Bidadari Dalam Sangkar.

Bidadari Dalam Sangkar.

BDS. Chapter 1 (Pengenalan)

Alyra Almeera gadis 24 tahun.

Sering di sapa Ly, atau Lyra, gadis remaja biasa seperti pada umumnya, tidak ada yang menonjol dari segi kemampuan apapun. Namun, saat dia masih duduk di bangku SMP, tuntutan hidup harus merubah dirinya untuk menjadi gadis yang lebih dewasa.

Kematian ibunya membuat dia mau tidak mau harus merubah kebiasaannya, seperti bermanja manja dan menikmati santai di pagi hari. Tuntutan hidup menyeretnya untuk menjadi, ibu, kakak, dan juga sebagai putri tertua, walau sang ayah tidak meminta itu darinya, namun Alyra tetap menjadikan dirinya harus seperti itu.

Sang ibu yang menderita penyakit mematikan, butuh Biaya pengobatan yang tidak sedikit, hampir menghabiskan seluruh harta mereka, dari situ hidup mereka berubah derastis, menurunkan kebiasaan standar hidup mewah, mereka belajar menjadi warga biasa dan hidup sederhana.

Disaat sang ibu kembali di panggil sang khaliq, tinggal rumah dan kios kue kecil yang masih mereka miliki, karena wasiat dari mendiang ibunya untuk tidak menjual kios itu.

Jatuh terperosok dalam hidup pas pasan. Menjadikan dirinya harus bersabar dan harus bisa menerima kenyataan, menggantikan peran sang ibu yang sudah tenang di alam sana.

Bagi Lyra Merubah Kebiasaan yang seperti itu tidaklah mudah, apalagi untuk pertama kalinya, namun seiring berjalannya waktu, lama-kelamaan dia menjadi terbiasa melakukan semua itu.

Tidak ada kesempatan baginya menikmati masa muda pada umumnya, Dia harus rela menyimpan keinginan untuk main-main bebas di luaran, Nongki menikmati masa muda bersama sahabatnya.

Kehidupan mereka tidak cukup hanya bergantung mengandalkan pada gaji pensiunan sang ayah yang tidak seberapa, terpaksa Alyra melanjutkan usaha Cake kecil-kecilan peninggalan sang ibu, yang bangunannya terselip antara bangunan-bangunan megah yang berdiri kokoh di sampingnya.

Untuk menuju tokok kue satu satunya, dia harus naik Grab atau angkot untuk sampai di tujuan, hampir setiap hari harus melakukan rutinitas itu, kadang dalam keadaan sedang hujan, panas, Dia tetap harus melewati keadaan itu dengan lapang dada.

Melihat Bangunan-bangunan yang berdiri kokoh dan terlihat megah, Dia hanya bisa menatap haru dan sesak, apalagi melihat wanita wanita cantik yang berlalu lalang setiap hari, bekerja di tempat mewah nan megah itu, tidak ada kesempatan baginya merasakan itu semua.

Mobil-mobil mewah berlalu lalang hilir mudik, yang menepi kadang keluar pemandangan itu yang setiap hari dia nikmati.

Namun apa yang dia lihat tidak sesuai dengan yang dia alami, bahkan dia harus kembali kuat mensyukuri takdirnya saat ini, jika suatu waktu sering sekali Alyra harus suka rela berjalan kaki untuk menempuh perjalanan menuju kiosnya.

Tidak ada yang istimewa dalam hidupnya, selain bangun di pagi hari, menyediakan sarapan dan mengurus rumah, seperti selayaknya wanita yang sudah berumah tangga.

Alyra mengalah untuk memutus kuliahnya, hanya sampai di pertengahan semester delapan, terhambat biaya yang bentrok dengan biaya sekolah sang adik yang baru menginjak kelas tiga SMK saat itu, butuh biaya besar untuk mencukupi kebutuhan sekolah mereka, dan kehidupan sehari-hari, dia kubur dalam-dalam gelar sarjana yang menjadi impiannya.

Namun selalu terselip setiap do'anya, meminta untuk selalu bisa tabah, bersabar dan selalu di berikan kesehatan untuknya, agar bisa menjaga adik dan ayahnya, yang begitu dia sayangi, tidak ada cita-cita yang muluk-muluk, dia hanya pokus menjalani takdir dan rutinitas sebagai hamba biasa.

