Mata yang Indah

TAP..!

Pandangan mata Hana dan laki laki itu bertemu.

"Deg deg deg..." Kenapa jantung gue berdetak kayak gini? Sorot matanya tajam namun menenangkan. Mata yang indah.

"Loe enggak apa apa kan?" membuyarkan lamunan Hana.

"Hemm." Hana membersihkan roknya yang kotor.

" Bisa pulang sendiri? Apa perlu gue anter?"

"Enggak apa apa gue bisa pulang sendiri owk, gue baik baik saja."

Hana menstarter dan melajukan motornya.

Gadis yang manis. Lelaki itu menatap kepergian Hana.

Keesokan harinya Hana berangkat sekolah seperti biasa.

" Pagi guys." Hana menghampiri Laura, Yusuf, dan Rizal.

" Hai." mereka kompak.

"Agung mana? Kok tumben belum kelihatan?"

"Kayaknya enggak berangkat deh, soalnya kemarin dia kan ada acara keluarga di luar kota." jelas Yusuf.

"Ooh." Laura mengambil tas dan memindahkanya di dekat Hana.

" Ngapain loe?" tanya Yusuf.

" Gue mau sebangku sama Hana, Agung kan enggak berangkat. Kasihan Hana kan kalau enggak ada teman sebangkunya?"

" Halah modus, bilang saja loe pengin nyontek Hana. Ntar kan ada ulangan matematika." dengus Yusuf.

" Itu juga betul, he he he."

"Cih." Hana menonyor kening Laura.

Kelas pun dimulai. Murid murid duduk dengan tenang, dengan wajah penuh ketegangan. Mereka mulai mengerjakan ulangan matematika. Waktu baru berjalan 30 menit, tiba tiba perut Hana sakit.

Sialan pakai acara mules, masih kurang 2 soal lagi.

"Bu izin ke toilet dulu, perut saya sakit." Hana berjalan tergesa ke arah toilet. Bu Ida hanya mengangguk sambil mengawasi murid yang lain.

Hana masuk ke dalam toilet. Ia terburu buru menyelesaikan panggilan perutnya.

" Hufft! Leganya..." setelah selesai ia bergegas keluar. Tiba tiba ia menghentikan langkahnya di depan toilet sebelahnya. Pintu toilet setengah terbuka, terlihat ada orang di dalamnya. Hana mendorong pintu perlahan sampai pintu terbuka.

Deg...! Jantung Hana seakan berhenti, matanya molotot seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat di depannya.

Sepasang kekasih tengah berciuman. Mereka saling ******* satu sama lain. Namun aktifitas mereka terhenti setelah menyadari keberadaan Hana.

" Ups..!! Sorry sorry..!! Enggak sengaja lihat... Lanjutin saja, anggep gue enggak lihat apa apa." muka Hana memerah merasa malu karena melihat secara live adegan yang biasa ia lihat di drakor.

Aduh mata gue ternoda, lagian ngapain juga sih main sosor di toilet sekolah, enggak ada akhlak banget. Kayak enggak ada tempat lain saja, mana tadi gue boker bau banget. Masa iya tadi enggak keganggu bau boker gue, he he.

Hana hendak melangkah ingin kembali ke kelas.

E ..Tunggu, kayaknya gue enggak asing deh sama cowoknya.

Hana kembali melongokan kepalanya untuk memastikan siapa cowok yang ada di dalam.

"Tap!"

Matanya bertemu dengan mata cowok itu.

Bener kan, si mata indah....!

Hana tersenyum canggung, " Sorry lagi, gue cuma mau bantu nutup pintu biar enggak ada yang lihat." Hana menutup pintu toilet lalu buru buru lari merasa sebagai pengganggu kembali ke dalam kelas. Mukanya masih memerah mengingat kejadian tadi.

Gila !! Mereka yang kepergok tapi malah gue yang malu.

" Kenapa loe Han, kok muka loe merah gitu? Masih mules?" selidik Laura.

