Di kediaman pak Wibowo
Kinara Pov
Hari ini aku sangat lelah setelah berkutat dengan ulangan harian 3 mapel sekaligus kepalaku rasanya penat,,sangat penat..!! Di tambah sekarang kondisi ayah sedang kritis meskipun ayah masih bisa ku ajak berbicara tapi tetap saja aku tidak tenang.
Tiba di rumah aku langsung merebahkan tubuhku diatas kingzise setelah berganti pakaian dan melaksanakan sholat duhur yang tadi sempat tertunda saat aku pergi ke rumah sakit menjenguk ayah.
Tok tok tok
"Non nara..makan siang udah bibi siapin di meja" kata Mbok Jum di balik pintu.
Aku segera berdiri dan melangkah membuka pintu.
"Iya bik ayok makan bareng aku ya?"Pintaku padanya.
"Baik non". Jawab mbo jum.
Mbok jum adalah pelayan sekaligus pengasuhku dan Kak Revan sejak kecil. Dan sejak dulu ayah dan ibu selalu mengajak serta Mbok Jum dan Pak Asep untuk makan bersama satu meja.
Ayah dan ibu tidak pernah membedakan status dirumah ini baginya semua manusia itu sama di mata tuhan hanya iman saja yang membedakan. Kami sekeluarga sangat menyayangi mereka.
Setiap tahun saat mudik lebaran pun kami selalu berkunjung kerumah mereka untuk bersilaturahmi.
Mbok Jum dan Pak Asep adalah tetangga sekampung kami dulu di desa sebelum memutuskan pindah ke kota karna bisnis ayah waktu itu berkembang dan sejak saat itu ayah dan ibu mengajak serta mereka untuk ikut tinggal bersama.
"Mbok gimana kabarnya Zilvi sekarang?"Tanyaku setelah menyelesaikan ritual makanku.
"Alhamdulillah non udah bisa jalan dan udah mulai bicara". Jawab mbok jum
"Kapan lagi ya aku bisa liat Zilvi mbok aku kangen kan sepi di rumah sejak ibu gak ada. Ayah juga kondisinya lemah plus Kak Revan sekarang udah mulai sibuk dengan jabatan barunya di kampus." keluhku pada mbok jum
"Nanti lah non kalau Ririn dan suaminya ada waktu pasti main kesini lagi. Kasian juga Zilvi kalo di ajak wara wiri masih kecil."kata Mbok Jum.
"Lagian sekarang Ririn udah mulai mengajar lagi dan suaminya sekarang sibuk dengan usaha warung makannya" imbuhnya lagi.
"Mbok, Nara mau nanya nih" ucap Nara
"Apa non?"
"Mbok, ayah ingin menikahkan ku".
"Bibik gak salah denger kan non?" tanyanya kaget.
"Gak bik! tadi waktu jenguk ayah di rumah sakit,ayah ngomong sama aku dan aku harus memberi keputusan secepatnya mengingat kondisi ayah sudah tidak memungkinkan." tak terasa bulir bening jatuh di pelupuk mataku.
"Non, bapak gak mungkin ambil keputusan secepat ini kalo bukan untuk kebaikan Non juga,pasti ada alasan kenapa bapak melakukannya. Ingat Non semua akan indah pada waktunya" nasehat mbok jum.
"Mbok rasa memang sudah waktunya Mbok ungkapin sebenernya." imbuhnya.
"Maksud mbok??"tanya Nara kaget mengeryitkan dahinya.
"Emm gini non..aduh gimana mulainya ya"jawab Mbok Jum sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Apa sih mbok?tanya Nara penasaran.
"Gini non.. Sebenarnya bapak dan temannya itu sudah berjanji kelak akan menjodohkan Non dengan anak bungsunya teman bapak,tepatnya 15 tahun lalu saat ultahnya ibu.
"Bapak dan temannya membuat kesepakatan itu. Waktu itu non masih umur 3tahun dan anak temannya bapak juga umur 3tahun.saat itu pertemuan terakhir bapak dan temannya karna temannya harus mengelola bisnisnya di Jerman di kampung halaman istrinya.
"Dan 2 minggu yang lalu bapak udah ngomong sama mbok kalau temannya sudah kembali ke indo dan akan menetap di sini karna perusahaannya di Jerman sudah di berikan kepada anak sulungnya untuk mengelola. Dan beliau kembali untuk melanjutkan usahanya disini sekaligus menepati janji mereka 15 tahun lalu."papar Mbok Jum
Deg...
Hatiku terasa sakit mendengarnya tapi aku tidak bisa berbuat apa apa.
Dan apa yang harus aku lalukan bagaimana dengan semua impianku?
Aku belum siap menikah. Dan kondisi ayah juga tidak baik saat ini. Mana yang harus ku putuskan??
Tak terasa air mataku jatuh tanpa permisi membasahi baju ku.
