BDS. Chapter 5 (Tumben)

Hari ini di luar hujan deras, padahal Alyra berharap bukan ada pelangi setelah hujan, dia ingin ada panas setelah hujan. cucian segudang hampir menguras seluruh tenaganya, tadi saja hampir merobohkan badan-nya tertimpa jemuran.

Saat dia mencoba mengangkat jemuran menghindari air hujan, naas padahal baru saja dia menjemur semua pakaian majikannya, yang berada di lantai tiga, lalu hujan deras melanda kota.

Ya Allah gusti anu Aguung kumahakeun sesehan Abi di lantai luhur.

(Ya Allah tuhan yang maha Agung bagaimana cucian saya di lantai atas.)

Padahal baru saja Alyra mendaratkan pantatnya rehat sebentar sambil menyicil baju yang belum di setrika, dia lari tunggang langgang menuju lantai tiga.

Dia menarik sendiri menggeser-geser jemurannya, agar tidak kena cipratan Air..

kumahakeun iyeu nggeus kieu paeh we sakalian tangkal hui kadinya.

Alyra tepar saat berhasil menggeser cuciannya, dia duduk sebentar. baru saja ingin duduk santai di sana.

Gluduuk Duuuaaaaarrr

Terlihat cahaya petir seperti menyambar, padahal jauh. "Astagfirullahhal'adziim Ayah bapak takuuut." Alyra memejamkan matanya, berlari masuk kedalam dengan perasaan tidak karuan dia paling takut sama suara petir.

"Ayah Aku takut." dia berjalan kebawah, sambil celingak celinguk mencari majikan kuntilanak-nya.

"Kemana dia, nggak terdengar merusak barang-barang lagi, apakah dia sudah cape ngerjain aku terus."

Gerutu Alyra sambil mengendus bau-bau tidak enak. "Bau gosong Astagfirullah." dia lari baru sadar tadi dia saat naik keatas tanpa sadar jika dia sedang menyetrika pakaian majikan prianya.

"Akh...akh..tidak..tidak..bukan bukan tidaaaakk." dia melihat meja tempat nyetrika, asap mengepul dari sana, dia coba angkat setrikaan yang mengeluarkan asap dari kemeja kantor majikannya bolong, pas di bagian belakang punggung-nya.

"Aaaaaa...Alyra sejak kapan kamu menjadi bodoh seperti ini, padahal ini sudah terbiasa kamu lakukan, kenapa hal ini bisa terjadi, bagaimana jika kamu tidak mendapat uang gaji dan di suruh mengganti pakaian ini." Alyra merutuk kesal, keteledorannya membuat pekerjaannya semakin berat, bagaimana dia akan mempertanggung jawabkan di hadapan majikannya.

"Sue...sue...apes..apes.." gerutunya tidak henti-hentinya merutuki dirinya kesal, dia mengangkat baju yang sudah bolong, dan persis lurus di hadapan matanya, dan terlihat wanita yang seharian ini terus membuatnya stres, nampak sudah berdiri, terlihat dari baju yang bolong akibat ulahnya.

"hehe...jangan bilang majikan laki ya nona Murni, bagaimana aku mengganti ini. hukum saja aku yah sekarang." suara Alyra dengan senyum takut, dan garuk-garuk kepala yang tertutup kerudung pashmina-nya, terpancar dari wajahnya sorot ketakutan dan kekesalan.

Murni terdiam baru kali ini menemukan pegawai teledor seperti itu, tapi dia terlihat sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

Alyra mengangkat kakinya satu, lalu menarik kedua kupingnya, dengan tangan menyilang, dia memperagakan hukuman di jaman masih sekolah dulu.

Murni masih terdiam melihat wajah gelisah Alyra, dia melihat ada yang berbeda dengan gadis itu.

"Nona Murni, tolong cabut setrikaan itu, akukan sedang di hukum." sahut Alyra meminta tolong, Murni terdiam.

