Dilema Sebuah Keputusan

Di kediaman pak Wibowo

Kinara Pov

Hari ini aku sangat lelah setelah berkutat dengan ulangan harian 3 mapel sekaligus kepalaku rasanya penat,,sangat penat..!! Di tambah sekarang kondisi ayah sedang kritis meskipun ayah masih bisa ku ajak berbicara tapi tetap saja aku tidak tenang.

Tiba di rumah aku langsung merebahkan tubuhku diatas kingzise setelah berganti pakaian dan melaksanakan sholat duhur yang tadi sempat tertunda saat aku pergi ke rumah sakit menjenguk ayah.

Tok tok tok

"Non nara..makan siang udah bibi siapin di meja" kata Mbok Jum di balik pintu.

Aku segera berdiri dan melangkah membuka pintu.

"Iya bik ayok makan bareng aku ya?"Pintaku padanya.

"Baik non". Jawab mbo jum.

Mbok jum adalah pelayan sekaligus pengasuhku dan Kak Revan sejak kecil. Dan sejak dulu ayah dan ibu selalu mengajak serta Mbok Jum dan Pak Asep untuk makan bersama satu meja.

Ayah dan ibu tidak pernah membedakan status dirumah ini baginya semua manusia itu sama di mata tuhan hanya iman saja yang membedakan. Kami sekeluarga sangat menyayangi mereka.

Setiap tahun saat mudik lebaran pun kami selalu berkunjung kerumah mereka untuk bersilaturahmi.

Mbok Jum dan Pak Asep adalah tetangga sekampung kami dulu di desa sebelum memutuskan pindah ke kota karna bisnis ayah waktu itu berkembang dan sejak saat itu ayah dan ibu mengajak serta mereka untuk ikut tinggal bersama.

"Mbok gimana kabarnya Zilvi sekarang?"Tanyaku setelah menyelesaikan ritual makanku.

"Alhamdulillah non udah bisa jalan dan udah mulai bicara". Jawab mbok jum

"Kapan lagi ya aku bisa liat Zilvi mbok aku kangen kan sepi di rumah sejak ibu gak ada. Ayah juga kondisinya lemah plus Kak Revan sekarang udah mulai sibuk dengan jabatan barunya di kampus." keluhku pada mbok jum

"Nanti lah non kalau Ririn dan suaminya ada waktu pasti main kesini lagi. Kasian juga Zilvi kalo di ajak wara wiri masih kecil."kata Mbok Jum.

"Lagian sekarang Ririn udah mulai mengajar lagi dan suaminya sekarang sibuk dengan usaha warung makannya" imbuhnya lagi.

"Mbok, Nara mau nanya nih" ucap Nara

"Apa non?"

"Mbok, ayah ingin menikahkan ku".

"Bibik gak salah denger kan non?" tanyanya kaget.

"Gak bik! tadi waktu jenguk ayah di rumah sakit,ayah ngomong sama aku dan aku harus memberi keputusan secepatnya mengingat kondisi ayah sudah tidak memungkinkan." tak terasa bulir bening jatuh di pelupuk mataku.

"Non, bapak gak mungkin ambil keputusan secepat ini kalo bukan untuk kebaikan Non juga,pasti ada alasan kenapa bapak melakukannya. Ingat Non semua akan indah pada waktunya" nasehat mbok jum.

"Mbok rasa memang sudah waktunya Mbok ungkapin sebenernya." imbuhnya.

"Maksud mbok??"tanya Nara kaget mengeryitkan dahinya.

"Emm gini non..aduh gimana mulainya ya"jawab Mbok Jum sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Apa sih mbok?tanya Nara penasaran.

"Gini non.. Sebenarnya bapak dan temannya itu sudah berjanji kelak akan menjodohkan Non dengan anak bungsunya teman bapak,tepatnya 15 tahun lalu saat ultahnya ibu.

"Bapak dan temannya membuat kesepakatan itu. Waktu itu non masih umur 3tahun dan anak temannya bapak juga umur 3tahun.saat itu pertemuan terakhir bapak dan temannya karna temannya harus mengelola bisnisnya di Jerman di kampung halaman istrinya.

