Rosalinda Tanjung

Aku mencoba bangkit, dan menatap Laki-laki di depanku.

“Kau!!!” Aku langsung bangun, laki-laki itu juga bangun, menepuk-nepuk bajunya yang kotor.

Aku hendak berlari, namun laki-laki itu menarik baju kaos ku yang berwarna hitam dari belakang. “Mau kemana Dek?” tanyanya dengan memegangi baju ku, sembari meniup-niup tangan satunya lagi.

“Bukan urusanmu!” jawabku ketus.

“Lepas!” sambung ku lagi, menepis tangannya yang memegangi baju ku seperti memegangi kotoran, Ia memegang ujung baju ku seperti orang yang sedang kejijikan.

“Takutnya nanti kamu salah alamat, nanti kamu ke sasar.” ucapnya tersenyum. Alisku langsung berkerut mendengarnya.

Aku tak peduli, aku hanya ingin pergi, aku tak ingin di tangkap oleh pemuda-pemuda yang mengejarku.

“Maaf, maaf sudah menabrak kamu ya!” ucap laki-laki itu berteriak, saat aku pergi meninggalkannya tanpa meminta maaf padanya.

Laki-laki itu benar-benar menyindirku. “Sial! Kenapa aku harus bertemu dengan dia sekarang sih!” umpatku. Dia adalah laki-laki yang ku tunjukkan jalan salah tadi.

Aku berhenti dan menoleh ke arahnya, ku acungkan jari tengah ku padanya untuk mencemooh nya. Dia hanya membalas ku dengan tersenyum.

Aku masih mencoba berlari, namun kaki ku benar-benar sakit. Gara-gara terjatuh tadi, sekarang aku pun berlari terpincang-pincang.

“Hahahaha. Mau kemana lagi kau, Uni!” ucap para pemuda-pemuda itu, mereka telah mengepungku, dan aku terpojok.

Aku pun di tangkap oleh para pemuda yang mengejarku sedari tadi.

“Lepasin!!!” Aku memberontak.

Pemuda yang badannya paling besar langsung menggendongku, memasukkan aku ke dalam bak belakang mobil Mitsubishi L300. Aku di pegangi oleh mereka, agar tak bisa kabur lagi.

Beberapa saat, saat mobil sudah berjalan aku pun diam, lelah juga memberontak. Tapi ngomong-ngomong, gimana nasibnya Boy ya? Palingan cuma di pukul, kalau bertindak bodohkan? Hm...

Sebelumnya mari kita berkenalan dengan ku secara lengkap dulu...

Namaku Rosalinda Tanjung.

Aku punya Eyang, Ia anak tunggal dengan kekayaan yang berlimpah. Karena ia anak satu-satunya, semua harta pusaka menjadi miliknya. Dan beliau telah memiliki 5 suami.

Suami pertama sampai ketiga nya, tidak memiliki anak dan mereka meninggal dunia.

Kemudian Eyang menikah lagi, untuk ke 4 kalinya. Akhirnya, beliau memiliki 2 orang putra, dan suaminya pun meninggal dunia.

Ya, di kampung Ibu ku yang masih kuno itu, anak perempuan sangat berarti, jadi Eyang memilih menikah lagi dengan suami kelima nya agar memiliki putri.

Suami ke lima nya memang keren. Ia memberikan 4 orang anak perempuan, salah satunya Nenek ku.

Nenek ku menikah muda, kata beliau saat itu umur beliau 12 tahun. Ya, mungkin zaman dulu kala, menikah muda itu biasa kali ya?

Kakek dan Nenek ku memang top cer! Keren banget lah pokoknya.

Mereka memiliki 11 orang anak, dengan 3 orang putra dan 8 orang putri. DAEBAK!!!

Diantara 8 orang putri itu, salah satunya Ibu ku.

Ayah dan Ibu ku adalah petani yang rajin, bukan hanya kerja keras dalam berkebun, tapi juga bekerja keras untuk mengalahkan Nenek dan Kakek ku dalam bercocok tanam manusia. Tapi, tetap yang lebih hebat Nenek dan Kakek ku. Soalnya Ayah dan Ibu hanya memiliki 9 orang anak. Sedangkan Nenek dan Kakek memiliki 11 orang anak.

Hehehehe...

Aku?

Aku tentu saja anak pertama dari 9 orang bersaudara. Alasan ayah dan Ibu ingin memiliki anak tiap tahun, dengan alasan ingin memiliki 3 orang putri. Namun, yang keluar adalah 8 orang putra. Dan Aku, tetap menjadi putri satu-satunya.

Aku juga cucu pertama dari suku ku. Dan lucunya, dari 4 orang nenek ku itu, mereka sangat susah memiliki cucu perempuan. Dari 199 cucu di suku ku, hanya 5 orang cucu perempuan. Salah satunya A.K.U.!!!

Seperti yang sudah ku beritahu, dari perut nenekku, aku memiliki 8 orang Tante yang ku panggil dengan sebutan : Mama, Mami, Ibu, Umi, Amak, Iyaik, Bunda, dan Uncu.

