Siang ini Natasha berencana ke rumah Nyonya Agatha, wanita itu mengundangnya untuk berkunjung ke kediamannya, karena ada beberapa maxi dress rancangannya yang ingin dia tunjukan kepada Natasha.
Dengan bantuan aplikasi waze dari selularnya sebagai petunjuk jalan Natasha mengendarai Alphard putih dengan kecepatan sedang. Natasha memperlambat laju kendaraannya saat pandangannya melihat sosok yang dia kenal dari arah seberang, Natasha langsung menepikan Alphard nya
Seorang wanita muda yang dia kenal sebagai Adelia itu terlihat sedang berbincang dan bercanda dengan seorang pria, bahkan pria itu tak segan membukakan dan menyodorkan air mineral kepada Adelia.
Natasha segera mengambil ponsel dan mengarahkan kamera ke arah dua orang manusia berbeda jenis di seberang jalan itu. Rasanya terlalu sayang untuk tidak mengabadikan momen ini, sudah pasti bukan karena iseng semata, karena di otaknya kini sudah bermunculan ide-ide licik. Seringai tipis langsung tercipta di sudut bibirnya.
Beberapa saat dia merekam bahkan memperbesar fokus gambar di kamera ponselnya untuk memperjelas wajah si pria bertinggi badan sekitar seratus delapan puluh sentimeter dengan badan yang terlihat tegap proposional dengan warna kulit kebanyakan orang Indonesia.
Lama Natasha memandang pria itu. " Sepertinya aku pernah lihat cowok itu, tapi di mana, ya?" Natasha mengernyitkan keningnya sebelum akhirnya dia membulatkan mata indah berbulu mata lentik asli itu. " Lho, dia kan supir ojol kemarin?!"
" Gila tuh wanita kampung, pakai pelet apa sih dia? Bisa-bisanya cowok-cowok pada lengket ke dia," Natasha mencebik.
Sesaat kemudian sebuah mobil Mercedes-Benz GCL Class warna diamond silver berhenti di depan Adelia. Natasha sangat hapal mobil itu milik siapa, apalagi saat seseorang keluar dari balik kemudi, dia adalah Pak Salim, supir pribadi Andra.
" Sudah berasa tuan putri tuh cewek kampung, sampe Pak Salim jemput dia segala." Natasha kembali mencebik kesal.
Lima menit kemudian mobil itu beranjak, sudah tak ia dapati sosok Adelia di sana. Dia sudah menduga jika Adelia sudah dibawa Pak Salim pulang, sedang pria yang bersama Adelia tadi masih berdiri di tepi jalan memandangi kepergian Adelia.
Tiba-tiba otaknya kembali mendapatkan ide, segera dia melepas seat belt kemudian turun dari mobilnya. Dia bergegas berlari menghampiri pria itu, takut pria itu keburu menghilang. Natasha sampai tak menyadari sebuah mobil berkecepatan tinggi melintas dari arah kiri.
" Awaaasss ...!!"
Terdengar teriakan beberapa orang yang tertangkap di telinga Natasha. Natasha yang akhirnya menyadari dirinya sudah berada di tengah jalan dengan mobil melaju kencang melaju ke arahnya hanya sanggup memejamkan mata, Seketika badannya terasa lemas kehilangan tenaga. Dia pasrah tidak tahu apa yang akan terjadi setelah itu.
" Awwwww ...!!"
Teriakan beberapa orang lagi di sana. Seketika Natasha merasakan tubuhnya melayang tak berpijak bumi sebelum akhirnya.
Bruuuuukkkk ...!!
Natasha merasa tubuhnya jatuh ke bawah tapi dia sama sekali tidak merasakan sakit. Natasha perlahan membuka matanya, dan betapa terkejutnya dia, saat mendapati dirinya sedang berada di atas tubuh seseorang, wajahnya tepat berada di leher orang itu. Bagai adegan slow motion dia mendongakkan kepala untuk mengetahui siapa pemilik tubuh itu.
Matanya semakin membulat ketika melihat wajah di depannya, wajah pria yang beberapa hari lalu mengantarnya pulang dari rumah Andra. Dia tertegun beberapa saat, otaknya seolah lumpuh tak bisa berpikir apa-apa.
" Kamu nggak apa-apa??" suara bariton dan hembusan nafas pria itu yg terasa hangat di wajah Natasha langsung membuyarkan lamunannya.
" Eh, hmmm maaf ..." Natasha berusaha berdiri, entah apa warna rona wajahnya kali ini karena menahan malu.
" Ya ampun Kak Yoga ...."
" Kak Yoga nggak apa-apa??"
" Ada yang luka nggak, Kak??"
" Ada yang sakit nggak, Kak??"
" Ini minum dulu, Kak ...."
Beberapa wanita yang sepertinya mahasiswi di kampus itu langsung mengerubungi pria yang dipanggil Kak Yoga itu.