Wanita itu tidak ada takutnya sama aku, dan dia tidak terlihat kesal , saat aku mengerjai dia dengan apa yang ku lakukan dari pagi tadi.

Gerutu Murni dalam hati, dia melengos pergi tidak menggubris ucapan pembantunya.

"Hey Nona aku udah selesai belum di hukumnya, aku sudah lapar, mau bikin nasi goreng dari tadi pagi belum makan."

Suara Alyra kenceng, dan pasti di dengar oleh Murni, karena dia tidak tuli, tidak bisu dan tidak gila, dia stres berkepanjangan.

Suara pintu utama terdengar gaduh, dan Suci sudah pulang lebih dulu, "Ada apa ini hey mbak?" tanya suci dengan sedikit cipratan air terlihat membasahi baju kerjanya.

Dia melirik kearah Alyra yang sedang berdiri menghukumnya sendiri.

Alyra hanya memberi kode dengan isyarat alisnya, menunjuk pada baju yang gosong.

Suci mendekat "terus kenapa mbak berdiri begini?" tanya suci heran belum mengerti pada pembantu barunya, baru kali ini, ada pembantu yang tidak mengeluh dengan kelakuan kakaknya.

"Aku sedang menghukum diriku sendiri nona cantik, aku melakukan kesalahan baju tuan gosong." jawab Alyra dengan perasaan takut, dia menunduk dan saat menyebut gosong suaranya semakin pelan.

"Hahahaha." Habis lah mbak kena marah kakak ku, yang jelek judes itu." sahut Suci makin membuat Alyra takut.

"Duaaarrrr"

kembali petir terdengar lebih keras. "Aaakkhhhhh Nona aku takuuut sekali."

Alyra melepaskan telinganya, menurunkan kakinya dan berlari kearah Suci, memeluk dan dia memejamkan matanya, Suci terdiam, melihat tingkah Alyra, dia rindu pelukan seperti itu entah sudah berapa lama tidak pernah ada yang memeluknya seperti itu.

"No-nona Maafkan aku, aku kurang sopan, aku takut banget." suara Alyra membuat Suci Sadar jika dia begitu menikmati pelukan gadis di hadapannya.

"Mbak masak belum?" tanya Suci mengalihkan pembicaraan Alyra.

"Nona lapar, aku juga lapar dari pagi belum makan, aku." saat akan berbicara tentang kelakuan Murni sang empunya datang.

"Nona murni mau makan juga kan sekalian aku bikinin nasi goreng ala-ala anak rumahan BTN." seloroh Alyra membuat Suci mengerutkan alisnya.

"Mbak bikin sekalian untuk kakak ku dan temannya dua porsi." minta Suci pada pembantunya. "Ok." sahut Alyra sambil berlari kearah dapur, dia mulai membuat bumbu, bawang merah, bawang putih cabai, telor garam sasa kecap manis udang dan timun.

Dia mengeluarkan semua bahannya, lalu mulai meraciknya, menyediakan nasinya.

Treng..

Treng..

Suara spatula beradu dengan wajan, dan wangi harum dari hasil penggorengan sudah tercium oleh Suci, padahal baru saja dia sampai di kamarnya.

"Kuat juga si mbak itu, dia belum mengeluh kelakuan kakak." gerutu Suci, sambil bergegas menuju kamar mandinya, memasukan badannya ke bath tube merendam badannya dengan air hangat. Menghilangkan stres di otaknya, rumit jika membayangkan bagaimana hidup kakak perempuannya jika tidak kembali sembuh, tidak mungkin melajang seumur hidup dan menjadi perawan tua.

Tok...

Tok..

"Nona suci nasinya udah siap aku makan duluan ya, aku lapar sekali." suara Lyra lantang, sampai terdengar oleh Murni, Dia terganggu, hingga melempar selotif hitam kehadapan Lyra.

