Caca hanya bisa diam dan mengikuti suaminya, mereka berjalan beriringan. Setiap Caca melewati wanita berseragam seperti pelayanan di hotel, mereka selalu hormat dengan menundukkan kepala saat dirinya dan Arkana melewati mereka.
Arkana hanya diam saat para wanita berpakaian seragam itu menundukkan kepalanya, sebelum wanita itu menundukkan kepala mentap Caca.
Caca tersenyum ramah membuat para wanita itu terkejut, ternyata istri tuan mereka sangat ramah membuat wanita berseragam itu senang.
Sampai di meja makan caca melihat ada Doni dan lelaki paruh baya seumuran paman Jaka.
"Caca, kenalkan ini ayah Joni," ucap Arkana.
"Pagi Ayah," ucap Caca, sambil meneteskan air matanya.
"Pagi nak, loh, kenapa kamu menangis sayang," Ayah Joni langsung berdiri menghampiri Caca yang masih berdiri menatapnya.
"Caca, kangen sama Ayah Caca," sambil terisak-isak karena menahan tangisnya.
"Kamu boleh angap saya seperti Ayah kamu juga nak, panggil saya Ayah," Ayah Joni langsung mendekatkan diri mengusap air mata Caca.
"Apa boleh Caca peluk Ayah," Caca menatap suaminya lalu beralih menatap Ayah Joni.
"Tentu boleh sayang, sini Ayah peluk," Ayah Joni langsung memeluk Caca, akhirnya kerinduan kepada anak perempuannya terobati.
"Sudah peluk-pelukkainnya, nanti lanjut lagi," kata Doni membuat Ayahnya dan Caca melepaskan pelukannya dan tersenyum.
Setelah selesai sarapan pagi, Arkana membawa Caca ke taman belakang, Caca begitu senang melihat banyak bunga warna warni, Arkana menatap wajah istrinya dengan senang, ternyata membuat mu bahagia sangat mudah Ca, hanya dengan melihat bunga.
"Ca, ada yang mau ku bicarakan?
"Ia Mas, bicara saja, aku siap mendengarnya," jawab Caca.
Arkana menatap langit yang begitu cerah pagi ini, udara yang segar di pagi hari sangat menenangkan hati, tapi tidak untuk Arkana. Arkana menatap wajah tanpa make up yang tetap terlihat cantik, dengan bibir merah merona seperti buah ceri.
"Ca," ucap Arkana sambil menatap intens gadis di depannya.
"Ia Mas, ada apa?" Ucap Caca yang merasa penasaran, sebenarnya apa yang akan di katakan Arkana kepadanya.
"Ca, sebelum kita menikah malam itu, sebenarnya aku sudah punya kekasih, dan seminggu lagi kami akan bertunangan," ucap Arkana pelan sambil menatap Caca.
Duar...Caca yang terkejut mencoba menenangkan diri, Caca sebenarnya sudah curiga sebelumnya, tapi bagaimana pun juga Caca tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan Arkana dan kekasihnya.
Arkana yang melihat tanggapan Caca biasa aja, jadi merasa tenang, berarti Caca tidak mempermasalahkannya.
"Mas lanjutan saja tunangannya," ucap Caca dengan bernada biasa saja, seakan-akan tidak ada sakit hati atau terkejut sama sekali.
"Apa kamu yakin? Ca, tapi setelah satu bulan pertunangan kami akan langsung menikah," ucap Arkana.
Kata-katanya Arkana bagai pisau yang yang langsung menusuk di hati Caca, Caca memejamkan matanya, untuk menahan air matanya supaya tidak sampai mengalir.
"Ia Mas, Caca paham, apa nanti Mas akan membawa istri Mas ke rumah ini juga," ucap Caca sambil tersenyum ke arah Arkana.
"Rencana Ia Ca," ucap Arkana, Ca apa yang kamu rasakan sekarang, apa kamu kecewa tapi kenapa masih terlihat baik-baik saja, batin Arkana.
"Mas,apa boleh aku tinggal di rumah Ayahku lagi," ucap Caca sambil menunduk.
"Tidak Ca, kamu akan tetap tinggal di sini, aku akan adil terhadap kalian berdua, aku akan membicarakannya juga kepada Laras kalau aku sudah menikah denganmu." Jawab Arkana dengan tegas.
"Tapi Mas," ucap Caca.
"Cukup Ca! aku tidak ingin dengar Alasan apa pun." Ucap Arkana sambil pergi meninggalkan Caca sendirian di taman belakang.
Tanpa mereka sadari ada Ayah Joni yang mendengar perbincangan Arkana dan Caca, Ayah Joni mendekati Caca, di lihatnya tubuh Caca bergetar menahan tangisnya yang sedari tadi di tahannya. Ayah Joni memegang bahu Caca, Caca yang terkejut melihat ke belakang, Caca langsung berdiri memeluk Ayah Joni sambil terisak-isak.
