Malam ini juga Caca menikah dengan Arkana, entah mimpi apa, Caca dalam hitungan jam berubah setatus. Acara ijab kabul yang sangat sederhana di lakukan di kediaman Almarhum rumah pak Yanto.
Kata-kata sah dari para saksi dan warga setempat menandakan kalau Arkana dan Caca sudah menjadi pasangan suami-istri.
Di pernikahan singkat ini, tidak ada cincin, mas kawinnya saja hanya uang 35 ribu yang ada di dompet Arkana, sebenarnya Arkana bisa memberi lebih, tapi karena semua mendadak, jadi apa yang ada saja.
"Nak Arkana," kata Paman, setelah para warga sudah pulang, tingallah mereka bertiga, Arkana, Caca dan Paman Jaka.
"Ia Paman," jawab Arkana singkat sambil menatap Paman Jaka.
"Tolong jaga Caca, sekarang dia tangung jawabmu, dan kamu Caca tolong hormati suamimu, seperti kamu menghormati Ayah dan Paman mu nak," kata Paman Jaka, dengan raut muka yang terlihat sedih.
Caca yang sedari tadi menahan air matanya, akhirnya sudah tak tahan Isak tangisnya sudah terdengar di telinga Arkana dan Paman Jaka.
"Caca kangen sama Ayah Paman," kata Caca sambil memeluk Paman Jaka.
"Paman mengerti, sekarang istirahat lah, Paman juga mau pulang, besok bawak suamimu kerumah Paman," kata Paman sambil menepuk bahu Arkana.
Selepas ke pergian Paman, suasana menjadi canggung antara Caca dan Arkana, tidak ada yang berbicara seakan masing-masing larut dengan pemikiran masing-masing, tak lama Caca memecahkan ke heningan.
"Mas, Mas istirahat saja di kamar, pasti badan mas masih sakit," kata Caca tanpa berani melihat Arkana yang kini sedang menatapnya.
"Ayo, kita istirahat kamu juga lelah," jawab Arkana langsung berdiri menarik tangan Caca untuk masuk ke dalam Kamar.
Caca merasa panik, saat ada di dalam kamarnya, di tatapnya suaminya yang baru 1 jam menikahi nya.
"Sini tidur, aku tidak akan menyentuhmu," kata Arkana sambil menepuk kasur di sebelahnya.
"Hem, aku di sini saja Mas, Mas saja yang istirahat di situ," kata Caca sambil membaringkan tubuhnya di sofa.
Arkana hanya diam , sambil menutup matanya, setalah 1 jam tidak ada pengerekan dari istrinya, Arkana bangun langsung mengangkat tubuh istrinya untuk di pindahkan di kasur sampingnya.
Arkana menatap wajah ayu istrinya, andai kamu tidak menolongku pasti pernikahan ini tidak akan terjadi, Maafkan aku, batin Arkana, Lalu mengecup kening Caca, habis itu Arkana keluar kamar dan mengambil handphonenya Caca, Arkana mengetik nomer di handphone Caca tak lama sambungan terhubung.
"Halo, siapa sih telpon malam-malam gini," kata Doni asisten Arkana.
"Kamu mau aku pecat Don!" Suara Arkan yang datar terdengar menyeramkan.
"Eh, bos maaf tadi kirain siapa, ganti nomer telpon bos," jawab Doni gugup.
"Kamu antar bajuku dan baju wanita, nanti aku shere lokasinya," kata Arkana, tanpa menunggu jawaban dari Doni Arkana langsung mematikan sambungan teleponnya.
Saat azan subuh berkumandang, Caca bangun langsung ambil wudhu dan menjalankan ke wajibannya sebagai seorang muslim. Caca seakan lupa apa yang terjadi semalam.
Saat Caca keluar kamar di kejutkan dengan dua orang pria tampan sedang menatapnya.
Caca hanya diam di depan kamar menatap kedua orang itu, huf, kirain kejadian semalam hanya mimpi, ternyata aku benar-benar sudah menikah, batin Caca.
Caca langsung melangkah kedapur untuk membuatkan minum suaminya, Caca tersenyum geli dengan kata-kata suami. Setelah selesai membuat minum dan memotong kue yang di buatnya kemarin sebelum pergi kerja Caca berjalan ke depan ruang tamu.
"Silahkan diminum Mas," kata Caca dengan tersenyum ramah. Saat Caca hendak berjalan kebelakang Arkana menarik tangan Caca.
"Duduklah sebentar, ada yang mau aku bicarakan denganmu,"kata Arkana.
Tak menunggu lama Caca duduk di samping Arkana, sambil menunduk, entah kenapa di depan Arkana tingkah bar-bar Caca hilang.