Secepatnya ku langkahkan kakiku berlari ke dalam kamar dan menutup nya keras.
Braaakkk
Suara pintu kamar ku tutup keras.
"Kenapa harus begini ya Allah apa yang harus ku putuskan??
"Aku belum siap menikah muda tapi aku juga tidak bisa menentang permintaan ayah".
"Siapa laki-laki yang sudah ayah jodohkan untuk ku??"
"Apa aku bisa mencintainya nanti atau malah aku menyakitinya?"
Aarrrggghhhh
"Ibuuu Nara rindu Bu..."
"Nara harus gimana bu..."
"Nara gak mau nikah muda.,Nara masih punya mimpi.."
"jawab aku bu..."
Kinara pov end
Author pov
Kinara masih sesenggukan di atas kingsize kebesarannya sambil menatap sayu foto almarhum ibunya.
Ia terlalu larut dalam tangisnya hingga tertidur lelap. Tanpa sepengetahuannya Mbok Jum sedari tadi berdiri di depan pintu kamarnya dengan sabar mendengar semuanya hingga meneteskan air matanya.
Beberapa saat kemudian
"Ibu..Nara rindu bu"rengek Nara
"Iya nak ibu juga merindukanmu.. bersabarlah nak..ingat ibu akan selalu mendukungmu dan selalu ada di sisimu."jawab ibu nya sembari membelai rambut sang anak.
"Ibu..Ibu. Igau Nara dalam mimpinya.
Kinara masih terlelap dalam mimpinya hingga tak terasa sang raja siang akan kembali ke peraduannya.
Jam menunjukkan pukul 16.00 sore tak terasa 2 jam berlalu setelah perbincangan Kinara dengan Mbok Jum siang tadi di meja makan.
Matanya sembab memperlihatkan lingkaran hitam di bawah mata.
Badannya terasa pegal setelah 2 jam menangis di kamar hingga tertidur lelap. Entah keputusan apa yang harus ia ambil.
Saat sedang bergelut dengan pemikirannya, dering gawai di atas nakas membangunkan kesadarannya.
"Siapa sih?" sembari mengambil gawainya."Kak Revan tumben nelfon jam segini" gumamnya.
"Assalamualaikum kak ada apa sih??" tanya Nara
"Kamu udah bangun dek??ini udah sore loh jadi cewe jangan kebo donk" balas kakaknya di sebrang
"Enak aja nyamain aku ma kebo" ketus Nara
"Ya udah jangan ngambek donk entar idung lo pesek".canda Revan
"Kak Revaann iihh nyebelin banget sih"teriak Nara.
"Iya maaf. Ya udah sekarang lo siap siap dek kita mau kerumah sakit,tadi ayah udah pesen buat jemput lo di rumah."Ucap Revan lalu menutup telpon cepat agar tidak mendapat ocehan adiknya lagi.
"Ihh kak Revan kebiasaan banget nutup telfon semaunya aja."ucapnya sembari menyimpan gawainya kembali. Dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak butuh waktu lama ia keluar dari kamar mandi lengkap dengan gamis pink salemnya dengan aksen brokat di lengan dan lehernya serta pita kecil di bagian belakang. Sungguh penampilan paripurna.
Ia segera mengambil alat sholat dan melaksanakan sholat Ashar. Selesai berdzikir Ia akhiri dengan berdoa.
"Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Alihi Sayyidina Muhammad..Ya Allah ampuni semua dosa dan kesalahan kedua orang tuaku, sayangi mereka seperti mereka menyayangiku.
"Ya Allah jika memang ini yang terbaik untuk ku dan keluargaku serta keluarga calon suamiku dan keturunanku nanti di dunia akhirat hamba ikhlas untuk menerima perjodohan ini. Berikan kesembuhan untuk ayahku dan ampuni dosa ibuku,lapangkanlah kuburnya dan berilah tempat terindah disisiMu Ya Robby Amiiin Ya Robbal Alamin".
Doa Kinara
Setelah sholat ia segera bersiap-siap.
Memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat sembab.Memakai liptin tipis senada dengan gamis dan pashmina yang ia kenakan.
Nara memang lihai berdandan meskipun sederhana tapi tidak menghilangkan kesan elegan karna wajahnya sudah cantik paripurna meski tanpa make up.
Tok tok tok
Mbok Jum mengetuk pintu dan membukanya perlahan setelahnya langsung tersenyum saat matanya tertuju pada nona kesayangannya.
"Non cantik banget" kata Mbok Jum memuji.
"Makasih mbok tapi sayang uang koin ku udah abis buat mbok jum hahaha". Canda Nara.
"Tadi siang mas Revan nelpon mbok nanyain non dan mbok bilang non lagi tidur."
"Mbok minta maaf ya non tentang tadi siang apapun keputusan non, mbok akan selalu jadi yang terdepan mendukung non.ambillah keputusan tepat dan serahkan semua sama Allah swt pasti ada jalannya." nasehat Mbok Jum.