"Dan 2 minggu yang lalu bapak udah ngomong sama mbok kalau temannya sudah kembali ke indo dan akan menetap di sini karna perusahaannya di Jerman sudah di berikan kepada anak sulungnya untuk mengelola. Dan beliau kembali untuk melanjutkan usahanya disini sekaligus menepati janji mereka 15 tahun lalu."papar Mbok Jum

Deg...

Hatiku terasa sakit mendengarnya tapi aku tidak bisa berbuat apa apa.

Dan apa yang harus aku lalukan bagaimana dengan semua impianku?

Aku belum siap menikah. Dan kondisi ayah juga tidak baik saat ini. Mana yang harus ku putuskan??

Tak terasa air mataku jatuh tanpa permisi membasahi baju ku.

Secepatnya ku langkahkan kakiku berlari ke dalam kamar dan menutup nya keras.

Braaakkk

Suara pintu kamar ku tutup keras.

"Kenapa harus begini ya Allah apa yang harus ku putuskan??

"Aku belum siap menikah muda tapi aku juga tidak bisa menentang permintaan ayah".

"Siapa laki-laki yang sudah ayah jodohkan untuk ku??"

"Apa aku bisa mencintainya nanti atau malah aku menyakitinya?"

Aarrrggghhhh

"Ibuuu Nara rindu Bu..."

"Nara harus gimana bu..."

"Nara gak mau nikah muda.,Nara masih punya mimpi.."

"jawab aku bu..."

Kinara pov end

Author pov

Kinara masih sesenggukan di atas kingsize kebesarannya sambil menatap sayu foto almarhum ibunya.

Ia terlalu larut dalam tangisnya hingga tertidur lelap. Tanpa sepengetahuannya Mbok Jum sedari tadi berdiri di depan pintu kamarnya dengan sabar mendengar semuanya hingga meneteskan air matanya.

Beberapa saat kemudian

"Ibu..Nara rindu bu"rengek Nara

"Iya nak ibu juga merindukanmu.. bersabarlah nak..ingat ibu akan selalu mendukungmu dan selalu ada di sisimu."jawab ibu nya sembari membelai rambut sang anak.

"Ibu..Ibu. Igau Nara dalam mimpinya.

Kinara masih terlelap dalam mimpinya hingga tak terasa sang raja siang akan kembali ke peraduannya.

Jam menunjukkan pukul 16.00 sore tak terasa 2 jam berlalu setelah perbincangan Kinara dengan Mbok Jum siang tadi di meja makan.

Matanya sembab memperlihatkan lingkaran hitam di bawah mata.

Badannya terasa pegal setelah 2 jam menangis di kamar hingga tertidur lelap. Entah keputusan apa yang harus ia ambil.

Saat sedang bergelut dengan pemikirannya, dering gawai di atas nakas membangunkan kesadarannya.

"Siapa sih?" sembari mengambil gawainya."Kak Revan tumben nelfon jam segini" gumamnya.

"Assalamualaikum kak ada apa sih??" tanya Nara

"Kamu udah bangun dek??ini udah sore loh jadi cewe jangan kebo donk" balas kakaknya di sebrang

"Enak aja nyamain aku ma kebo" ketus Nara

"Ya udah jangan ngambek donk entar idung lo pesek".canda Revan

"Kak Revaann iihh nyebelin banget sih"teriak Nara.

"Iya maaf. Ya udah sekarang lo siap siap dek kita mau kerumah sakit,tadi ayah udah pesen buat jemput lo di rumah."Ucap Revan lalu menutup telpon cepat agar tidak mendapat ocehan adiknya lagi.

"Ihh kak Revan kebiasaan banget nutup telfon semaunya aja."ucapnya sembari menyimpan gawainya kembali. Dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Tak butuh waktu lama ia keluar dari kamar mandi lengkap dengan gamis pink salemnya dengan aksen brokat di lengan dan lehernya serta pita kecil di bagian belakang. Sungguh penampilan paripurna.

Ia segera mengambil alat sholat dan melaksanakan sholat Ashar. Selesai berdzikir Ia akhiri dengan berdoa.

"Allahumma Sholli 'Ala Sayyidina Muhammad Wa Ala Alihi Sayyidina Muhammad..Ya Allah ampuni semua dosa dan kesalahan kedua orang tuaku, sayangi mereka seperti mereka menyayangiku.

