Bab 4

Dika Melihat Maya Di Marahi Boss nya.

Pertemuan Dika dengan client nya di sebuah cafe sudah selesai. Dika terburu-buru untuk kembali ke kantor. Dika pun pamit duluan pada Pak Ricko dan anaknya Milea.

Sebelum pulang Dika hendak ke toilet terlebih dahulu. Dia pun ke toilet cafe tersebut.

Sementara di sebuah sebuah ruangan yang tak jauh dari toilet itu terdengar ada seorang karyawan cafe yang di marahi oleh manager cafe tersebut.

"Maya, apa-apaan ini? Kamu sudah datangnya telat, nggak becus lagi kerjaannya. Lihat tuh makanan yang tadi kamu tumpahkan ke baju tamu cafe. Tamu tersebut kan jadi complain pada saya."Manager itu memarahi Maya karyawan cafe itu.

"Maaf Pak. Saya nggak sengaja. Kaki saya sakit. Tadi saya hampir di tabrak mobil Pak. Jadi saya terjatuh dan akhirnya kaki dan tangan saya lecet pak. Itulah yang menyebabkan saya telat dan membuat kesalahan tadi."Maya berusaha menjelaskan pada boss nya.

"Itu bukan alasan Maya. Saya nggak terima alasan apapun yang kamu buat. Kenyamanan customer adalah yang terutama buat saya. Dan saya nggak mau karena masalah ini nama cafe kita tercoreng Maya."Manager itu semakin marah karena mengira Maya hanya membuat-buat alasan.

"Apa bapak pernah melihat saya berbuat yang aneh-aneh kan selama ini. Saya juga selalu tepat waktu Pak. Kalo bapak nggak percaya saya bisa memperlihatkan memar yang ada di kaki dan tangan saya."Maya berani menantang manager nya itu.

"Nggak perlu. Apapun kata kamu, hari ini saya berikan kamu SP1."Kata manager itu.

Maya yang tak terima dengan keputusan manager nya itu beradu argumen. Terdengar Maya tidak terima boss nya itu menghukumnya seperti itu. Padahal jelas-jelas Maya tidak sengaja terlambat dan memang Maya sedang terluka memar di kaki dan tangannya yang mengakibatkan dia kesulitan bekerja.

Saat Dika keluar dia mendengar ada ribut- ribut di sebuah ruangan yang pintunya sedikit terbuka. Ntah kenapa kali ini jiwa kekepoan Dika muncul. Dika mencoba mencuri dengar dan melihat apa yang terjadi di dalam itu. Lama Dika mendengar akhirnya dia dapat melihat gadis yang hampir saja di tabraknya tadi.

"Loh, itu kan gadis yang tadi hampir ku tabrak?Kenapa dia ada di sini? Apa dia karyawan cafe ini? Kenapa dia?Apa yang terjadi padanya? Apa dia di marahi karen kejadian yang tadi?" Batin Dika.

Dika pun mendengarnya lagi apa yang terjadi.

"Wah bener. Dia dimarahi karena kejadian tadi pagi. Aku harus menolongnya. Karena gadis itu memang tidak salah. Aku lah yang salah. Tapi apa nggak apa-apa ya kalo aku menerobos masuk dan menolongnya? Biar gimanapun kan itu bukan urusanku. Tapi mau nggak mau aku masuk saja deh. Urusan yang lain nanti saja. Gadis itu perlu pertolonganku." Batin Dika lagi.

Tanpa berpikir panjang lagi Dika menerobos masuk ke ruangan itu tanpa memperdulikan apapun. Maya dan manager nya terkejut melihat kedatangannya Dika.

"Siapa kamu? Kenapa kamu berani menerobos masuk ke ruangan ini?"Tanya manager Maya pada Dika.

"Maaf saya mengganggu. Saya tadi mendengar omongan anda dengan gadis ini."Jelas Dika.

"Siapa kamu? Kenapa kamu mencampuri urusan saya dengan karyawan saya?"Manager Maya marah pada Dika.

"Maaf saya adalah orang yang hampir menabrak gadis ini tadi pagi. Tadi saya nggak sengaja melihat dan mendengar gadis ini kena masalah karena tangan dan kakinya memar karena jatuh saat menghindari mobil saya. Anda bisa lihat di tangannya itu masih terlihat di sana bekas dia jatuh tadi."Jelas Dika.

"Apa itu benar Maya? Apa benar orang ini yang hampir menabrak kamu?"Tanya manager Maya.

Maya tak langsung menjawab pertanyaan Managernya. Dia memperhatikan laki-laki yang ada di depannya itu dari atas sampai bawah. Lalu dia mengingat wajah tampan laki-laki yang menabraknya tadi sama dengan wajah laki-laki ini.

"Iya Pak. Orang ini yang hampir menabrak saya tadi pagi."Jawab Maya setelah yakin Dika lah orangnya.

"Apa kamu tidak bertanggung jawab atas luka yang di derita Maya. Saya lihat dari penampilan kamu, sepertinya kamu orang yang berada. Kenapa kamu lari dari tanggung jawab setelah apa yang kamu lakukan pada Maya?"Manager Maya itu akhirnya membela Maya yang dia kira ditabrak lari oleh Dika.

