Pernikahan yang tidak diinginkan

Semua orang memindah pandangan kepada sosok yang ditunjuk oleh Ziko.

“Anindira.” Lirih Rika Bramantyo, air matanya sudah menetes.

putriku..

Semua orang terkejut bukan main ketika Ayah Ziko menunjuk Anindira mengganti posisi kakaknya sendiri.

“Bagaimana bisa?” Lirih Rika Bramantyo yang tidak rela melepas putri bungsunya dan menghancurkan kebahagiaan dan masa depannya

“Bisa!” Jawab Ziko tegas membuat semua orang menghembuskan nafasnya pelan, Tidak ada yang bisa melawan seorang Ziko William, apalagi masalah ini timbul karena kesalahan keluarga Bramantyo.

Kini, perasaan kasihan dan iba tertumpah kepada Anindira.

“Aku?” Anindira baru membuka suara.

Sejak tadi dia masih mencerna ucapan Calon mertua dari kakaknya. Ucapan itu seperti bayangan baginya.

“IYA!,” Jawab nya dengan tegas dan berwibawa membuat semua orang menelan saliva.

Mama William berjalan menghampiri Anindira dan menyentuh kedua tangannya.

“Apa kamu mau nak? mama mohon sayang…” Ujar Mama William

“Kamu tidak ingin kan keluarga kita sampai menanggung malu karena pernikahan ini batal?” Lanjutnya.

Haikal menatap iba kepada adik bungsunya yang dijadikan kambing hitam akibat ulah Tiara, gadis kecil yang selama ini dijaganya sekarang harus menikah dengan laki laki yang tidak dicintainya.

Anindira diam tak menjawab, dia menatap kedua orang tuanya. Rika bramantyo diam tak kuasa menahan tangis kemudian berjalan menghampiri Anin dan memeluknya.

“Semua mama serahkan kepadamu sayang” Ujar Rika penuh kelembutan.

Jodoh memang tuhan yang menentukan, tapi putriku berhak bahagia dan memilih pasangannya sendiri.

“Masa depan dan jodohmu kamu yang tentukan” Bisik Rika Bramantyo sambil terisak tangis di pelukan Anin.

“Demi keluarga kita sayang” Bujuk Mama William.

Sebagai seorang Ibu, mama Bramantyo dan William tentu tidak akan membiarkan keluarganya menanggung malu akibat pernikahan ini. Pernikahan yang mereka harapkan dari dulu.

Mama William sangat antusias dan

membujuk Anin, karena dia tahu Anin merupakan gadis yang baik. Berbeda dengan Mama Bramantyo yang menyerahkan segala keputusan ini kepada Anin sendiri untuk memilih, meski mereka tahu jika Ziko William sudah berkata maka itulah yang akan terjadi.

Silih berganti Anin menatap wajah kedua wanita paruh baya di depannya dengan tatapan sendu.

“Mama mohon sayang” Lirih Mama William sambil menggenggam tangan mungil Anin.

Wanita paruh baya itu sepertinya sangat mencintai putranya, terlihat dari tutur bicara dan perlakuannya yang lembut.

Mama William sepertinya sangat tidak ingin mengecewakan keluarganya.

namun jika aku menerimanya apa kak Rico juga akan menerima pernikahan ini?

Gumam Anin menatap mama William.

Anin mengalihkan pandangan menatap ayahnya, Bram tersenyum kemudian menganggukan kepalanya pelan diikuti oleh Rika Bramantyo.

“Tapi mah,pah? Bagaimana dengan kak Rico?” Tanya Anindira yang membuat semua orang baru menyadari keadaan Rico. Orang yang paling merasakan sakit dan korban akibat kepergian Tiara.

Sedangkan tatapan pria itu kosong, otaknya berputar-putar mengenai kenangan indah bersama Tiara sebelum ia pergi ke Jerman.

Rico menyesali keputusan dirinya sendiri. Keputusan dimana dia harus menangani masalah perusahaan yang ada di Jerman kala itu. Tapi, berkat kecerdasan dan kegigihannya perusahaan itu bisa maju kembali hingga sampai berkembang pesat sampai sekarang.

dan sekarang dia harus kembali menelan kecewa ketika Tiara pergi meninggalkannya di hari pernikahan mereka. Keputusan yang Tiara ambil meninggalkan luka yang sangat mendalam bagi pria berdarah jerman tersebut.