"Ya Allah jika memang ini yang terbaik untuk ku dan keluargaku serta keluarga calon suamiku dan keturunanku nanti di dunia akhirat hamba ikhlas untuk menerima perjodohan ini. Berikan kesembuhan untuk ayahku dan ampuni dosa ibuku,lapangkanlah kuburnya dan berilah tempat terindah disisiMu Ya Robby Amiiin Ya Robbal Alamin".

Doa Kinara

Setelah sholat ia segera bersiap-siap.

Memoles sedikit wajahnya agar tidak terlihat sembab.Memakai liptin tipis senada dengan gamis dan pashmina yang ia kenakan.

Nara memang lihai berdandan meskipun sederhana tapi tidak menghilangkan kesan elegan karna wajahnya sudah cantik paripurna meski tanpa make up.

Tok tok tok

Mbok Jum mengetuk pintu dan membukanya perlahan setelahnya langsung tersenyum saat matanya tertuju pada nona kesayangannya.

"Non cantik banget" kata Mbok Jum memuji.

"Makasih mbok tapi sayang uang koin ku udah abis buat mbok jum hahaha". Canda Nara.

"Tadi siang mas Revan nelpon mbok nanyain non dan mbok bilang non lagi tidur."

"Mbok minta maaf ya non tentang tadi siang apapun keputusan non, mbok akan selalu jadi yang terdepan mendukung non.ambillah keputusan tepat dan serahkan semua sama Allah swt pasti ada jalannya." nasehat Mbok Jum.

"Gak papa mbok tadi memang kondisiku sedang gak fit dan aku masih shock dengan permintaan ayah, jujur aku belum siap sepenuhnya, tapi jika memang sudah takdir yang harus Nara jalani ya Nara harus ikhlas mbok.

Nara gak mau nyakitin Ayah dan kak Revan serta keluarga calon suami Nara nanti jika memang itu sudah di putuskan sejak lama. Semua indah pada waktunya. Bukan begitu mbok??" terangnya pada mbok Jum.

"Masya Allah ....non udah dewasa sekarang persis banget alm ibu." tambah mbok Jum kagum.

Tiiin tiin tiin

Terdengar suara klakson mobil dari depan gerbang rumah.

"Ya udah Nara pamit ya mbok. Jaga rumah baik baik. Assalamualaikum" pamitnya sambil mencium tangan kanan Mbok Jum.

"Waalaikumsalam warohmatullah wabarokatuh hati hati non" balas Mbok Jum.

 

"Lama amat sih dek? Gak dandan idung lo tetep aja gak bisa pesek"

Ledek Revan menggoda adiknya.

"Paan sih kak bawel amat jadi cowok. Cepetan ntar ayah nungguin kita kelamaan."balas Nara ketus.

"Siap calon bidadari syurga. Jawab Revan dan segera melajukan kendaraannya.

Di tengah perjalanan Revan menepikan mobilnya di sisi kiri jalan yang cukup sepi.

"Loh kok brenti kak?"

"Tunggu bentar aku mau antar titipan Lutfiah dulu."

"Owh ya udah sekalian nitip salam buat camer hehe 😁😁"

"Cengar cengir wae..ngomong ndiri 😏"

"Dah sana cepetan"

Revan keluar dari mobil berjalan menuju ke sebuah kios kecil di seberang jalan.

"Assalamualaikum Pakde Rowi.."

"Waalaikumsalam Nak Revan ya.. Sini masuk dulu."

"Maaf pak saya enggak bisa lama-lama karna harus kerumah sakit. Ini ada paket dari Lutfiah katanya enggak bisa balik dulu karna mau sidang tesis."

"Oh iya terimakasih. Barusan nelpon saya nanyain paketnya udah nyampe pa belum. Emang siapa yang sakit nak Revan?"

"Ayah saya sakit Pakde. Ya sudah saya permisi dulu Pakde"

"Monggo-monggo salam buat ayah kamu ya semoga lekas sembuh"

"Iya Pakde terimakasih Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam". "anak itu sopan sekali seandainya dia jadi mantu ku sayangnya Lutfiah sudah punya pilihan" gumam Pakde Rowi melihat kepergian Revan.

"Udah? Bentar amat ketemu camernya"🤨🤨

"Bawel amat lu jadi adek..😒"

"Sampe kapan sih kak nyembuiin identitas hubungan kalian? Dari jaman kuliah S1 sampe sekarang udah jadi Master masih aja main kucing-kucingan." kilah Nara

"Nunggu Lu duluan baru gue nyusul tahun depan." Jawab Revan

Blamm

Seolah tak mampu berucap lagi Kinara diam seribu bahasa. Ucapan Revan spontan membuatnya tak mampu bicara sepatah katapun.

