Eps 04 (Janji)

***

Di rumah sakit

Arta dan Riska berjalan melewati lorong-lorong rumah sakit menuju kamar rawat yang ditempati oleh Denis. Dari kejauhan mereka melihat Martin dan Devi keluar dari ruangan Denis.

Mereka berdua langsung menghampiri Martin dan Devi.

"Ma Pa, bagaimana keadaan Om Denis" kata Riska dengan nada cemas, ia takut terjadi sesuatu dengan Denis.

"Eehh sayang, kenapa kalian ke sini? Seharusnya kalian istirahat saja di hotel, kalian pasti lelah setelah acara pernikahan tadi" ucap Devi tidak menjawab pertanyaan Riska.

"Tidak Ma, kami khawatir dengan keadaan Om Denis" ucap Riska.

"Sekarang Denis sudah tidak apa-apa, dokter sudah menanganinya dengan baik" kata Martin menjawab pertanyaan Riska.

"Baiklah Om, Tante. Kami masuk dulu" ucap Arta yang sedari tadi hanya diam.

"Kok manggilnya masih Om sama tante sih, panggilnya Mama sama Papa dong kan sudah jadi menantu Mama sama Papa" protes Devi pada Arta yang masih memanggilnya dengan sebutan tante.

"Eeh iya tan, maksudnya Ma Pa kami masuk dulu" kata Arta dengan gugup, ia tidak terbisa memanggil Martin dan Devi dengan sebutan Mama, Papa.

"Ya sudah kalian masuklah" kata Devi sembari tersenyum menatap Anak dan menantunya.

Arta dan Riska lalu masuk ke ruangan Denis, sementara Martin dan Devi kembali pulang ke rumah.

Di dalam ruangan terlihat Vivita yang sedang duduk di bangku samping kiri Denis menemani sang suami. Sementara Denis sedang terbaring lemah dengan selang oksigen yang berada di hidungnya.

"Mi" panggil Arta.

Vivita langsung menoleh ke arah Arta dan Riska yang baru saja datang. Ia tersenyum melihat kedatangan anak dan menantunya.

"Bagaimana keadaan Papi, Mi?" tanya Arta pada Vivita.

"Sudah jauh lebih baik sayang, dokter sudah menanganinya dengan sangat baik" jawab Vivita.

"Arta, kemarilah" ucap Denis dengan lirih.

Mendengar Sang Papi memanggil namanya, Arta pun langsung mendekati Denis.

“Ada apa Pi? Apa ada yang sakit? Apa ada yang Papi butuhkan?” Tanya Arta dengan nada khawatir. Ia takut jika jantung Papinya kembali sakit.

Denis hanya tersenyum melihat kekhawatiran Arta.

"Papi hanya ingin bicara sama kamu" kata Denis. Mata Denis lalu melirik ke arah istrinya, Vivita yang mengerti dengan tatapan Denis langsung mengajak Riska untuk keluar dari ruangan itu, karena Vivita tahu jika Denis hanya ingin berbicara berdua saja dengan Arta.

"Mau bicara apa Pi? "Ucap Arta setelah Maminya dan Riska meninggalkan ruangan itu.

"Arta Papi mohon sama kamu berjanjilah dengan Papi" kata Denis, berharap Arta mau berjanji untuknya.

"Berjanji untuk apa Pi?" tanya Arta heran, kenapa Papinya tiba-tiba memintanya untuk berjanji.

"Berjanjilah kamu akan mengabulkan keinginan Papi" ucap Denis lagi.

“Iya Pi. Arta janji, Arta akan mengabulkan semua keinginan Papi, selama Arta bisa” kata Arta. Sebenarnya, ia tidak tahu janji apa yang di inginkan sang Papi dari dirinya, tapi Arta mengiyakan saja saat Denis memintanya untuk berjanji karena menurutnya selama itu wajar-wajar saja, ia pasti akan menuruti semua permintaan Denis.

