tengah menemukan harta karun.

"Bagus! Kamu menemukan yang satunya juga?" Ariel bertanya sambil lalu dan melanjutkan gerakan tangannya mendekatkan ujung botol minuman ke bibirnya.

"Belum," jawab wanita itu sedikit terengah-engah.

Ariel yang tidak memedulikan jawaban wanita itu, tidak memperhatikan ketika wanita berambut tebal itu malah melangkah lebar-lebar ke arahnya dan langsung menyambar botol yang dipegangnya lalu menenggak minuman beralkohol itu dengan sangat rakus. Tawa berderainya berganti keterkejutan saat wanita itu menjulurkan lidah begitu menyadari apa yang baru saja ia minum.

"Hoek... Minuman apa ini?" desis wanita itu marah. Ia melotot pada botol besar di tangannya seakan sedang memarahi botol itu karena sudah menipunya.

"Itu yang kamu dapat jika merebut barang milik orang lain." Ariel melipat lengan di dadanya dan kembali tertawa lebar.

"Ini alkohol?" Wanita itu berseru seakan Ariel tidak tahu apa isi botol itu.

"Lalu?"

"Aku nggak minum alkohol," gerutu wanita itu dengan ekspresi jijik.

"Minum seteguk nggak akan membuatmu mabuk." Ariel beranjak hendak merebut kembali botol minuman kesayangannya sambil menatap wanita itu santai.

Wanita itu menyipitkan matanya marah. Ariel membayangkan jika dalam kondisi marah saja dia bisa terlihat secantik ini apalagi jika sedang senang. Pasti akan lebih cantik. "Bagaimana kalau kamu mulai mencari lagi pasangan yang satunya sebelum si penyihir menyebalkan itu mengetahui sepatutnya hilang?" Ariel menunjuk sepatu putih yang masih kehilangan pasangannya.

Setelah menghela napas panjan, wanita itu mengembalikan botol minuman yang dipegangnya ke tangan Ariel. Matanya yang menyiratkan rasa kesal kembali memandangi sepatu putih yang masih dipegang di tangan kirinya. "Untung nggak ada manik yang hilang. Kotoran ini juga bisa hilang jika dibersihkan dengan sedikit losion," gumamnya sambil mengamati sepatu itu.

Ariel memperhatikan tingkah laku wanita di hadapannya. Setelah memastikan tidak ada bagian sepatu itu yang rusak, wanita itu meletakkannya hati-hati di sebelah botol minuman Ariel dan sepasang sepatu miliknya sendiri.

"Sebaiknya kamu ikut bantu mencari pasangannya. Kamu memiliki andil karena sudah menghilangkannya. Semua gara-gara kamu yang main lempar begitu saja," gerutu wanita itu sambil mengenakan sepatunya.

Ariel berdiri sambil berdecak geli. "Bisa kamu jelaskan kenapa sekarang kamu berubah pikiran dan berusaha setengah mati menemukan sepatu itu? Bukannya kamu membenci si pemilik sepatu itu? Kamu takut?"

"Kalau kamu pikir aku takut pada wanita itu, kamu salah besar!" Wanita itu berkacak pinggang dan menggoyangkan telunjuk di depan wajah Ariel.

Ariel geli saat memperhatikan tubuh wanita itu mulai limbung. "Lalu?"

Setelah menghela napas panjang, wanita itu melirik Ariel dengan wajah sedikit lebih rileks. "Entahlah." Lambaian tangannya dengan gaya sok tak acuh itu semakin membuat Ariel tertarik untuk berlama-lama menatapnya.

"Kamu mencuri ya?" tebak Ariel sok tahu.

"Aku?" Lengkingan suara wanita itu kembali membahan. Ekspresi tersinggungnya semakin membuat Ariel senang menggodanya. "Aku mencuri sepatu? Aku yang membuat sepatu itu! Aku sudah mengerjakannya hampir sebulan penuh. Aku yang... Oh! Sudahlah! Laki-laki sepertimu nggak akan mengerti apa yang aku rasakan. Kembali saja ke kamarmu dan nikmati liburanmu di hotel ini!"

Wanita itu kembali melambaikan tangannya angkuh dan berbalik memunggungi Ariel. Ia menajamkan pandangan di tengah gelapnya malam, mencoba mencari benda berwarna putih yang mungkin terselip di antara rambatan tanaman yang membentuk dinding setinggi dua meter.

**__**

To be continued...

Like, komen, dan vote nya ya 🤗

Terpopuler

Comments

★Chelow

★Chelow

tingkahnya luna menggemaskan🤭

2022-05-09

1

 ‎🐰⃞⃟° ̥۪͙۪◌NUNA

‎🐰⃞⃟° ̥۪͙۪◌NUNA

saking senang dan hausnya Luna sampai minum alkohol
awas kesasar dalam labirin

2022-05-08

1

𝕱𝖘💓Nona Shi💓ᶯᵗ⃝🐍♕

𝕱𝖘💓Nona Shi💓ᶯᵗ⃝🐍♕

gimana sih Luna kok sampai Alkohol yang di minum

2022-05-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!