Andai ia bisa membalik keadaan ia akan meminta untuk tidak dilahirkan. Keputusan berat yang harus ia ambil hari ini menjadi penentu masa depan nya yang belum jelas.

"Kamu udah ambil keputusan kan? Kali ini aja turutin kemauan ayah. Kakak enggak bisa berbuat apa-apa dek karna semua ini udah di atur sama ayah sejak kamu kecil."

"Berat kak" ucap Kinara terisak

"Kakak ada disampingmu, ibu selalu bilang kita harus siap menerima apapun takdir yang Allah swt tulis dalam hidup kita."

"Tapi kak aku masih mau kuliah, aku mau jadi desainer, gimana sama mimpi²ku kak?"

"Udah cup cup kali ini kita nyenengin hati ayah ya. Ikhlasin semuanya. Hanya ayah yang kita miliki sekarang dek. Kakak enggak tega menolak permintaan ayah, plis jangan nangis kakak enggak sanggup liat kamu kayak gini. Semua ayah lakuin demi kamu dek, suatu saat kamu bisa ngerti semua ini."

"Heem" ucap Kinara sesenggukan di pelukan sang kakak.

"udah dong kita jalan nih udah sore"

📿Jika dia baik untukku dan agamaMU dunia akhirat maka dekatkanlah kami dengan caraMU dengan RidloMU,namun

Jika dia bukan terbaik untukku dan agamaMU maka jauhkanlah.📿

...---------------------🌹💕💕...

