" Kamu tadi lama ngobrol sama cowok itu?" tanya Andra saat mobil sportnya mulai meninggalkan area kampus Adelia.
" Nggak kok, Mas. Kak Yoga tadi cuma nawarin tumpangan saja."
Andra menautkan kedua alisnya sambil melirik ke arah Adelia, " Dia ajak kamu pulang bareng?"
Adelia mengangguk. " Iya, Kak Yoga itu 'kan driver ojek online juga, mengisi waktu senggang bilangnya." Adelia mencoba menjelaskan. " Dia juga jadi tutor di salah satu tempat Privat English gitu, kadang juga kasih bimbel ke mahasiswa lain. Selama ini aku juga banyak dibimbing sama dia kok, Mas. Alhamdulillah nilai aku bagus selama ini. Banyak yang bilang cara dia menerangkan lebih enak dibanding dengan dosen yang ngajar. Dia itu tipe anak muda pekerja keras, malah banyak dosen yang meminta dia ikut ngajar juga di kampus."
Andra mendengus kesal, ada rasa tak suka di hatinya mendengar wanita yang dicintainya itu terang-terangan sedang membicarakan bahkan terkesan memuji pria lain di depannya.
" Kamu sering diantar dia?"
" Dulu sih iya, kadang kalau kamu nggak sempet antar jemput aku, terus aku buru-buru, aku suka minta tolong di ...."
" Mulai sekarang jangan suka minta tolong dia untuk antar kamu!" Andra memotong cepat ucapan Adelia. " Kalau aku sibuk aku akan suruh Pak Salim yang jemput kamu!" tegasnya.
" Kamu cemburu?" tanya Adelia tersenyum. Dia menyadari jika kekasihnya itu sudah mulai posesif terhadapnya. Disentuh dan dibelainya lembut rahang tegas milik Andra yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus.
" Tentu saja aku cemburu. Aku tak ingin ada laki-laki lain yang mencoba mendekatimu dan mengalihkan perhatianmu dariku." Andra meraih tangan Adelia dan dikecupnya punggung tangan wanita itu dengan mesra.
" Aku nggak punya perasaan apa-apa dengan Kak Yoga kok, Mas. Aku hanya menganggap dia teman, nggak lebih ..." Adelia kembali mencoba meyakinkan.
" Kamu mungkin hanya menganggap teman, tapi dia? Aku bisa lihat tatapan mata tak nyaman dia tadi, sepertinya dia nggak suka lihat aku jemput kamu."
" Itu hanya perasaan kamu aja, Mas. Percaya deh, Kak Yoga itu baik." Adelia menarik tangannya yang masih digenggam erat Andra, kemudian dia mengelus lembut lengan pria tampan itu seolah mengalirkan rasa nyaman yang mampu meredakan emosi Andra.
" Iya, semoga saja kekhawatiran aku itu tidak benar." Andra kembali fokus ke depan menyusuri jalanan yang padat dengan kendaraan-kendaraan lainnya.
Adelia mengangguk kecil, dia memalingkan wajahnya ke arah luar jendela. Dia bukannya tidak tahu bagaimana perasaan Yoga terhadapnya, walau tidak pernah terucapkan secara langsung, tapi dia bisa melihat dan merasakan bentuk perhatian-perhatian kecil yang Yoga berikan selama ini. Tapi tidak mungkin dia ceritakan semua itu kepada Andra, karena dia paham bagaimana sifat Andra.
Dia tak ingin ada kesalah pahaman antara Andra dan Yoga, dua orang pria yang selama ini dia kenal bersikap baik terhadapnya.
***
Natasha melempar clutch-nya ke arah meja, sekembalinya ia dari kantor Andra. Sepanjang perjalanan pulang tak hentinya umpatan dan sumpah serapah keluar dari mulutnya. Bahkan beberapa pengendara motor beberapa kali kena omelnya hanya karena terlihat menghalangi laju kendaraannya, padahal situasi jalan saat itu memang sangat padat.
Dia menghempaskan tubuhnya ke sofa, tangannya mengusap kasar wajahnya. Sungguh penghinaan yang dia dapatkan hari ini membuat dadanya bergejolak. Bayangan melewati makan siang romantis dengan pria pujaannya kandas begitu saja. Dia kembali bangkit dengan posisi duduk. heelsnya mengetuk lantai yang beralaskan karpet tebal.
" Aku nggak boleh diam saja. Aku mesti bilang Tante Melly atas perbuatan Andra tadi!" Natasha segera meraih kembali clutch hitamnya dan mengambil ponselnya, dia mulai mencoba mencari nama yang ingin segera dihubunginya.
" Hallo, Tante ..." Setelah beberapa saat panggilan itu tersambung.
