H-6

Elena merasa khawatir dengan telpon dari Leos semalam yang tidak bisa menghubungi Lucy. Jadi pagi ini Elena mendatangi rumah Lucy.

"Lucy!" panggil Elena ke kamar tidur Lucy. Lucy masih tertidur pulas. Sudah jam setengah sembilan pagi dan ia belum bangun dan siap-siap berangkat kerja.

"Lucy, ayo bangun!" panggil Elena lagi menggoyangkan tubuh Lucy. Lalu Elena membuka tirai di kamar Lucy agar lebih terlihat terang.

Lucy mengerjapkan matanya. Sangat silau dengan cahaya matahari. Kamarnya yang besar dan terlihat agak berantakan dengan berbagai macam peralatan desainnya.

"Sudah siang, kamu tidak kerja? Kemarin kemana saja tidak bisa dihubungi?" tanya Elena khawatir.

Lucy menutup matanya kembali dengan bantal. Elena menarik bantal itu dan memasang wajah serius

"Kau tidak mau menjawabku?" tanya Elena. Tapi tidak lama kemudian, Leos masuk ke kamar Lucy.

"Lupakan saja, Elen. Dia akan putus cinta dengan pacarnya." kata Leos. Lucy semakin sebal dengan Leos.

"Apa? Putus cinta? Bahkan aku tidak tahu siapa pacarmu sampai sekarang." kata Elena.

"Orang biasa-biasa saja mana mungkin dikenalkan padamu. Kalau pengusaha berlian baru akan dikenalkan." ucap Leos sebal dengan siapa pacar kakaknya.

Leos pergi dari kamar Lucy. Elena menatap Lucy dengan cemas.

"Lucy, apa itu benar?" tanya Elena.

"Tidak usah dengarkan Leos. Tahu sendiri dia bagaimana. Dan kau, kenapa ada disini? Pernikahanmu sebentar lagi dan masih saja sempat main kemari." kata Lucy takut Elena akan mengorek informasi lebih banyak tentang Hans.

"Kenapa Lucy, kenapa kamu tidak pernah cerita soal pacarmu?"

"Semua sudah berakhir, Elen. Tidak ada yang perlu kuceritakan. Sekarang, kau mau kemana? Aku akan mengantarmu hari ini." kata Lucy mengalihkan pembicaraannya.

"Kau yakin baik-baik saja?" tanya Elen sekali lagi.

"Iya, i'm fine. Really really fine. Kamu mau kemana sekarang? Ke salon?" tanya Lucy dengan wajah yang sumringah.

Sebenarnya, Elena tidak butuh pergi ke salon. Tapi sepertinya hari ini ia perlu merubah mood Lucy menjadi lebih baik.

"Baiklah. Cepat siap-siap! Kita makan dulu!" jawab Elena semangat.

"Oke. Tunggu lima belas menit ya! Kau tunggu dibawah. Ada Leos kok." kata Lucy memintanya keluar sebentar.

"Oke. Aku kebawah." Elena meninggalkan kamar Lucy. Lucy mengambil hapenya yang sudah bergetar sejak tadi.

Hans.

****

"Kamu mau pergi?" tanya Leos yang sedang mengambil telur dan roti untuk sarapannya.

"Iya dengan Lucy." jawab Elena melihat sarapan yang ada di meja makan.

"Ambillah. Kau seperti tidak pernah main kemari saja." kata Leos mempersilakan Elena dengan santai.

"Aku tunggu Lucy." jawab Elena.

"Kau tidak tahu dia kalau dandan itu lama banget." kata Leos mengunyah gigitan pertamanya.

"Apa yang terjadi dengan Lucy?" tanya Elena tanpa basa basi lagi.

"Dia hanya ingin putus dengan pacarnya. Jalan pikirannya dan kepribadiannya sudah berbeda. Sudah tidak bisa dipaksakan." jawab Leos dengan santai.

"Siapa orang itu Leos?" Elena sangat geram sekali dengan lelaki ini.

"Ada aku, Elen. Kau tenang saja. Selama ada aku tidak akan terjadi apa-apa pada Lucy. Sekarang, makanlah. Jangan bicara terus." kata Leos mengakhiri pembicaraannya tentang Lucy.

"Ah, aku hampir lupa." kata Leos tiba-tiba.

"Kemarin kamu bilang, menikah dengan pria itu karena apa?"

"Oh. Itu. Karena dia tangan kanan ayahku."

"Kamu yakin menikah dengan dia? Maksudku, apa ayahmu semudah itu menikahkanmu yang bukan dari kalangan pengusaha juga?" tanya Leos dengan heran.

"Kamu sedang mau cari tau apa?" tanya Elena penasaran.

"Yah. Kamu tahu. Kamu dan Lucy orang yang paling ingin aku lindungi. Jika sesuatu terjadi antara kalian berdua, aku akan maju dengan cepat." jawab Leos sambil menggigit potongan rotinya lagi.