Terpopuler

Comments

alvika cahyawati

alvika cahyawati

lanjut kelihatan nya seru nich ceritanya

2023-04-26

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Dilema Sebuah Keputusan
3 Gadis Aneh
4 04 Pertemuan 2
5 05 Permintaan Azka
6 06 Fitting Gaun
7 07 UDAH HALAL
8 08 Canggung
9 09 Dia Kembali??
10 10 Siapa Dia??
11 11 Insiden Kecil
12 Announcement!!!! assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh
13 12 Kehangatan
14 13 New Student
15 14 Mantan dan Masa Depan
16 15 Rencana Pindah Rumah
17 16 Our Home Our Future
18 17 Hilang Jejak
19 18 New Bodyguard
20 19 Hospital
21 20 Pulang
22 21 Double Couple
23 22 Hot Papa
24 23 What the...........??!!
25 24 About Keisya
26 25 Emosi Azka
27 26 Bertemu Keisya??
28 27 About Mom's secret
29 28 Missunderstanding
30 29 Data perusahaan di retas
31 30 Di buntuti
32 31 Hospital II
33 32 Firasat
34 33 Riko
35 34 Hilang lagi?
36 35 Tampang Pemulung
37 36 Acara
38 37 Kejutan Ayah
39 38 Ngusilin Bambang
40 39 Akur lagi
41 40 Cemburu Lagi...
42 41 Azka vs Aldo
43 42 Penyelesaian
44 43 Di intai
45 44 Tampil
46 45 Kecewa
47 SEKILAS INFO
48 46 Kontrakan Baru
49 47 Penampakan
50 48 Bete
51 49 Pencarian
52 50 Key, ini ayah nak..
53 51 Calon Mertua Revan
54 52 Investasi 2 triliun...???
55 53 Missunderstanding II
56 54 Bertemu Tanpa Sengaja
57 55 Jadi Dia Saudara Kembarku?
58 56 Aldo vs Azka part II
59 57 Depresi
60 58 Keterkejutan
61 59 Satu masalah selesai!
62 60 Kekesalan yang Hakiki
63 61 Sebuah Fakta
64 62 Kemarahan Kinara
65 63 Penyesalan dan rasa bersalah
66 64 Kesedihan Revan
67 65 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Sama
68 66 Kejutan Untuk Tuan Denias
69 67 " Hai Cousin!"
70 68 Tentang Amira Kecil
71 69 Sumo vs Cungkring
72 70 Kamu Memang Menawan
73 71 Kenyataan Baru
74 72 Kinara Pov
75 73 Niat Berkunjung
76 74 Perjumpaan
77 75 Anthony Bangkrut
78 76 Rumah Duka
79 77 Tamu Tak di Undang
80 78 Rindu tak Bertepi
81 79 Anthony Kabur
82 80 Markas Baru Anthony
83 81 Isi Hati Kinara
84 82 Meraih Impian
85 83 Liburan 1
86 84 Pengumuman
87 85 Gurauan Pagi
88 86 Liburan II
89 87 liburan III
90 88 Malam Panjang Menegangkan
91 89 Malam Menegangkan II
92 90 Pulang
93 91 Hamil?
94 92 Aku Ayahmu nak
95 93 Syukuran
96 94 Teman Baru Keisya
97 95 Usaha Revan Menemukan Ibu Kandungnya
98 96 Kunjungan Nyonya Amira
99 97 Berkunjung ke Rumah Sakit
100 98 Hasil tes DNA
101 99 Menjemput Ibu
102 100 Kinara-Keisya
103 101 Tentang Anthony
104 102 Kekesalan Nyonya Amira
105 103 Haruskah??
106 103 Anthony dan Masa Lalunya
107 104 Anthony dan Masa Lalunya II
108 105 Donor Darah
109 106 Siapa Ayahku??
110 107 Kinara-Keisya
111 108 Kesempatan Terakhir
112 109 Dia Pembunuh
113 110 Pingsan Bersama
114 111 Penyesalan Tuan Denias
115 112 Kenyataan
116 113 Anthony Koma
117 114 Masalah Pisang Ijo
118 115 Penggalangan Dana
119 116 Kabar Duka
120 117 Detik Terakhir
121 118 Selamat Jalan Om.......
122 119 Papa Jangan Pergi....
123 119 Surat Wasiat
124 120 Tamu Istimewa
125 121 Kesedihan Keisya
126 122 Menantu dan Mertua
127 123 Papa dan Anak
128 124 Aku Meminta Suamimu...
129 125 "Idiot, Kau Sakit Kei!"
130 126 Pergi
131 127 Rena Ngambek
132 128 Kesedihan Kinara
133 129 Hidup Baru Keisya
134 130 Nana
135 131 Selamat Jalan Sahabat
136 132 Masih Suasana Duka.