Seperti pagi ini, ceklek pintu kamarnya terbuka, sang Adik berdiri mematung, persis di depan pintu kamarnya. Luna Maheswari adik perempuan satu-satunya yang dia cintai.

"Kakak." Luna mengerlingkan matanya dengan wajah memelas, di minggu pekan pasti dia minta jatah uang buat jalan-jalan bareng temannya. "uang bulanan kuliahku belum dibayar bulan ini, dan sebentar lagi ulangan semester, pihak kampus meminta untuk segera melunasi semuanya sebelum ulangan di mulai."

Sahutan sang adik menghentikan tangan Lyra yang sedang merapihkan kasurnya, dia juga sudah tahu soal itu, tanpa di beri tahu-pun dia pasti akan mengambil tindakan dalam menyelesaikan biaya apapun yang menyangkut adik tercintanya.

Lyra duduk berpikir sebentar, sebelum memberi jawaban pada adiknya, dia memutar otaknya bagaimana mengatur uang bulanan yang bentrok dengan uang belanja yang bertambah setiap bulan-nya.

Terpaksa dia harus merogoh uang tabungan-nya sendiri, demi sang adik untuk bisa terus tersenyum, dan bersemangat untuk berangkat kuliah.

Sebenarnya dia ingin mengambil cicilan motor satu lagi, agar ketika sang adik membawa motor satu satunya ke kampus, dia tidak harus jalan kaki dulu untuk menghentikan angkot untuk menuju kios.

"Baiklah Nanti kakak atur dulu pengeluaran kita, tapi, adik kakak yang cantik ini harus bantuin kakak menyelesaikan pesanan kue ulang tahun pelanggan hari ini oke, dan hari ini Allhamdulilah lumayan banyak pesanan kue di toko kita." Sahut Alyra sambil mencubit pipi sang adik, kemudian mengikat rambutnya asal, dan masih terlihat anak-anak rambut yang tidak terikat dan malah terlihat lebih cantik pemandangan di pagi ini.

"Ok!"

Luna menyatukan ibu jari dan jari telunjuknya lalu tersenyum senang. Luna menjatuhkan dirinya di kasur, yang sedang di rapihkan. "kakak ciuman paginya mana?" si cantik Luna bertanya, dia menunjuk pipinya sok imuts.

Alyra menggelengkan kepala melihat sikap Luna yang masih tetap manja seperti itu, namun Lyra mengakui jika dia menikmati kebersamaan itu, keduanya begitu saling membutuhkan satu sama lain.

"Baiklah ini ciuman di pagi hari."

Lyra kembali ikutan merebahkan dirinya di kasur mencium lalu mencubit gemas pipi adiknya, hingga teriakan kesal dari sang adik tercipta.

"Kakak, pipiku melar nih." Teriak Luna kesal sambil mengusap pipinya yang sakit, dia tidak bisa membalas sang kakak karena dia sudah berlari terbirit-birit menuju dapur.

Meski begitu Luna bangga pada kakaknya, dia adalah segalanya, dia terbaik dimatanya. Luna pun sama berlari kearah dapur mengikuti sang kakak, membuat sarapan untuk penghuni rumah yang lainnya.

Sang ayah melihat itu semua bahagia, suasana rumah yang selalu hangat atas kelakuan mereka berdua, dia hanya pensiunan dosen, tidak bisa banyak berbuat apa-apa, untuk membantu mengangkat ekonomi kelurga.

Sering sang ayah menangis, melihat sang anak yang harus bekerja demi membantunya mencukupi kebutuhan mereka semua, padahal harusnya dia yang harus bekerja untuk melindungi mereka berdua, dia selalu berharap bidadarinya akan segera terbang tinggi mengepakkan sayapnya, menggapai puncak kebahagiaan.

Namun Alyra berbeda, dia selalu bersyukur mempunyai keluarga yang dia miliki saat ini, dia belum ada pikiran untuk menikah, dan lebih tepatnya tidak ada kesempatan untuk memikirkan itu, dia hanya mengabdi untuk mereka kedua orang yang paling berharga untuk hidupnya, dia curahkan segala cinta untuk mereka berdua.

