Di tengah perbincangan antara paman Jaka dan Arkana yang terlihat hangat, Doni merasa senang ternyata bos yang biasa cuek dengan orang yang baru di kenalnya bisa berbincang hangat.
Tanpa terasa karena ke asikan ngobrol jam sudah menunjukkan 2.30, waktunya Caca pergi kerja. Arkana dan Caca berpamitan kepada paman Jaka dan bibi Anis, setelah masuk mobil handphone Arkana berdering, Arkana tersenyum saat melihat nama yang menelponnya.
"Halo sayang, apa kamu sudah sampai bandara?" Tanya Arkana.
"Ia Mas, bisa jemput kan?" Kata wanita yang di seberang sana.
"Bisa sayang, ini aku otw," tak lama sambungan terputus.
Caca merasa dadanya sesak, saat mendengar Arkana memanggil sayang waktu terima telpon tadi.ya Allah pernikahan apa ini? Apakah aku harus menyerah, sedangkan pernikahan ku belum ada 24 jam.
"Doni, kita langsung ke Bandara jemput Laras, Ca, kasih tau Doni alamat mu berkerja," kata Arkana.
"Mas Doni, Caca berhenti di simpang depan saja ya," kata Caca sambil tersenyum menatap Doni.
"Ia Nyonya," jawab Doni
"Mas Doni panggil Caca saja ya," tak lama mobil Doni berhenti di simpang yang di tunjuk Caca, sebelum Caca turun, Caca mengulurkan tangannya ke Arkana, tapi Arkana terlihat bingung.
"Apa?" Tanya Arkana dengan menaikkan alisnya satu.
"Salim," kata Caca sambil menarik tangan Arkana dan mencium punggung tangan Arkana.
"Oh," jawab Arkana hanya membiarkan tangannya di cium Caca.
"Mas Doni hati-hati ya titip Babang tamfanku," kata Caca sambil menutup pintu mobil.
Doni belum sampai menjawab, mobil sudah ditutup Caca, Arkana menatap Doni dengan heran siapa yang di maksud babang tamfan Caca tadi, ah nanti saja kutanya , batin Arkana.
Arkana menatap kepergian istrinya, ada rasa bersalah saat ini, bagaimana cara menjelaskan kepada Laras, kalau sekarang sudah menikah sedangkan kedatangan Laras untuk melaksanakan pesta pertunangannya.
"Apa yang di pikirkan bos, terlihat sekali kalau anda sedang banyak pikiran, andai bos mau cerita pasti dengan senang hati bos aku akan membantumu, batin Doni.
Tak berapa lama mereka sampai ke Bandara, mobil langsung meluncur ke bagian kedatangan, dari jauh Arkana sudah melihat Laras berdiri di tepi jalan, Doni menghentikan mobilnya tepat di samping Laras, Doni turun membukakan pintu mobil, tak lama langsung memasukkan koper Laras di bagasi belakang.
Mobil berlahan meninggalkan Bandara dengan kecepatan sedang.
"Mas, aku kangen," ucap Laras sambil memeluk Arkana, Arkana hanya tersenyum sambil mengecup kening Laras.
"Sayang kamu mau tinggal di hotel atau di apartemen?" Ucap Arkana dengan lembut.
"Loh, kenapa nggak langsung ke rumah besar saja Mas? nantikan kita tinggal di situ Setelah menikah," jawab Laras dengan bingung.
"Ia sayang, nanti tinggal di rumah besar setelah kita menikah." Ucap Arkana lembut supaya Laras tidak marah padanya.
"Ya sudahlah Mas, antar aku ke apartemen," ucap Laras yang sebenarnya kesal, tapi berusaha menutupinya.
"Don, langsung ke apartemen ya." Kata Arkana.
"Siap bos." Jawab Doni.
"Kenapa mas Arkana tidak langsung membawaku kerumah besarnya, aku penasaran seperti apa ya rumah besar itu,batin Laras.
Mobil sampai di apartemen Laras, Doni segera membukakan pintu buat Laras dan Arkana, Doni juga mengeluarkan koper Laras, saat Doni hendak membawa koper Laras ke atas Arkana menghentikannya.
"Biar aku yang bawak Don, kamu tunggu di mobil saja," ucap Arkana.
"Siap bos," jawab Doni dengan tersenyum.
Arkana dan Laras berjalan menuju lift, tidak ada percakapan selama mereka di dalam lift keduanya sama-sama terdiam, saat sampai tujuan yaitu lantai 5, lift terbuka Arkana menarik tangan Laras supaya cepat keluar.
"Sayang, kamu istirahatlah dulu, besok aku akan menjemputmu untuk fiting baju dan mencari cincin." Ucap Arkana lalu mencium kening Laras.