Natasha menghembus nafas kesal melihat beberapa mahasiswi itu terlihat berlebihan memperdulikan pria itu, padahal dia yang hampir tertabrak tadi.
" Maaf, Mbak. Tadi saya buru-buru. Mbak nggak apa-apa??" Natasha menoleh ke asal suara itu. Dia mendapati seorang pria paruh baya terlihat khawatir terhadapnya.
" Bapak yang hampir menabrak saya tadi??" Pria itu mengangguk " Bapak bisa nyetir nggak, sih?! Kalo nyetir hati-hati dong! Saya hampir celaka gara-gara kelalaian Bapak!" sembur Natasha emosi.
" Maaf, Mbak, Sekali lagi saya minta maaf..." Bapak itu terlihat menyesal.
" Yeeee ... dia yang nyebrang nggak liat-liat, malah dia yang marah-marah ..." sindir salah satu mahasiswi yang berdiri di samping Yoga.
" Kamu ..." Natasha menatap tajam ke mahasiswi tersebut. Rasanya ingin menjitak kepala cewek centil itu karena mengatainya tadi.
" Sudah-sudah jangan ribut-ribut!" Yoga mencoba menengahi. " Kamu ada yang terluka?" tanyanya ke Natasha. Natasha menggeleng, dia memang tidak merasakan sakit atau luka di tubuhnya. Dia hanya syok dengan kejadian tadi.
" Ya sudah, kami nggak apa-spa kok, Pak. Lain kali Bapak hati-hati ya bawa mobilnya," ujar Yoga kemudian dia mempersilahkan bapak itu meninggalkannya.
" Kok, disuruh pergi, sih?!" Natasha tak setuju dengan tindakan Yoga,
" Yang penting kamu sama saya nggak terluka," sahut Yoga. " Dan kalian, silahkan kembali ke tempat masing-masing." Yoga memerintahkan para juniornya untuk bubar. Hal ini menyebabkan mahasiswi-mahasiswi itu terlihat kesal bahkan ada yang menggerutu sambil melirik sinis ke arah Natasha.
" Kalau tadi kamu nggak ada, bisa aja kan aku celaka, mestinya bapak itu jangan dilepas begitu aja, dong!" protes Natasha.
" Janganlah ... kamu nggak lihat bapak itu tadi ketakutan? Sepertinya dia hanya supir bukan pemilik mobil itu. Kalau kita tahan dia minta penggantian ini itu kasihan, yang penting kita selamat." Yoga memberi alasan yang masuk akal. " Atau kamu ingin ke dokter untuk periksa biar lebih meyakinkan tidak ada yang terluka, nanti saya antar ...."
" Nggak ... nggak usah." Natasha cepat menolak .
" O ya, kamu kuliah di sini?" tanya Yoga kemudian
" Nggak ...."
" Oh ... aku pikir kamu mahasiswi kampus ini, soalnya tadi saya lihat kamu menyebrang ke arah kampus ini." Yoga mengelus rahangnya memikirkan sesuatu. " Hmmm, sebentar ... apa kita pernah ketemu??" Yoga baru menyadari bahwa dia pernah melihat Natasha sebelumnya. " Ah, iya iya ... kamu mbak-mbak yang pernah order ojol beberapa hari lalu itu, kan? Wah, kebetulan sekali ya kita bisa ketemu lagi," Yoga terlihat senang bisa berjumpa kembali dengan Natasha, karena Yoga menganggap Natasha ini penumpang wanita paling unik yang pernah dia temui, mungkin karena sifatnya yang jutek dan bicaranya yang ceplas-ceplos tanpa berpikir perkataannya bisa menyinggung orang lain. Karena selama ini penumpang wanita yang dia temui selalu ramah bahkan terkenal sok akrab ke dirinya.
" Oh kamu driver ojol itu??" Natasha berpura-pura baru mengenali. " Kamu kuliah di sini?"
" Iya, kalo pagi saya kuliah, siang dan malam cari duit buat nyambung hidup." Yoga terkekeh. " Oh ya kalo boleh tahu, kamu ada keperluan apa tadi buru-buru nyebrang sampe nggak lihat kendaraan yang mau lewat?"
" Mau ketemu kamu ...."
" Hahh???"
*
*
*
Author POV - Aduh..Kang Ojol tolong itu dikondisikan, jangan lebar-lebar buka mulutnya, takut Adek ketarik masuk kedalam terus nyasar dan mengendap di hatimu, kang...🤭🤭
Bersambung...
Happy Reading 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
gia nasgia
Bang ojol di depan mata 😍😍
2023-07-20
1
eMakPetiR
😂😂😂
2022-03-14
0
nadiahnur syahfitri
kang ojol kalau mangap jangan terlalu mangap lah nantik kemasuk lalat gimana tuh
2021-11-28
0