ALyra tidak pernah menggubris permintaan sang ayah untuk menikah, menikah, menikah, dia anggap ucapan sang ayah sebagai dongeng pengantar tidur, dia sadar diri, tidak ada jejak wanita idaman dari dalam dirinya, dia juga tidak muluk-muluk, untuk kedatangan pangeran berkuda besi yang menawarkan kemewahan yang akan mengangkat kehidupan mereka menjadi konglomerat.

Mustahil, itulah pemikiran Alyra, dia hanya pokus berdo'a untuk selalu bisa bersama dengan mereka, mendapat curahan kebahagiaan untuk mereka yang begitu dia cintai, hanya itu yang selalu menjadi penyemangat dalam hidupnya.

**

Tap.

Tap.

Tap.

Langkah kakinya terdengar saat kaki bersentuhan dengan lantai halte, dia baru saja keluar dari busway, dengan teng-tengan kardus kue di tangannya. Dia melirik kearah gedung yang menjulang tinggi di hadapannya, Lyra hanya bisa gigit jari, melihat lobby bangunan itu.

Banyak wanita-wanita dengan pakai yang rapi, dengan tatanan rambut yang rapi juga, hampir mirip dengan pegawai-pegawai pemeran pekerja wanita yang sering dia tonton di acara sinema sinema dalam pilm holyywood, wanita cantik-cantik yang berjalan-jalan setengah berlari dengan sepatu hak yang memperindah penampilannya.

Dia hanya bisa memejamkan mata, melihat penampilan mereka, dia juga sebenarnya mau, dan sudah puluhan bahkan ratusan kali mencoba menitipkan formulir lamaran kerja, untuk mencoba cari keberuntungan, dan bisa di terima di perusahaan-perusahaan yang berdiri kokoh dan berbeda-beda nama tersebut, namun nasib baik tidak berpihak padanya, selalu saja gagal dan gagal.

"Maaf lowongan sudah terisi mbak, mbak bisa menyimpan kembali lamaran jika ada lowongan kembali disini."

Itu penolakan paling halus yang sering dia dengar, dan bahkan sering mendapat cibiran langsung, saat dia sedang di interview, para pengelola bagian itu bahkan terang terangan menyebikan bibirnya, mencibir meremehkan ijazah yang dia sodorkan.

Dia juga sadar tentang kebenaran itu, selalu saja dia diam mendengar perkataan menyakitkan itu, dan itu memang benar adanya, mimpinya terlalu tinggi, akhirnya dia menyerah, karena terlalu seringnya mendapat penolakan.

Tidak ada lagi surat-surat lamaran itu, tidak pernah lagi berharap menjadi orang pegawai kantoran, yang bisa mendapat pakaian khusus dari perusahan.

Berhenti untuk berharap bisa di terima bekerja di tempat ber-AC dan menatap komputer santai, sambil mendikte laporan-laporan yang di minta atasan, itu semua sudah dia kubur dalam-dalam.

Apalagi mengingat begitu banyak peserta-peserta calon pekerja lulusan cume lude dan gelar sarjana yang tidak main -main, bahkan mereka sudah resmi lulusan s1 s2 s3 s mambo es teh, es teler, es doger juga ada, kebanyakan saingannya lulusan study dari luar negri, dan yang pasti mereka lebih pantas dan memadai untuk menempati kursi-kursi yang membawa nama perusahan semakin meroket.

Lyra narik napas panjang, sesak, jika mengingat akan itu semua, harapannya kembali pada kenyataan, Yang jadi pikiran-nya sekarang, bagaimana dia bisa mendapat uang halal untuk bisa mencukupi kebutuhan keluarga tercintanya tanpa harus bekerja kantoran seperti impiannya.

Sosok sang ibu berkelebatan, serasa mengikuti langkahnya, yang harusnya sibuk dengan usaha toko kuenya adalah perempuan itu, yang begitu besar akan cita-citanya untuk mempunyai kedai kue sendiri dan menyalurkan hobi yang sudah lama menjadi impiannya.

Namun takdir berkata lain, dia sekarang yang memikul pekerjaan dan usaha itu.

Sekarang dia harus terima jika dia yang menjadi penerus usaha yang menjadi harapan ibunya, juga usaha itu pula, yang membantu mereka untuk bertahan hidup, selama ini.

"Semangat Lyra, kamu harus berjuang dan semangat untuk mereka orang yang kamu sayangi." Lyra mengepalkan tangan, dan membuat tinjuan ke udara, dengan tangan kiri menenteng kantong pesanan pelanggan.