137 133 Keisya Sakit
138 134 Cemburu Bilang Bos!
139 135 Tentang Hanan
140 135 Silaturahmi Ummi Tin
141 136 Tukang Rusuh I
142 137 Nervous
143 138 Haruskah Kehilangan lagi?
144 139 Kembar Mayang
145 140 Sang Pengiring
146 141 Pengacau
147 142 Bikin Panik
148 143 Grogi
149 144 Isi Hati Hanan
150 145 Tamu tak di undang
151 146 Cara mengusir tamu tak diundang
152 147 Reno dan Hanan
153 148 Hari Revan dan Lutfiah
154 149 Resepsi dan Kabar Duka
155 150 Keisya Koma
156 151 Ceramah Singkat
157 152 Rencana Perjodohan
158 153 Martabak Jadul
159 154 Keisya sadar
160 155 Om Melamar ku?
161 156 Persetujuan Kinara
162 157 Keputusan Reno
163 158 Bertemu Keisya
164 159 Masalah baju bayi.
165 160 Seleksi Baju Bayi
166 161 Kesal
167 162 Uji Kelayakan Calon Menantu
168 163 Bertemu Lina si biang rusuh
169 164 Obrolan Unfaedah
170 165 Dua Pria
171 166 Beberapa Hari Sebelumnya
172 167 Huru Hara Calon Menantu
173 168 Hari H.
174 169 Cucu pertama
175 170 Si Kembar
176 171 Insiden Kecil
177 172 Anak-anak Mama
178 173 End?
179 174 Bonus Chapter
180 175 Bonus Chapter
181 176 Bonus Chapter
182 S2 Part 1
183 S2 Part 2
184 S2 Part 3
185 S2 Part 4
186 S2 Part 5
187 S2 Part 6
188 S2 Part 7
189 S2 Part 8
190 S2 Part 8
191 S2 Part 9
192 S2 Part 10
193 S2 Part 11
194 S2 Part 12
195 S2 Part 13
196 S2 Part 14
197 S2 Part 15
198 S2 Part 16
199 S2 Part 17
200 S2 Part 18
201 S2 Part 19
202 S2 Part 20
203 S2 Part 21
204 S2 Part 22
205 S2 Part 23
206 S2 Part 24
207 S2 Part 25
208 S2 Part 26
209 S2 Part 27
210 S2 Part 28
211 S2 Part 29
212 S2 Part 30
213 S2 Part 31
214 S2 Part 32
215 S2 Part 33
216 S2 Part 34
217 S2 Part 35
218 S2 Part 36
219 S2 Part 37
220 S2 Part 38
221 S2 Part 39
222 S2 Part 40
223 S2 Part 41
224 S2 Part 42
225 S2 Part 43
226 S2 Part 44
227 S2 Part 45
228 S2 Part 46
229 S2 Part 47
230 S2 Part 48
231 S2 Part 49
232 S2 Part 49
233 S2 Part 49
234 S2 Part 49
235 S2 Part 49
236 S2 Part 50
237 S2 Part 51
238 S2 Part 52
239 S2 Part 53
240 S2 Part 54
241 S2 Part 55
242 S2 Part 56
243 S2 Part 57
244 S2 Part 58
245 S2 Part 59
246 S2 Part 60
247 S2 Part 61
248 S2 Part 62
249 S2 Part 63
250 S2 Part 64
251 S2 Part 64
252 S2 Part 65
253 S2 Part 66
254 S2 Part 67
255 S2 Part 68
256 S2 Part 69
257 S2 Part 70
258 S2 Part 71
259 S2 Part 72
260 S2 Part 73
261 S2 Part 74
262 S2 Part 75
263 S2 Part 76
264 S2 Part 77
265 S2 Part 78
266 S2 Part 79
267 S2 Part 80
268 S2 Part 81
269 S2 Part 82
270 S2 Part 83
271 S2 Part 84
272 S2 Part 85
273 S2 Part 86
274 S2 Part 87
275 S2 Part 88
276 S2 Part 89
277 S2 Part 90
278 S2 Part 91
279 S2 Part 92
280 S2 Part 93
281 S2 Part 94
282 S2 Part 95
283 S2 Part 96
284 S2 Part 97
285 S2 Part 98
286 S2 Part 99
287 S2 Part 100
288 S2 Part 101
289 S2 Part 102
290 S2 Part 103
291 S2 Part 104
292 S2 Part 105
293 S2 Part 106
294 S2 Part 107
295 S2 Part 108
296 S2 Part 109
297 S2 Part 110
298 S2 Part 111
299 S2 Part 112
300 S2 Part 113
301 S2 Part 114
302 S2 Part 115
303 S2 Part 116
304 S2 Part 117
305 S2 Part 118
306 pengumuman
307 S2 Part 119
308 S2 Part 120
309 S2 Part 121
310 S2 Part 122
311 S2 Part 123
312 S2 Part 124
313 S2 Part 125
314 S2 Part 126
315 S2 Part 127
316 S2 Part 128
317 S2 Part 129
318 S2 Part 130
319 S2 Part 131
320 S2 Part 132
321 S2 Part 133
322 pengumuman
Episodes