Tidak lama kemudian, Lucy ikut sarapan. Pembicaraan Leos dan Elena berakhir sudah.

***

Elena dan Lucy ingin sekali perawatan spa tapi tidak selalu ada waktu. Jadi hari ini mereka akan melakukan spa treatment.

Elena dan Lucy sedang di pijat di bagian punggung. Posisi mereka tengkurap. Mereka merasa nyaman dengan treatment itu.

"Apa kau sudah memutuskan gaun yang mana?" tanya Lucy pada Elena.

"Aku belum memutuskan. Bagaimana kalau hari ini kita coba fitting baju?" tanya Elena.

"Ide yang bagus." jawab Lucy dengan mata terpejam.

"Kau ingin belanja juga?" tanya Elena dengan suara pelan menikmati pijitan dari spa treatmentnya.

"Kau ingin menghiburku?" tanya Lucy sudah mulai penasaran. Elena yang akan menikah tapi kenapa Elena yang sibuk mengurus perasaan Lucy.

"Aku ingin kamu bahagia Lucy."

"Aku sudah bahagia."

"Matamu mengatakan tidak."

"Aku hanya ada sedikit masalah." jawab Lucy tersenyum. Ternyata Elena mengerti perasaannya.

"Kalau tidak bisa cerita sekarang, ceritalah suatu hari nanti." Elena tidak memaksa Lucy. Karena itu hanya akan membebaninya.

"Baiklah. Suatu hari aku akan cerita."

Elena tersenyum. Mulai sekarang ia tidak akan mendesak Lucy untuk bercerita. Biarlah Lucy yang akan bercerita suatu hari nanti.

***

Leos datang ke studio Lucy. Hari ini Leos janji akan menggantikan pekerjaan Lucy.

Sebenarnya, Leos cukup terampil dalam memilih aksesori dan bahan. Ia selalu memperhatikan dan belajar dari Lucy. Leos cukup dikenal baik di lingkungan karyawannya. Karena walau bicaranya kasar, tapi Leos suka sekali membawa camilan dan makan siang untuk mereka.

Karyawannya pun paham, kalau Leos sedang marah, ia hanya marah karena pekerjaannya saja. Tidak untuk yang lain.

Leos memandangi gaun pengantin yang Lucy buat. Dengan payet yang cantik dan rapi. Gaun yang Lucy buat sepenuh hatinya untuk Elena. Tapi ternyata, Elena menikah dengan pacar Lucy.

Entah takdir atau nasib. Sepahit ini Leos melihat takdir kakaknya. Leos berjanji akan melindungi Lucy apapun yang terjadi.

Sorot mata yang tajam tapi sedih membuat Leos merasa iba dengan Elena dan Lucy. Pria yang sama telah membuat dua wanita yang selalu ia sayangi hancur.

Entah kapan, Leos akan membalasnya.

Hans mendatangi studio Lucy. Ia mencari Lucy melalui karyawannya. Tetapi sia-sia. Ia hanya bertemu dengan Leos.

"Aku sudah bilang pada Lucy akan ke studio." kata Hans.

"Aku dengar kau sudah diputuskan oleh Lucy." kata Leos santai tanpa peduli wajah geram yang ada pada Hans.

"Aku tidak pernah menyetujuinya." jawab Hans.

"Apapun yang Lucy lakukan selama bersama kamu, itu sesuatu yang salah. Kau tau?" kata Leos. Ia berdiri lebih dekat lagi dengan Hans. "Karena kau hanya berasal dari kelas bawah yang mencari jalan pintas untuk jadi orang kelas atas." Leos tersenyum picik.

Hans semakin geram dengan Leos. Ia mengepalkan tangannya bersiap meninju Leos.

"Kau tau? Aku bukan lawan yang mudah. Kau bukan siapa-siapa. Tapi aku dengan mudah bisa menghancurkanmu." kata Leos.

"Aku akan tahu setelahnya, aku akan meninggalkan Lucy atau tidak." kata Hans.

"Ah. Elena. Kau menikahinya sebagai batu loncatan untuk jalan pintas. Kau pikir kau bisa melewatinya?" tanya Leos dengan santai.

"Apa kau ingin merusak pernikahanku dengan Elena?" tanya Hans dengan mata yang membara.

"Kita lihat nanti. Apakah Elena bisa menerimamu sebagai suami setelah tau semua ini." Leos tersenyum dengan bahagia.

"Iya. Kita akan tahu setelah aku menikah dengan Elena." jawab Hans mengendurkan kepalan tangannya. Hans mencoba tersenyum di hadapan Leos. Ia tidak ingin terlihat lemah. Ia harus menegakkan kepalanya. Demi semua berjalan dengan lancar.

------

Tunggu up selanjutnya ya~~

Terpopuler

Comments

suharwati jeni

suharwati jeni

belum kebayang

2022-01-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!