Kemajuan jaman dengan adanya berbagai macam-macam fasilitas internet, dia iseng mencoba meng-upload hasil kue-kuenya, juga menerima pesanan pembuatan kue ulang tahun dan semacamnya.

Itu lumayan menarik para pelanggan baru, dan mereka banyak yang tergiur untuk mencoba rasa, dan menggunakan jasanya, bahkan banyak yang jadi langganan tetap-nya.

Seperti hari ini pelanggan Yang bernama Bayoe nama samaran di internetnya. memesan Bolu talas premium yang lagi di gemari kalangan pecinta manis.

Sedari malam dia persiapkan semua bahan, dan pagi tadi dia langsung membuatnya.

Di bantu sang adik yang lagi libur weekand, Semakin hari semakin ramai yang membeli kue buatannya.

Bisa lima belas sampai dua puluh biji perhari. Dan jika pesanan lagi banyak semua orang ikutan bekerja, tanpa terkecuali sang Ayah.

Yang bernama Ali Akbar Maher.

Biasanya Luna yang menjadi kurir pesan antar pada setiap pelanggan, bila pekerja kurirnya yang selalu mengantar pesanan-pesanan itu sedang sibuk, namun, kali ini untuk pertama kalinya Lyra terpaksa mengantar sendiri pesanan itu, untuk sampai di tangan pelanggannya.

Sebenarnya dia enggan keluar, risih saat melihat dan bertemu dengan orang-orang baru, karena kesibukan yang ia jalani setiap hari membuat dia semakin betah dalam sangkarnya dan terbiasa tanpa interaksi dengan orang-orang baru di luaran sana.

Kesibukan itu pula tanpa disadarinya, malah membuat dia perlahan-lahan melupakan tentang lamaran kerja dan penolakan penolakan menyakitkan.

Hari ini dia menggunakan pashmina warna cream, di padukan dengan dress bunga-bunga cantik, yang panjang setengah kaki jenjangnya, dan di balut celana laging dan sepatu cats yang paling simpel dan paling terjangkau harganya, yang selalu menemani langkah kakinya berjalan, dan tas punggung mini menempel sempurna di tubuh bagian belakangnya.

Namun bukan itu yang jadi masalahnya, dia tidak tahu orang yang mana yang selalu memesan kue rasa premium itu. dia celingak celinguk berdiri di depan lobby kantor yang tidak jauh dari halte busway.

"Mbak apakah membawa pesanan kue tuan saya?" tanya pegawai yang tadi terlihat lari-lari dari arah Lobby menuju Lyra berada, mungkin kalau melihat dari perawakan dan tanda pengenal yang tertera di bajunya, penampilannya sudah pas jika memang dia Assisten manager di sebuah perusahaan hotel yang berjejer di depan sana.

Lyra hanya bisa mengangguk, dan pashmina yang dia biarkan terurai ujung ujungnya, tertiup semilir angin. menerbangkan perlahan dan berayun ayun melambai pada lelaki di hadapannya, sehingga penampakan siang ini bagai bidadari dari surga penunggu busway.

Assisten yang bernama Edo Basuki itu tertegun, begitu indah pandangan di siang itu, dia tanpa berkedip melihat wajah cantik di hadapannya. Dia sadar jika perempuan yang bermata bulat itu punya aura tulus terpancar lembut dari sorot matanya.

"Jadi berapa semuanya mbak cantik?" Uki bertanya, memutus langsung pandangannya.

"Dua buah bolu talas premium, dan enam donat, jadi 300 ribu." Sahutan si cantik membuat Uki buru-buru mengeluarkan dompetnya.

"Tiga ratus ribu ya cantik, kalau sama senyum manisnya jadi berapa?" dengan santainya Uki menggoda gadis di hadapannya, dia tidak tahu jika gadis yang dia takutkan tengah berdiri di depan lobby kantornya dengan tangan berkaca pinggang.

"Awas kamu yah Uki, berani menggoda cewek lain di tempat umum, Aku blender dengan jeruk peras sekalian." Gerutu gadis yang berada di Lobby hotel itu, dia mengepalkan tangannya merajuk.

Alyra tidak mempan dengan godaan receh seperti itu, bahkan terasa aneh di pendengarannya yang kaku dan tabu akan hal-hal yang lagi tren di jaman ini.

