My Partner in Bed 3

Beri Vote

Beri Like

Beri Rate ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️

Beri Komentar

Jika kalian menyukai cerita ini. Dukungan kalian adalah salah satu bagian untuk motivasi author dalam berkarya.

Pagi ini Carmel bangun tanpa Lim disampingnya. Ia hanya berpikir mungkin saat ini Lim berbaring dan memeluk Caroline, sama seperti yang sering Lim lakukan pada dirinya.

“Ayolah Carmel seharusnya kau sadar dimana posisi mu.” Gerutu Carmel pada dirinya sendiri.

Carmel bangun dan bergegas ke kantor hari ini, meskipun Lim juga tidak akan keberatan jika Carmel membolos, ia tetap konsisten dengan pekerjaannya. Beberapa kali Lim selalu memaksa Carmel untuk menjadi asisten pribadinya, tapi Carmel selalu menolak, karena ia tahu itu akan semakin memperjelas hubungan gelap antara dirinya dan Lim saja.

Sementara di tempat lainnya.

Lim dan Caroline sedang bersiap, tidak seperti biasanya Caroline ingin ikut ke kantor bersama Lim.

“Sayang apa tidak sebaiknya kau disini saja.”

“Tidak Lim. Aku ingin ikut, aku ingin menemani tunangan ku sekali-sekali ketempat kerjanya.” Seru Carol sangat bersemangat.

“Baiklah...” Jawab Lim, mengiyakan kemauan Carol.

...****...

ABRAHAM GROUP

Disinilah Carmel sekarang, duduk dan berkutat dengan segala pekerjaan yang belum terselesaikan olehnya.

“Bos akan datang bersama tunangannya hari ini !.” Beberapa orang ribut membicarakan itu.

“Aku jadi penasaran seperti apa rupanya wanita itu, yang jelas dia pasti sangat sempurna. Tuan Lim tidak mungkin salah memilih pasangan.” Seru karyawan lain yang membuat perkumpulan untuk bergosip ria.

“Itu adalah cinta sejatinya. Bukankah mereka bertunangan sudah hampir belasan tahun. Bukankah sebuah tanda tanya jika mereka tidak menikah-menikah.”

“Eh... Kau saja yang bodoh. Kau pikir menikah itu masih penting di zaman sekarang. Mau sekarang atau nanti, siapa yang perduli mereka juga pasti sudah tidur bersama...Apa harus menikah lagi...”

“Hahahaha....” Semua orang tertawa geli.

Kecuali Carmel yang sama sekali tidak perduli dengan semua itu. Satu hal yang Carmel pikirkan saat ini hanya bahwa apa yang dikatakan oleh rekan-rekan kerjanya adalah sebuah kebenaraan.

“Mel....” Ucap Feng , yang menyadari bahwa Carmel sedang melamun kan sesuatu saat ini.

“Hah. Iya.” Kaget Carmel.

“Kenapa? Ada masalah...?.” Tanya Feng heran melihat Carmel.

Disaat semua orang antusias untuk melihat Bos besar mereka dan tunangannya, Carmel malah bersikap sebaliknya.

“Ya aku baik-baik saja.” Jawab Carmel. Berusaha bersikap sebiasa mungkin.

“Tuan Lim datang....Tuan Lim datang...” Semua orang berdiri dan menyambut kedatangannya. Termasuk Carmel yang juga berada disana.

“Selamat pagi Tuan dan Nona.” Semua serempak menyambut Lim dan Caroline.

Caroline begitu senang ia sangat di sambut baik di tempat bekerja Lim.

“Pagi...” Caroline membungkuk memberi hormat.

Disaat semua mata fokus menatap kearah Caroline, Lim hanya fokus pada satu wanita di pojok sana, Carmel. Namun wanita itu sepertinya tidak menyadarinya, ia hanya menunduk tidak ingin menatap pada siapapun.

“Kau pasti sangat kecewa padaku.” Ucap Lim dalam hati.

“Nona Caroline sangat rendah hati sekali ya, dia bahkan memberi hormat pada karyawan seperti kita.” Bisik Feng, pada Carmel.

Carmel hanya mengangguk-angguk. Dan mencoba mencuri padangan sesekali ke arah depan. Sialnya matanya langsung kontak dengan Lim dan bukan pada Caroline. Lim memberi senyum dari sudut bibirnya untuk Carmel, namun Carmel kembali menunduk saat melihatnya.

Tidak ingin diabaikan oleh Carmel lebih lama, Lim datang menghampirinya.

“Nona Carmel.” Ucap Lim.

Membuat kini Carmel lah yang menjadi fokus semua mata disana.

Carmel mengangkat wajahnya perlahan menatap kearah depan.

“Berkas yang ku minta kemaren. Antar keruang kerja ku sekarang.” Titah Lim.

“Baik Tuan...” Jawab Carmel pelan.

Setelah itu semua orang bubar, dan kembali pada pekerjannya masing-masing.

