Witing tresno jalaran soko kulino💖
💖🌹Pelan tapi pasti!!
Saat ia mulai hadir mengisi ruang kosong di relung hatiku.
Memberikan kesejukan pada netraku dan menyalurkan kedamaian tiada tara dalam jiwaku.
Seakan ingin menahan sang waktu tidak segera berlalu.
Agar selalu merasakan damai saat memandangnya yang mengisi separuh ragaku.🌹💖
--------------------------💕💕
Di rumah sakit
Kinara berjalan sendiri melewati koridor rumah sakit karna sang kakak sudah lebih dahulu menemui ayahnya karna ada teman ayah yang datang menjenguk.
Setelah turun dari mobil sport kakaknya, Nara langsung pamit ke toilet.
Saat tengah menyusuri koridor menuju ruangan ayahnya tiba-tiba ada suara memanggilnya dari arah belakang.
"Nara....." panggil dokter Hermawan melambaikan tangan dan disampingnya ada seorang pria muda belasan tahun bersamanya.
Nara segera mengalihkan pandangannya menoleh kebelakang ke arah suara yang memanggilnya.
Deg....
Kedua netra mereka saling bertemu satu sama lain, saling memandang hingga mampu membuat jantung keduanya bermaraton dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Gadis itu..."gumam Azka dalam hatinya.
"Dia yang kemarin.."batin Nara. "Dia yang kemarin siang aku tabrak di sekolah...."batin Nara lalu segera memutus pandangan keduanya.
Kinara mengalihkan pandangannya dan menyapa dokter Hermawan.
"Eh om Wawan.."sapanya sembari mencium tangan Dokter Hermawan.
"Kok om sih dek...muka masih imut gini lo panggil om.."ucap Dokter Hermawan.
"Hahaha muka bayi gede.."timpal Nara.
"Yang penting ganteng kan.."sambung Dokter Hermawan dengan pedenya.
"Ganteng-ganteng Dudess..."tambah Nara tertawa kecil.
"Hahaha makin pintar nih ponakan kecil gua." ucap Dokter Hermawan
"Eh ya dek kenalin ini temen baru om yang kemarin nyelametin ayahmu saat pingsan" ucap Dokter Hermawan memperkenalkan pria muda di sampingnya.
"Einsley.."ucap Azka memperkenalkan diri
"Kinara.."balas Nara.
"Jadi gadis aneh ini namanya Kinara" batin Azka setelah melepas jabatan tangannya namun matanya masih betah menatap Kinara.
Akhirnya mereka jalan beriringan menuju salah satu ruang di rumah sakit setelah perkenalan singkat itu.
Azka hanya diam setia mendengarkan percakapan paman dan ponakan itu.
Mereka tiba di salah satu ruang khusus pasien VVIP. Dokter Hermawan segera membuka pintu dan mempersilahkan keduanya masuk.
"Papa..?" ucap Azka saat masuk di ikuti Nara di belakangnya.
"Azka..?" Pak Anderson seketika menoleh heran melihat raut wajah anaknya yang terlihat kaget.
Semua yang ada di ruangan itu menoleh dan saling memandang heran pada kedua ayah dan anak dengan mimik keheranan.
"Loh ini anak kamu anderson?"tanya Pak Wibowo mencairkan suasana.
"Iya ini Azka....!"jawab pak Anderson.
"Azka yang dulu selalu tidur kalau aku gendong kan??"tambah pak Wibowo.
"Iya ini jagoan kecil kesayanganmu dulu Wibowo..!"ucap pak Anderson.
"Benar dugaanku.."tambah dokter Hermawan.
"Maksudnya..?? Ucap pak Wibowo dan pak Anderson bersamaan.
"Gini mas..anak laki-laki yang nyelametin mas tadi siang itu Azka, dia yang udah bawa mas kemari dan itu yang aku ceritain ke mas tadi siang "Jawab dokter Hermawan
"Bener itu nak?" tanya pak Anderson pada anak bungsunya.
"Eh iy- iya pa... Azka lagi jalan dari mini market dan liat bapak-bapak pingsan di depan gedung Azka langsung lari dan membawanya kemari." jawab Azka polos.