Padahal, Perusahaan yang ia bangun di Jerman dengan susah payah itu akan ia serahkan sepenuhnya kepada Tiara sebagai bukti cintanya.

Rico baru terlonjak dari lamunannya ketika ada suara gadis yang memanggil namanya Rico menatap seluruh orang yang sedang menatap kepadanya kemudian matanya tertuju kepada ayah. Seorang pahlawan yang sudah

membesarkannya.

Riko memang sangat patuh dan hormat pada kedua orang tua. Baginya, orang tua adalah tuntunan terbaik.

“Bagaimana? Apa kamu mau menikah dengan Anindira nak? Akan ada banyak berita yang mencoreng nama baik keluarga kita jika pernikahan ini sampai gagal.” Jelas Ayah Ziko membuat Rico membuang nafasnya kasar.

Ziko memang berkuasa dalam segala hal, dia bisa saja menghancurkan dengan sekejap mata semua reporter yang berani memberitakan hal tersebut. Tapi Ziko menganggap jika pernikahan ini sampai gagal akan mejadi suatu penghinaan bagi putranya, Ziko juga meyakini jika putranya pasti akan mengalami kesedihan yang mendalam jika pernikahan sampai gagal.

Rico berjalan menghampiri Anindira, melihat Anindira lekat-lekat dari ujung kaki hingga ujung rambut. Wajahnya hanya datar tidak merespon apapun, tapi dari cara dia menatap. Sepertinya pria itu sangat tidak menyukai postur tubuh Anindira.

Sementara yang ditatap hanya tertunduk malu, bukan malu karena ditatap seorang lelaki tampan. Hanya saja dia malu dirinya yang berbeda jauh dengan Tiara yang tubuhnya bak gitar spanyol.

Akankan itu sepadan? Dan apakah calon suami kakaknya ini akan menerimanya?

"Ya, aku menerimanya.”

dia menerimanya?.

Jawaban Rico yang membuat semua orang terkejut.

Mimpi apa aku semalam?. Batin Anindira yang masih tidak percaya dengan keputusan Rico.

Aku benar-benar akan menjadi pengantin hari ini? Batin Anin sambil menatap tak percaya kepada pria di hadapannya.

Sedangkan orang yang di tatap Anin hanya memasang wajah datar tak ada ulasan senyum sedikitpun diwajahnya.

Setelah musyawarah selesai, Anindira langsung dirias secepat kilat oleh MUA ditemani oleh Mama Bramantyo dan Mama William. Sedangkan semua anggota keluarga yang lain sudah turun karena acara pengucapan akan segera dimulai.

Setelah Anin dirias, acara pengucapan janji segera dilaksanakan.

Anindira tidak pernah bertemu dengan Rico sebelumnya. keluarga Rico pernah berkunjung kerumahnya, tapi dia sedang sibuk dengan butiknya kala itu membuat dia tidak bisa hadir. Nasib seperti mempermainkan jalan hidupnya, Kak Rico yang seharusnya jadi kakak iparnya malah menjadi suaminya sekarang.

SAHHH……..!

Ucapan serentak itu membuat Anindira tersentak dari lamunannya.

Tidak! Ini nyata. Tidak pernah terfikir olehnya dia akan menikah hari ini dengan orang yang sama sekali tidak dikenalnya. Anin benar-benar sudah menikah sekarang, dengan calon kakaknya pula.

Anindira mencium punggung tangan Rico kemudian dibalas dengan Rico yang mencium kening Anindira.

Setelah acara akad selesai mereka naik ke pelaminan untuk menyambut tamu yang hadir, Ayah Bram dan Ziko sibuk berbincang-bincang dengan semua kolage bisnisnya. Mama Bram dan Mama William pun sama sibuknya menjamu teman-teman sosialita mereka.

Lama Anindira berdiri, membuat kakinya keram. Rasanya dia ingin tidur dan menjatuhkan dirinya di sofa sekarang juga. Rico yang menyadari perubahan sikap Anindira hanya acuh tak peduli.

“apakah aku boleh duduk?” Tanya Anindira berbisik pelan.

Rico menatap tajam tanda tak setuju membuat Anindira mengurungkan niatnya.

Tepat pukul 12 siang Anindira baru di perbolehkan duduk karna akan berganti gaun. Anin menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.

“Akh leganya” ujarnya sambil mengusap ngusap sprai lembut dengan kedua tangannya yang di rentangkan.