"Maaf Pak. Bukan begitu yang terjadi. Tadi saat saya melihat mbak ini terjatuh dan terluka di bagian tangan dan kakinya saya ingin menolongnya. Saya menawarkan diri membawanya berobat. Tapi mbak ini menolak dia bilang dia sudah telat kerja dan harus buru-buru ke tempat kerjanya. Lalu saya menawarkan dengan memberinya uang agar setelah bekerja dia dapat mengobati lukanya tapi mbak ini tetap menolak. Karena saya memang sedang buru-buru juga, mendengar penolakan mbak ini saya pun memutuskan meninggalkannya dan akan mencari dia lagi setelah urusan saya selesai. Tak disangka saya bertemu dengan mbak ini lagi di sini, walaupun dalam waktu dan tempat yang salah."Jelas Dika.

"Memangnya kamu ada urusan apa di sini?"Tanya Manager itu.

"Saya bertemu dengan client saya di sini untuk membicarakan bisnis."Dika jujur.

"Apa kamu tidak berbohong?"Tanya manager Maya.

"Buat apa saya bohong Pak. Saya bukan orang seperti itu. Saya tadi dengar mbak ini menyebabkan kerugian cafe karena complain tamu yang ditumpahi makanan olehnya. Saya akan bertanggung jawab dan mengganti semuanya dengan syarat saya izin membawa mbak ini berobat dulu dan beri dia waktu istirahat selama dua hari agar luka-lukanya sembuh dulu. Bagaimana menurut anda Pak?"Dika melakukan tawar menawar.

"Apa kamu tahu, kalo dia tidak bekerja berarti dia tidak punya gaji. Walaupun dengan alasan sakit."Ancam manager itu.

"Tidak apa-apa Pak. Saya yang akan bertanggung jawab."Dika berkata yakin.

"Jangan dong Pak. Saya makan apa kalo saya nggak bekerja? Kamu juga jangan kepedean gitu ngomongnya. Dari gaya kamu saya tau kamu kaya dan tak tau arti kelaparan.Jadi jangan campuri kehidupan saya. Cukup kamu membuat saya terluka seperti ini."Protes Maya pada Dika.

"Tenang saja mbak. Kalo saya bilang saya akan bertanggung jawab saya akan melakukannya. Dan mbak jangan sok tau atas kehidupan saya. Yang saya lakukan saat ini hanyalah ingin bertanggung jawab atas perbuatan yang saya lakukan. Nggak lebih. Jadi mbak harus mengikuti omongan saya."Dika berkata tegas.

"Baiklah Pak. Saya mengizinkan Maya libur dua hari setelah kamu mengganti kerugian kami."Kata Manager Maya yang nggak mau rugi.

"Berapa yang harus saya bayar?"Tantang Dika.

"Lima juta rupiah..!!"Manager Maya mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Kenapa mahal sekali Pak? Bapak jangan mengambil kesempatan dong."Protes Maya.

"Kamu mau terima atau saya pecat kamu."Manager Maya berkata tegas.

Sebuah pilihan yang sangat sulit buat Maya. Dia pun terdiam. Melihat sikap Maya begitu, Dika pun mengeluarkan handphonenya dan meminta nomor rekening manager itu agar dia mentransfer uang ke manager itu.

"Minta nomor rekening biar saya transfer sekarang juga."Kata Dika yang sudah membuka mobile bankingnya dan tinggal menekan nomor rekening saja.

"186.xxx.xxx.xxx"Manager itu membacakan nomor rekeningnya.

Dika langsung mengirimkan uang tersebut pada manager itu. Ponsel manager itu berbunyi menandakan uangnya telah masuk.

"Sudah masuk kan Pak?"Tanya Dika.

"Sudah. Terima kasih banyak."Ucap manager itu.

"Kalo gitu saya mau membawa mbak ini berobat. Dan ingat janji anda beri dia cuti dua hari untuk istirahat."Dika menagih janji Maya.

"Maya, buat surat cuti kamu, biar saya tanda tangan sekarang."Ucap Manager itu.

"Tapi pak..!!"Protes Maya.

"Tidak ada tapi-tapi. Lakukan sebelum saya berubah pikiran"Ucap manager itu.

Maya yang memang dalam keadaan sakit saat itu, dan memang jika dia memaksakan bekerja pun tak ada gunanya karena akan membuat kesalahan yang lebih banyak lagi. Maya pun memutuskan membuat surat cuti untuk istirahat dan manager itu menandatangani nya. Maya mengantarkan surat cuti itu ke bagian HRD. Dika hanya memandangi dan menunggu Maya di situ.

Setelah selesai, Dika menghampiri Maya.

"Ayo mbak kita pergi ke rumah sakit. Kita obati luka mbak sebelum infeksi dan dapat mengakibatkan kaki mbak di amputasi. Mbak mau?"Dika menakut nakuti Maya agar mau ikut dengannya.

"Ayo Pak. Dari pada saya jadi nggak punya kaki. Saya nggak punya pilihan lain."Maya mengalah.

Dika yang merasa menang pun hanya tersenyum. Dia mengajak Maya menuju mobilnya dan keluar dari cafe itu. Dika mengajak Maya berobat ke rumah sakit yang tak jauh dari cafe tersebut. Maya hanya pasrah dan mengikuti Dika saja walaupun hatinya nggak sejalan.

Terpopuler

Comments

Mommy QieS

Mommy QieS

tips iklan untuk mu, kak 😊
ingin persembahkan bunga, namun bunganya belum bermekaran lagi.😁😁

2022-11-13

0

Mommy QieS

Mommy QieS

hehe...Maya cute sekali 😁😁

2022-11-13

0

Mommy QieS

Mommy QieS

Astagfirullah... benar ² mencuri kesempatan dalam kesempitan ni manager Maya😬😬

2022-11-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!