"Emang kalo jodoh gak kemana ya....."tambah pak Wibowo.
"Iya ....gak kerasa ya kita makin tua aja hahaha..."ucap pak Anderson tertawa kecil.
"Azka terimakasih ya sudah menyelamatkan saya..." ucap pak Wibowo pada Azka.
"Sama-sama om.." Balas Azka tersenyum ramah.
"Kinara... kemarilah nak kenapa berdiri di situ hemm??"panggil ayahnya
"Iya ayah..ada apa?" jawab Nara sembari berjalan menuju ayahnya dan mencium punggung tangannya.
"Ini kinara kecil itu ya??"tanya pak Anderson.
"Iya And...!"jawab pak Wibowo singkat
"Masya Allah udah gede aja cantik pula, cocok sama si Azka yang gantengnya kebangetan.."ucap pak Anderson bangga
"Jadi gimana dengan janji kita dulu And..?"tanya pak Wibowo.
"Iyain dan cepetin aja ya...." jawab pak Anderson.
"Maksud ayah??" tanya Kinara kaget
"Pa...?" ucapan Azka terpotong karna pak Wibowo langsung berbicara.
"Gini nak azka..sejak kalian masih kecil saya dan papamu sudah berjanji untuk menjodohkanmu dengan anak saya Kinara,,mungkin ini sudah jalan takdirnya, kami akhirnya di pertemukan seperti ini. Dan sesuai kesepakatan yang kami sepakati seminggu yang lalu bahwa kami akan menikahkan kalian berdua 2 minggu lagi."papar pak Wibowo.
Deg....
Azka sangat terkejut mendengar penjelasan pak Wibowo bahkan ia sendiri tak mempercayainya jika papanya sudah merencanakan semuanya dan mungkin ini salah satu alasan papanya memilih pindah ke Indonesia. Nikah?di usia seumur jagung?gue nggak ngimpikan?batin Azka.
Kinara sangat terkejut mendengar pernyataan sang ayah. Ia sendiri belum memberi jawaban pada ayahnya namun ternyata sang ayah sudah mengambil keputusan secepat itu. Secepat ini?batin Kinara..
"Pa, ini mimpikan?" tanya Azka
"Kamu enggak lagi tidur kan?" sanggah papanya
"Jadi ini alasan papa pindah kesini?" tanya Azka pelan pada Papanya
"Maafin papa nak, semua sudah kami sepakati sejak kalian masih usia 3 tahun, kami lakukan ini demi kalian"
"Tapi pa.."
"Maaf papa kali ini enggak main-main Azka.Papa enggak nerima penolakan" ucap Pak Anderson tegas.
Ceklek
Terlihat Revano muncul dari balik pintu,ia memegang map biru dan berjalan menghampiri ayahnya.
"Ayah ini hasil pemeriksaan laboratorium.." ucapnya sembari memberikannya pada sang ayah.
"Wawan apa aku harus menuruti saran mu sekarang..?? tanya pak Wibowo pada adiknya sembari membaca lembaran kertas yang ada di tangannya.
"Sudah seharusnya mas melakukannya sejak awalkan..?? Kanker hati yang mas derita sekarang sudah masuk stadium empat" jawab dokter Hermawan memberi penekanan.
"Baiklah jika memang itu yang terbaik,siapkan semuanya untuk keberangkatanku ke Singapura.." imbuhnya dengan mimik sendu menatap putri semata wayangnya.
"Baiklah mas sekarang akan saya urus semuanya untuk keberangkatan 2 hari lagi..saya permisi dulu". Jawabnya dan berlalu di balik pintu.
Pak Wibowo mengusap wajahnya,ia menghembuskan nafas pelan lalu menatap sendu putrinya. Ia tahu betul bagaimana perasaan putrinya. Ia ingat pesan almarhum istrinya sebelum meninggal. Sekaranglah waktunya memenuhi amanat sang istri.