"Ada apa Mas?" Kata Caca sambil menatap Arkana sebentar.
"Nanti sore kita pindah ke rumahku, ku harap kamu mengerti," kata Arkana dengan datar.
"Maaf Mas, bukannya Caca enggak mau ikut, tapi hari ini Caca kerja masuk jam 3.00,"jawab Caca.
Arkana menatap Doni, dan beralih menatap wanita yang sekarang menjadi istrinya. Arkana berfikir bagaimana caranya suapaya istrinya tidak berkerja lagi.
"Jam berapa kamu pulang kerja?" Tanya Arkana lagi.
"Jam 11 malam Mas," jawab Caca.
"Bagaimana Don? Kamu suruh anak buahmu untuk mengemasi barang-barang istriku, karena pagi ini sampai siang aku akan berkunjung ke rumah Paman Jaka," kata Arkana.
"Siap bos, nanti siang barang-barang Nyonya sudah ada di rumah besar," jawab Doni sambil mengotak-atik handphonenya.
Arkana mengambil paper bag yang di bawa Doni tadi lalu memberikan ke Caca, Caca menatap suaminya seakan menanyakan apa isi di dalamnya.
"Ini apa Mas," kata Caca
"Bersiaplah, ini baju buat mu, nanti setelah dari rumah Paman langsung saja pergi kerja," jawab Arkana.
Caca menatap suaminya, kapan Mas membelinya? Bukankah ini masih pagi mana ada toko buka jam segini, batin Caca
"Ya sudah Caca ke kamar dulu Mas," Caca berdiri dan buru-buru masuk ke kamar.
Setelah kepergian Caca, Doni langsung mengacuhkan jempolnya ke Arkana.
Beruntung sekali Arkana dapat istri yang cantik dan menggemaskan.
"Bos, lo seriuskan, sama istri lo? Terus bagaimana dengan Laras bos?" Doni memberondong pertanyaan ke Arkana.
"Itu yang bikin gue semalam enggak bisa tidur Don!" Arkana merasa frustasi memikirkannya.
Tanpa mereka sadari Caca mendengarkan pembicaraan antara Arkana dengan temannya, ya Allah apakah aku sudah menjadi orang ketiga dari mereka, batin Caca meneteskan air matanya, Caca tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang lain.
"Mas," suara Caca mengejutkan Arkana dan Doni.
"Eh, anu...sejak kapan kamu berdiri di situ?" Kata Arkana dengan gugup, takut Caca mendengar obrolannya tadi bersama Doni.
"Baru Mas, aku sudah siap jam berapa kita pergi," jawab Caca berusaha santai.
"Ia, kita pergi sekarang," tak lama mobil yang di kemudikan Doni meluncur dengan kecepatan sedang ke arah rumah Paman Jaka.
Setelah menempuh perjalanan 20 menit Caca dan Arkana sampai di rumah Paman Jaka, Caca turun dari mobil mewah Arkana, Caca langsung membuka pagar.
"Assalamualaikum," kata Caca dengan semangat sambil teriak.
"Jangan teriak enggak sopan!" Tegur Arkana ke Caca.
"Kalau enggak teriak bibi Anis enggak dengar Mas," jawab Caca sambil tersenyum.
Tak lama keluar wanita paruh baya dengan senyum tersungging di bibirnya, di ikuti Laki-laki yang semalam menikahkannya.
"Walaikumsalam neng, ya Allah pengantin baru pagi-pagi sudah keramas saja," goda bik Anis.
Caca yang kurang paham hanya cuek saja, sedangkan Arkana tersenyum menanggapi godaan istri paman Jaka.
"Sudah bu, jangan di godain Caca nanti malu, ini siapa yang ganteng," paman Jaka menunjuk Doni.
"Ini teman Arkana Paman, maaf Paman sore nanti rencana mau bawa Caca pindah ke rumah Arkana, sekalian Arkana mau izin," kata Arkana.
"Saya mah, terserah Caca saja nak Arkana, tapi sudah ke wajiban Caca untuk mengikuti suaminya." Jelas Paman Jaka.
"Kalau Caca, ngikut saja, kemana mas Arkana tinggal," jawab Caca.
"Alhamdulillah, kalau gitu Paman senang dengarnya.
Bersambung ya mohon dukungannya dengan like dan votenya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Nurita Sinurat
penasAran dengan ke pribadiAn si arkana,kenapa yah
ko bisa di sungai tidur di sungai,apa si Arkana jatuh,atau mabuk
2023-07-19
1
Elizabeth Zulfa
laaaaahhh, pengusaha resto tp uang ddompet cma 35rb....melas e reeeeekkk
2022-10-02
1
ibad(^_-)
Like
2021-09-03
0