Updated 322 Episodes

1
Pertemuan
2
Dilema Sebuah Keputusan
3
Gadis Aneh
4
04 Pertemuan 2
5
05 Permintaan Azka
6
06 Fitting Gaun
7
07 UDAH HALAL
8
08 Canggung
9
09 Dia Kembali??
10
10 Siapa Dia??
11
11 Insiden Kecil
12
Announcement!!!! assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuh
13
12 Kehangatan
14
13 New Student
15
14 Mantan dan Masa Depan
16
15 Rencana Pindah Rumah
17
16 Our Home Our Future
18
17 Hilang Jejak
19
18 New Bodyguard
20
19 Hospital
21
20 Pulang
22
21 Double Couple
23
22 Hot Papa
24
23 What the...........??!!
25
24 About Keisya
26
25 Emosi Azka
27
26 Bertemu Keisya??
28
27 About Mom's secret
29
28 Missunderstanding
30
29 Data perusahaan di retas
31
30 Di buntuti
32
31 Hospital II
33
32 Firasat
34
33 Riko
35
34 Hilang lagi?
36
35 Tampang Pemulung
37
36 Acara
38
37 Kejutan Ayah
39
38 Ngusilin Bambang
40
39 Akur lagi
41
40 Cemburu Lagi...
42
41 Azka vs Aldo
43
42 Penyelesaian
44
43 Di intai
45
44 Tampil
46
45 Kecewa
47
SEKILAS INFO
48
46 Kontrakan Baru
49
47 Penampakan
50
48 Bete
51
49 Pencarian
52
50 Key, ini ayah nak..
53
51 Calon Mertua Revan
54
52 Investasi 2 triliun...???
55
53 Missunderstanding II
56
54 Bertemu Tanpa Sengaja
57
55 Jadi Dia Saudara Kembarku?
58
56 Aldo vs Azka part II
59
57 Depresi
60
58 Keterkejutan
61
59 Satu masalah selesai!
62
60 Kekesalan yang Hakiki
63
61 Sebuah Fakta
64
62 Kemarahan Kinara
65
63 Penyesalan dan rasa bersalah
66
64 Kesedihan Revan
67
65 Jatuh Cinta Pada Orang Yang Sama
68
66 Kejutan Untuk Tuan Denias
69
67 " Hai Cousin!"
70
68 Tentang Amira Kecil
71
69 Sumo vs Cungkring
72
70 Kamu Memang Menawan
73
71 Kenyataan Baru
74
72 Kinara Pov
75
73 Niat Berkunjung
76
74 Perjumpaan
77
75 Anthony Bangkrut
78
76 Rumah Duka
79
77 Tamu Tak di Undang
80
78 Rindu tak Bertepi
81
79 Anthony Kabur
82
80 Markas Baru Anthony
83
81 Isi Hati Kinara
84
82 Meraih Impian
85
83 Liburan 1
86
84 Pengumuman
87
85 Gurauan Pagi
88
86 Liburan II
89
87 liburan III
90
88 Malam Panjang Menegangkan
91
89 Malam Menegangkan II
92
90 Pulang
93
91 Hamil?
94
92 Aku Ayahmu nak
95
93 Syukuran
96
94 Teman Baru Keisya
97
95 Usaha Revan Menemukan Ibu Kandungnya
98
96 Kunjungan Nyonya Amira
99
97 Berkunjung ke Rumah Sakit
100
98 Hasil tes DNA
101
99 Menjemput Ibu
102
100 Kinara-Keisya
103
101 Tentang Anthony
104
102 Kekesalan Nyonya Amira
105
103 Haruskah??
106
103 Anthony dan Masa Lalunya
107
104 Anthony dan Masa Lalunya II
108
105 Donor Darah
109
106 Siapa Ayahku??
110
107 Kinara-Keisya
111
108 Kesempatan Terakhir
112
109 Dia Pembunuh
113
110 Pingsan Bersama
114
111 Penyesalan Tuan Denias
115
112 Kenyataan
116
113 Anthony Koma
117
114 Masalah Pisang Ijo
118
115 Penggalangan Dana
119
116 Kabar Duka
120
117 Detik Terakhir
121
118 Selamat Jalan Om.......
122
119 Papa Jangan Pergi....
123
119 Surat Wasiat
124
120 Tamu Istimewa
125
121 Kesedihan Keisya
126
122 Menantu dan Mertua
127
123 Papa dan Anak
128
124 Aku Meminta Suamimu...
129
125 "Idiot, Kau Sakit Kei!"
130
126 Pergi
131
127 Rena Ngambek
132
128 Kesedihan Kinara
133
129 Hidup Baru Keisya
134
130 Nana
135
131 Selamat Jalan Sahabat
136
132 Masih Suasana Duka.
137
133 Keisya Sakit
138
134 Cemburu Bilang Bos!
139
135 Tentang Hanan
140
