BAG III AKU INGIN MENJADI TEMANMU

Aku segera meminta maaf kepada Jessy. Seharusnya aku tidak bertanya hal ini kepadanya. "Maaf, pertanyaanku membuatmu bersedih kembali".

"Tidak apa Kak. Aku senang setidaknya ada teman yang mau mendengarku sekarang", ucap Jessy.

"Apa sebelumnya kamu tak memiliki teman? Ah maksudku kemana temanmu? Bukankah orang sepertimu sangat mudah memiliki teman?", tanyaku semoga tidak menyinggung perasaan Jessy.

"Memang Kakak lihat aku orang yang bagaimana? Aku sama sepertimu. Selalu menyendiri", Jessy menjawab sambil menunduk. Terlihat jelas raut kesedihannya.

"Kamu berbeda denganku Jessy. Kamu anak orang berkecukupan. Sudah pasti dikelilingi teman di sekitarmu. Sedangkan aku. Aku dijauhi hampir semua orang hanya karena aku miskin dan tidak sederajat dengan mereka".

"Mungkin lebih senang kalau aku hanya memiliki sahabat sepertimu Kak. Temanku banyak. Tapi mereka dekat denganku hanya karena harta papa dan mamaku", ucap Jessy sendu.

"Sudahlah Kak. Jangan dibahas lagi. Mulai sekarang aku ingin menjadi temanmu. Apa Kakak mengijinkan?", pinta Jessy.

Aku pun terdiam. Baru kali ini ada orang memohon minta ijin untuk menjadi temanku. Sebelumnya tidak pernah. Mereka semua selalu menganggapku tak ada. Seperti tak nampak di mata mereka.

"Kenapa Kakak terdiam? Apa Kakak keberatan. Baiklah kalau begitu aku tidak akan menganggu Kakak lagi. Terimakasih untuk bantuannya tadi dan mau mendengar ceritaku barusan", Jessy berbalik badan. Kemudian melangkah meninggalkanku.

"Jessy", teriakku. Jessy segera menoleh ke arahku. Terukir senyum indah di bibir manisnya. Mata coklat dengan rambut kepang dua. Anak ini terlihat sangat manis dengan kulitnya yang putih bersih.

"Aku mau menerimamu jadi temanku. Tapi apa itu tidak menjadi masalah bagimu? Yang ada orang di sekitarmu akan menertawakanmu", ucapku meyakinkan Jessy aku tidak pantas jadi temannya.

"Aku tidak peduli itu", jawab Jessy memberi kepastian. Membuat hatiku bahagia. Amat sangat bahagia.

"Masuklah ke kelasmu. Bel akan segera berbunyi dua menit lagi", pintaku kemudian. Aku masih ingin sendiri. Mengukir bahagiaku hari ini.

Aku pun senyum-senyum sendiri. Tiba-tiba aku terperanjat begitu mengingat jam selanjutnya ada ulangan bahasa indonesia. Aku segera bergegas kembali ke ruang kelasku.

Sampainya di kelas. Mata-mata tajam mereka seperti biasa menatapku dengan aura membunuh. Aku terus berjalan hingga sampai di bangku tempat dudukku.

Sudah hampir enam tahun aku disini. Bahkan perlakuan lain yang lebih dari ini sudah pernah ku lalui. Itulah yang selalu ku ingat untuk mengembalikan semangatku ketika aku mulai down.

Ulangan bahasa Indonesia akhirnya selesai. Pelajaran ini bukan merupakan kelemahanku. Sehingga aku bisa dengan mudah mengerjakannya. Tadi pagi diperjalanan saat berjalan kaki aku sempat membaca kembali materi yang sudah di ajarkan.

Ku buka pintu ketika sudah sampai dirumah. Krekkkkk. Bunyi pintu rumahku yang sudah mulai reot. Maklum pintu rumah hanya terbuat dari bambu yang di anyam.

Aku membuka sepatuku. Ku lihat robekan besar sisa perjuanganku berlari tadi pagi. Menghela nafas kemudian menuangkan air minum.

Aku meneguk air minum sampai habis dua gelas. Dengan begitu bisa menunda waktu makanku. Ku buka tudung saji yang tersedia. Ternyata emak sudah punya nasi untuk hari ini.

Sudah jam makan siang. Kenapa Emak belum juga pulang ya? Tanyaku sambil berpikir. Akhirnya aku memutuskan untuk menyusul emakku.

Aku tahu tempat dimana emakku bekerja. Di lahan gang depan yang sedang dibangun untuk dijadikan pabrik. Disitulah emakku bekerja sebagai tenaga serabutan.

Meski seorang wanita. Apapun beliau kerjakan. Asal mendapat bayaran. Bagi kami pekerjaan apapun kita lakukan asal halal. Sudah tidak memandang gengsi atau malu. Karena kalau hanya mengandalkan rasa malu, orang seperti kami tidak akan bisa makan.

"Mak....", ucapku ketika melihat emakku berteduh di bawah pohon pisang.