" Hallo Nat, gimana sayang? Sukses lunch-nya ?" tanya suara wanita di seberang sana.
Natasha memutar bola matanya. " Boro-boro sukses, Tan. Yang ada aku diusir sama Andra."
" Apa?? Andra ngusir kamu???" Natasha sampai menjauhkan ponsel dari telinganya saat mendengar nada suara setengah berteriak mamanya Andra.
" Iya, Tan, Andra malah memilih pergi dengan wanita kampung itu! Aku sakit hati banget, deh, Tan. Diperlakukan Andra kaya gini. Tante sendiri 'kan yang minta aku dekatin Andra. Tante yang minta aku berjodoh dengan Andra, tapi kalau perlakuan Andra ke aku seperti ini, sepertinya aku nyerah aja, deh, Tan." Natasha mendramatisir suaranya sesedih mungkin.
" Tidak sayang, kamu jangan nyerah, Nat! Tante nggak akan sudi menerima wanita kampungan itu sebagai menantu keluarga Hadiwijaya."
" Tapi, Tante ...."
" Kamu jangan khawatir, Sayang, Tante pasti akan bantu kamu, kok. Tante nanti akan bicara sama Andra agar dia minta maaf dan bisa bersikap lebih baik ke kamu."
" Tapi kalau Andra tetap bersikap seperti itu, Natasha mikir-mikir lagi, deh. Aku nggak jamin mau atau nggak dijodohkan sama dia"
" Kamu tenang saja, Tante janji, Sayang, Tante janji akan secepatnya melangsungkan pertunangan kamu dengan Andra."
" Oke Tante, semoga Tante bisa mengubah pendirian Andra, ya, Tan ..."
" Iya, Sayang ...."
" Ya sudah, deh, Tan. Aku mesti melanjutkan kerjaan lagi. Bye, Tante ...."
" Bye, Sayang ...."
Natasha menutup teleponnya. Seringai tipis terukir di bibir ranum Natasha, sepertinya mempengaruhi calon mertuanya itu tidaklah sulit.
" Andai saja wanita kampung itu tidak hadir di antara aku dan Andra mungkin saat ini aku adalah wanita paling bahagia," gumam Natasha.
Entahlah Natasha sendiri merasa heran kenapa Adelia bisa begitu mudah mendapat tempat di hati Andra. Dirinya saja yang sejak lima tahun lalu berusaha keras bisa mendapatkan cinta Andra rasanya susah sekali. Apalagi setahun belakangan ini setelah kehadiran Adelia, rasanya jalan untuk menjadikan Andra sebagai calon suami impiannya itu semakin terjal. Walaupun dia mendapat dukungan dari orang tua Andra.
Natasha kadang rela menjatuhkan harga dirinya, berusaha menggoda Andra. Kadang dia seperti orang yang tak tahu malu selalu gencar berusaha agar selalu dekat dengan Andra.
Dia sampai meluangkan waktu mengunjungi kantor Andra padahal butiknya sendiri membutuhkan bantuannya karena mulai ramai didatangi pelanggan. Tapi Natasha selalu mengabaikan hal itu. Saat ini prioritasnya adalah mengejar cinta Andra.
Tok tok tok
" Permisi, Bu, tamu yang kemarin janji datang kemari sudah menunggu di depan," ucap Sinta, sekretarisnya saat pintu ruangan Natasha terbuka.
" Tamu siapa, Sin??" Natasha mengernyitkan keningnya, seingatnya dia tidak membuat janji dengan siapa pun hari ini.
" Itu loh, Bu. Nyonya Agatha yang kemarin memberikan beberapa desain baju, yang ingin kita bantu memasarkan pakaian-pakaian rancangannya."
" Ah iya, aku sampai lupa ..." Natasha menepuk keningnya, bisa-bisanya dia melupakan hal-hal yang bisa semakin mengembangkan usahanya itu. " Suruh dia masuk, Sin!"
" Baik, Bu ..." Sinta kembali menghilang dari pintu
Sedangkan Natasha beranjak ke arah wastafel mencoba merapihkan kembali riasan wajah dan rambutnya agar kembali tampak fresh setelah tadi dia mengalami hal yang membuat moodnya berantakan di kantor Andra.
*
*
*
Bersambung...
Jangan lupa tinggalkan like & komennya ya, kalo gift seikhlasnya aja, kalo vote tiap reader udah punya jatah setor sendiri² ke novel favoritnya, jd otor ga berharap banyak 🤭 makasih🙏
Happy Reading😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 161 Episodes
Comments
gia nasgia
Jangan membuang waktu hanya untuk hal yg sia "
2023-07-20
0
eMakPetiR
hmmmm... Natashaaaa
2022-03-14
0
dewi
lanjuuuuut 👍👍
2022-02-08
1