“Mel... Maksud Pak Lim berkas yang mana ya?.” Tanya Feng.

Carmel tahu itu hanya akal-akal Lim untuk bisa berbicara dengannya. Tapi Carmel juga tidak bisa mengatakan bahwa itu hanya sebuah kebohongan dari Lim.

“Berkas materi presentasi dari Oro Company. Yang ini.” Carmel menunjukan berkasnya pada Feng.

“Oh. Aku pikir dia sama sekali tidak tertarik dengan presentasi itu.” Ucap Feng tanpa curiga.

“Mungkin Pak Lim masih ingin mempertimbangkannya. Feng apa tidak sebaiknya kau saja yang mengantarkan ini.” Ucap Carmel, meminta pada Feng.

“Tidak kau saja. Lagi pula Pak Lim memintamu bukan aku !.” Tolak Feng.

“Baiklah. Aku mengantar berkas ini sebentar.” Pamit Carmel.

Tok..Tok..Tok..

Carmel mengetuk.

“Permisi Tuan.” Ucap Carmel hormat.

“Ya Carmel masuklah.” Ucap Lim.

Carmel menatap kedalam ruangan namun dia tidak menemukan Caroline didalam sana.

Carmel masuk dan menutup pintu, Lim langsung dengan cepat berdiri dan menghampiri Carmel.

“Aku merindukanmu.” Ucap Lim. Kemudian menahan kedua pipi Carmel dan mencium bibirnya.

“Mmmmhhb...” Carmel mendorong Lim untuk melepaskannya.

“Lim... Jangan begini...”

“Kenapa jangan. Kau tahu aku sangat mencintaimu Mel... Cepat katakan dimana penginapan mu.” Desak Lim. Dengan nafas yang memburu seolah ingin menerkam Carmel ditempat itu juga sekarang.

“Hotel The Mension kamar 208... Sekarang lepaskan aku sebelum orang menangkap basah kita seperti ini.”

“Tunggu aku, aku akan datang ke sana.” Ucap Lim.

Carmel segera merapihkan dirinya beranjak keluar.

“Mel....” Lim kembali menahannya.

“Kau pasti tidak suka aku mengatakan ini. Tapi Maaf sayang, maaf aku selalu saja menyakitimu. Membuatmu harus melihat semua ini.” Lim tertegun.

Carmel kembali kepada Lim. Dan memeluk prianya itu.

“Aku baik-baik saja Lim.” Ungkap Carmel sambil. Terus memeluk Lim dengan lembut.

Krek...

Pintu Terbuka, Caroline sudah berdiri didepan pintu masuk. Ia menatap kearah Carmel dan juga Lim, yang sedang serius membahas sesuatu di meja kerjanya.

“Huft...” Carmel menghembuskan nafas berat. Hampir saja dirinya dan Lim tertangkap basah oleh Caroline.

“Baiklah, apa ada lagi yang ingin kau lihat Tuan...” Tanya Carmel.

“Tidak kurasa cukup.”

“Baiklah saya permisi Tuan.” Ucap Carmel pamit. Lim mengedip matanya untuk menggoda Carmel yang akan pergi, membuat Carmel tersenyum melihatnya.

“Nona saya Permisi...” Pamit Carmel pada Caroline.

“Ya...” Jawab Caroline, dengan tatapan penuh kecurigaan pada Carmel.

....

“Apa dia sekretaris mu, sayang ?.” Tanya Carol.

“Tidak. Ada apa?.” Lim kembali bertanya.

“Pecat dia ! .” Pinta Carol.

“Why ?.” Lim sedikit terkejut dengan permintaan Carol.

“Aku tidak suka dia Lim, wanita itu sepertinya bukan wanita yang baik.”

“Kau tidak boleh memecat seseorang hanya karena alasan tidak menyukainya sayang !.”

“Ayolah Lim, kau biasanya selalu melakukan apapun yang kuinginkan.”

“Tapi kau meminta sesuatu yang tidak masuk akal. Bagaimana bisa aku memecat seseorang sedangkan dia sama sekali tidak melakukan kesalahan.” Lim mulai kehilangan kesabaran pada Carol.

“Kenapa kau jadi marah padaku.” Carol menangis, karena dibentak oleh Lim.

“Sayang...Aku tidak marah padamu. Tenanglah.” Lim menenangkan Carol dalam pelukannya.

“Tapi....”

“Caroline... Aku mohon jangan membahas ini lagi.” Pinta Lim, tegas.

Sehingga membuat wanita itu hanya bisa terdiam, dalam pelukannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Natasya Rambu

Natasya Rambu

Min tolong Carol jgn di buat Jaaahhaattt🙏🙏

2021-03-14

0

Lin Frie

Lin Frie

ni ky macam scandal

2021-03-05

0

Kadek Pinkponk

Kadek Pinkponk

Mungkin. ada saatnya nanti carmel akan mundur

2021-03-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!