Makan malam di rumah keluarga Boby Permana sangat hikmat. Tidak ada seorangpun yang berbicara. Hanya denting sendok yang terdengar. Novia duduk di sebelah kanan Boby, Bu Vera di sebelah kirinya. Kemudian Athar di sebelah Novia dan Kean di sebelah Athar.
Setelah makan malam selesai, Novia mulai membuka suara. Posisi mereka masih di meja makan tentu saja.
" Kak, besok jadi ke Semarang? " tanya Novia.
" Insyaallah, ma. " jawab Athar sambil mengelap bibirnya dengan tisu.
" Yah, sepi dong rumah. " gumam Novia sedih.
" Mama lebay deh. Orang kakak ke Semarang juga cuman bentar. " sambung Boby.
" Ih, papa. " Novia geram dan mencubit paha suaminya.
" Au... Sakit ma. Kayak digigit lebah. " ucap Boby sambil mengelus pahanya dan sedikit tertawa.
" Tuh, papa yang lebay. " cibir Novia. " Berapa lama kamu di Semarang? " tanyanya.
" Paling 2 atau 3 hari ma. Athar kan juga masih harus kuliah. " jawab Athar.
" Kean ikut ya kak. "
" Kean....." sahut Novia dengan wajah sedihnya takut anak keduanya juga ikut ke Semarang.
" Kean masih sekolah kan? Belum liburan? " ujar papanya karena melihat raut wajah istrinya yang di tekuk.
" Kean sekolah hanya lima hari pa. Jadi Sabtunya libur. "
" Iya, tapi hari Senin kan kamu harus sekolah. " jawab papanya.
" Kakak kan Minggu udah pulang pa. Kan kakak juga harus kuliah. " bela Kean.
" Kakak belum tentu balik Minggu Ke. " sahut Athar.
" Tapi kakak kan harus kuliah tadi bilangnya. "
" Iya, tapi Senin kakak nggak ada kuliah. " jawab Athar.
" Ah, nggak asyik. " jawab Kean dengan nada kesal dan meninggalkan meja makan dengan marah.
" Kean...." panggil Novia. Tapi Kean tidak mendengarkan. Dia tetap berlalu menuju ke kamarnya.
Boby hanya menggelengkan kepalanya. Memang sifat Kean dan Athar berbeda. Kean agak emosian anaknya. Mungkin seperti dirinya waktu muda. Beda dengan Athar yang lebih sabar dan penyayang. Seperti mamanya.
Novia hendak berdiri untuk menyusul anak bontotnya yang sedang merajuk, tapi Athar melarang.
" Biar Athar aja ma yang bicara. "
Athar berdiri dan Novia kembali duduk.
" Sama seperti siapa ya Kean itu? " goda Bu Vera.
" Tapi sekarang kan nggak mah. " jawab Boby.
" Hmmm...Jadi ada penyebabnya ya. " gumam Novia.
" Itu dulu yang. Waktu masih ABG kayak Kean. Sekarang kan udah nggak. " bela Boby.
" Yakin udah nggak? " goda Bu Vera kembali.
" Mama...." panggil Boby geram.
" Ha...ha...ha..." Bu Vera tergelak melihat wajah anaknya memerah.
Novia hanya tersenyum sambil melirik suaminya. Boby melihat ke arahnya dan memprotes.
" Kamu juga mengiyakan apa yang mama bilang? "
" Aku nggak bilang apa-apa, pa. "
" Terus kenapa senyum-senyum sambil ngelirik gitu? " ucap Boby merajuk.
" Kenapa harus marah pa? Tinggal papa gitu apa nggak. "
" Nah, bener tuh istri kamu. Sepertinya masih kan ya? " tanya Bu Vera sambil menahan tawa.
" Kadang-kadang sih ma. " jawab Novia sambil membereskan piring bekas sarapan.
" Kalian berdua sama aja. " gerutu Boby sambil berlalu meninggalkan meja makan menuju ke kamarnya.
" Pa....Papa...." panggil Novia tapi sepertinya suaminya itu juga merajuk seperti anaknya. " Mas...." panggilnya kembali.
" Udah, sana kamu susul suami kamu. Ntar merajuknya kelamaan kalau nggak di rayu. Mejanya biar di bereskan pembantu. " ucap Bu Vera.
Novia mengangguk dan berlalu menyusul suaminya ke kamar.
Di kamar, Novia mendapati suaminya tengah mengenakan dasi di depan cermin. Novia segera mendekati dan mengambil alih dasi Boby. Melihat wajah suaminya yang di tekuk, Novia menahan senyumnya.
Dua menit kemudian, dasi sudah terpasang rapi di leher Boby. Novia berjalan ke ranjang, mengambil jas suaminya. Kemudian dia memakaikan jas itu ke tubuh suaminya. Boby masih terdiam tidak mengatakan apa-apa.
Novia tersenyum, dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk membujuk suaminya supaya tidak marah lagi.
Novia berputar menghadap suaminya ketika selesai memakaikan jas ke tubuh suaminya. Dia merapikan kemeja dan jas Boby bagian depan.
" Marah pa? " tanya Novia. Boby masih tetap diam tanpa melihat ke Novia.
" Mas...." panggil Novia kembali.
Boby hanya melirik tanpa mengeluarkan suara.
" Sayang...." panggil Novia kembali sambil menangkup kedua pipi suaminya sehingga mata mereka saling bertatapan.