"Nak, kamu sudah pulang. Apa sudah makan?", tanya emakku. Walaupun emakku sendiri belum makan siang, tapi ia selalu bertanya lebih dulu padaku ketika aku pulang sekolah. Itulah hati mulia seorang ibu. Meski dirinya kekurangan tapi tidak ingin juga anaknya kelaparan.

Aku hanya menggelengkan kepala. "Duduklah sini. Emak ada rejeki. Tadi dikasih Bapak itu", menunjuk ke salah satu mandor bangunan.

"Sudah dimakan Emak saja. Emak pasti capek", ucapku.

Emak mengeluarkan bungkusan nasi yang disimpannya. Rencananya bungkusan itu hendak ia bawa pulang untuk bekal makan nanti.

"Ayo kita makan berdua", ucap emak mulai membuka bungkusan nasi.

"Alhamdulillah ada lauk tempe tahu dan sayur kacang nak", ucap emakku senang.

Aku menahan sesak di dadaku. Aku berjanji dalam hatiku suatu saat nanti aku harus bisa memberi makan emakku yang enak. Jangankan tempe dan tahu, apapun yang emakku inginkan akan ku berikan.

Emak dengan telaten menyuapiku. Tapi aku menghentikan menerima suapan itu. Karena melihat emakku belum makan dan hanya menyuapiku saja.

"Mak, biar Jovan yang gantian menyuapi Emak", aku mengambil alih bungkusan itu. Dan menyuapi emakku penuh kasih sayang. Rasa tulusku yang tidak bisa digambarkan.

"Sebaiknya kamu cepat pulang Nak. Tidak usah cari tutut kalau capek", ucap emakku ketika kami sudah selesai makan.

"Tidak Mak, aku tetap akan cari tutut", jawabku penuh semangat. Aku malu kalau harus berdiam diri di rumah. Sedangkan emakku yang seorang wanita saja berjuang mati-matian di luar rumah. Harga diriku sebagai laki-laki seperti tidak ada artinya kalau aku hanya enak-enakan di rumah.

"Ya sudah, kamu hati-hati ya Nak", pesan emak sambil melambaikan tangannya.

"Bu, itu anaknya ya?", tanya mandor yang memberi nasi tadi.

"Iya Pak. Maaf kalau dia datang kesini barusan. Tapi tidak menganggu pekerjaan saya kok", jawab emak penuh ketakutan. Takut atasannya akan memberhentikan ia bekerja kalau terlihat menyalahi aturan.

"Iya saya tahu. Ibu tidak perlu takut. Lanjutkan pekerjaan Ibu", ucap mandor itu membuat Mak Silah lega.

Mak Silah kembali melanjutkan pekerjaannya. Kebetulan jam istirahat juga telah usai. Membawa satu persatu bata ringan mendekat ke arah pekerja lainnya. Agar mudah untuk dinaikkan.

Beliau adalah pekerja wanita satu-satunya di proyek bangunan itu. Panas terik tidak menjadi kendala baginya. Membuat pekerja lain menaruh kagum kepadanya. Sering kali salah satu temannya menggoda. Untuk menjadikan istrinya dan meminta berhenti dari pekerjaan ini.

Namun Mak Silah tidak pernah goyah. Ia tahu semua hanya candaan dari teman-temannya sesama pekerja bangunan untuk melepas lelah dan penat.

Di sinilah Mak Silah bisa merasakan kehangatan keluarga. Beruntung teman-temannya mau menerima dirinya yang seorang wanita. Dan mau menghargainya.

Karena di usianya sekarang yang menginjak empat puluh tahun dan latar belakang pendidikan yang hanya lulusan sekolah dasar tidaklah mudah untuk mencari pekerjaan di tempat lain.

Terpopuler

Comments

Inyoman Raka

Inyoman Raka

bagus ,tapi terlalu miskin yg diangkat

2023-07-24

0

Spyro

Spyro

Sehat2 Mak Silah 😢
Semangat terus thor 😁 Salam dari The Secret of Marriage Contract

