Senja menyinari sore ini, warna langit telah menampakan warna jingganya, tanda hari ini akan segera berlalu, seperti gadis yang kalap, dia makan dengan lahapnya.
Tanpa mempedulikan mereka, dua pria yang terbengong melihatnya makan seperti kambing kelaparan.
"Serius dia manusia, dan bukan hantu wanita jadi-jadian kan ki?" Tanya Bayu pelan, namun masih di dengar Lyra, namun masa bodoh untuk saat ini, dia bisa makan dengan kenyang, agar nanti bisa berpikir bagaimana cara menemukan uang banyak untuk biaya pengobatan sang ayah.
"Tapi perasaan gue pernah melihat gadis ini dimana ya?"
Uki berpikir dengan keras mengingat setiap memori yang tersimpan hari kemarin, namun karena banyaknya pekerjaan mereka, membuat dia tidak bisa berpikir dengan pokus.
Alyra sendawa tanpa malu-malu, membuat Bayu berdecih "Jorok."lalu menyodorkan sapu tangan dengan wajah berpaling, "pergilah bukan salah kami kamu pingsan sore tadi, semoga kami tidak bertemu lagi dengan gadis aneh seperti kamu."
Sahut Bayu dengan wajah malas, melihat wajah Alyra yang memang tidak sedap di pandang, entah sudah berapa hari dia nggak mandi.
"Gadis jorok, jelek, hidup lagi."
Gerutu Bayu sambil memalingkan muka menatap kearah Restoran lain, tadi saat mereka ke klinik ternyata gadis itu kelaparan, dan mereka langsung membawa ke rumah makan pinggiran jalan dengan asal, dan sesuatu banget bagi Alyra dapat makanan geratis.
Alyra mengambil sapu tangan itu, lalu mengelap mulutnya, "terimakasih, aku berhutang banyak pada kalian." Sahut Alyra sambil berdiri dengan perut kenyang, Bayu dan Uki saling tatap dan mereka terbengong, Alyra berjalan dengan tanpa ragu meninggalkan mereka berdua yang terperangah melihat gadis itu jalan begitu cepat, hingga dalam hitungan detik, sudah hilang dalam sekejap, mereka sudah tidak melihat lagi kemana gadis itu pergi.
"Ki, kamu yakin nggak dia manusia.!" seru Bayu dengan tatapan tidak percaya.
Uki mengedikan bahu dia juga heran ada gadis yang jalannya hampir mirip angin. dari kejauhan mereka melihat tas punggungnya masih terlihat, dan hilang di belokan.
"Kita bagaimana sekarang, tamu kita pasti mereka gagal datang ke hotel kita, gara-gara gadis siluman tadi." Nggk usah dipikirkan boss yang penting kita sudah menolong gadis kelaparan tadi, semoga suatu saat dia bisa ada gunanya."
Sahut Uki cepat, membalas ucapan bossnya, Uki berdiri lalu membayar makanan yang di pesan gadis tadi.
"Pulang kemana ki? ke hotel apa kerumah kita?" tanya Bayu, sambil mengusap ngusap merapihkan baju yang terlihat kusut, Suara adzan magrib telah berlalu.
Alyra masih berdiri di mushola, meraih hp menelpon sang adik, menanyakan kabar ayah mereka, dan malam ini Alyra pulang dengan naik ojek online untuk mempercepat langkah untuk sampai di rumahnya.
"Yang maha pengasih lindungi kedua orang yang ngasih aku makan hari ini, berikan mereka keselamatan. dan kesehatan." Gerutu Alyra dengan mengusap perutnya yang terasa kenyang.
sebelum pulang kerumah dia berbelok menuju perumahan elit, terpaksa dia mendatangi rumah itu, masa bodo dengan harga diri, yang penting nyawa sang ayah yang utama, berkali-kali dia menekan Bell untuk memberi isyarat pada orang rumah jika ada tamu yang berkunjung. "Ya Rabb..lancarkan aku agar mendapat bantuan untuk ayah." Alyra berkaca-kaca dan menunduk saat terdengar suara kunci pintu di buka dari dalam.
Wanita paruh baya berdiri dengan menatap lurus dengan bersedekap dada.
"Masih berani kamu datang kesini, setelah mencoreng nama baikku, gadis tidak tahu malu, ciiiih?"
Teriak Lusiana, istri dari adik sang ibu, dialah wanita yang beberapa tahun lalu menjodohkan Alyra pada om-om berduit tebal, namun Alyra kabur saat akan acara Ijab Qabul. "tante maafkan aku aku mohon berikan aku pinjaman, agar aku bisa membayar rumah sakit ayahku."
