Mengingatmu

Anette sedang menunggu bus di halte. Pikirannya masih tertuju pada adik boss-nya, Juno. Laki-laki tersebut tidak mengenalinya, dan Anette harap tetap begitu.

Bus yang ditunggu pun sudah datang, Anette segera menaikinya.

*SMA tempat Anette sekolah sedang mengadakan pentas seni. Ruang teater sekolah telah dipenuhi oleh siswa/siswi beserta para guru. Sorakan para siswi bergemuruh saat seorang siswa laki-laki berwajah tampan menaiki panggung teater membawa sebuah gitar akustik kemudian duduk di kursi yang telah disediakan di sana. Dia Juno, penampilannya paling ditunggu-tunggu hampir seluruh dari penghuni sekolah.

Juno mulai memetik gitarnya, baru intro saja para siswi sudah bersorak kagum. Di sisi lain Anette hanya bisa menonton dari kursi paling pojok bagian atas kanan. Tiga kursi di sampingnya kosong, tak ada yang mau duduk di sampingnya. Ia juga tidak boleh menggeser duduknya oleh teman sekelasnya yang duduk berjarak tiga kursi di sampingnya.

"Cause girls like you run round with guys like me til sun down when I come through I need a girl like you, yeah yeah Girls like you love fun, and yeah, me too What I want when I come through I need a girl like you, yeah yeah.”

Suara  Juno memang tidak bisa diremehkan, siapa pun yang mendengarnya pasti akan tersenyum dengan sendirinya.

Anette juga tidak bisa mengelak akan pesona Juno. Kakak kelasnya tersebut sangat mempesona. Namun itu semua tidak berlangsung lama setelah kejadian di mana rasa itu hilang.

Saat itu Anette datang ke sekolah menggunakan riasan make up di wajahnya. Ia ingin terlihat cantik seperti teman-temannya. Anette juga ingin mendapatkan teman. Namun karena tidak pandai memoles make up, wajahnya malah semakin terlihat aneh. Lipstiknya terlalu tebal begitu pun dengan blush on-nya . Ditambah lagi eye liner yang berantakan.

“Lihatlah, ada badut yang datang ke sekolah kita sepagi ini hahaha,” ucap seorang siswa laki-laki.

“Apakah sedang ada yang berulang tahun? Hahaha," ucap siswa lainnya.

Itu hannyalah sebagian cemoohan, bahkan ada siswi yang sengaja melempar lipstiknya ke arah Anette hingga mengenai seragam sekolahnya. Mereka semua tertawa, tak ada satu pun yang membelanya.

Anette sedikit mendongakkan kepalanya. Tak sengaja pandangannya bertemu dengan sesosok siswa laki-laki yang ia kagumi, Juno. Di sana laki-laki tersebut tersenyum, Anette kembali menundukkan kepalanya lalu berjalan cepat menuju toilet. Senyuman itu, Anette mengartikannya sebagai senyum ejekan. Mulai dari situlah rasa kagumnya pada Juno benar-benar hilang*.

Anette telah tiba di kediamannya. Setelah membersihkan tubuhnya, ia langsung membaringkan tubuhnya di ranjang karena kakinya sudah cukup pegal. Hari ini cukup melelahkan baginya. Namun baru saja memejamkan mata, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk. Dengan malas ia meraih ponselnya dari atas meja nakas.

Aku mengingatmu Anette

Itulah isi pesan dari nomor tidak dikenal tersebut. Jantung Anette berdebar tak biasa.

“Siapa yang mengirim pesan ini, mungkin kah..?”

...

Pagi ini Anette cukup terburu-buru berangkat ke kantor karena telat bangun. Semalam ia susah tidur akibat memikirkan pengirim pesan semalam. Tepat di depan pintu masuk kantor, tiba-tiba Anette menghentikan langkahnya. Astaga! Ia lupa membuat sarapan, bahkan dirinya sendiri pun belum sempat makan.

Ini hari kedua Anette bekerja di sini, bahkan baru kemarin ia mendapatkan pujian karena kedisiplinannya. Tetapi hari ini Anette malah membuat kesalahan. Semoga saja Keanu tidak memecatnya secara tiba-tiba karena masalah ini.

Seseorang tiba-tiba menepuk punggung Anette hingga membuat tubuh gadis tersebut menegang kaget.

“Mengapa kau hanya diam di sini?” Ucap seorang pria yang ternyata Keanu.

“Eh-emm selamat pagi pak,” sapa Anette gugup sambil sedikit membungkuk.

“Pagi, ayo masuk,” ajak Keanu.

Keanu yang sudah berjalan menghentikan langkah kakinya saat menyadari Anette tak ada di sampingnya. Ia menoleh ke belakang, ternyata Anette masih diam di tempatnya.

“kenapa kau masih diam di situ?” Tanya Keanu.

“Maaf sa-saya lupa membuat sarapan pak,” Anette menundukkan kepalanya, ia tak berani menatap wajah Keanu.

Keanu tersenyum manis, sangat manis. Ia berjalan ke arah Anette kemudian meraih tangan gadis tersebut. Anette cukup kaget mendapatkan perlakuan seperti itu. Ekspresi terkejutnya sangat menggemaskan.

“Tak apa, ayo masuk,” Keanu menarik lembut tangan Anette.

Percayalah, mereka berdua tidak luput dari perhatian para penghuni kantor.

“Rupanya gadis cantik itu bisa mengembalikan jiwa lelaki Pak Keanu," ucap seorang karyawan laki-laki bernama Gio.

“kukira aku punya kesempatan untuk mendekati gadis itu,” ucap lesu teman satu profesi Gio, namanya Brian.

Gio menepuk kepala Brian. “Mimpi saja kau,” ucapnya sebelum beranjak pergi.

...

Juno memutar-mutar digital pencil layaknya pemain drum. Mahasiswa jurusan arsitektur tersebut sedang mendesain suatu bangunan di tablet miliknya. Namun konsentrasinya terpecah. pikirannya dipenuhi oleh wajah baru Anette, adik kelas dua tingkat di bawahnya sewaktu SMA.

Wajah Anette boleh berubah, namun tidak dengan matanya. Bahkan saat pertemuannya dengan Anette kemarin, malamnya Juno langsung tahu bahwa itu adalah Anette. Adik kelasnya saat SMA walau hanya melihat mata dan mengetahui nama gadis tersebut.

Entah mengapa Juno sangat ingat bagaimana rupa wajah Anette dulu. Iris mata coklat jernih itu sangat polos, mata itu juga sering memancarkan kesedihan akibat ulah orang di sekitarnya yang cukup keterlaluan. Walau setiap gadis itu di bully dirinya hanya diam, gadis tersebut tak luput dari perhatiannya.

...

Nah lohhhh..

Terpopuler

Comments

ALICE💙💛

ALICE💙💛

wah wah.... ada rasa kah juno sm anette??

2020-02-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!