The Gown

The Gown

H-7

Elena Thomas, membolak-balikkan buku dari sebuah toko bridal. Ia bingung harus memilih gaun yang mana untuk pernikahannya.

Awalnya, Elena sudah sangat menyukai desain gaun dari sahabatnya, Lucy Troy.

Tapi entah mengapa, tunangannya, Hans George, tidak menyukai desain Lucy, bahkan menentang dengan keras.

"Elena!" panggil Lucy membawa gelas kopi yang biasa dipesan. Elena menyukai latte, sedang Lucy menyukai espresso.

"Kenapa wajahmu bingung begitu? Kamu bingung mau pilih gaun yang mana?" tanya Lucy memberikan gelas kopi latte untuk Elena.

"Andaikan aku bisa menyerahkan segala baju pernikahanku padamu, Lucy." kata Elena menghela napasnya.

"Sudahlah. Pilih saja salah satu dari toko itu. Pasti ada yang cocok. Atau mau ku temani fitting baju?" Lucy menawari Elena untuk mengepas gaun pernikahannya.

"Aku mau sekali, tapi Hans juga pasti tidak punya waktu untuk menemaniku fitting." jawab Elena dengan wajah semangatnya yang memudar.

"Sudah dekat dengan hari pernikahanmu, Elen. kamu masih belum memutuskan mau pakai gaun yang mana." jawab Lucy menghirup espressonya.

"Atau aku pilih saja salah satu dari gaunmu? Hans tidak akan tahu karena dia sibuk sekali dengan pekerjaannya." kata Elena meraih tangan Lucy.

"Apa kau yakin?" tanya Lucy dengan cemas.

***

Elena pulang dengan tangan kosong. Lucy masih belum mau memberikan gaun limited editionnya. Tetapi sebagai cadangan, Lucy telah menyiapkan sebuah gaun untuk Elena kalau-kalau ia tidak menemukan gaun yang cocok untuk hari pernikahannya.

Elena mengecek handphonenya. Tidak ada kabar satupun dari Hans. Padahal kalau dipikir, dari awal Hans yang sudah meminta agar pernikahan cepat dilaksanakan.

Tetapi tidak lama, Elena mendapat telpon dari Leos, adik Lucy. Elena sudah sangat dekat dengan Lucy dan Leos sehingga tak satupun yang Elena tidak tahu.

"Kau sudah pulang?" tanya Leos.

"Sudah, baru saja." jawab Elena.

"Apa pulang bareng Lucy?" tanya Leos lagi.

"Tidak, tadi dia..." telpon langsung tertutup.

Elena sangat bingung. Ada apa dengan Leos?

Elena mencoba menghubungi Lucy. Tapi tidak aktif.

***

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan studio kerja Lucy.

Studio Lucy yang masih menyala karena pekerjaan, tampak terlihat agak sepi. Karyawanpun sudah pulang.

Seorang lelaki dengan tubuh tinggi dan wajah simetris, memasuki ruang kerja Lucy.

"Lucy." panggil lelaki itu.

"Kau sudah datang?" sambut Lucy tampak akrab. Lucy masih agak sibuk dengan pekerjaannya. Jadi masih belum bisa meninggalkannya.

"Duduklah. Aku selesaikan ini dulu."

Lelaki itu duduk di sofa kecil dan membiarkan Lucy bekerja.

Tidak lama kemudian, Lucy memberikan segelas air untuk lelaki itu.

Mereka duduk berhadapan. Dan Lucy menyilangkan kakinya.

"Kau masih sempat kemari?" tanya Lucy dengan membuang pandangannya jauh-jauh dari lelaki itu.

"Apa aku tidak punya alasan untuk kemari?" tanya lelaki itu dengan dingin.

Lucy menyeringai dan tertawa.

"Kurasa kau sibuk dengan acara pernikahanmu. Ternyata waktu luangmu banyak ya."

"Lucy, aku bisa kemari kapanpun."

"Tidak perlu, Hans. Karena kau sudah tidak bisa berjanji menikahiku. Jadi kau tidak perlu sering kemari." jawab Lucy dengan kesal.

"Kau tahu, aku tidak benar-benar ingin menikahinya!" jawab lelaki itu, Hans, dengan tegas.

"Kau ingin menikahinya atau tidak, dia akan tetap menjadi istrimu! Yang akan dibawa kemanapun dan aku? Aku hanya boneka disini yang selalu menunggu kamu datang? Tidak, terima kasih, Hans. "

"Apa kau sudah tidak mencintaiku?" tanya Hans.