Novia tersenyum. Dia berjinjit dan mengecup bibir suaminya sekilas.
" Masih marah? " tanyanya ketika selesai dengan kecupannya.
Tanpa berkata-kata, Boby langsung menarik pinggang Novia dan meraih tengkuknya. Bibirnya dengan segera mel*mat bibir Novia. Ciuman yang penuh dengan hasrat. Novia sampai gelagapan kehabisan nafas.
Novia memukul bahu Boby dan mendorong dada suaminya. Setelah ciuman itu terlepas, Novia segera menghirup udara sebanyak-banyaknya.
" Kamu mau bikin aku pingsan pa? " tanya Novia sambil cemberut.
Dan Cup...Boby kembali menempelkan bibirnya ke bibir Novia gemas. Tapi hanya sekedar kecupan kali ini. Kemudian seulas senyum terbit dari bibir Boby.
" Mana mungkin aku membuat istriku pingsan. Kalau untuk membuat istriku lemas, itu pasti. " ucap Boby sambil tersenyum menyeringai.
" Ck. "
" Tunggu nanti malam sayang. Aku akan membuatmu lemas. " goda Boby berbisik.
" Dasar mesum. Ingat umur. "
" Umur boleh tua...Tapi kalau urusan itu, semalaman juga masih kuat yang. Mau bikin adik buat Kean juga oke. "
" Ih... apaan sih...dulu waktu aku pengen punya anak lagi, kamu nggak ngijinin. Sekarang udah tua baru bolehin punya anak?"
" Habisnya aku nggak tega lihat kamu pas lahiran. " jawab Boby sambil mengecup kening Novia.
Kini usia mereka memang sudah tidak muda lagi. Usia mereka sudah masuk angka lima puluh. Tapi mereka masih terlihat muda. Mungkin karena rajin berolahraga dan perawatan. Juga karena setiap hari diisi oleh cinta dan kasih sayang. Jadi mereka terlihat awet muda.
" Mending buruan berangkat sana. Udah hampir siang. "
" Sayang, kenapa nggak kita ijinin Kean ikut Athar? Biar kalau Athar pulang Senin, Kean pulang sendiri besok Minggu. "
" Tapi aku khawatir pa. "
" Ma, anak kita itu udah gede. Kean udah kelas 3 SMA lho. Dia pasti bisa jaga diri. Lagian di sana ada Candra, ada Andre, ada ibu juga. Mungkin Kean rindu sama mereka. "
Novia menghela nafas panjang dan menunduk.
Tok...tok..tok...
" Ma, Pa, Kean berangkat sekolah dulu. " suara Kean dari balik pintu.
Novia segera membuka pintu kamar. Terlihat Kean sudah berada di depan pintu dengan seragam sekolah komplit dan tas yang tersampir di pundaknya.
Melihat mamanya keluar dari kamar, Kean segera menyalami dan mencium tangan mamanya.
" Kean...Kean beneran mau ikut kakak? " tanya Novia.
" Kean kangen sama nenek ma. Tapi kalau mama sama papa nggak ngijinin, Kean nggak akan maksa kok. Kean ke Semarang besok habis ujian aja. "
" Mama sama papa ngijinin kok. " ucap Novia sambil tersenyum. Boby yang mendengarnya ikut tersenyum dan mengapit pinggang Novia.
" Beneran ma, pa? " tanya Kean dengan wajah sumringah.
Boby mengangguk dan tersenyum.
" Tapi kalau kakak tidak bisa pulang hari Minggu, Kean tetep pulang hari Minggu ya. Senin harus sekolah. "
" Siap ma. " jawab Kean dengan menaruh tangannya di pelipis menandakan sikap hormat.
Boby mengacak-acak rambut Kean.
" Papa...jadi berantakan kan rambut Kean. " protes Kean sambil merapikan kembali rambutnya dengan jari-jarinya.
" Sorry. Papa lupa kalau anak papa yang satu ini adalah idola di sekolah. Jadi harus jaga penampilan. " goda Boby tersenyum.
" Tuh, tahu. Entar Kean nggak bisa tebar pesona ke cewek-cewek. " jawab Kean.
" Awas ya, kalau kamu punya cewek lebih dari satu." sahut mamanya.
" Mama tenang aja. Kean ini cowok setia. Nggak bakalan menduakan cinta. Pacar Kean cuma satu ma. Tapi kalau followers Kean yang mendekati Kean banyak ma. "
" Dasar kamu. Jangan jadi playboy. "
" Mama tenang aja. Sepertinya mama harus khawatirin kakak tuh ma. Masak udah mau selesai S2 belum pernah punya pacar? Nggak nikah-nikah dong ma. " bisik Kean.
Novia memelototinya memberi isyarat.
" Aduh...duh...duh... ampun kak....." Kean merasa kesakitan karena Athar menjewer telinganya. Sepertinya Athar mendengar perkataan Kean.
" Anak kecil tahu apa soal nikah?" tanya Athar dengan tatapan tajam.
" He..he..he...Maaf kak!" jawab Kean cengengesan sambil mengatupkan kedua tangannya.
" Kean berangkat dulu ma, pa, kak. Udah siang, takut terlambat. " pamit Kean bermaksud melarikan diri. " Assalamualaikum. " tambahnya setelah kembali menyalami mama dan papanya. Juga kakaknya.
Novia dan Boby hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah anaknya itu. Benar-benar berbeda dengan kakaknya.
***
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
mampir ni thor 😊
2024-11-24
0