"Untuk Apa?"Lyra heran lalu dia mengerti mungkin Murni terganggu dengan suaranya.

Ceklek..

Tidak lama, pintu kamar Suci terbuka, "Apa itu mbak?"tanya Suci melihat selotif di tangan Alyra, "Ini dari nona Murni, mungkin dia merasa terganggu saat aku berteriak memanggil nona tadi." Sahut Lyra dengan suara pelan, dia melihat kaki putih jenjang Suci yang mulus.

"Nona untung aku perempuan, kalau aku laki-laki sudah aku ajak kawin nona cantik ini..hehe." Canda Alyra sambil melengos turun menuju dapur.

"Husstt Mbak ngawur aja sih, eh..orang ngomong di tinggalin pembantu durhaka loh mbak!" teriak Alyra lantang.

"Maaf nona nanti aja marahnya, aku nggak kuat lapar sekali." Sahut Alyra berlari kearah dapur, dia makan di dekat kamar belakang, sebenarnya itu bukan kamar, tapi tempat penyimpanan barang, yang tidak terpakai.

Alyra membersihkannya lalu, menggelar kasur lepet yang ada di sana, persinggahan untuk sementara, semasih di terima kerja disana, dia tidak yakin akan betah satu bulan, sehari

saja badannya serasa remuk-remuk.

"Allhamdulillah Ya Allah." dia sendawa keras, menikmati makan malamnya, karena waktu sudah lewat magrib.

"Ayah, Luna, gimana kabarmu, Ya Allah jaga dia untukku." suara Lyra lirih, dia menangis sehari saja dia sudah rindu pada saudara dan ayahnya, bagaimana dengan, satu minggu, satu bulan rasanya berat sekali.

"Bagaimana dengan toko kue ku apakah ada pembeli hari ini." Gerutu Alyra baru saja dia akan meraih hp dalam tas punggungnya.

"Mbak udah belum makannya?" tanya Suci mencari-cari keberadaan Alyra.

Alyra buru-buru keluar, dengan menghapus buru-buru air matanya.

"Ngapain mbak dari sana?"tanya suci dengan nasi goreng di tangannya, dia makan sambil berjalan mencari Alyra.

"gimana enak tidak nona nasi gorengnya." tanya Alyra serius, dia tidak menjawab pertanyaan majikannya.

"Enak banget mbak, aku suka, tapi." saat dia bilang tapi mbaaaak kenapa punyaku pakai udang, aku alergi udang mbak." Nasi goreng tumpah kebawah, rasa gatal mulai terasa di lidah, tenggorokan dan kuping Suci.

"Mbak...tolong beli obat di Apotek di depan ya."

pinta Suci sambil menggaruk lehernya yang mulai memerah. dia terus menggaruknya, Alyra terdiam dia takut keluar di daerah yang belum dia kenal, dia tidak terbiasa keluar malam kalau tidak terlalu terpaksa.

Alyra mencari kunyit dan dia mulai mengupasnya lalu mencucinya, dia ambil susu Berduit. Yang gambar naga namun berwajah kaleng beruang.

lalu dia tuang susunya kedalam gelas, di tambah perasaan kunyit yang tadi sudah di blender. "Sudah jadi." Gerutu Lyra pelan.

Dia naik kekamar Suci, "Innalilahi, nona kamu jangan menggaruknya terus." Cegah Alyra sambil mendekat melihat ruam dan bentol-bentol semakin banyak.

"Ini minumlah obatnya," Pinta Alyra sambil menyodorkan gelas racikannya.

"Mbak kok cepat banget ke apoteknya!" tanya Suci sambil melirik pada tangan yang menyodorkan ramuan di gelasnya.

"Apa itu mbaaaak, aku nggak mau jamu-jamu kuat, aku mau obat Alergi mbakk." teriak Suci sambil merutuk kesal, "mbak nggak bisa baca ya." sambung Suci kesal.