"Gak papa mbok tadi memang kondisiku sedang gak fit dan aku masih shock dengan permintaan ayah, jujur aku belum siap sepenuhnya, tapi jika memang sudah takdir yang harus Nara jalani ya Nara harus ikhlas mbok.
Nara gak mau nyakitin Ayah dan kak Revan serta keluarga calon suami Nara nanti jika memang itu sudah di putuskan sejak lama. Semua indah pada waktunya. Bukan begitu mbok??" terangnya pada mbok Jum.
"Masya Allah ....non udah dewasa sekarang persis banget alm ibu." tambah mbok Jum kagum.
Tiiin tiin tiin
Terdengar suara klakson mobil dari depan gerbang rumah.
"Ya udah Nara pamit ya mbok. Jaga rumah baik baik. Assalamualaikum" pamitnya sambil mencium tangan kanan Mbok Jum.
"Waalaikumsalam warohmatullah wabarokatuh hati hati non" balas Mbok Jum.
"Lama amat sih dek? Gak dandan idung lo tetep aja gak bisa pesek"
Ledek Revan menggoda adiknya.
"Paan sih kak bawel amat jadi cowok. Cepetan ntar ayah nungguin kita kelamaan."balas Nara ketus.
"Siap calon bidadari syurga. Jawab Revan dan segera melajukan kendaraannya.
Di tengah perjalanan Revan menepikan mobilnya di sisi kiri jalan yang cukup sepi.
"Loh kok brenti kak?"
"Tunggu bentar aku mau antar titipan Lutfiah dulu."
"Owh ya udah sekalian nitip salam buat camer hehe 😁😁"
"Cengar cengir wae..ngomong ndiri 😏"
"Dah sana cepetan"
Revan keluar dari mobil berjalan menuju ke sebuah kios kecil di seberang jalan.
"Assalamualaikum Pakde Rowi.."
"Waalaikumsalam Nak Revan ya.. Sini masuk dulu."
"Maaf pak saya enggak bisa lama-lama karna harus kerumah sakit. Ini ada paket dari Lutfiah katanya enggak bisa balik dulu karna mau sidang tesis."
"Oh iya terimakasih. Barusan nelpon saya nanyain paketnya udah nyampe pa belum. Emang siapa yang sakit nak Revan?"
"Ayah saya sakit Pakde. Ya sudah saya permisi dulu Pakde"
"Monggo-monggo salam buat ayah kamu ya semoga lekas sembuh"
"Iya Pakde terimakasih Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam". "anak itu sopan sekali seandainya dia jadi mantu ku sayangnya Lutfiah sudah punya pilihan" gumam Pakde Rowi melihat kepergian Revan.
"Udah? Bentar amat ketemu camernya"🤨🤨
"Bawel amat lu jadi adek..😒"
"Sampe kapan sih kak nyembuiin identitas hubungan kalian? Dari jaman kuliah S1 sampe sekarang udah jadi Master masih aja main kucing-kucingan." kilah Nara
"Nunggu Lu duluan baru gue nyusul tahun depan." Jawab Revan
Blamm
Seolah tak mampu berucap lagi Kinara diam seribu bahasa. Ucapan Revan spontan membuatnya tak mampu bicara sepatah katapun.
Andai ia bisa membalik keadaan ia akan meminta untuk tidak dilahirkan. Keputusan berat yang harus ia ambil hari ini menjadi penentu masa depan nya yang belum jelas.
"Kamu udah ambil keputusan kan? Kali ini aja turutin kemauan ayah. Kakak enggak bisa berbuat apa-apa dek karna semua ini udah di atur sama ayah sejak kamu kecil."
"Berat kak" ucap Kinara terisak
"Kakak ada disampingmu, ibu selalu bilang kita harus siap menerima apapun takdir yang Allah swt tulis dalam hidup kita."
"Tapi kak aku masih mau kuliah, aku mau jadi desainer, gimana sama mimpi²ku kak?"
"Udah cup cup kali ini kita nyenengin hati ayah ya. Ikhlasin semuanya. Hanya ayah yang kita miliki sekarang dek. Kakak enggak tega menolak permintaan ayah, plis jangan nangis kakak enggak sanggup liat kamu kayak gini. Semua ayah lakuin demi kamu dek, suatu saat kamu bisa ngerti semua ini."
"Heem" ucap Kinara sesenggukan di pelukan sang kakak.
"udah dong kita jalan nih udah sore"
📿Jika dia baik untukku dan agamaMU dunia akhirat maka dekatkanlah kami dengan caraMU dengan RidloMU,namun
Jika dia bukan terbaik untukku dan agamaMU maka jauhkanlah.📿
...---------------------🌹💕💕...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 322 Episodes
Comments
alvika cahyawati
lanjut kelihatan nya seru nich ceritanya
2023-04-26
1