"Mas Arkana enggak masuk dulu?" Kata Laras manja.
"Maaf, Mas masih ada urusan di resto," jawab Arkana.
"Ya, sudah mas hati-hati," ucap Laras langsung masuk kedalam apertemennya.
Arkana langsung meninggalkan apertemen, karena Doni sudah menunggunya, Doni yang melihat kedatangan bosnya langsung membukakan pintu mobil.
"Kita langsung kemana bos," ucap Doni.
"Ke rumah besar, Don apa barang-barang Caca sudah ada di rumah besar?" Tanya Arkana.
"Sudah bos, baru sampai, maaf bos Nyoya akan tidur di kamar mana?" Kata Doni.
"Suruh bik Yani menyusun di kamarku," jawab Arkana.
"What serius bos?" Doni terkejut dengan jawaban Arkana.
Arkana hanya tersenyum menanggapi ke terkejutan Asistennya itu.
"Bagaimana pun juga Caca adalah istriku sudah sewajarnya dia tidur bersama denganku, aku juga berhutang budi padanya, kalau tidak ada dia mungkin aku sudah mati terjun ke sungai itu, aku yakin si tuan Bangka itu mengira anak buahnya sudah menghabisiku! Kata hati Arkana.
Sesampainya di rumah besar, mobil yang di kemudikan Doni memasuki gerbang besar warna hitam, dimana setiap sudut di pasang Cctv canggih yang langsung dapat menandai setiap gerakan musuh yang akan mendekati jarak 100 m dari rumah besar milik Arkana.
Para penjaga berbadan tegap dengan pakaian warna hitam lansung memberikan hormat ke pada Arkana saat Arkana keluar dari mobil.
Laki-laki paruh baya sekitar umur 48 tahun memberikan hormat kepada Arkana dan Doni. Lelaki itu yang biasa di panggil Ayah oleh Arkana, karena dari kecil Jonilah yang selalu menemaninya di rumah besar, sedangkan Joni adalah orang tua dari Doni, Doni dan Arkana di besarkan bersama-sama oleh Ayah Joni karena ke dua orang tua Arkana sibuk di luar negeri untuk mengurus usahanya, Arkana sengaja di kirim ke Indonesia, demi ke amanan Arkana sendiri, karena Arkana ahli waris dari Perusahaan yang bernama AA nama perusahaan itu di ambil dari nama Arkana dan Ariana.
Arkana dan Ariana anak kembar, mereka sementara di pisahkan oleh orangtuanya Ayahnya bernama Adrian dan Ibunya bernama Arini.
Arkana memasuki rumah besar langsung menuju ke kamarnya yang di ikuti oleh Ayah Joni dan Doni.
"Ayah, mungkin Doni sudah menceritakan semua tentang Caca," ucap Arkana sambil duduk di sofa kamarnya.
"Ia nak, Ayah sudah tau, jadi mulai malam ini istrimu akan tinggal di sini," jawab ayah Joni sambil tersenyum tipis menatap Arkana.
"Ia Ayah, dan untuk masalah Laras biar aku sendiri yang akan membicarakannya dengan Caca, aku tau ini akan menyakiti hati Caca tapi, lebih baik Caca dengar langsung dari mulutku, karena aku yakin berita pertunangan ku akan akan terdengar olehnya, jadi sebelum aku bertunangan dengan Laras, Caca harus tau terlebih dahulu," ucap Arkana sambil menatap Ayah dan Doni.
"Ia Nak, itu lebih baik bagaimana pun juga Caca adalah istrimu sekarang, dia berhak tau. Doni jam berapa nak Caca pulang kerja," kata Ayah.
"Jam 11.00 yah," jawab Doni.
Aku yakin, ini akan membuat Caca sakit hati, bagaimana pun Caca adalah gadis yang cantik dan polos, seandainya bos mau melepaskan Caca, pasti dengan senang hati aku akan menerimanya,batin Doni sambil senyum-senyum.
Plakk
"Aduh Ayah, kenapa ayah memukul kepala ku," ucap Doni sambil meringis kesakitan.
"Kamu mikirin apa hah? Sampai senyum-senyum sendiri, dari tadi Ayah bicara tidak di dengarkan!" Ucap Ayah Joni yang kesal melihat anaknya.
Bersambung ya...
Aduh babang Doni mikirin apa sih, jangan-jangan mikirin author ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Andi Fitri
jgn coba2 jdi pebinor doni..😁😁
2023-09-21
0
Nurita Sinurat
kasihan si nyonya Caca,kayaknya mau dapat saingan nih,
2023-07-19
0
Elizabeth Zulfa
laaaahhhh.... Caca brasa kek jdi istri simpanan donk Thor... trus itu si Arkana tetap lnjutin tunangnnya ma Laras gitu??
2022-10-02
0