Direstoran tempat Caca berkerja tengah asik bercanda dengan sahabatnya yang tak lain Diki, Diki yang harusnya pulang jam 3.00 harus mengganti temannya yang sedang sakit, Diki akhirnya harus doubel shift.
Saat ini restoran tengah sepi hanya ada 2/3 pengunjung yang sedang menikmati makan malam, ada juga yang sedang mengobrol santai, karena restoran ini di desain dengan lesehan, jadi pengunjung bisa santai.
"Ca, jadi bagaimana dengan orang yang kamu tolong kemarin," ucap Diki sambil membersihkan meja dengan Caca.
"Baik," ucap Caca dengan gaya santainya.
"Apa dia sudah pergi dari rumah mu?" Ucap Diki.
Kalau sampai Diki tau kalau lelaki itu sekarang menjadi suami ku, huf, pasti aka makin banyak pertanyaan yang harus aku jawab, aku hari ini malas untuk menjelaskan semuanya kepada Diki, lebih baik tunggu waktu yang tepat, batin Caca.
"Woe, bengong saja, bukannya di jawab," kesal Diki langsung meninggalkan Caca yang masih terkejut karena kena tepuk kepalanya pakai kain lap.
"Nyuk, jangan marah ya? Aku hanya belum siap cerita, nyuk ini sudah waktu kita pulang, aku duluan ya, daaaaa," ucap Caca sambil melambaikan tangan ke arah Diki.
Caca sudah berjalan sampai simpang, dimana tadi Doni menurunkannya. Caca melihat sekeliling tidak ada mobil suaminya, Caca duduk di bawah pohon yang rindang dekat taman sambil memperhatikan mobil dan motor yang berlalu lalang. Tanpa Caca sadari ada 3 preman yang sedang mabuk mendekatinya.
"Wah, ada cewek cantik malam-malam gini, lagi nunggu langanan neng?," Ucap salah satu preman.
"Bukan urusanmu," jawab Caca singkat, sama sekali tidak ada rasa takut.
"Wah, bos nantangin dia, neng lebih baik sama Abang saja neng di jamin puas," kata preman satu lagi yang badannya lebih besar.
"Maaf bang, sayang saya lagi enggak minat," jawab Caca lagi, sambil berdiri hendak berjalan pulang kerumah, karena suaminya lama menjemputnya.
"Neng, mau kemana? Neng harus puasin kami dulu baru boleh pergi," ucap preman yang sedari tadi diam, preman itu mendekati Caca hendak memegang dagu Caca, tapi dengan cepat Caca memelintir tangan kanan preman itu langsung menguncinya.
"Ingat bang, dari tadi saya sudah bilang, saya tidak berminat!" Ucap Caca dengan geram, sambil makin menekankan pelintirannya ke tangan preman itu hingga preman itu jatuh ke aspal.
"Kurang ajar, " umpat preman yang berbadan besar langsung menendang kan kakinya kearah Caca, tapi dengan cepat Caca menghindar sambil menendang ganti ke arah lawan.
"Ingat, kalian dulu yang mengajakku ribut, ucap Caca yang sudah bersiap-siap untuk menghadapi kedua preman yang sekarang sudah mengeluarkan pisaunya.
Dengan gerakan cepat Caca menghindar dan balas menendang lawannya, tapi karena Caca harus menghadapi dua orang sekaligus, Caca mulai kuwalahan, hingga ada seseorang yang langsung membantu Caca melumpuhkan ke dua preman tersebut.
Caca yang melihat ada yang membantu melawan dua orang preman itu langsung menendang bagian sensitif lawannya, hingga preman yang berbadan besar itu tergeletak di aspal sambil merintih kesakitan.
"Ampun, tolong ampuni kami, kami janji tidak akan ganggu lagi," ucap preman yang sudah di lumpuhkan oleh lelaki yang memakai topi warna hitam itu.
Tanpa menunggu lama, ketiga preman itu berlari dengan terpincang-pincang karena merasa kakinya yang kesakitan.
"Kamu tidak apa-apa? maaf aku terlambat menjemputmu," ucap Arkana merasa bersalah kepada istrinya.
