Thorny Roses

Hans menghentikan mobilnya di studio Lucy. Sudah pukul setengah sembilan malam. Studio Lucy masih terlihat terang. Desain yang ada di jendela kacapun masih terlihat dengan lampu sorot yang menyala.

Hans memasuki ruang kerja Lucy dan menatap Lucy yang sedang menggambar dengan pensilnya.

"Kau masih bekerja?" tanya Hans dengan nada lemas. Seharian ini ia dibuat repot dengan Elena.

"Kau datang?" tanya Lucy yang masih menggambar dan memakai kacamatanya.

"Ya. Kemarinpun aku kesini, tapi kau tidak ada." kata Hans merebahkan tubuhnya di sofa yang nyaman.

Lucy meletakkan pensil dan kacamatanya.

"Aku melihat bahan untuk gaun yang sedang aku desain." Lucy menatap lelaki yang ada di depannya. Benar-benar terasa asing. Dulu Lucy mencintai Hans. Cintanya sangat menggebu-gebu. Bahkan tidak ada satu haripun ia lalui tanpa Hans.

***

"Aku bertemu dengan Hans tadi." kata Leos saat Lucy pulang.

"Di studio?" tanya Lucy terkejut.

"Ya. Dan aku rasa kau harus cari tahu kenapa ia diberikan kepercayaan oleh Om Sam. Dan kenapa ia sangat mengincar Elen." kata Leos dengan wajah yang sangat serius.

"Ada apa ini sebenarnya Leos?" tanya Lucy tidak mengerti.

"Aku tidak yakin kau tahu soal ini atau tidak. Tapi Hans sudah bekerja untuk Om Sam selama sepuluh tahun. Lalu, apa yang di dapatkan Hans? Hanya kenaikan jabatan. Wajah bermuka dua seperti Hans pasti tidak hanya ingin kenaikan jabatan saja."

"Jadi maksudmu..."

"Ya. Dia mengincar kekuasaan yang lebih besar dari hanya sekedar orang kepercayaan Om Sam. Yaitu menikahi Elena." kata Leos dengan yakin.

"Tidak mungkin Hans seperti itu..." kata Lucy masih belum memercayai kata-kata Leos.

"Perhatikan kata-kataku, Lucy. Jika Hans benar-benar mencintai Elen, Elen pasti akan selalu terlihat bahagia setiap kali membicarakan soal pernikahan. Itu hal yang mudah kubaca dari wajah Elen."

Lucy semakin yakin bahwa apa yang Leos katakan adalah benar. Hans tidak sebaik yang dipikirkan Lucy. Mungkin, Hans lebih buruk daripada yang dibayangkan.

***

"Kau mau teh?" tanya Lucy mencoba ramah seperti biasa.

"Boleh. Aku sangat lelah hari ini." kata Hans memijat dahinya.

"Apa ada masalah?" tanya Lucy sambil menuangkan gula ke dalam gelas.

"Elena, hari ini dia datang ke kantor dan ingin mempelajari tentang semua yang ada di kantor. Termasuk barang keluar masuk dan manajemen." cerita Hans terdengar sangat santai.

Lucy terkejut. Tapi ia masih mengendalikan perasaannya.

"Oh ya. Benarkah? Aku pikir Elen tidak tertarik pada perusahaan." kata Lucy mencoba bersikap biasa.

"Ya. Aku sangat aneh. Dan lebih aneh, ini terjadi ketika beberapa hari menjelang pernikahan." jawab Hans menyenderkan kepalanya. Lucy menaruh gelas berisi teh di meja.

"Lalu apa yang kau lakukan kalau Elena terus datang ke kantor. Kau akan menikah dengannya."

"Mungkin aku akan sangat kerepotan." jawab Hans. Ia meminum sedikit teh yang dibuat Lucy.

"Bersikap seperti biasa saja. Pada akhirnya kau juga akan menikah dengannya." kata Lucy tidak acuh pada Hans.

"Lalu kau, apa masih berpikir aku mencintainya?" tanya Hans. Lucy terkejut dengan pertanyaan Hans. Ia menjadi sedikit salah tingkah. Namun masih bisa mengendalikan sikapnya.

"Yah. Mungkin. Kalau kau tidak mencintainya, mana mungkin kau menikahinya." kata Lucy.

"Aku akan melakukannya demi kita, Lucy."

"Demi kita?" ucap Lucy sangat merasa terhina. Ketika ia mencintai Hans, ia melakukan apapun agar bisa terus bersamanya. Tapi sekarang, dengan mudah ia menikahi sahabatnya dan mengatakan bahwa yang ia lakukan 'demi kita'. Lelaki busuk!