"Jangan banyak bicara buka mulutmu nona, ini obat Alami tampa harus ke apotek dulu, aku juga Alergi bunga kemboja haha." protes Alyra memaksa majikannya yang cerewetnya beakeun ku sorangan.

Suci tidak lagi protes, dia sudah nyengir menerima gelas itu, bau kunyit bau-bau tukang jamu yang lewat tiap hari di depan gerbang rumahnya.

Glek..

Glek..

Glek..

Tiga kali tegukan satu gelas penuh tandas saat itu juga.

"kok jamu ini nggak pahit ya mbak, enak rasanya, meskipun agar bau kunyit?" Tanya Suci pada Alyra, "Ini kan bukan jamu-jamu nona, ini mah susu berduit campur kunyit." jawab Alyra sambil menerima gelas kosong di tangan Suci.

"Sekarang nona tidur, biar khasiat-nya cepat menyerap." pinta Alyra tulus, dia merasakan semakin rindu pada adiknya, melihat Suci yang banyak merajuk, cerewet, mengingatkan pada sosok sang adik.

Alyra mengusap tangan dan punggung Suci, yang terlihat memerah, "Nona maafkan aku tidak bermaksud menyakitimu, aku tidak tahu kamu Alergi seafod." suara Alyra lirih namun masih bisa di dengar oleh Suci.

Dia tidak menjawab, terlalu tabu untuknya ada orang yang peduli dengannya, dia tahu pembantunya baik karena ingin gaji lebih, dia tidak akan mudah percaya pada manusia manapun.

Suci tertidur, usapan lembut Alyra mengantarkan pada tidur lelap, yang tidak pernah dia rasakan entah sudah berapa tahun itu tidak terjadi dalam hidupnya, setelah orang tua mereka pergi dari sana.

Alyra menyelimuti majikannya, lalu dia keluar membawa gelas kosong, dan bergegas kedapur, dia masuk ke kamar kegudangnya dan mengunci pintunya dari dalam.

Suara langkah kaki pria tampan terdengar membuka pintu utama, dia melihat suasana berbeda, rumahnya sudah sepi, dia berlari menuju kekamar adik-adiknya.

Murni sudah tertidur, dengan piring bekas nasi goreng masih di kasur.

Dia sudah tidur, "Tumben." suara pelan Bayu terdengar lirih, dia keluar lagi menuju kamar Suci, yang habis dia marahin tadi di kantor.

Pintu di buka perlahan ada rasa takut saat membuka pintu itu, takut adiknya menyerang balik membalas perlakuannya tadi di kantor.

"Ekh. aku tidak salah lihatkan, ini bocah-bocah sudah pada tidur semua, ajaib ini, mungkin karena hari ini hujan."

rutuk Bayu sambil keluar kamar adiknya.

Bergegas mandi dan keluar dengan baju tidur yang bersih, entah ada angin apa dia ingin turun, dia lupa kalau dia punya pembantu baru, dan belum tahu wajahnya seperti apa, dan usia berapa.

mungkin 60 tahunan kali pikirnya.

Dia duduk di meja makan ada dua porsi piring nasi goreng, "wanginya kayaknya enak nih." tanpa melirik kanan kiri dia melahap kedua piring yang tersedia disana sampai tandas.

Hingga sendawa keras tercipta, "enak banget nasi gorengnya, pasti pembantu baru yang bikin." gerutu Bayu sambil minum air yang tersedia disana.

Suasana disana terasa lebih beda, tapi dia tidak tahu, entah apa yang membuat dia nyaman duduk disana, dia nguap beberapa kali.

Dia naik kelantai atas menuju kamarnya.

lelah hingga ketiga mahluk berbeda-beda watak itu tertidur padahal baru jam sembilan malam, biasanya mereka tidur sudah memasuki waktu dini hari.

Lyra meraih smartphonenya, yang terlihat kumel dan kacanya sudah retak, itu warisan keramat dari sang ayah, saat pertama kali dia di belikan hp.

waktu kelas satu SMA.