Sedangkan pamanku : Makdang untuk Paman pertama, Makngah untuk Paman kedua dan Acik untuk Paman ketiga.

Dan ada beberapa panggilan lainnya untuk Tante-tante dan paman sepupu Ibuku, dari yang adik beradik dengan Nenekku

Bisa di bayangkan kan? Dari 199 cucu dari perut Eyangku, hanya 5 orang perempuan. Dan pemuda-pemuda yang menangkap ku ini adalah Adik Kandung dan Adik sepupuku.

Aku juga memiliki Paman dari sepupu Ibu ku yang masih muda, sebaya denganku, bisa menjadi teman bermain untukku. Jadi, jangan salahkan sifat ku yang sedikit tomboy ini, karena lingkungan ku di penuhi laki-laki.

Eyang adalah Tetua yang paling tua di sini, dan 2 orang putranya, Inyiak dan Angguik, itu lah panggilan kami kepada mereka berdua.

Dulu, Datuak atau Kepala Suku ku adalah Inyiak, namun Ia mengalihkan nya satu tahun yang lalu kepada Paman pertamaku. Ya, beliau Kakak laki-laki ibu ku yang pemarah itu yang menjadi Datuak.

Sekarang umurku 21 Tahun, aku tamatan SMA tahun 2003. Dan 2 Minggu lagi, Aku akan menikah dengan pria asing yang sama sekali tak ku kenali.

Semua adik-adik ku memanggilku dengan panggilan Uni, artinya Kakak perempuan.

Kami sampai dan mobil pun berhenti, Adik ku yang berbadan tinggi besar itu, kembali menggendongku keluar dari mobil L300, seperti menggendong semen satu karung.

Aku di dudukan di atas sofa, di kelilingi oleh banyak orang, diantaranya ada Paman serta para Istri paman dan lainnya.

“Mulai sekarang, kau tak boleh kemana-mana lagi, Ros. Kau harus di rumah sampai pesta pernikahan.” jelas Paman pertama.

“Mahar dan pakaian nikah sudah kami bahas tadi. Jangan membuat keluarga malu, mengerti!” sambung Paman pertamaku lagi dengan tegas.

Aku diam membatu, ingin sekali rasanya aku berteriak dengan lantang. “Menikah saja kalian, kenapa suruh aku!! Emang ini zamannya Siti Nurbaya yang dipaksa menikah sama Datuak Maringgih! Padahal ini zaman kemerdekaan, Demokrasi, bebas mengeluarkan pendapat!” Dan tentu saja aku hanya berani melawan dan bergumam dalam hati.

“Kalian semua, kalian jaga Uni kalian, jangan biarkan dia membuat onar dan masalah, mengerti?!” perintah Paman pertamaku.

“Mengerti Makdang.” jawab mereka serempak.

“Kau juga Valdo, jangan kau ajak lagi dia keluar, kalau kau di ajak sama Rosa keluar, jangan pergi. Kau mengerti?” tanya Paman pertama pada Boy.

“Iya Pak.” jawab Boy.

Syukurlah Boy terlihat baik-baik saja, namun dia juga di seret sampai ke rumahku. Bahkan, Etek Inah, Ibunya Boy juga duduk di sini.

°°°

Bukittinggi, 25 Mei 2006

Langit yang terlihat gelap, serta air hujan yang membasahi bumi. Ku pandangi air yang mengalir dari cipratan hujan yang mengembun di jendela kamarku senja ini.

Kamar ku luasnya 5x4 m, dan ada kamar mandi di dalamnya. Aku duduk di tepi ranjang baru ku, ranjang spring bed Kangaroo Luxury dengan ranjangnya berwarna coklat tua, dan matrasnya berwarna coklat muda.

Semua isi kamarku diganti menjadi barang-barang baru, dan di sulap menjadi indah. Kelambu berwarna merah dengan renda-renda keemasan. Bunga-bunga di dinding kamar, bahkan loteng dan lampu pun di sulap sedemikian rupanya.

Beberapa hari lagi aku akan menikah dan melangsungkan pesta pernikahan. Aku benar-benar terkurung seperti burung di rumah, Boy tidak bisa menemuiku, mungkin juga di larang oleh Etek Inah.

Kabarnya, calon suamiku itu berumur 28 Tahun, dulunya dia tamatan pesantren Padang Panjang. Apakah aku akan menikah dengan om-om yang memakai sarung, atau memakai celana gantung dan memiliki jenggot yang panjang?

Hm... Entahlah.

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

kamu sudah ketemu Ros, sama orangnya. rancak bana. oke lho orang nya. kalo kau enggak mau, buat ku sajalah, wkwkwk 🤣🤣🤣

2022-04-24

0

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

ngeliat uni Ros dah mulai nulis lagi, lari deh ambo ka siko👍👍👍

2022-04-24

0

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ༄༅⃟𝐐𝐌ɪ𝐌ɪ🧡ɪᴍᴏᴇᴛᴛ𝐀⃝🥀

panggilan iyak di tempat aku, untuk level nenek lho uni. beda ya.

2022-04-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!