Bukan tanpa alasan bagi Alyra bersikap seperti itu, untuk membatasi diri dari harapan-harapan palsu yang sering dia lihat dari drama abg, jika yang bermulut manis di hadapan, bisa juga lebih manis pada cewek lain di belakangnya. Alyra buru-buru meraih uang yang di sodorkan pria itu.

Setelah mengucapkan terimakasih Alyra pergi dengan langkah buru-buru, dia tidak sadar jika ada bahu jalan yang bergelombang, kakinya tersandung hingga dia jatuh tersungkur, seketika uang yang di pegangnya melayang di udara.

"Aw" Meringis linu saat lututnya bersentuhan dengan trotoar pinggir jalan. Mengaduh dengan mencoba meraih satu satu uang yang berserakan.

Saat Uki akan membantunya, telinganya sudah di tarik dan suara teriakan yang memekakkan telinganya.

"Uki juki suzuki motor butut tanpa oli, kamu yah masih bisa manis-manisan pada cewe lain di depanku." wanita yang prosesif-nya sejagad raya itu menarik telinga Uki menuju lobby kantor mereka berada, "Sial mak lampir melihat aku menggoda si cantik tadi."

Gerutu Uki hanya bisa tawakal dengan badan yang di seret paksa, dia pasrah ketika kupingnya di tarik emak-emak komplek lagi ngambek.

Alyra ingin meraih uang di hadapannya, dengan mengusap lutut yang sedikit berdebu.

"Mungkin dosa ku, yang mengacuhkan pria tadi." gerutu Alyra sambil bergerutu kecil, dan merasakan ngilu juga di telapak tangannya, sebelum Alyra meraih uang tersebut, tangan seseorang yang duluan mengambil dan menyodorkan uangnya.

"Baik baik aja, kan, girls?"

Tanya pria yang telah berdiri di hadapannya. Pria berpenampilan formal menyodorkan tangannya, memberikan uang itu, juga untuk membantu Alyra berdiri. "Juno." Alyra menyebut nama itu dengan wajah terkejut, dia melihat pria di hadapannya sekarang sudah jauh lebih tinggi darinya.

TBC.

Terpopuler

Comments

Nadia Fitri

Nadia Fitri

nnn

2021-03-26

0

Tri Andriyani

Tri Andriyani

sy mah msh blm tertarik sm novel yg crtnya hrs nunggu2...bc aja yg lgsg tamat.jd g penasaran donk

2021-03-23

1

W⃠💎Muy🐊🦃⃝⃡ℱ𝕸y💞

W⃠💎Muy🐊🦃⃝⃡ℱ𝕸y💞

seru ka ceritanya

2021-03-02

1

lihat semua
Episodes
1 BDS. Chapter 1 (Pengenalan)
2 BDS. Chapter 2(Pengenalan dua)
3 BDS. Chapter 3 (Memohon)
4 BDS. Chapter 4(Pembokat)
5 BDS. Chapter 5 (Tumben)
6 BDS. Chapter 6(Sonia)
7 BDS. Chapter 7(Meringis sakit)
8 BDS. Chapter 8 (Bicaralah kak)
9 BDS.Chapter 9(Wewe gombel)
10 BDS.Chapter 10 (Ly)
11 BDS Chapter 11(Jempling)
12 BDS. Chapter 12(Murid bandel)
13 BDS.Chapter 13(Menikah Yuk)
14 BDS Chapter 14(Merubah gaya Uni )
15 BDS.Chapter 15(Berabe)
16 BDS Chapter 16(Ijab qabul dadakan)
17 BDS. Chapter 17(Dewi Purnama)
18 BDS Chapter. 18(Tuan sakit)
19 BDS.Chapter 19.(Mas Bay)
20 BDS.Chapter 20.(kotak makan)
21 BDS. Chapter 21( Nasi Liwet)
22 BDS.Chapter 22.(Kekecewaan Bayu)
23 BDS.Chapter 23.( Selamat Jo)
24 BDS. Chapter 24.(Pengakuan Arjun)
25 BDS. Chapter 25(Tarzan.)
26 BDS.Chapter 26(Aku suka wanita berhijab).
27 BDS.Chapter 27(Bagaimana Mas?)
28 BDS.Chapter 28(Ori lebih mengigit)
29 BDS.Chapter 29(Apa yang kamu inginkan)
30 BDS. Chapter 30 (Pertengkaran)
31 BDS. Chapter 31(Pencarian.)
32 BDS. Chafter 32(Kabar buruk)
33 BDS. Chapter 32(Yang Tabah Sayang)
34 BDS.Chapter 34( Tuan bangunlah)
35 BDS.Chapter 35(Papa)
36 BDS.Chapter 36(Bertemu)
37 BDS.Chapter 37(kembali sadar)
38 BDS.Chapter 38(M-a-n-t-a-n.)
39 BDS.Chapter 39(Tidurlah Ly)
40 BDS.Chapter 40(Singa Cantik)
41 BDS.Chapter 41(Memiliki Seutuhnya)
42 BDS.Chapter 42(Anak conda)
43 BDS.Chapter 43(Jalan jalan)
44 BDS. Chapter 44(Are you oke)
45 BDS Chapter 45(Aku mencintai mu)
46 BDS. Chapter 46 (Virus Cinta.)
47 BDS. Chapter 47 Surprize
48 BDS Chapter 48( Selamat datang bidadari Mama.)
49 BDS. chapter 49( Momen bahagia)
50 BDS. Chapter 50(Tamu tak di undang.)
51 BDS. Chapter 51(menanti buah hati)
Episodes