"Berjanjilah apapun yang akan terjadi nanti kamu tidak akan pernah meninggalkan Riska istrimu" katanya "Dan satu lagi Papi mohon sama kamu berikanlah segera seorang cucu untuk Papi" mohon Denis penuh harap pada Arta agar mau memenuhi semua keinginannya.

Denis merasa bersalah kepada Riska, karena anak sulungnya Ryo yang meninggalkan Riska sendiri di pernikahannya. Ia berharap Arta tidak seperti Ryo yang meninggalkan Riska, tapi Arta yang setia yang selalu ada bersama dengan Riska. Maka dari itu ia menyuruh anak bungsunya itu untuk berjanji kepadanya. Dan Denis juga sudah sangat menginginkan seorang cucu. Ia takut tidak sempat menggendong cucu pertamanya karena tadi dokter mengatakan jika penyakit yang di deritanya selama ini semakin parah.

Mendengar permintaan Papinya yang kedua membuat Arta terkejut, kenapa Denis meminta seorang cucu padanya?.

"Iya Pi Arta berjanji tidak akan meninggalkan Kak Riska. Tapi untuk memberikan Papi cucu maaf Arta sepertinya tidak bisa. Arta masih sekolah dan bagaimana mungkin aku memiliki seorang anak di usia seperti ini" kata Arta terkejut mendengar keinginan Papinya yang satu itu. Untuk permintaan Papinya yang satu itu Arta belum bisa memenuhinya, karena ia merasa belum siap untuk memiliki anak di usianya yang masih sangat muda apalagi ia masih berstatus sebagai pelajar SMA mana mungkin boleh punya anak.

"Papi mohon Arta penuhi lah keinginan terakhir Papi ini, Papi takut tidak mempunyai banyak waktu untuk bisa menemui cucu pertama Papi" kata Denis memohon. ia berharap Arta mau memenuhi keinginannya yang satu itu. Denis tahu Arta masih sangat muda untuk mempunyai seorang anak tapi keinginannya untuk bisa melihat cucu pertamanya juga sangat besar. Denis tidak menceritakan tentang penyakitnya yang bertambah parah.

"Papi jangan berkata seperti itu, aku yakin Papi Pasti sembuh" ucap Arta seraya menggenggam tangan Papinya yang terbebas dari selang infus.

"Papi sadar permintaan Papi ini sangat berlebihan, tapi papi mohon sama kamu kabulkanlah untuk Papi" ucap Denis dengan wajah sedih.

Melihat raut wajah Papinya yang terlihat sedih, dengan terpaksa Arta menyetujui semua keinginan Papinya, Walaupun itu semua terasa sangat berat untuk dirinya. Memiliki anak di usia yang masih sangat muda, oh no Arta tidak bisa membayangkannya.

"Baiklah Pi, aku akan segera memberikan Papi seorang cucu. Tapi Papi juga harus berjanji pada Arta untuk segera sembuh dari penyakit ini" ucap Arta. ia tidak tega melihat Papinya yang sakit. Jadi ia mengabulkan permintaan Papinya agar Papinya lebih semangat untuk sembuh dari penyakitnya.

"Terimakasih Arta. Iya Papi janji, Papi akan berusaha untuk sembuh. Papi ingin menggendong cucu pertama Papi" kata Denis dengan tersenyum bahagia.

"Iya Pi, sama-sama" jawab Arta juga ikut bahagia.

***

Sementara itu di kafe seberang rumah sakit, Vivita dan Riska duduk saling berhadapan dengan meja bundar sebagai penghalang di antara mereka.

"Riska Mami ingin bicara sesuatu sama kamu" kata Vivita tampak serius.

"Mau bicara apa Tante?" Tanya Riska.

"Riska jangan panggil Mami dengan sebutan Om dan Tante lagi. Kamu kan sudah menjadi menantu Mami dan Papi, panggil kami sama seperti Arta memanggil kami" ucap Vivita sambil tersenyum.

"Iya Mi" kata Riska tersenyum canggung.

