Topeng

Anette menyantap makan siangnya dengan lahap. saat ini ia hanya duduk seorang diri di kantin kantor. Belum ada satu pun orang yang singgah untuk duduk satu meja dengannya, padahal di sekitarnya begitu ramai. Anette merasa sulit untuk berbaur dengan karyawan lainnya. Apalagi setelah mendengar desas-desus kedekatannya dengan Keanu, mereka seperti menghindar.

     “Hi, boleh duduk di sini?” ucap seorang karyawan laki-laki seraya tersenyum.

     “Oh, silakan,” balas Anette.

     “Aku Gio, siapa namamu?” Tanya karyawan laki-laki berwajah Eropa tersebut.

     “Aku Anette.”

     “Tak biasanya kamu makan di kantin,” ucap Gio.

     “Pak Keanu sedang bertemu orang tuanya, jadi aku bisa makan di sini.”

     “Ap-“ Belum selesai Gio bicara, tiba-tiba ada seseorang yang berdehem.

     “Ekhem, bisa tinggalkan kami berdua?” ucap seseorang yang ternyata adalah Juno, lelaki tersebut berdiri di depan meja Anette.

     Anette dan Gio saling menatap, pasalnya keduanya bingung perintah tersebut ditunjukkan untuk siapa. Atas inisiatif sendiri, keduanya bangkit dari duduknya.

     “Ck, maksudku aku dan Anette," decak Juno kesal.

     “Baiklah," Gio mengangkat nampan makanannya menuju meja lain.

      Juno menatap lekat Anette hingga membuat gadis itu merasa canggung.

     “Apa kabarmu?” Tanya Juno.

     “Ba-baik,” jawab Anette gugup. Ia menunduk sambil mengaduk-aduk makanannya.

     “Apa kau mengingatku?” Tanya Juno datar.

     “K-kau adik Pak Keanu,” Anette semakin gugup hingga tangannya berkeringat.

     Juno tertawa renyah, “Apa tiga tahun membuatmu amnesia, hmm?” Ucapnya telak.

    “Aku mengingatmu," bisik Juno, membuat tubuh Anette semakin menegang.

     Kali ini Anette memberanikan dirinya untuk mendongakkan kepalanya menatap Juno. Ia tidak menyangka laki-laki tersebut dapat mengingat dirinya. Padahal dulu mereka tidak dekat. Mengobrol pun tidak pernah.

     “Kumohon jangan beritahu siapa pun,” pinta Anette memohon.

     “Beritahu apa? Wajah lamamu?”

     “Kumohon..” Anette memohon dengan menyatukan kedua telapak tangannya.

     “Tak ada yang gratis, aku memiliki syarat.”

     “Apa itu?”

     “Akan kuberi tahu sepulang kantor." Juno beranjak pergi begitu saja.

     “Ya Tuhan..” lirih Anette kemudian menenggelamkan wajahnya di atas meja.

...

      Detak jantung Anette terasa lebih cepat dari biasanya. Bukan! bukan karena ia pengidap penyankit jantung. Itu semua terjadi karena Saat ini Anette berada dalam satu Mobil yang sama dengan Juno. Bagaimana pun ia pernah mengagumi laki-laki tersebut.

      Tidak ada yang mengeluarkan suara, yang terdengar hanyalah surara Kendaraan yang sedang  berjalan. Hingga akhirnya mobil tersebut berhenti di basement sebuah apartment mewah. Juno keluar dari mobilnya, diikuti Anette di belakang.

      “Untuk apa kita ke sini ?” Tanya Anette.

      “Ikuti saja," perintah Juno yang kemudia berjalan mendahului Anette. Membuat Anette menghela nafasnya pasrah.

      Kini mereka telah berada di dalam salah satu unit apartment yang terletak di lantai 45. Desain interiornya tak berlebihan dan terasa elegant. Hingga Anette tak sadar jika Juno memperhatikan dirinya yang masih terpesona dengan desain interior apartment tersebut.

      “Syarat pertama, mulai saat ini setiap pulang kerja kau harus kesini membersihkan apartmentku," ucapan Juno tersebut pun membuat Anette membelalakan matanya.

      “apa?!”

      Juno menyipitkan matanya, “kenapa, hmm? kau tidak mau? Baikah jika-“

      “iya-iya baiklah, puas?!” Anette mengerucutkan bibirnya sebal. Ia tak bisa membayangkan tenaganya akan terkuras habis oleh ulah adik bosnya tersebut.

          “Lumayan," jawab Juno sekenanya. Laki-laki tersebut tersenyum geli melihat wajah cemberut Anette yang malah terlihat menggemaskan.

...

Enak ya kamu An, cemberut aja masih ada yang muji kwkwk

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***