"Kau gila Hans! Disaat seperti ini masih saja membahas cinta! Apa gunanya cinta kalau kau menikah dengan Elena!" Lucy menahan air matanya.  Ia membuang muka dari tatapan Hans.

"Pergilah. Leos akan kemari."

Hans tidak dapat berkata lagi. Ia pergi meninggalkan studio Lucy.

***

Sudah pukul delapan malam. Lucy masih berada di ruang kerjanya. Ia memandangi gaun yang ia buat terakhir kali. Gaun yang ia janjikan sejak dulu untuk Elena sebagai hadiah di hari pernikahannya. Tapi tidak lagi bisa ia berikan. Gaun itu akan dipakai untuk menikah dengan orang yang ia cintai.

Bagaimana dunia begitu sempit mempertemukan aku dengan Hans. Sedangkan ia pada akhirnya tidak pernah memperkenalkan aku pada dunia.

Hei, Lucy! Sadarlah! Kau itu desainer terkenal. Banyak selebriti yang membeli gaunmu hanya karena suka. Bukan karena mereka butuh. Untuk apa mempertahankan Hans yang sudah ingin menikah dengan orang lain?

Lucy memejamkan matanya, berusaha berpikir bagaimana ia bisa menyelesaikan masalah ini. Ia tidak ingin menyakiti Elena. Teman baiknya sudah bertahun-tahun.

Leos masuk ke ruang kerja Lucy. Sangat marah kenapa Lucy tidak bisa dihubungi sejak sore tadi.

"Kau tidak waras? Kenapa aku tidak bisa menghubungi hape mu?" kata Leos.

Lucy mengecek hapenya dan layarnya mati.

"Hapeku mati, lupa aku cas" jawab Lucy.

"Kau sudah tidak bekerja, kenapa kau tidak pulang?" tanya Leos sudah tahu bawa saudarinya akan bertingkah seperti ini.

"Aku..."

"Sudah ayo pulang, Lucy. Tidak ada alasan untukmu bekerja lagi."

Leos merapikan barang-barang Lucy dan menariknya keluar ruangan untuk pulang.

***

Di perjalanan  pulang, Lucy menatap kosong ke depan. Ia tidak tahu harus apa karena selama ini ia belum pernah menyakiti sahabatnya seperti ini.

"Dia datang lagi ke studio?" tanya Leos.

Lucy memejamkan matanya.

"Sudah kubilang, akhiri hubunganmu dengannya. Bahkan aku sudah bilang sejak ia belum kenal dengan Elen!" kata Leos kesal. Saudarinya tidak seharusnya bertingkah bodoh seperti ini.

"Sudahlah, Leos. Aku juga sudah mengakhirinya. Tapi ia terus datang ke studioku."

"Untuk apalagi? Apa karena kau kaya jadi dia terus mendatangimu? Astaga, aku benar-benar tidak habis pikir ada cowok yang pikirannya materi seperti dia!"

Lucy lagi lagi hanya memejamkan matanya. Ia sudah sangat lelah dengan yang ada.

"Tapi, kenapa dia memilih menikah dengan Elen kalau kau dan Elen sama kayanya?"

"Apa kau sedang membandingkan hartaku dengan Elen?" tanya Lucy terkejut.

"Loh, aku hanya heran. Karena dia itu bertemu denganmu lebih dulu. Biasanya pria menikahi pacarnya. Sedangkan Elen, dia hanya orang yang baru dikenal beberapa bulan. Sedangkan kau menghabiskan waktu berapa tahun dengan Hans? Lagipula kau pikir aku tidak tahu siapa Hans? Hanya karyawan biasa yang berambisi menikah dengan orang kaya." Leos terus mengoceh dengan sebal karena bisa-bisanya ada seorang lelaki mempermainkan hidup kakaknya seperti ini.

"Sudah, Leos. Aku lelah."

Leos tidak berbicara lagi tentang Hans. Ia memutar lagu dan mempercepat perjalanannya agar cepat sampai dirumah.

Leos sudah tidak tega melihat kakaknya yang terjatuh hanya karena seorang lelaki brengsek seperti Hans.

-------------

Tunggu up selanjutnya ya~

Terpopuler

Comments

suharwati jeni

suharwati jeni

cia yo.

2022-01-11

0

Neng Euis

Neng Euis

semangat terus kak updatenya.
aku mendukungmu ..

mampir ya "Don't touch My Heart"

2021-05-04

0

£RV!N@ 🤗

£RV!N@ 🤗

Otw baca...

2021-03-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!