"Maafkan Ryo ya Riska. Gara-gara Ryo kabur dari pernikahan kamu harus menikah dengan Arta." kata Vivita sambil menggenggam tangan Riska. Vivita merasa menyesal karena membiarkan Arta menikah dengan Riska.

"Iya Mi, Riska sudah memaafkan Ryo kok" kata Riska tersenyum getir mengingat yang terjadi di pernikahannya. Tapi apa daya Riska tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya bisa pasrah dan merelakan semuanya. Dia juga tidak menyalahkan siapapun atas kejadian ini, karena Riska tahu siapun tidak ingin ini terjadi, apalagi dirinya.

"Terimakasih karena sudah mau memaafkan Ryo, Mami tahu kamu adalah wanita yang sangat baik, maka dari itu Mami menjodohkan kamu dengan anak Mami" kata Vivita.

"Iya Mi, sama-sama" jawab Riska.

"Ini semua salah kami para orang tua, seharusnya kami tidak memaksa kalian untuk menikah" ucap Vivita "Seandainya saja Mami tahu Ryo akan kabur dari pernikahan, Mami tidak akan melanjutkan perjodohan kalian dan ini semua tidak akan terjadi. Ryo memang pernah mengatakan jika dia tidak ingin menikah denganmu, tapi kami tetap memaksanya untuk menikahimu" lanjut Vivita air matanya pun langsung berjatuhan, dia sangat menyesal mengingat perbuatannya dulu yang memaksa Ryo untuk menikahi Riska, menyebabkan anak bungsunya dan Riska menjadi korban dari perbuatan Ryo.

"Sudahlah tidak apa-apa Mi, mungkin ini sudah menjadi takdir Riska dan Arta" ucap Riska menenangkan Vivita.

"Maafkan Mami dan Papi juga ya Riska. Karena kami, kamu harus menikah dengan Arta yang masih kecil dan mungkin belum dewasa. Dan Mami mohon sama kamu untuk menjaga dan membimbing Arta, karena Mami tahu kamu lebih dewasa dari dia" kata Vivita penuh harap.