135 Silaturahmi Ummi Tin
141
136 Tukang Rusuh I
142
137 Nervous
143
138 Haruskah Kehilangan lagi?
144
139 Kembar Mayang
145
140 Sang Pengiring
146
141 Pengacau
147
142 Bikin Panik
148
143 Grogi
149
144 Isi Hati Hanan
150
145 Tamu tak di undang
151
146 Cara mengusir tamu tak diundang
152
147 Reno dan Hanan
153
148 Hari Revan dan Lutfiah
154
149 Resepsi dan Kabar Duka
155
150 Keisya Koma
156
151 Ceramah Singkat
157
152 Rencana Perjodohan
158
153 Martabak Jadul
159
154 Keisya sadar
160
155 Om Melamar ku?
161
156 Persetujuan Kinara
162
157 Keputusan Reno
163
158 Bertemu Keisya
164
159 Masalah baju bayi.
165
160 Seleksi Baju Bayi
166
161 Kesal
167
162 Uji Kelayakan Calon Menantu
168
163 Bertemu Lina si biang rusuh
169
164 Obrolan Unfaedah
170
165 Dua Pria
171
166 Beberapa Hari Sebelumnya
172
167 Huru Hara Calon Menantu
173
168 Hari H.
174
169 Cucu pertama
175
170 Si Kembar
176
171 Insiden Kecil
177
172 Anak-anak Mama
178
173 End?
179
174 Bonus Chapter
180
175 Bonus Chapter
181
176 Bonus Chapter
182
S2 Part 1
183
S2 Part 2
184
S2 Part 3
185
S2 Part 4
186
S2 Part 5
187
S2 Part 6
188
S2 Part 7
189
S2 Part 8
190
S2 Part 8
191
S2 Part 9
192
S2 Part 10
193
S2 Part 11
194
S2 Part 12
195
S2 Part 13
196
S2 Part 14
197
S2 Part 15
198
S2 Part 16
199
S2 Part 17
200
S2 Part 18
201
S2 Part 19
202
S2 Part 20
203
S2 Part 21
204
S2 Part 22
205
S2 Part 23
206
S2 Part 24
207
S2 Part 25
208
S2 Part 26
209
S2 Part 27
210
S2 Part 28
211
S2 Part 29
212
S2 Part 30
213
S2 Part 31
214
S2 Part 32
215
S2 Part 33
216
S2 Part 34
217
S2 Part 35
218
S2 Part 36
219
S2 Part 37
220
S2 Part 38
221
S2 Part 39
222
S2 Part 40
223
S2 Part 41
224
S2 Part 42
225
S2 Part 43
226
S2 Part 44
227
S2 Part 45
228
S2 Part 46
229
S2 Part 47
230
S2 Part 48
231
S2 Part 49
232
S2 Part 49
233
S2 Part 49
234
S2 Part 49
235
S2 Part 49
236
S2 Part 50
237
S2 Part 51
238
S2 Part 52
239
S2 Part 53
240
S2 Part 54
241
S2 Part 55
242
S2 Part 56
243
S2 Part 57
244
S2 Part 58
245
S2 Part 59
246
S2 Part 60
247
S2 Part 61
248
S2 Part 62
249
S2 Part 63
250
S2 Part 64
251
S2 Part 64
252
S2 Part 65
253
S2 Part 66
254
S2 Part 67
255
S2 Part 68
256
S2 Part 69
257
S2 Part 70
258
S2 Part 71
259
S2 Part 72
260
S2 Part 73
261
S2 Part 74
262
S2 Part 75
263
S2 Part 76
264
S2 Part 77
265
S2 Part 78
266
S2 Part 79
267
S2 Part 80
268
S2 Part 81
269
S2 Part 82
270
S2 Part 83
271
S2 Part 84
272
S2 Part 85
273
S2 Part 86
274
S2 Part 87
275
S2 Part 88
276
S2 Part 89
277
S2 Part 90
278
S2 Part 91
279
S2 Part 92
280
S2 Part 93
281
S2 Part 94
282
S2 Part 95
283
S2 Part 96
284
S2 Part 97
285
S2 Part 98
286
S2 Part 99
287
S2 Part 100
288
S2 Part 101
289
S2 Part 102
290
S2 Part 103
291
S2 Part 104
292
S2 Part 105
293
S2 Part 106
294
S2 Part 107
295
S2 Part 108
296
S2 Part 109
297
S2 Part 110
298
S2 Part 111
299
S2 Part 112
300
S2 Part 113
301
S2 Part 114
302
S2 Part 115
303
S2 Part 116
304
S2 Part 117
305
S2 Part 118
306
pengumuman
307
S2 Part 119
308
S2 Part 120
309
S2 Part 121
310
S2 Part 122
311
S2 Part 123
312
S2 Part 124
313
S2 Part 125
314
S2 Part 126
315
S2 Part 127
316
S2 Part 128
317
S2 Part 129
318
S2 Part 130
319
S2 Part 131
320
S2 Part 132
321
S2 Part 133
322
pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!