Lelaki yang telah membantu Caca adalah suaminya sendiri. karena terjebak kemacetan Arkana terlambat menjemput Caca, Arkana mencari keberadaan istrinya tapi tidak menemukannya juga, Arkana mencari di tempat Caca di turunkan Doni tadi, tapi tidak menemukannya, saat Arkana akan menjalankan mobilnya ke arah ruamh Caca, Arkana melihat seorang wanita tengah melawan dua orang lelaki. Arkana memperhatikan perkelahian itu, alangkah terkejutnya Arkana saat wanita itu menendang sesuatu yang membuatnya ngilu.
Saat Arkana keluar dari mobil, coba mendekati perkelahian itu, mata Arkana melotot melihat siapa wanita yang tengah di keroyok dua orang lelaki preman itu. Tanpa menunggu lama Arkana langsung menendang dari arah belakang, hingga lelaki berbadan kurus itu tersungkur ke aspal.
Arkana menatap istrinya, ternyata punya istri yang bisa bela diri ada kebanggaan tersendiri,kata hati Arkana sambil menatap istrinya yang juga sedang menatapnya.
"Aku enggak apa-apa Mas, terimakasih sudah membantuku," ucap Caca dengan tersenyum kepada suaminya.
"Syukurlah, aku senang mendengarnya, ayo kita pulang pasti kamu capek," ucap Arkana sambil menarik dengan lembut tangan Caca.
Setelah menempuh 30 menit, Arkana sampai di rumah besar, karena Caca yang sangat lelah jadi tertidur di mobil, karena Arkana tidak tega untuk membangunkannya. Lalu Arkana mengendong Caca, Ayah Joni yang melihat itu tersenyum, karena baru sekali ini Arkana membawa wanita ke rumah besar.
"Ayah, aku langsung ke kamar, Ayah istirahat saja sudah malam," ucap Arkana saat mau melewati Ayah Joni.
"Ia nak, istirahatlah," kata Ayah Joni.
Arkana sampai di kamarnya, membuka pintu dengan pelan-pelan, lalu Arkana membaringkan istrinya dengan pelan-pelan supaya tidak sampai Caca terbangun.
Arkana menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah ayu istrinya.
Kamu tetap cantik Ca, walau tanpa make-up, batin Arkana, lalu mencium kening istrinya.
Setelah Arkana selesai membersihkan badan, Arkana membaringkan tubuhnya di samping Caca.
Pagi yang cerah, suara burung-burung sudah terdengar sangat merdu, cahaya sinar Surya pagi mulai menyilaukan mata, berlahan Caca mengucek matanya karena merasa silau dari pantulan sinar matahari yang masuk lewat celah-celah jendela kamarnya, Caca duduk di ranjang menatap sekeliling.
Dimana aku sekarang, bukannya semalam pulang kerja di jemput mas Arkana, apa mas Arkana membawaku ke hotel, ah, mikir apa coba dasar otak mesumku ini enggak ada akhlak.batin Caca.
Caca berjalan ke kamar mandi, saat Caca membuka pintu kamar mandi langsung menutup mulutnya karena terkejut.
Ini kamar mandi kenapa besar sekali, ya Allah apa aku sedang bermimpi, tapi ini seperti nyata, sebaiknya aku segera mandi,batin Caca.
Setelah Caca selesai mandi, Caca bingung karena dia ingat tidak ada baju ganti, Caca hanya mengunakan handuk sebatas dada hingga menampakkan paha mulusnya. Caca membuka lemari, di lihatnya ada baju-bajunya di rumah, Caca membuka lemari pakaian satu lagi, ada banyak kemeja laki-laki.Caca tidak mau ambil pusing, ini saja dia sudah pusing kenapa sekarang ada di tempat asing baginya.
Tak lama pintu terbuka, Caca menoleh kebelakang di lihatnya Arkana tersenyum menatap Caca.
"Sudah bangun? Sekarang kita kebawah sarapan ya," ucap Arkana yang masih berdiri di pintu kamar.
"Mas, ini sekarang kita dimana?" Kata Caca sambil berjalan menghampiri suaminya.
"Sekarang rumah ini rumahmu juga karena kamu istriku, ayo kita kebawah aku sudah lapar," Arkana menggemgam tangan Caca dengan lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Apa Joni udah tau Arkana sudah menikah??Caca di bawa jerumah besar,Apa keluarga nya udah pada tau,Kok gak ada drama kaget atau intograsi gitu??🤔🤔
2024-03-07
0
Nurita Sinurat
ak suka ceritanya
2023-07-19
0
Elizabeth Zulfa
brrti Laras zg akan jdi tunangannya Arkana blm sama sekali diajakin krumah besar ya...
2022-10-02
0