Jangan lupa like dan komennya💛

Terpopuler

Comments

Ulfa Zahra

Ulfa Zahra

masih di sini Thor
semangat selalu

2021-09-19

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 01 (Pernikahan)
2 Eps 02 (Pernikahan 2)
3 Eps 03 (Tidak ada cara lain)
4 Eps 04 (Janji)
5 Eps 05 (Kesepakatan)
6 Eps 06 (Pengumuman perjodohan)
7 Eps 07 (Omlet)
8 Eps 08 (Galau)
9 Eps 09 (Cerita yang mengantung)
10 Eps 10 (Penyesalan Denis)
11 Eps 11 (Arta Terpesona)
12 Eps 12 (Grup KUACI)
13 Eps 13 (Terpeleset)
14 Eps 14 (Salah paham karena pincang)
15 Eps 15 (Kaya gentong)
16 Eps 16 (Bau wangi VS Bau busuk)
17 Eps 17 (Mengalahkan aktor Korea)
18 Eps 18 (Ponsel Riska hilang)
19 Eps 19 (Perhatian Arta)
20 Eps 20 ( Mahasiswa baru)
21 Eps 21 (Bertemu kembali)
22 Eps 22 (Di rumah sakit)
23 Eps 23 (Menginap di rumah mertua)
24 Eps 24 (Misi Rahasia)
25 Eps 25 (Syarat yang menjebak)
26 Eps 26 (Jamu penyubur kandungan)
27 Eps 27 ( Tidur sekamar)
28 Eps 28 (Ruangan misterius)
29 Eps 29 (Masa kecil Arta)
30 Eps 30 (Poor Arta)
31 Eps 31 (Gadis kecil yang kuat)
32 Eps 32 (Hampir Telat)
33 Eps 33 (Tebar Pesona)
34 Eps 34 (Kerja sama)
35 Eps 35 (Ibu-ibu penghuni apartemen)
36 Eps 36 (menguji kesabaran)
37 Eps 37 (Menggoda iman)
38 Eps 38 (Tim ghibah)
39 Eps 39 (Calon mantu)
40 Eps 40 (Lomba berpasangan)
41 Eps 41 (Tidak memikirkan hadiah)
42 Eps 42 (Tak ada yang mau mengalah)
43 Eps 43 (Kalah)
44 Eps 44 (Acara puncak yang menyiksa)
45 Eps 45 (Pingsan)
46 Eps 46 (Khawatir berujung malu)
47 Eps 47 (Hanya mimpi)
48 Eps 48 (si Cantik)
49 Eps 49 (Udah unboxing belum)
50 Eps 50 (Primadona)
51 Pengumuman
52 Eps 51 (Mogok)
53 Eps 52 (Di marahi)
54 Eps 53 (Cinta pertama Riska)
55 Eps 54 (Berbelanja di mall)
56 Eps 55 (Tidak Cemburu)
57 Eps 56
58 Eps 57
59 Eps 58
60 Eps 59
61 Eps 60
62 Eps 61
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Eps 01 (Pernikahan)
2
Eps 02 (Pernikahan 2)
3
Eps 03 (Tidak ada cara lain)
4
Eps 04 (Janji)
5
Eps 05 (Kesepakatan)
6
Eps 06 (Pengumuman perjodohan)
7
Eps 07 (Omlet)
8
Eps 08 (Galau)
9
Eps 09 (Cerita yang mengantung)
10
Eps 10 (Penyesalan Denis)
11
Eps 11 (Arta Terpesona)
12
Eps 12 (Grup KUACI)
13
Eps 13 (Terpeleset)
14
Eps 14 (Salah paham karena pincang)
15
Eps 15 (Kaya gentong)
16
Eps 16 (Bau wangi VS Bau busuk)
17
Eps 17 (Mengalahkan aktor Korea)
18
Eps 18 (Ponsel Riska hilang)
19
Eps 19 (Perhatian Arta)
20
Eps 20 ( Mahasiswa baru)
21
Eps 21 (Bertemu kembali)
22
Eps 22 (Di rumah sakit)
23
Eps 23 (Menginap di rumah mertua)
24
Eps 24 (Misi Rahasia)
25
Eps 25 (Syarat yang menjebak)
26
Eps 26 (Jamu penyubur kandungan)
27
Eps 27 ( Tidur sekamar)
28
Eps 28 (Ruangan misterius)
29
Eps 29 (Masa kecil Arta)
30
Eps 30 (Poor Arta)
31
Eps 31 (Gadis kecil yang kuat)
32
Eps 32 (Hampir Telat)
33
Eps 33 (Tebar Pesona)
34
Eps 34 (Kerja sama)
35
Eps 35 (Ibu-ibu penghuni apartemen)
36
Eps 36 (menguji kesabaran)
37
Eps 37 (Menggoda iman)
38
Eps 38 (Tim ghibah)
39
Eps 39 (Calon mantu)
40
Eps 40 (Lomba berpasangan)
41
Eps 41 (Tidak memikirkan hadiah)
42
Eps 42 (Tak ada yang mau mengalah)
43
Eps 43 (Kalah)
44
Eps 44 (Acara puncak yang menyiksa)
45
Eps 45 (Pingsan)
46
Eps 46 (Khawatir berujung malu)
47
Eps 47 (Hanya mimpi)
48
Eps 48 (si Cantik)
49
Eps 49 (Udah unboxing belum)
50
Eps 50 (Primadona)
51
Pengumuman
52
Eps 51 (Mogok)
53
Eps 52 (Di marahi)
54
Eps 53 (Cinta pertama Riska)
55
Eps 54 (Berbelanja di mall)
56
Eps 55 (Tidak Cemburu)
57
Eps 56
58
Eps 57
59
Eps 58
60
Eps 59
61
Eps 60
62
Eps 61

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!