Sahut Alyra memohon dengan lapang. "Aku tidak sudi harus menolong mu, walau sampai nangis darah pun tidak akan memberikan kalian pinjaman, apalagi pada penghianat seperti kamu, ciiih pergilah."
Teriakan tante Lusiana membuat hati Alyra terkoyak, dia tidak nurut sama ucapan sang ayah, jika apapun yang terjadi jangan memohon pada wanita serakah itu.
Alyra menutup telinganya saat pintu tertutup dengan keras dari dalam. "bummm." terasa bergetar pijakan kakinya, dari suara pintu yang di banting keras, dia sudah tidak ada lagi jalan, untuk menemukan kemana dia harus mencari uang untuk pengobatan sang ayah.
Alyra berjalan dengan airmata yang terus meluncur, pashmina yang dia kenakan sudah basah dengan airmata. "Ya Robb. kemana harus cari uang, buat minggu depan." gerutu Alyra dengan mengedarkan pandangannya.
"Apa yang bisa dia lakukan untuk menemukan uang"dia sudah jalan berkilo-kilo jauhnya rasa lapar dan bingung menderanya, kadang terdengar klakson mobil saling bersahutan, karena dia kadang berjalan terseok, dia tidak bisa berpikir otaknya buntu.
"Arjun." Lyra bergerutu dengan sedikit harapan, lalu mengecek hpnya mencoba menghubungi nomer sahabatnya, untuk mencari solusi.
"Maaf, nomer yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan." suara operator terdengar nyaring dan meruntuhkan harapan satu-satunya, itu sudah panggilan kesekian puluh kalinya.
Akhirnya dia sampai di depan ruko, dan terlihat sudah sepi, karena waktu menunjukan sudah hampir jam sembilan malam. Dia mengeluarkan kunci, dan membuka pintu pintu samping dan masuk dengan malas.
Alyra mandi dan membersihkan tubuhnya, untuk menunaikan empat rakaat. Sebelum ia tertidur dia berkeliling dulu melihat suasana tokonya, dan melihat apa sudah tertutup dengan rapi apa belum, dia duduk di depan etalase menangis melihat kenyataan hidup yang harus di jalaninya.
Menatap pantulan dirinya di cermin, sekelebat bayangan wajah kedua pria tadi teringat jelas di pelupuk matanya.
Dia mendengar dengan jelas, saat mereka menganggapnya bukan manusia. jika dia mungkin mirip hantu dan itu membuat dia tersenyum.
******
Bayu telah sampai di depan gerbang rumahnya, saat suara teriakan histeris sang adik sudah terdengar, dan mereka berlari menuju kedalam, kedua pengasuhnya sudah berdiri dengan dua koper di tangan mereka.
"Tuan maaf kami mengundurkan diri. nyonya Murni tidak mau di atur dan dia menyerang kami, kami rela tanpa di gaji, asal jangan laporkan kami ke polisi, dan kami akan tutup mulut tentang semua ini."
Kedua pengasuh Murni mengiba, mereka sudah tidak tahan dan ingin angkat kaki, dengan suka rela walau tanpa di gajih, dari pada mereka harus bekerja seperti di kandang macan.
"Berikan upah yang sudah di janjikan Ki, biarkan mereka pergi." sahut Bayu prustasi.
Adik Bayu yang sudah 21 tahun itu punya trauma mental, sejak sang ayah dan ibu sering bertengkar di depannya, mulai saat itu keluarga bayu terpecah belah, dan kedua adiknya ikut dengannya. Dari pada mereka ikut salah satu dari kedua orang tua mereka yang tidak patut di contoh.
Bayu menatap sang adik dengan mata berkaca-kaca, ingin dia berteriak memarahi adiknya, dan kalau bisa dia ingin memukulnya dengan keras, jika saja dia tidak sadar, jika sang adik juga trauma dan stres.
Dia tidak mau berobat kemanapun, pernah suatu waktu Bayu memasukan sang adik ke rehabilitasi, dan hampir saja merenggut nyawanya, Murni adu jotos dengan para penghuni lainnya, hingga dia terpaksa mengurungnya di rumah.
Murni Triana Samudra. usia 21 tahun adik pertama Bayu dengan penyakit tekanan mental.
"Uki tolong cari pegawai lain untuk menggantikan mereka, berikan harga tinggi untuk gajinya, agar mau bekerja dirumah ini, dan siap di terkam macan ini."