Updated 51 Episodes

1
BDS. Chapter 1 (Pengenalan)
2
BDS. Chapter 2(Pengenalan dua)
3
BDS. Chapter 3 (Memohon)
4
BDS. Chapter 4(Pembokat)
5
BDS. Chapter 5 (Tumben)
6
BDS. Chapter 6(Sonia)
7
BDS. Chapter 7(Meringis sakit)
8
BDS. Chapter 8 (Bicaralah kak)
9
BDS.Chapter 9(Wewe gombel)
10
BDS.Chapter 10 (Ly)
11
BDS Chapter 11(Jempling)
12
BDS. Chapter 12(Murid bandel)
13
BDS.Chapter 13(Menikah Yuk)
14
BDS Chapter 14(Merubah gaya Uni )
15
BDS.Chapter 15(Berabe)
16
BDS Chapter 16(Ijab qabul dadakan)
17
BDS. Chapter 17(Dewi Purnama)
18
BDS Chapter. 18(Tuan sakit)
19
BDS.Chapter 19.(Mas Bay)
20
BDS.Chapter 20.(kotak makan)
21
BDS. Chapter 21( Nasi Liwet)
22
BDS.Chapter 22.(Kekecewaan Bayu)
23
BDS.Chapter 23.( Selamat Jo)
24
BDS. Chapter 24.(Pengakuan Arjun)
25
BDS. Chapter 25(Tarzan.)
26
BDS.Chapter 26(Aku suka wanita berhijab).
27
BDS.Chapter 27(Bagaimana Mas?)
28
BDS.Chapter 28(Ori lebih mengigit)
29
BDS.Chapter 29(Apa yang kamu inginkan)
30
BDS. Chapter 30 (Pertengkaran)
31
BDS. Chapter 31(Pencarian.)
32
BDS. Chafter 32(Kabar buruk)
33
BDS. Chapter 32(Yang Tabah Sayang)
34
BDS.Chapter 34( Tuan bangunlah)
35
BDS.Chapter 35(Papa)
36
BDS.Chapter 36(Bertemu)
37
BDS.Chapter 37(kembali sadar)
38
BDS.Chapter 38(M-a-n-t-a-n.)
39
BDS.Chapter 39(Tidurlah Ly)
40
BDS.Chapter 40(Singa Cantik)
41
BDS.Chapter 41(Memiliki Seutuhnya)
42
BDS.Chapter 42(Anak conda)
43
BDS.Chapter 43(Jalan jalan)
44
BDS. Chapter 44(Are you oke)
45
BDS Chapter 45(Aku mencintai mu)
46
BDS. Chapter 46 (Virus Cinta.)
47
BDS. Chapter 47 Surprize
48
BDS Chapter 48( Selamat datang bidadari Mama.)
49
BDS. chapter 49( Momen bahagia)
50
BDS. Chapter 50(Tamu tak di undang.)
51
BDS. Chapter 51(menanti buah hati)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!