"Ya, bersabarlah Lucy."

***

Elena mengajak Sam untuk berbicara sebentar dengan pengacara Sam. Awalnya Sam tidak mengerti dan tidak sepenuhnya yakin apa yang dilakukan Elena benar atau tidak.

"Aku ingin kau menduplikat semua dokumen Ayah dengan sama persis. Dan letakkan file yang asli ini di kamarku secara rahasia. Tidak ada satu orangpun yang boleh mengetahui file asli ini ada dimana. Dan file yang di duplikat, letakkan di brankas kantor Ayah." kata Elena.

"Apa maksudmu dengan menduplikat semua ini?" tanya Sam tidak mengerti.

Pengacara Sam, Nathan Edward, juga terlihat sama. Tidak mengerti dengan apa yang Elena rencanakan.

"Aku harus melindungi perusahaan Ayah. Apapun caranya. Kita tidak pernah tahu, siapa saja yang akan mencuri semua dokumen ini." kata Elena.

Dokumen yang di maksud adalah buku besar perusahaan, bagan manajemen, barang keluar dan masuk, keuangan pada rekening perusahaan dan data karyawan.

"Jadi, Nona Elena ingin saya menduplikat dengan sama persis?" tanya Nathan meyakinkan Elena.

"Ya. Tolong lakukan dengan baik. Saya akan teliti memeriksa setiap lembarnya."

"Baik, Nona, akan saya lakukan." kata Nathan dan pamit permisi.

"Terima kasih."

Sam bertanya lagi pada Elena, apa yang sebenarnya terjadi.

"Ayah. Aku rasa Ayah tidak perlu mempercayai Hans lagi untuk masalah perusahaan. Mungkin Hans adalah orang yang Ayah percaya. Tapi tidak denganku. Dia adalah orang yang bisa menusuk Ayah kapan saja." kata Elena meyakinkan Ayahnya.

"Hans sangat baik. Mana mungkin..." Sam belum menyelesaikan kata-katanya. Elena meraih tangan Sam dan mengelusnya perlahan.

"Ayah, tolong percaya padaku. Aku tidak mungkin mengkhianati Ayah."

Sam kemudian mengangguk. Mengerti bahwa Elena akan melindungi usaha yang telah ia bangun selama tiga puluh tahun.

***

Lucy baru saja pulang dari studionya. Ia masuk ke kamar Leos yang sedang asyik dengan bahan gaun untuk pesta.

"Leos. Apa kau yakin, Hans akan mencoba merebut perusahaan Om Sam?" tanya Lucy.

Leos menatap Lucy dan mengangkat bahunya.

"Bisa saja dengan apa yang aku katakan kemarin." kata Leos.

Lucy mengeluarkan hapenya. Dan memutar rekaman pembicaraannya dengan Hans di studio tadi.

"Brengsek!" teriak Leos.

"Beraninya dia menyentuh Elen untuk semua keinginannya!" Leos terdengar sangat marah. Lucy pun terlihat bingung.

"Apa ini? Kau lebih khawatir dengan Elen?" tanya Lucy tidak percaya.

"Kau tahu kan, Elen tidak tahu apa-apa soal ini. Bagaimana kalau Elen benar jatuh cinta pada bajingan itu? Bagaimana dengan perusahaan Om Sam?" kata Leos berbicara dengan logikanya.

"Ya kau benar. Tidak ada alasan untuk Elen melanjutkan pernikahan ini." kata Lucy.

"Kau harus mencegah Elen menikah dengan Hans, kalau tidak, Elen akan hancur, Lucy!" kata Leos.

"Bagaimana aku akan mengatakannya? Apa dia percaya?"

"Aku yakin dia pasti percaya."

"Tunggu." kata Lucy tiba-tiba. "Tapi aku tidak merasa bahwa Elen sebodoh itu untuk menikah dengan Hans." Lucy berbicara sambil berpikir.

"Apa maksudmu? Apa Elen tau rencana Hans?" Leos sangat bingung dengan yang Lucy katakan.

"Aku akan memastikannya besok." kata Lucy.

****

Coming up next, part 5 😎

Terpopuler

Comments

suharwati jeni

suharwati jeni

ini cerita misteri lagi nih, ya?
kayak *mother* nya Gina Wijaya juga

2022-01-11

0

Nitizen

Nitizen

bagus ceritanya

2021-02-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!