2021-04-14

1

Winda Rahayu

Winda Rahayu

Lanjut kakk

2021-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 BAG 1 NAMAKU JOVAN
2 BAG 2 DIA MEMANGGILKU KAKAK
3 BAG III AKU INGIN MENJADI TEMANMU
4 BAG 4 PAPA MENGINGKARI JANJI
5 BAG 5 DALAM WAKTU DUA HARI
6 BAG 6 JESSY KE RUMAHKU
7 BAG 7 EMAK KECELAKAAN
8 BAG 8 SEMUA ORANG PUNYA MIMPI
9 BAG 9 MAK, JOVAN PASTI BISA!!!
10 BAG 10 MIMPI BERTEMU BAPAK
11 BAG 11 UANG 20RIBU
12 BAG 12 SURAT DAN SEBUAH KALUNG JJ
13 BAG 13 AKU MERINDUKAN JESSY
14 BAG 14 AWAL BERTEMU DODI
15 BAG 15 JESSY SAKIT
16 BAB 16 KEMBALI BERSAMA MAMA
17 BAG 17 NON CANTIK KEMBALI
18 BAB 18 KEMBALI MELIHATMU
19 BAG 19 EKSTRA BASKET
20 BAG 20 RENCANA NEMBAK JESSY
21 BAB 21 PENGUMUMAN PAJAK JADIAN
22 BAB 22 IRI BILANG BOS!!
23 BAB 23 MENDAPAT BERLIAN
24 BAB 24 MENGELUARKAN UNEK2
25 BAB 25 JOVAN TAK SADARKAN DIRI
26 BAB 26 KITA MEMANG TAK SAMA
27 BAB 27 EMAK MINTA MAAF
28 BAB 28 TATAPAN ITU...
29 BAB 29 APA ORANG KAYA SEPERTI INI?
30 BAB 30 STEVE DI MATA EMAK ADALAH...
31 BAB 31 KENAPA HARUS BAGAS PILIHAN PAPA?
32 BAB 32 APA YANG KALIAN LAKUKAN DI RUMAHKU?
33 BAB 33 EMAK PAMIT
34 BAB 34 4 TAHUN BERLALU
35 BAB 35 MENDAPAT NOMORNYA
36 BAB 36 APA DIA SUDAH MENIKAH?
37 BAB 37 KINTAN
38 BAB 38 KINTAN 2
39 BAB 39 KINTAN HARUS TAHU HATIKU UNTUK SIAPA
40 BAB 40 POV JOVAN DAN KINTAN
41 BAB 41 APA KABAR DISANA
42 BAB 42 DIA DI RUMAH SAKIT
43 BAB 43 PUNYA TEMAN MENYEBALKAN
44 BAB 44 AKHIRNYA BERTEMU
45 BAB 45 PERSETERUAN DIMULAI
46 BAB 46 BIAR KAMU ADA USAHA JO!
47 BAB 47 FAKTA TENTANGNYA
48 BAB 48 MEMPERJUANGKAN ISTRI ORANG
49 BAB 49 I LOVE YOU JOVAN
50 BAB 50 MABUK
51 BAB 51 CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
55 BAB 55 END
Episodes

Updated 55 Episodes

1
BAG 1 NAMAKU JOVAN
2
BAG 2 DIA MEMANGGILKU KAKAK
3
BAG III AKU INGIN MENJADI TEMANMU
4
BAG 4 PAPA MENGINGKARI JANJI
5
BAG 5 DALAM WAKTU DUA HARI
6
BAG 6 JESSY KE RUMAHKU
7
BAG 7 EMAK KECELAKAAN
8
BAG 8 SEMUA ORANG PUNYA MIMPI
9
BAG 9 MAK, JOVAN PASTI BISA!!!
10
BAG 10 MIMPI BERTEMU BAPAK
11
BAG 11 UANG 20RIBU
12
BAG 12 SURAT DAN SEBUAH KALUNG JJ
13
BAG 13 AKU MERINDUKAN JESSY
14
BAG 14 AWAL BERTEMU DODI
15
BAG 15 JESSY SAKIT
16
BAB 16 KEMBALI BERSAMA MAMA
17
BAG 17 NON CANTIK KEMBALI
18
BAB 18 KEMBALI MELIHATMU
19
BAG 19 EKSTRA BASKET
20
BAG 20 RENCANA NEMBAK JESSY
21
BAB 21 PENGUMUMAN PAJAK JADIAN
22
BAB 22 IRI BILANG BOS!!
23
BAB 23 MENDAPAT BERLIAN
24
BAB 24 MENGELUARKAN UNEK2
25
BAB 25 JOVAN TAK SADARKAN DIRI
26
BAB 26 KITA MEMANG TAK SAMA
27
BAB 27 EMAK MINTA MAAF
28
BAB 28 TATAPAN ITU...
29
BAB 29 APA ORANG KAYA SEPERTI INI?
30
BAB 30 STEVE DI MATA EMAK ADALAH...
31
BAB 31 KENAPA HARUS BAGAS PILIHAN PAPA?
32
BAB 32 APA YANG KALIAN LAKUKAN DI RUMAHKU?
33
BAB 33 EMAK PAMIT
34
BAB 34 4 TAHUN BERLALU
35
BAB 35 MENDAPAT NOMORNYA
36
BAB 36 APA DIA SUDAH MENIKAH?
37
BAB 37 KINTAN
38
BAB 38 KINTAN 2
39
BAB 39 KINTAN HARUS TAHU HATIKU UNTUK SIAPA
40
BAB 40 POV JOVAN DAN KINTAN
41
BAB 41 APA KABAR DISANA
42
BAB 42 DIA DI RUMAH SAKIT
43
BAB 43 PUNYA TEMAN MENYEBALKAN
44
BAB 44 AKHIRNYA BERTEMU
45
BAB 45 PERSETERUAN DIMULAI
46
BAB 46 BIAR KAMU ADA USAHA JO!
47
BAB 47 FAKTA TENTANGNYA
48
BAB 48 MEMPERJUANGKAN ISTRI ORANG
49
BAB 49 I LOVE YOU JOVAN
50
BAB 50 MABUK
51
BAB 51 CINTA BERTEPUK SEBELAH TANGAN
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54
55
BAB 55 END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!