Daniel berjalan menikmati kota Samarinda di malam hari, Daniel memang terbiasa berjalan-jalan di malam hari.
saat di sebuah jalan yang cukup sepi Daniel melihat seseorang sedang kebinggungan karena mobilnya mogok.
Daniel hanya melihatnya dari jauh, tak lama ada segerombolan orang yang ingin melukai pria itu.
"cih, sampah," kata Daniel sambil tersenyum menyeringai.
para gerombolan itu mulai menyerang pria itu, meski melawan pria itu tetap kalah jumlah.
"woi... kalau berani jangan main keroyokan!" teriak Daniel sambil melepas penutup kepalanya.
"anak kecil mau ikut campur, cih, bereskan," kata pimpinan geng itu.
pria itu juga masih melawan para preman itu, empat preman menghampiri Daniel, "kau harus mati saat ini," kata preman berkepala plontos itu.
Daniel hanya menyeringai, Daniel langsung melayang kan pukulan dengan membabi buta.
keempat pria itu terkapar kesakitan apalagi Daniel mematahkan kaku salah satu penjahat itu.
melihat teman-teman nya terkapar, ketiga pria yang mengeroyok Billy pun kabur.
"pergi, atau kalian mati di sini!" bentak Daniel.
akhirnya mereka pun lari tunggang langgang, Daniel menghampiri Billy yang sudah babak belur.
"bapak tak apa-apa?" tanya Daniel dengan sopan.
"tak apa nak, hanya sedikit luka ringan, terima kasih ya," kata Billy sambil menahan sakit.
"lebih baik bapak istirahat, biar saya lihat mobil bapak," kata Daniel.
Billy pun mengangguk, Daniel mencoba memperbaiki mobil Billy, tak lama Daniel menemukan masalah mobil Billy.
Daniel membetulkan dengan cekatan, dan saat Daniel mencobanya mobil pun langsung menyala.
"kau hebat nak, kau juga sepantaran dengan putraku, siapa namamu?" tanya Billy.
"Daniel, apa bapak perlu supir, saya bisa mengantarkan pulang," kata Daniel.
"boleh nak, dan terima kasih aku begitu merepotkan mu," kata Billy.
"tidak pak, dan lain kali jangan lewat jalan sepi saat sendirian," kata Daniel.
merekapun mulai berkendara, Daniel begitu lancar mengendarai mobil, Billy bersyukur masih bertemu dengan pria baik.
"ya maklum tadi habis meninjau perkebunan sawit, saat pulang malah mogok, kamu sendiri kenapa sampai di tempat ini," tanya Billy.
"saya hanya sedang berjalan-jalan saja pak, tapi tak menyangka bisa sampai di tempat itu," jawab Daniel.
"tapi bapak beruntung bisa bertemu dengan mu, kalau tidak entah yang akan terjadi pada bapak," jawab Billy tersenyum.
Daniel merasa jika pria di sampingnya itu penuh dengan kasih sayang, terdengar dari tutur bahasa yang lembut.
Daniel menuju ke rumah yang sesuai arahan dari Billy, saat mobil Billy masuk ke arearu.ah terlihat Gabriel yang sudah siap pergi guna mencari sang papa.
"ayo turun dulu, aku perkenalkan pada keluargaku," kata Billy yang turun.
"papa," panggil Gabriel.
Billy langsung memeluk putranya itu, sedang Daniel terkejut melihat Gabriel memanggil pria itu papa.
"aduh ini kak Gabriel udah besar kok masih sensitive gini sih," kata Billy.
"papa sih dari tadi gak ada kabar, muka papa krnapa?" kata Gabriel.
"nanti papa jelasin, oh ya ini perkenalkan Daniel yang menolong papa tadi," kata Billy.
Gabriel yang melihat Daniel tersenyum," terima kasih bro, udah bantuin papaku, oh ya masuk dulu yuk," kata Gabriel merangkul Daniel.
Billy pun masuk bersama dua pria muda di belakang nya, baru juga masuk teriakan Adelia mengema.
"papa! kenapa baru pulang!" teriak Adel langsung memeluk Billy saat baru masuk rumah.
Daniel tersenyum sekilas melihat Adelia yang bahkan hanya mengenakan piyama dengan gambar hello Kitty.
"Adel, papa gak papa, untung ada pria muda ini yang menyelamatkan papa," kata Billy.
"siapa?" tanya Adelia.
