KINARA (Tresno Soko Kulino)
"Eh Ra lu disini, gua cari daritadi" ucap Riska dengan nafas terengah-engah
"Minum dulu nih" ucap Cici di sembari memberikan segelas es jeruk.
"Makasih" jawab Riska setelah menenggak habis es jeruk di tangannya.
"Ra..lu di panggil Pak Budi darurat!dah sono pergi di tungguin di ruangannya." Suruh Riska pada Kinara.
"Sekarang?" tanya Nara santai
"Bulan depan Buk...😠 udah sono!! Ucap Riska sedikit berteriak dengan wajah kesalnya.
"Sans dikit dunk Buk Manajer.." Ucap Kinara berlalu. "Mang Bu Manajer Riska yang bayarin nanti." ucap Kinara pada Mang ujang sang penjual bakso di kantin.
"KINARAA....." teriak Riska memekakkan telinga para penghuni kantin. Yang di teriaki sudah berlalu di balik pintu.
"Dah duduk aja.. Lu mau makan apa gua pesenin." ucap Cici memegang bahu Riska menenangkannya
"Mie ayam kuahnya banyakin" jawab Riska.
@Ruang kepsek
"Assalamualaikum Pak?
"Waalaikumsalam Kinara ponsel kamu mati?"
"Maaf pak saya lupa mengaktifkan, ada apa ya?"
"Ayah kamu pingsan di depan kantor, Sekarang juga kamu harus kerumah sakit,tadi Revano menelfon saya untuk memberitahumu"
"Bagaimana keadaan ayah pak?"
"Sepertinya penyakit ayahmu kambuh. Untung saja tadi ada yang menolongnya."
"Sebaiknya kamu segera pergi kerumah sakit sekarang. Nanti saya berikan izin kepada wali kelasmu."
"Baiklah pak kalau bagitu saya langsung kerumah sakit. Saya permisi dulu pak Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam".
Kinara berlari secepat mungkin menyusuri koridor sekolah setelah mengambil tas punggungnya di kelas tanpa peduli dengan tatapan aneh dari semua teman-teman yang di lewatinya begitu saja.
Setelah mendengar penuturan Pak Budi tadi perasaannya bercampur aduk. Khawatir, sedih, takut semua bercampur jadi satu hingga tak terasa air matanya menetes.
Setelah Ibunya meninggal tiga tahun lalu baru kali ini ayahnya masuk rumah sakit lagi.
Ia semakin mempercepat larinya namun saat sampai di halaman sekolah tak sengaja ia menabrak seseorang di depannya.
Bruuk
"Awwh sakit" rintihnya pelan
"sorry gue gak sengaja" ucap laki laki itu sembari membantunya berdiri
"Kamu enggak papa kan?"
"Enggak papa kok. Maaf ya aku sedang buru-buru" ucap Kinara berlari tanpa menghiraukan ucapan laki-laki itu.
-----
"Kak..ayah gimana?" tanyanya dengan nafas masih tersengal-sengal
"Duduk dulu" pinta Revan sembari memberi sebotol air mineral miliknya.
"Udah gak usah khawatir ayah tadi cuma pingsan aja. Biarin ayah istirahat dulu" ucap Revano mencoba menenangkan adiknya. Ia tahu betul bagaimana khawatirnya sang adik pada sang ayah setelah kepergian ibu mereka tiga tahun lalu.
"Gimana enggak khawatir kak selama ibu gak ada baru kali ini ayah masuk rumah sakit lagi" rengeknya
"Kita tunggu hasil lab, setelah hasil lab nya keluar baru kita ambil tindakan. Om Wawan yang urus semuanya. Udah dong nangisnya". Ucap Revan mengelus pundak sang adik.
"Dek lu dinisi? Kirain belum dateng, masuk gih mas Wibowo nungguin lu tuh" ucap dokter Hermawan saat keluar dari ruang rawat Pak Wibowo.
"Ayah baik-baik aja kan Om?"
"Alhamdulillah saat ini ayahmu hanya butuh istirahat. kita tunggu hasil tes laboratoriumnya ya."
"Aku masuk ya Om." ucap Nara berlalu membuka pintu ruang rawat.
"Assalamualaikum ayah" ucapnya mencium punggung tangan kanan ayahnya.
"Waalaikumsalam kamu bolos nak?
"Enggak ayah tadi Pak Budi yang nyuruh aku kesini".
"Pasti Kakakmu yang menghubungi nya. Iya kan?"
"Iya ayah."
"Ra..ada yang ayah ingin bicarakan denganmu"
"Apa ayah?"
"Tapi sebelum itu ayah minta maaf kalau ayah banyak salah selama ini sama kamu nak."
"Ayah ngomong apa sih jangan aneh-aneh deh"
"Ayah serius nak.. Kamu bisa kan dengarkan permintaan ayah kali ini saja?
"Ayah gak punya salah sama Nara dan apapun permintaan ayah Nara turutin" Ucapnya tersenyum
"Bener itu nak??kamu gak akan benci ayah dan gak akan menyesal?
"Iya ayah Nara janji"
"Nak..." dengan tatapan sendu Pak Wibowo memandang wajah putri bungsunya.
"Ayah ingin melihatmu menikah sekarang sebelum ayah pergi"
Jedaar
Bagai di sambar petir di siang bolong tubuhnya seketika melemah jantungnya bermaraton lebih cepat dari biasanya. "Menikah??" kalimat itu yang tertera di benaknya.
"Tapi ayah...Nara masih sekolah dan sekarang baru awal masuk kelas XII.!
Jawabnya pelan
"Hal itu tidak perlu kamu risaukan nak ayah yang akan mengatur semuanya."Ucap sang ayah
"Kamu bisa kan mengabulkannya nak?"lanjutnya memberi penekanan.
"Aku belum siap menikah ayah, gimana dengan sekolah ku?"ucap Nara
"Semua ayah yang urus. Kamu enggak perlu risau. Kamu bisa kan?"
"Tap..tapi ayah.."
"Ayah mohon nak" pinta sang ayah memohon.
Kinara diam. Otaknya tak bekerja untuk beberapa saat. Blank!! ibarat blank document pada Microsoft Word atau blank sheet pada MS Excel.
"Baik akan Nara pertimbangkan. Jika memang ayah memaksa.Nara pamit dulu yah Assalamualaikum" ucapnya berpamitan menahan semua gejolak dalam dadanya sedih,terkejut,takut, dan blablabla ia tak ingin air matanya jatuh di depan sang ayah.
"Waalaikumsalam hati-hati nak"
"Maafkan ayah Nara sudah membawamu dalam posisi tersulit. Aku hanya ingin ada yang menjaga dan melindungimu setelah kepergianku." Batin pak wibowo melihat kepergian putrinya.
"Siapa anak yang sudah menolongku saat aku pingsan tadi seperti kata Hermawan?" batinnya kemudian.
***
Flashback on
Pagi itu pak wibowo ada jadwal untuk check up dan berniat keluar gedung perusahaannya untuk menunggu sang sopir menjemputnya sembari melihat lihat keadaan sekitar perusahaannya.
"Sudah lama aku tidak keluar dan melihat sekelilingku setelah kepergian Amina untuk selamanya. Maafkan aku Amina, aku akan memenuhi wasiatmu sebentar lagi." batinnya.
(Amina adalah istri Pak Wibowo, ia meninggal karena serangan jantung tiga tahun lalu).
Bruuk
Dari arah yang sama seorang anak laki laki dengan seragam kebesaranya sedang berjalan santai sambil memegang sebotol air mineral di tangannya. Ia memandang lurus ke arah depan.
Ketika melihat seorang laki-laki paruh baya ambruk di depan matanya dia berlari cepat untuk menolong dan membawanya kerumah sakit terdekat.
***
Seorang anak laki-laki dengan dengan seragam sma tampak mondar mandir di depan UGD. Raut wajahnya tampak gelisah ia tidak tau harus berbuat apa setelah menolong pria paruh baya tadi.
Ia tidak mengenalnya,ia ingin segera menghubungi keluarga pasien tapi ia tidak tahu menahu tentang keluarganya.
Ceklek
Dokter Hermawan yang memeriksa pak Wibowo keluar dari UGD
" Gimana keadaan bapak tadi dok? Tanya anak laki itu.
"Beliau hanya butuh istirahat, kondisinya masih belum stabil karna penyakit yang di deritanya kambuh. Kami masih menunggu hasil tes laboratoriumnya".
"Kamu tidak perlu khawatir nak aku adalah adik pasien dan aku sudah menghubungi anak-anaknya. Dan rumah sakit ini adalah milik Pak Wibowo yang kau selamatkan. Terimakasih atas bantuanmu nak.. terlambat sedikit nyawanya tidak akan tertolong" imbuh dokter
"Baiklah dok jika seperti itu saya bisa lega dan saya harus pamit sekarang karna harus ke sekolah." pamit anak lelaki itu.
"Iya terimaksih banyak ya sudah menolong kakak saya nak." ucap dokter berterimakasih
"Sama sama dok, baiklah saya permisi dulu assalamualaikum".
"Waalaikumsalam".
"Aku seperti tidak asing dengan anak itu?" batin dokter Hermawan tanpa melepas pandangannya ke arah anak tersebut berlalu keluar dari koridor rumah sakit.
-----
Di saat yang sama dari arah berlawanan seorang laki-laki berusia 25 tahun berlari tergesa gesa.
Bruukk
"Eh sorry dek lo gak apa apa kan?"tanyanya pada anak berseragam sma itu yang di tabraknya.
"Iya kak gue gak apa apa kok. Tenang aja."jawabnya cepat
"Sekali lagi sorry ya gue buru buru sampai jumpa lagi".lalu melanjutkan jalannya menemui sang ayah.
Beberapa saat kemudian
"Mas sudah sadar?"tanya dokter Hermawan pada kakaknya tak lain adalah pak Wibowo.
"Untung saja tadi ada anak laki laki yang nolongin mas dan membawa mas kesini"imbuhnya
"Anak laki-laki?"tanya pak Wibowo menerka
"Iya tapi aku gak sempat bertanya lebih banyak karna sepertinya dia sedang buru buru ke sekolah,,dan kayak nya aku gak asing dengan wajahnya mas seperti pernah melihatnya". Cerita dokter Hermawan.
Kreeek
Pintu terbuka terlihat Revano membawa obat yang baru saja ia tebus.
"Ayah udah sadar?"tanyanya sembari duduk di samping sang ayah.
"Kenapa ayah tidak menelfonku jika ayah ingin keluar? Tadi Pak Asep menelfon katanya mau jemput ayah tapi ayah tidak ada di kantor untung Om Wawan cepat menelfon" imbunya lagi.
"Ayah hanya ingin menghirup udara sebentar saja karna sudah lama ayah tidak melakukannya semenjak ibumu pergi,apa kau sudah menelfon adikmu?"tanya Pak Wibowo
"Sudah ayah mungkin lagi kena macet jadi agak lambat datang".
"Revan, Wawan ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian."
"Apa mas?
"Apa ayah?
Jawab mereka bersamaan.
"Apa kalian ingat teman lamaku Anderson?"tanyanya
"Iya ayah ada apa dengan Om Anderson?" Tanya Revan.
"Anderson sudah kembali ke Indonesia dan menetap disini, dia pulang bersama istri dan anak bungsunya yang seumuran dengan adikmu Nara..sesuai perjanjian kami dulu bahwa kami akan menjodohkan Nara dengan anak bungsunya. Ayah ingin memenuhi wasiat ibumu sebelum meninggal. Aku akan berbicara pada adikmu setelah dia tiba." terang pak Wibowo.
"Tapi ayah.., Nara masih sma baru masuk kelas XII. Apa itu tidak terlalu cepat?apa dia akan menerima?"tanya Revan
"Kau tau adikmu seperti apa Revan.. Dia sama seperti ibumu wanita yang penurut,sabar dan selalu menjadi penguat orang yang ada di sekelilingnya."imbuh pak Wibowo
"Ayah udah pertimbangin ini kan? Om Anderson sendiri gimana?"
"Anderson sudah menghubungi ayah dua minggu yang lalu semua tetap seperti perjanjian awal yang kami buat dulu."
Di lain sisi dokter Hermawan sedang bergelut dengan pemikirannya sendiri tentang anak laki-laki yang menolong kakaknya tadi.
"Apa gue gak salah ingat ya?kayaknya anak yang tadi itu mirip Om Anderson sih?! Apa dia Azka kecil yang dulu pernah menangis di pangkuanku saat ultahnya kak Amina 15 tahun lalu?" gumamnya dalam hati.
"Mas aku pamit dulu ya karna ad jadwal operasi sebentar lagi,nanti ad suster yang sudah saya jadwalkan untuk menjaga mas disini " pamit Dokter Hermawan pada kakanya.
"Ayah istirahat dulu ya aku keluar sebentar."Pamit Revan
Mereka pun berlalu di balik pintu.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
alvika cahyawati
bagus ceritanya lanjut
2023-04-26
1
Robiatul A
Ceritanya bagus, semangat kak, mampir juga ya kak di karya saya ... 😊🤗
2022-07-03
2
muawanah98_
p
2022-04-24
3