(Adik)💬 "sayang bagaimana keadaan ayah.?"✓✓

(Kakak)💬 "Dia terus menangis menanyakan kakak, dia tidak percaya kakak di toko kue, dan aku terpaksa memberitahunya daripada dia tidak mau meminum obat kakak." Balasan dari sang adik membuat Alyra menangis, dia rindu mereka.✓✓

isak terdengar pelan. dia memeluk tubuhnya, merasakan kerinduan pada kedua orang tua dan adiknya.

(Adik)💬 "Sayang maafkan kakak kamu jadi repot membagi waktu demi kuliah dan mengurus ayah. Semoga ayah cepat sembuh dan kita bisa berkumpul lagi seperti dulu."✓✓

Mungkin jika ibu tidak meninggal kita tidak akan seperti ini dek, maafkan kakak belum bisa membahagiakan kalian.

Gerutu Alyra pelan dengan napas sesak, melewati hari pertama bekerja yang berat.

tok.

tok.

tok.

"Siapa?" gerutu Alyra pelan, dia tidak berani membukanya dia takut.

Dia menggulung badannya dengan kain yang ada disana. Tidak ada kamar khusus pembantu disana, karena tidak ada yang betah kerja lebih dari seminggu, mereka pembantu sebelumnya tidur di kamar tamu bawah.

Lyra inisiatif membersihkan kamar gudang untuk di jadikan tempat tidurnya.

Terpopuler

Comments

Lasmi Kasman

Lasmi Kasman

sehat terus Alyra

2021-07-11

0

Dini Anggoro

Dini Anggoro

kok di part ini karakter nya alira berubah ya thor.. jd kyk orng gila. td baca di part awal alira aku udh sreg, mungkin di part ini aja kali ya thor..