Sindir Bayu sambil prustasi, menatap kesal pada sang adik, yang kebiasaannya sudah seperti dengan hewan.
Murni menatap nyalang pada sang kakak, lalu melempar pas bunga yang ada di hadapannya. prankkk...suara gaduh terdengar dari amukan Murni, hingga mereka terbirit-birit.
"Murni tolong masuklah ini sudah malam. kakak mau istirahat, maaf jika kakakmu kasar sama kamu, mungkin dia lagi cape banget, sekarang tidur ya." Pinta Uki berbicara pelan, padahal dia juga begitu takut kena serangan mendadak dari gadis itu.
"Tidak lama pintu utama terbuka, dan adik Bayu yang lain datang, dia melihat pas bunga berserakan, dia sudah tidak heran, jika hal itu sudah lumrah terjadi, dia berjalan santai menuju kamarnya.
Suci Triana samudra, adik terakhir dari Bayu, masih kuliah, dan dia sekarang sedang mencoba membantu bekerja di hotel sang kakak, mengejar target untuk selalu dekat dengan cintanya, cinta mati sama Uki, dia gadis judes, cerewet, angkuh dan susah di atur, membuat Bayu pusing tujuh keliling, bagaimana hidupnya penuh dengan konflik batin.
Uang tidak bisa membuat keluarga mereka utuh, karena uang keluarga mereka hancur, harta, tahta, wanita, ketiganya membuat Bayu serasa ingin mati saja. jika tidak ingat kedua adiknya yang sudah gila semua.
"Tuhan lebih baik aku mati, bila harus melihat setiap hari keadaan rumah mewah ini seperti neraka." Bayu melempar smartphonenya. menjadi terpecah belah. dia pusing setengah mati, seminggu sekali, dia harus mencari pembantu sekaligus pegawai yang harus menjaga adiknya yang tidak waras.
Dia meremas kepalanya, stres, dan bingung, bagaimana hidupnya dimasa mendatang jika terus-terusan begini.
Dia menenggelamkan badannya pada bath tube kamar mandinya.
mencari ketenangan dengan merendam tubuhnya di air hangat, dia berpikir keras, apa sang adik dia masukan saja kerumah sakit jiwa, masa bodo dengan kabar miring yang akan dia dengar, jika pemilik hotel berbintang punya adik yang gila.
dia sudah prustasi, selama lima tahun hidup mereka dalam keadaan seperti sekarang.
Dia marah, kecewa, sedih dan prustasi, masih untung ada Uki sahabat yang sudah serasa menjadi adiknya. karena hal konyol sang adiknya suci hingga menyeret pria itu masuk kedalam keluarganya. Bayu kedinginan terlalu lama berendam di air. dia turun memakai handuknya, lalu berjalan keluar menuju pintu lemarinya.
Dia berdiri di cermin meja rias, pantulan wajahnya penuh beban, hingga bayangan gadis kelaparan tadi berseliweran di hadapan matanya.
"Sial kenapa manusia jadi-jadian menjadi terlihat terus."
Gerutu Bayu dengan menepis rambut yang menutupi jidatnya dia berjalan kearah ranjang dan terdengar suara Uki mengetuk pintunya, "Masuk" Suara Bayu terdengar dari luar dan Uki bergegas membukanya lalu menguncinya dari dalam.
"Gue udah pasang iklan di internet, dan sudah ratusan tanggapan, namun belum ada yang menghubungi inbok gw Bay.."
Edo Basuku Resah, lalu dia membuka laptop-nya. Bayu hanya terdiam dia tidak merespon, perasaannya semburaut. bagaimana hidupnya di masa mendatang.
ting..💬 "Tuan benarkah gajinya seminggu lima juta, tapi bukan jadi wanita malam-kan? Benarkah jadi pembantu doang?"
Pesan dari sebrang membuat Edi Basuki semangat, setelah sekian lama ada juga yang merespon iklannya.
💬"Iya tapi kamu harus siap kerja tanpa harus pulang dulu sebelum sebulan. dan tidak boleh memegang hp selagi kerja. bagaimana?"
balasan lama, dan pasti dari sana berpikir dulu sebelum bilang deal.
💬 "tapi bisakan kalau hanya menelpon saudaraku menanyakan kabar ayahku, yang sedang di rawat di rumah sakit."
Balasan dari sana membuat Bayu tertegun.
"Bagaimana bos?" "
"Okelah asal dia kuat sebulan bertahan, gue tambahin lo dan dia bonus besar."