Adel pun melepas pelukan Billy dan melihat ke belakang tubuh Billy, "kak Daniel!" teriak Adel yang langsung lari karena malu.
Billy binggung melihat tingkah Adelia, sedang Gabriel tertawa melihat Adelia salting, tak lama Bella pun menghampiri Billy.
Billy pun menceritakan semua kejadian yang menimpanya itu, Bella bersyukur karena tak terjadi apa-apa pada Billy.
"Adelia, bikin minum untuk Daniel, kenapa kamu malah masuk kamar!" teriak Gabriel.
"aduh maaf ya Daniel, rumah nya berisik," kata Bella.
"iya Tante, malah seru kalau begini, kalau Daniel kan cuma sendiri," jawab Daniel tersenyum.
"wait, sekarang kmu punya kami jadi jangan bilang sendiri, aku sudah anggap kmu jadi saudara sekarang," kata Gabriel.
"iya terima kasih," jawab Daniel.
terpaksalah Adelia membawa minum dengan baju piyama kesukaannya, sedang Daniel tersenyum pada Adelia.
"Adel, kenapa wajah mu merah, malu ya sama Daniel," ledek Gabriel.
"udah tau masih banyak omong ah kakak," jawab Adelia pergi begitu saja.
"kamu tak ingin menemani ku di sini, bersama keluarga mu," kata Daniel.
"gak Adelia masih banyak PR, kak Daniel sama kak Gabriel saja," kata Adelia pergi begitu saja.
"ah tak terasa gadis kecilku sudah dewasa," gumam Billy.
"iya pa, kita harus ekstra jaga Adelia, papa kan tau gadis itu bagaimana," kata Gabriel.
Billy mengangguk, malam itu Daniel menginap akibat permintaan Billy dan Bella, Gabriel pun senang saja.
besok pagi Gabriel akan mengantar Daniel, sebelum ke sekolah dan Ken berangkat bersama.
Adelia tak bisa tidur menginggat bagaimana senyum Daniel yang begitu manis, bahkan wajah itu terus terngiang.
Adelia pun memutuskan untuk berdiri di balkon kamarnya, tak sengaja dia melihat Gabriel yang juga berada di balkon.
Adelia binggung karena Daniel tengah bertelanjang dada, bahkan Adelia bisa melihat otot di tubuh Daniel.
Adelia langsung terduduk lemas melihat pemandangan indah itu, tak di duga Daniel sudah berada di pagar balkon milik Adelia.
"sudah puas pandangnya, kalau kurang ku bisa menyentuhnya," kata Daniel mengejutkan Adelia.
"A-" teriak Adel terhenti karena bekapan tangan Daniel.
"jangan berteriak aku tak kan melukai mu," kata Daniel melepas bekapan pada mulut Adelia.
"kakak membut ku takut, kakak kenapa belum tidur?" tanya Adelia.
"aku merindukan seseorang, sedang kamu kok belum tidur?" tanya Daniel.
"masih belum mengantuk," kata Adelia.
"sekarang tidurlah, semoga mimpi indah," kata Daniel mengusap pipi Adelia.
Adelia seakan tersihir hingga mengikuti perkataan Daniel, sedang Daniel melipat ke arah kamar tamu.
Adelia sedang salah tingkah memikirkan begitu dekat dengan Daniel barusan, bahkan detak jantung Adelia begitu cepat.
Daniel akan berusaha melindungi Adelia dari apapun, karena gadis itu telah mencuri perhatian dan semua perasaan nya.
pagi hari Adelia sudah bersiap ke sekolah, tapi dia tak mendapati Daniel maupun Gabriel.
"bunda, kemana kak Gabriel kok sudah gak ada?" tanya Adelia.
"dia sudah berangkat bersama dengan Daniel, kamu nanti bareng Daniyal dan Danish ya," kata Bella.
"iya bunda," jawab Adelia malas.
"cie, kakak cemberut gara-gara gak lihat kak Daniel," ledek Daniyal.
"diem gak, atau kakak hukum kalian," kata Adelia.
"coba aja, aku tinggal bilang kalau kakak suka jajan mie instan di sekolah," kata Danish berbisik.
"diem ya, ih kalian menyebalkan," kata Adelia.
"Adelia ini nanti kasih kak Gabriel dan Daniel ya, tadi bunda telat buat bekal untik mereka," kata Bella.
"siap laksanakan bunda," kata Adelia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments