Hening. Senyap. Hanya ada suara instrumen musik yang mengalun lebih pelan.
Aprilia masih duduk dengan kaku di posisinya, sedangkan pria itu hanya duduk di ujung kursi terjauh dengan asap terus mengepul di depan wajahnya.
Setelah mematikan rokoknya pada asbak. Jack berdiri, dan mematikan lampu yang terlihat remang-remang dan berkelip di langit-langit ruangan. Hanya tersisa pencahayaan dari telivisi yang menyala, menjadi sumber cahaya dalam ruangan.
Jack memutar langkahnya, berdiri berhadapan dengan Aprilia yang tidak berani mendongakkan kepalanya sekedar untuk menatapnya.
"Berapa usiamu?"
"Dua ... du-a puluh li-maa tahun,"jawab Aprilia gagap, dan mulai salah tingkah. Walaupun pria di depannya terlihat cukup tampan. Namun, Aprilia tetap saja ragu bersentuhan kulit dan bertukar air ludah dengan orang yang baru pertama kali bertemu dengannya.
"Aku pikir kau sekitar tiga puluh lima. Pasti mejanda tiga tahun, membuat hidupmu susah. Sampai tubuh dan wajahmu tidak terawat." Jack memposisikan dirinya duduk, dan tangannya meraih remote TV dalam genggaman tangannya.
"Nama aslimu siapa?"
"Aprilia Permata Indah."
Jack terbahak akan dua nama belakang itu, "Tidak pantas-pantasnya yah bernama cantik seperti itu."
Aprilia mulai gugup. Deg! Jantungnya terasa berhenti berdetak. Setelah berkata demikian, tangan Jack terlihat naik merangkak menyentuh bahu Aprilia yang terlihat bergetar dingin.
"Minumlah ini dulu, biar kau tidak tegang lagi," saran Jack yang tiba-tiba mengangkat gelas cawan tinggi bewarna merah, mendekat pada wajah Aprilia.
Bibir cawan gelas menyentuh perlahan bibir Aprilia. Kala bibir cawan tepat di bibirnya, Aprilia membuka mulutnya perlahan. Gelas cawan itu terlihat miring ke bawah bibirnya, dan setiap cairan merah itu menyusup masuk ke setiap celah bibirnya. Rasanya sangat manis, seperti menelan minuman manis bewarna kental. Dalam sekejap, satu cawan anggur telah habis berpindah ke dalam perutnya yang kosong.
"Lumayan! Apa sudah sering minum anggur?"
Aprilia menggelengkan kepala, "Ini per-ta-ma kali."
"Cukup mahir untuk seorang pemula. Apa tidak mual?"
Aprilia menggelengkan kepala, dan sedikit menjawab, "Hanya merasa pusing."
Jack mendekatkan bibirnya pada telinga Aprilia.
"Apa kau membawa pengaman?" bisik Jack.
Aprilia berhenti bernapas. Pengaman! Benda itu, apakah akan di sobek dan di gunakan?
Sepasang matanya membola linglung, dan dia teringat Puspa telah meletakkan pengaman dalam tas tangannya, dan diapun segera mengangguk kikuk.
"Keluarkan? Aku ingin mengenakannya sekarang."
Deg! Jantung Aprilia seakan tercongkel. Dia hanya mematung lama seperti mayat hidup, bahkan dia tidak menyadari tangan Jack merogoh sendiri dari dalam tas tangan Aprilia, dan mengambil sekotak dengan corak bewarna-warni tersebut.
Blam! Suara pintu kamar mandi tertutup mengembalikan Aprilia ke nyata. Dia hanya melihat sekelebat bayangan pria berbadan atletis itu masuk kamar mandi.
Aprilia meremas setiap jemari tangannya. Kini keringat dingin meluncur basah punggung dan keningnya.
Sebelum berhubungan, sebutkan harganya lebih dulu! Tiba-tiba suara Puspa menjadi peringatan tajam yang terbersit di benak Aprilia.
Kret! Pintu kamar mandi terbuka. Pria itu keluar hanya dengan handuk yang berbalut di pinggangnya yang terlihat ramping. Aprilia tercengang akan penampilan nyata tubuh pria seorang dewasa. Sudah lama dia tidak pernah melihat tubuh pria dewasa. Apalagi, pria di depan matanya memiliki tubuhnya bagus dan terawat.
Jleb! Telivisi yang menyala tiba-tiba mati. Jack sudah duduk di sofa kembali dengan jarak dua kursi di antara dirinya dan Aprilia.
"Gelap gulita lebih bagus dari pada melihat!"
Aprilia terperangah sebentar akan kalimat tersebut. Dia menggelengkan kepalanya, berteriak frustasi dalam hatinya, Apakah begini rasanya menjual diri. Aku tidak sanggup.
"Aku tidak suka berbasa-basi, aku hanya penasaran. Kau menjual aku membeli. Hubungan kita hanya seperti itu!"
Aprilia menatap linglung, dan dia pun mengangguk. Tiba saja tangan pria itu melambai memberi instruksi agar Aprilia mendekat padanya.
Aprilia menelan ludahnya. Tiba-tiba saja tubuh pria dalam kegelapan itu membuat dirinya terpana. Kulit coklat tembaga itu memukau matanya. Raganya berhenti bergetar, diganti rasa hangat yang memuncak dadanya, di pacu dengan rasa gelisah yang aneh. Tiba-tiba saja sepasang matanya terus menatap pada bibir Jack, yang terlihat basah dan menggoda. Dia pun mengikuti nalurinya, duduk bersisian dengan Jack. Tiba saja telunjuk tangan Aprilia naik menyentuh dada yang terlihat membentuk kotak-kotak di depan matanya.
Sangat bagus, pikir Aprilia liar.
Aprilia menggelengkan kepalanya pelan. Jack terkekeh dalam hatinya, Tentu saja semua wanita akan menjadi badliar setelah anggur bercampur aduk dalam perutnya.
"Apa kau benar tiga tahun tidak seperti itu?" Jack terlihat penasaran.
Aprilia mengelap bibirnya yang terlihat basah, "Tepatnya 5 tahun!"
Jack mengangkat salah satu alisnya, "Lebih lama lagi? Kau menikah usia berapa? dan berapa usia pernikahanmu?" Jack terlihat penasaran, dan tangannya pun ikut merangkul pinggang ramping wanita yang telah mulai terlihat berani, dan telapak tangannya maju perlahan membelai perut rata Aprilia.
"A-aku menikah 6 tahun, rumah tanggaku retak di tahun kedua. A-aku sudah pisah ranjang mulai tahun kedua pernikahan. Di tahun ketiga, aku memutuskan bercerai," tutur Aprilia dengan nada yang terdengar serak. Bukan karena kisahnya. Namun, efek anggur membuat tubuh bereaksi aneh. Dia selalu ingin menyodorkan dirinya jatuh pada pria yang terlihat sangat menggoda dirinya.
Jack yang mampu merasakan tubuh Aprilia mulai bergeliat panas, segera berbisik, "Apakah kau ingin?"
Aprilia mengigit bibirnya dalam. Sepasang matanya mengatup malu sebentar. Namun, selanjutnya dia hanya membisu, dan membiarkan tangan Jack menjepit ujung bawah mini dress, dan tidak lama sepasang tangan Jack meloloskan dress tersebut dari atas kepalanya.
Aprilia memejamkan matanya. Dia kaku sebentar.
"Apakah aku yang kedua?"
Aprilia menelan ludahnya, dan menganggukan kepala. Padahal itu hanyalah kebohongannya. Kenyataan telah dia sembunyikan rapat.
"Tetapi hubungan ini hanya satu malam. Biasanya aku tidak akan menyentuh yang keduakali lagi. Aku tidak akan menyentuh seseorang itu lebih dari satu kali. Kecuali, dia adalah isteriku di rumah."
Deg! Aprilia menelan ludahnya, dan membalas berbisik, seakan dia telah kehilangan malunya akibat efek anggur, diapun berkata, "Berapakah hargaku?"
"Tergantung bagaimana kau memuaskan ku."
"Apakah kau bisa memberiku banyak?"
"Tentu!"
"Aku butuh membayar Puspa." Aprilia menggelengkan kepala, "Maksudku Nana. Aku berhutang padanya."
Jack tersenyum, "Berapa?"
"Sekitar delapan juta."
"Harga untuk lima tahun. Tidak masalah. Pastikan nyaman bersama."
Aprilia membola senang telah mendapatkan uang untuk membayar utangnya.
Aprilia menatap pria di depannya dan menilai, dia cukup tampan dan gagah.
Aprilia menyipitkan matanya, sedikit mengigit ujung bibirnya. Deg! Aprilia memberanikan diri menatap sepasang mata hitam legam pria di depannya yang terlihat memikat, dan entah keberanian dari mana, Aprilia memulai lebih awal, dia berburu mencium bibir pria di depannya, menempel ketat dan melahap rakus. Lalu, menit selanjutnya, dia hanya merasakan bibir dan lidah pria itu tidak bergerak sama sekali untuk membalas. Dia hanya bermain sendiri.
......................
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 184 Episodes
Comments
Kak jasmine
ceritanya seru semangat kak jangan lupa mampir di ceritaku juga yah di tunggu like dan komen nya udah aku like kak....CEO angkuh itu jodohku
2022-01-02
2
suho lee .
😝😝😝😝
2021-04-05
0
Helni mutiara
penasaran tor..👍
2021-04-01
0