2021-06-19

0

Hanna Devi

Hanna Devi

Cinta Kedua (Untuk Zylva) hadir kembali 🖐️

2021-03-31

0

lihat semua
Episodes
1 BDS. Chapter 1 (Pengenalan)
2 BDS. Chapter 2(Pengenalan dua)
3 BDS. Chapter 3 (Memohon)
4 BDS. Chapter 4(Pembokat)
5 BDS. Chapter 5 (Tumben)
6 BDS. Chapter 6(Sonia)
7 BDS. Chapter 7(Meringis sakit)
8 BDS. Chapter 8 (Bicaralah kak)
9 BDS.Chapter 9(Wewe gombel)
10 BDS.Chapter 10 (Ly)
11 BDS Chapter 11(Jempling)
12 BDS. Chapter 12(Murid bandel)
13 BDS.Chapter 13(Menikah Yuk)
14 BDS Chapter 14(Merubah gaya Uni )
15 BDS.Chapter 15(Berabe)
16 BDS Chapter 16(Ijab qabul dadakan)
17 BDS. Chapter 17(Dewi Purnama)
18 BDS Chapter. 18(Tuan sakit)
19 BDS.Chapter 19.(Mas Bay)
20 BDS.Chapter 20.(kotak makan)
21 BDS. Chapter 21( Nasi Liwet)
22 BDS.Chapter 22.(Kekecewaan Bayu)
23 BDS.Chapter 23.( Selamat Jo)
24 BDS. Chapter 24.(Pengakuan Arjun)
25 BDS. Chapter 25(Tarzan.)
26 BDS.Chapter 26(Aku suka wanita berhijab).
27 BDS.Chapter 27(Bagaimana Mas?)
28 BDS.Chapter 28(Ori lebih mengigit)
29 BDS.Chapter 29(Apa yang kamu inginkan)
30 BDS. Chapter 30 (Pertengkaran)
31 BDS. Chapter 31(Pencarian.)
32 BDS. Chafter 32(Kabar buruk)
33 BDS. Chapter 32(Yang Tabah Sayang)
34 BDS.Chapter 34( Tuan bangunlah)
35 BDS.Chapter 35(Papa)
36 BDS.Chapter 36(Bertemu)
37 BDS.Chapter 37(kembali sadar)
38 BDS.Chapter 38(M-a-n-t-a-n.)
39 BDS.Chapter 39(Tidurlah Ly)
40 BDS.Chapter 40(Singa Cantik)
41 BDS.Chapter 41(Memiliki Seutuhnya)
42 BDS.Chapter 42(Anak conda)
43 BDS.Chapter 43(Jalan jalan)
44 BDS. Chapter 44(Are you oke)
45 BDS Chapter 45(Aku mencintai mu)
46 BDS. Chapter 46 (Virus Cinta.)
47 BDS. Chapter 47 Surprize
48 BDS Chapter 48( Selamat datang bidadari Mama.)
49 BDS. chapter 49( Momen bahagia)
50 BDS. Chapter 50(Tamu tak di undang.)
51 BDS. Chapter 51(menanti buah hati)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BDS. Chapter 1 (Pengenalan)
2
BDS. Chapter 2(Pengenalan dua)
3
BDS. Chapter 3 (Memohon)
4
BDS. Chapter 4(Pembokat)
5
BDS. Chapter 5 (Tumben)
6
BDS. Chapter 6(Sonia)
7
BDS. Chapter 7(Meringis sakit)
8
BDS. Chapter 8 (Bicaralah kak)
9
BDS.Chapter 9(Wewe gombel)
10
BDS.Chapter 10 (Ly)
11
BDS Chapter 11(Jempling)
12
BDS. Chapter 12(Murid bandel)
13
BDS.Chapter 13(Menikah Yuk)
14
BDS Chapter 14(Merubah gaya Uni )
15
BDS.Chapter 15(Berabe)
16
BDS Chapter 16(Ijab qabul dadakan)
17
BDS. Chapter 17(Dewi Purnama)
18
BDS Chapter. 18(Tuan sakit)
19
BDS.Chapter 19.(Mas Bay)
20
BDS.Chapter 20.(kotak makan)
21
BDS. Chapter 21( Nasi Liwet)
22
BDS.Chapter 22.(Kekecewaan Bayu)
23
BDS.Chapter 23.( Selamat Jo)
24
BDS. Chapter 24.(Pengakuan Arjun)
25
BDS. Chapter 25(Tarzan.)
26
BDS.Chapter 26(Aku suka wanita berhijab).
27
BDS.Chapter 27(Bagaimana Mas?)
28
BDS.Chapter 28(Ori lebih mengigit)
29
BDS.Chapter 29(Apa yang kamu inginkan)
30
BDS. Chapter 30 (Pertengkaran)
31
BDS. Chapter 31(Pencarian.)
32
BDS. Chafter 32(Kabar buruk)
33
BDS. Chapter 32(Yang Tabah Sayang)
34
BDS.Chapter 34( Tuan bangunlah)
35
BDS.Chapter 35(Papa)
36
BDS.Chapter 36(Bertemu)
37
BDS.Chapter 37(kembali sadar)
38
BDS.Chapter 38(M-a-n-t-a-n.)
39
BDS.Chapter 39(Tidurlah Ly)
40
BDS.Chapter 40(Singa Cantik)
41
BDS.Chapter 41(Memiliki Seutuhnya)
42
BDS.Chapter 42(Anak conda)
43
BDS.Chapter 43(Jalan jalan)
44
BDS. Chapter 44(Are you oke)
45
BDS Chapter 45(Aku mencintai mu)
46
BDS. Chapter 46 (Virus Cinta.)
47
BDS. Chapter 47 Surprize
48
BDS Chapter 48( Selamat datang bidadari Mama.)
49
BDS. chapter 49( Momen bahagia)
50
BDS. Chapter 50(Tamu tak di undang.)
51
BDS. Chapter 51(menanti buah hati)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!