Gerutu Bayu buru-buru menyahut sahabatnya, sambil mencoba memejamkan matanya. ngantuk dan lelah, namun dia tidak bisa tidur, penyakit insomnia yang di derita Bayu menyebab kan kebiasaan mengkonsumsi obat sebelum tidur.
Perlahan dan pasti mereka akhirnya tertidur juga, setelah mengiyakan pegawai baru yang akan mengerjakan kekacauan keluarga mereka besok.
Mereka tidur sembarangan, dan ketika malam tiba, suci mulai kelayaban berjalan mengitari seluruh ruangan rumahnya, lalu menangis terisak bagaimana kacaunya hidup keluarga mereka.
Dia menatap kedua pria yang tertidur di ranjang sembarangan, dengan kaki mereka saling menindih, dan laptop masih menyala, Suci menutup laptopnya lalu menyelimuti sang kakak, sebenarnya dia tidak mencintai Uki.
Namun ketergantungan sang kakak padanya, membuat dia terpaksa seolah dia yang begitu mencintai pria itu.
Hingga dia nekad mengerahkan segala cara agar Uki tidak meninggalkan kakaknya, Suci menangis melihat wajah tampan sang kakak.
Bagaimana dia bisa melihat kakaknya menutup terus hatinya, dan enggan menikah, bagaimana nanti nasib sang kakak, setelah dirinya pergi menikah siapa yang akan mengurusnya.
Suci menangis, dia berharap, ada malaikat yang merubah hidup mereka, Suci terisak dengan bibir di gigit keras, agar tangisnya tidak terdengar kedua pria itu. Suci berjalan dan berdiri di balkon kamarnya, rumah mewahnya tidak ada kebahagiaan, sunyi, terlalu sunyi, dan ketika berisik terlalu berisik, serasa kepalanya ingin pecah.
Suci menatap langit malam, terlihat bintang-bintang terang, menghias bumi nusantara, dia menatap satu persatu hingga airmata tidak bisa di bendung, dia kesepian, rindu, suasana hangat dalam sebuah keluarga.
Dia menekan dadanya sesak, dan mulut terisak, hingga rasa kantuk mulai menderanya, Suci berjalan ke kasur, namun dia kepikiran pada kakak perempuannya, sebelum dia tidur akhirnya dia berjalan keluar mengintip Murni dari lubang kunci kamarnya, dan ternyata kakaknya sudah tertidur.
Dia buka perlahan, lalu mendekat kearah ranjang kakaknya, dia menangis melihat badan kurus, wajah tidak terurus, dan terlihat wajah pucat tidak ada kehidupan.
Dia menangis terisak melihat keluarganya hancur. bukan hanya Bayu Suci juga menderita insomnia.
Dia teringat akan kelakuan sang ibu yang sering membawa kekasihnya, pertengkaran-pertengkaran mulai terdengar, hingga kedua orang tua mereka resmi bercerai, dan mereka memilih pergi dari rumah dengan pilihannya masing- masing.
Suci melangkah perlahan, hingga dia sampai di kamarnya, dia tidak bisa tidur jika tidak mengkonsumsi obat itu, setelah konsultasi dia juga jadi kecanduan obat tersebut.
Untuk tidak mengkonsumsinya dia bisa tidak tidur semalaman, dan siangnya dia ngantuk di kampus, dan itu menjadi poin buruk dari pihak kampus, jika dia mahasiswa dengan kedisiplinan terburuk.
Hingga sang kakak berulang kali di buat kecewa olehnya, dia tidak tahu bagaimana merubah keluarga mereka yang sudah kacau balau, dan bagaimana menghentikan kebiasaan buruk sang kakak yang sering membawa perempuan kerumah.
Suci sudah ingin nyerah saja, jika tidak teringat akan kakaknya yang lebih tertekan darinya. tidur adalah solusi terbaik bagi mereka yang di dera stres berkepanjangan.
TBC.
Cintailah keluargamu, tidak semua orang beruntung memiliki keluarga yang utuh. salam sayang dari Author.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Nurul
hmmm dah banyak bc crt... tp cerita ni terasa nyata GT...
2022-10-22
0
Lasmi Kasman
kasihan
2021-07-11
0
𝕸𝖆𝖘𝖎𝖙𝖆𝖍 𝕬𝖟𝖟𝖆𝖍𝖗𝖆
beneran nich thor Lyra beberapa g mandi... ternyata harta bukan jaminan kebahagiaan... keluarga yg harmonis adalah harta yang berharga, semangat thor 🥰🥰🥰
2021-03-06
0