Dari lantai Atas Arkana melihat semua itu, Arkana memijat keningnya, sebenarnya tidak tega dengan Caca, tapi Arkana tidak bisa berpisah dengan Laras, karena Arkana sangat mencintainya.
Setelah Arkana mengatakan seminggu lagi akan bertunangan, Caca memutuskan untuk pergi dari kehidupan Arkana di hari pernikahan Arkana dengan Laras, Caca yang tengah bersiap-siap mau pergi berkerja menatap wajahnya di cermin, huf sebentar lagi apa aku akan menjadi janda, janda tapi perawan, batin Caca.
Caca menatap sekitar lantai dua, di lihatnya kamar Arkana, tak lama Caca turun ke lantai 1 di lihatnya Ayah Joni sedang mengetik sesuatu di lektop.
"Ayah, Caca berangkat kerja dulu ya," ucapa Caca sambil menyalami tangan Ayah Joni.
"Kamu kerja dimana? biar di antar supir," ucap Ayah yang hendak menelpone super.
" Ayah tidak usah, Caca sudah pesan ojek online, ojeknya juga suda menunggu di depan," ucap Caca sambil lari- lari menuju gerbang depan rumah besar, semua pengawal hormat kepada Caca, membuat Caca berhenti.
"Maaf kalau sama aku jangan hormat ya, aku sama seperti kalian juga," ucap Caca sambil tersenyum.
"Maaf Nyonya kami tidak berani," kata salah satu pengawal yang menunduk di depan Caca.
"Begini saja angap saja aku adik atau anak kalian, jadi bicaralah yang santai padaku Paman." Ucap Caca sambil menyalami Paman yang membuka gerbang.
Pak Wira penjaga gerbang dan pengawal yang lain tertegun melihat kerendahan hati Nyonya nya.
Caca yang sedang naik gojek, melihat sekeliling jalan karena lampu merah, Caca memperhatikan mobil di sampingnya.
Bukankah ini mobil yang di bawa Mas Doni, apa di dalam mobil ada mas Arkana ya?batin Caca.
Saat lampu hijau mobil hitam itu membunyikan klakson, membuat Caca terkejut.Caca menatap tajam kepada pengemudi yang membuka kaca mobil yang tak lain Doni.
Doni yang hendak menegur Caca, langsung menelan salvianya, tak lama Doni menutup kembali kaca mobilnya.
"Ada apa Don?" tanya Arkana kepada Doni yang terlihat gusar.
"Tadi lihat Nyonya naik ojek online bos," jawab Doni.
"Apa? Kok bisa, kenapa tidak minta antar supir," ucap Arkana.
"Saya tidak tau juga bos," jawab Doni.
Arkana menatap keluar jendela mobilnya, sebenarnya kerja di mana dia, apa dia tidak tau siapa aku,batin Arkana yang sedang memikirkan Caca.
Caca telah sampai depan restoran tempatnya berkeja, Caca langsung membayar ongkos ojolnya, setelah itu Caca masuk lewat pintu samping restoran yang biasa tempat keluar masuknya kariawan.
"Siang semua, Assalamualaikum chef Juna," ucap Caca menegur salah satu chef yang bernama Jojon.
"Siang Caca, Walaikumsalam gadis nakal!" Ucap chef Jojon sambil menatap tajam ke Caca sambil berkacak pinggang.
"Jangan galak-galak chef, nanti luntur gantengnya," goda Caca.
"Huwaaa, Caca doamu jelek sekali," ucap chef Jojon yang gemulai, tapi masakannya tidak dapat di ragukan lagi, chef Jojon juga menunjuk Caca untuk menjadi asistennya, karena chef Jojon tau masakan Caca tak kalah enak dengan masakannya.
"Hahahaha canda chef," tawa Caca langsung pecah.
"Caca berisik," ucap Rika rekan kerja Caca.
"Upss, maaf sayang, cup," Caca mencium pipi Rika.
"Caca! gue jijik," Rika teriak sambil bergidik dan mengelap pipinya yang di cium Caca.
Caca hanya terkekeh melihatnya, setelah itu Caca ke depan untuk membereskan meja yang sudah di tinggalkan pelanggannya.
"Caca, kasih tau yang lain, besok bos mau mengecek laporan dan kinerja kariawan," ucap Pak Anwar manager restoran tempat Caca berkerja.
"Siap bos," ucapa Caca sambil mengangkat tangannya untuk hormat, pak Anwar hanya geleng-geleng melihat tingkah Caca.
Bersambung ya mohon like dan dukungannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Mas Sigit
jgn" bosnya itu arkana
2023-08-27
0
Nurita Sinurat
kayaknya aku jadi terbawa suasana yah,Caca aja tegar kenapa ak mau nangis yah saat membaca babak ini
2023-07-19
0
Elizabeth Zulfa
ini jngn2 Caca krja diresto nya Arkana lagi...
2022-10-02
0