Tak lama kemudian, seorang tata rias masuk membawa sebuah gaun cantik dan mewah. Dengan segera Anin beranjak dan mengganti gaunnya di bantu oleh tata rias tadi.

“Ceklek”

Pintu kamar terbuka, Rico masuk kedalam kamar tanpa permisi membuat Anindira yang sedang berganti baju kelabakan.

Seorang MUA terkenal yang membantu Anindira berganti baju terkekeh melihat reaksi pengantin baru itu. Dirasa kedatangan Rico membuatnya tak dibutuhkan lagi, MUA tersebut permisi undur diri dan mempersilahkan Anindira mengganti bajunya sendiri.

Anindira menarik lengan MUA tersebut ketika hendak keluar, sebagai permohonan agar tidak meninggalkannya.

Rico yang melihat aksi Anin berdecih tidak suka.

Cih…! Percaya diri sekali. Batin Rico sinis

“Pergilah” ucap Rico tegas kepada MUA.

MUA tersebut tersenyum kepada Anindira membuat Anindira pasrah terkurung berdua dengan pria yang sekarang sudah sah menjadi suaminya.

Anindira berjalan menuju kamar mandi melanjutkan berganti bajunya, langkahnya terhenti ketika Rico mengucapkan sesuatu.

“Jangan terlalu percaya diri..!Aku tidak akan sudi menyentuhmu..!” Tegas Rico

Bukan sakit hati seperti kebanyakan wanita yang selama ini Rico temui, mereka meminta bahkan meronta-ronta untuk ditiduri. Ucapan Rico justru membuat Anindira lega dan senang hingga senyum terukir dibibirnya.

Rico diam tanpa eksprsi menatap senyum aneh itu.

Bagaimana tidak senang? lelaki yang tidak dikenalnya yang sekarang jadi suaminya ini tidak sudi menyentuh tubuhnya. Dengan begitu Anin bisa dengan leluasa beraktifitas dan menjaga kesuciannya yang nanti akan

ia persembahkan kepada pria yang dicintainya kelak.

Rico dan Anindira kembali kepelaminan dengan gaun berwarna biru, senada dengan jas yang digunakan Rico. Mereka terlihat sangat serasi, sama sama cantik dan tampan. Banyak pasang mata dan kamera yang menangkap kebersamaan mereka. Ketika acara selesai, Keluarga William memutuskan untuk langsung membawa Anin.

“Maafkan mama sayang.” Ucap Rika Bramantyo sambil memeluk erat putri bungsunya bergantian dengan Bram

Mama Bramantyo merasa sangat bersalah kepada putri bungsunya.

“Mama minta maaf untuk apa? Mungkin ini sudah takdir Anin. Anin iklas ko ma” Jawab Anindira memberikan senyuman terbaiknya.

Meski dadanya juga sesak menerima kenyataan pahit ini, dia yang tidak mengenal pria

ini bahkan harus tinggal seatap dengannya.

Bergantian dengan Rico yang berpamitan dengan kedua orang tua Anindira.

“Mama mohon maafkan putri mama Tiara dan jagalah Anindira.” Ucap Mama Bramantyo terbata-bata sambil merangkum wajah menantunya.

Rico hanya menganggukan kepalanya pelan, dari tadi dirinya hanya diam tanpa ekspresi. Kepalanya terus saja dipenuhi oleh Tiara.

"Sedikit saja kau lukai adikku, aku orang pertama yang akan memenggal kepalamu." Haikal memperingati ketika Ziko lewat di hadapannya.

Ziko tak membalas, dia tetap diam dengan ekspresinya.

Rombongan mobil mewah keluarga Willian sudah melaju dan mulai menjauh meninggalkan kediaman Bramantyo, Mama Anindira langsung lunglai jatuh di pelukan suaminya.

“Hikss,,,,pah. Anindira pah,,, kita sudah mengorbankan putri kita untuk putri yang lainnya.” Ucapnya menangis meratapi kepergian putri bungsunya.

“Tenanglah Anindira pasti akan baik-baik saja.”

Jawab Bram mengelus pundak Istrinya.

Terpopuler

Comments

Panda Virgo

Panda Virgo

sebenrnya nma pmeran utamanya siapa sih,rico apa ziko,ketuker mulu dari td nmnya

2021-08-27

3

someone

someone

anindira sabar yaa..

2021-08-10

1

Akmal Ramadhan

Akmal Ramadhan

korban keegoisan kakaknya sendiri kasian anindira

2021-07-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!