"Nak Azka maafin om dan papa kamu kami melakukan semua ini demi kebaikan kalian. Om harap kamu bisa menerima semua ini dengan lapang dada, kamu mau kan jadi menantu saya?" ucap Pak Wibowo
"Apa anak Om mau sama saya?" tanya Azka pelan
"Nara gimana kamu mau kan menikah dengan Azka?" tanya Pak Anderson
Kinara diam, ia menoleh pada sang kakak yang duduk di sofa. Yang di tatap hanya menganggukkan kepala pertanda meminta adiknya mengiyakan. Kinara menatap sendu sang kakak menahan bulir bening yang akan jatuh di pelupuk matanya.
"Dek.." Revan beranjak menghampiri adiknya. "Said Bismillah! kakak yakin dengan keputusanmu, kakak merestui." ucap Revan meyakinkan adiknya
"Iya ayah"jawab Kinara mengangguk.
"Alhamdulillah " ucap Pak Anderson dan Pak Wibowo bersamaan.
Azka terkejut mendengar jawaban Kinara. "Segitu mudahnya dia bilang iya?"batinnya. Ia mengusap kasar wajahnya. Keputusan berat. ia tahu betul papa nya paling tidak suka di tentang. Apa boleh buat ia harus menerima pernikahan ini.
"Azka kamu harus siap! Ini yang terbaik untuk kalian!" ucap Pak Anderson.
"Baik Pa" ucap Azka pelan. Ia menoleh memandang Kinara yang menunduk. Ia melihat ada bulir bening jatuh dari pelupuk mata Kinara. "Mungkin dia juga terpaksa" batinnya.
"Ayah Nara pamit ke toilet dulu ya." pamit Nara lalu segera keluar dari ruangan.
Azka pun demikian ia mengikuti Kinara keluar. Ia berniat bicara pada gadis itu namun saat ia keluar dari ruangan, Azka tak menemukan Kinara. Ia memutuskan menuju kantin rumah sakit untuk membeli air mineral.
Azka berjalan menyusuri koridor menuju kantin rumah sakit dan tiba-tiba netranya terhenti di salah satu bangsal anak yang pintunya terbuka.
Azka melihat gadis itu sedang asyik bercanda bersama dua orang bocah yang masing-masing tangannya tertancap jarum infus.
Tanpa sadar ada zona nyaman yang hinggap dalam hati kecilnya melihat kehangatan abadi dalam senyum yang terpancar dari gadis itu dan bocah kecil yang bersamanya.
"Di saat seperti ini dia masih bisa tertawa lepas? Benar-benar gadis aneh!" batinnya
"Eh Azka ngapain lo disini dek??" tanya seseorang menepuk pundaknya.
Azka kaget dan tersadar seketika.
"Eh dokter..." jawabnya masih dengan rona wajah memerah karna malu.
"Ngapain lo senyum-senyum gitu..?? Lagi liatin Nara ya...??" goda sang dokter.
"Ehh...emm..engg...enggak kok kak gue lagi jalan mau ke kantin aja." jawabnya malu-malu.
"Yang bener...entar jatuh cinta beneran loh..emmmphh" Azka seketika menutup mulut dokter Hermawan sebelum melanjutkan ucapannya..
"Om wawan ngapain berdiri di situ??.."tanya Nara tiba-tiba sudah berdiri di depan mereka berdua.
"Engg...dek Mas Wibowo nyariin kalian..kesana gih lagi di tungguin tuh." ucap dokter Hermawan
"Oh iya Om baiklah.." jawab Nara
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju ruang VVIP tempat pak Wibowo di rawat. Diantara mereka tidak ada satupun yang memulai percakapan.
To be continue👉👉
--------------💕💕🌹🌹💕💕--------------------
Readers Net : Is it ur real story thor??
Author : Ya enggaklah Net...enggak ngasih ide komen ae kamu Net..
Readers Net : ehehe😁😁😁 jo nesu to Thor...nanya doank!!✌✌
Author : Aku lagi badmood Net.. Nyari ide nih..😏😏 kalo aku tuangin my real life di sini bisa gak ya Net..??
Readers Net : bisa banget Thor..tapi next story aja deh..🤔🤔
Author : owh gitu..😒 makasih banyak my Net😉
Readers Net : ma sama Thor😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
alvika cahyawati
oo...ku kira y d jodohin sm nara tuh seusia kakaknya ngk tau nya seumuran dgn nara toh.
2023-04-26
1