Hana menggelengkan kepala melanjutkan ulangannya. Tak butuh waktu lama ia berhasil menyelesaikannya.

"Nih cepatan kalau mau nyontek, entar keburu bel." Hana sedikit menggeser jawabanya agar Laura bisa segera meyalin.

"Tett tett tett..!"

Waktu istirahat tiba.

"Ayo cepat kumpulkan hasil ulanganya...!" pinta Bu Ida. Murid murid berhambur keluar kelas.

" Makasih banget ya Han, loe memang the best, sahabat dan penyelamat gue. Padahal tadi sudah ditinggal ke toilet tapi masih bisa menyelesaikan semua soal, masih sisa banyak waktu lagi." puji Laura.

"Untung otak gue lumayan encer, kalau enggak gimana nasib loe?" Hana menyeruput es tehnya.

"Loe kan tau kalau gue paling alergi sama yang namanya matematika, lihat angka langsung auto puyeng, kecuali sama angka yang ada gambar pahlawannya. Ha ha ha"

Hana berdecak menggelengkan kepala.

" Suf !!?" Laura melambaikan tangan.

Yusuf bergegas menghampiri keduanya.

" Puas loe, senang?" menonyor dahi Laura.

" Ha ha ha, ya elah masa loe cemburu gue sebangku sama Hana, segitunya kah dirimu padaku?"

"Oekkk...!" Hana dan Yusuf serempak.

" Ngomong ngomong Rizal mana Suf kok enggak ikut ke sini?" Hana menyodorkan es ke Yusuf.

" Loe belum tau ya, Rizal lagi nguber nguber Selvi, anak 1B."

Hana dan Laura ber oh ria.

" Oh ya, entar pulang sekolah maen ke tempat gue ya, bantu gue ngabisin oleh oleh dari ortu gue sekalian belajar bareng." pinta Laura.

"Alah belajar bareng apaan? Paling ujung ujungnya juga main game." cela Yusuf.

" Idih enggak usah muna, loe sama Rizal kan yang paling doyan game, gue sama Hana mah paling cuma nungguin doang sambil nonton drakor."

Mendengar drakor, Hana nyengir teringat kembali dengan kejadian di toilet.

" Kenapa loe Han, nyengir enggak jelas?" selidik Laura.

"Gue tadi abis nonton live adegan drakor, ha ha ha"

"Hah.... Sumpah lho? Dimana, kapan?" desak Laura.

" Memang drakor pernah syuting disini ya?"

"Bukan gitu juga peA, gue kan tadi bilang 'adegan' bukan syuting."

"Apaan sih? Sumpah gue enggak ngeh."

Hana pun menceritakan kejadian yang ia lihat di toilet. Mereka serempak tertawa heboh.

" Gila loe ya Han, itu privasi orang tau. Loe enggak boleh seenaknya lihat!" Laura tersenyum melanjutkan ocehannya.

"Harusnya tadi loe rekam biar kita bisa lihat rame rame, ha ha ha."

"Sadis banget loe Ra."

"Tapi bener banget Han, memang seharusnya tadi loe rekam, biar kita bisa nobar. Kan seru banget."

Mereka tertawa lagi membayangkan betapa canggung dan malunya Hana. Tiba tiba tawa Hana terhenti, ia merasa ada yang mengawasi. Kepalanya menengok ke kanan dan kiri menyelidik.

"Tap."

Matanya bertemu lagi dengan si pemilik mata yang indah. Tatapan Hana terkunci di sana. Entah mengapa ia selalu sulit untuk berpaling dari mata itu.

Mampus gue, dia denger enggak ya omongan gue barusan. Bego banget sih gue, ya jelas dengar lah. Tapi entah mengapa alih alih takut kok gue malah seneng dengan tatapan itu ya, matanya seperti punya kekuatan gaib yang menarik siapapun yang menatapnya untuk menyelam ke dalamnya.

Hana masih diam, tatapannya masih belum beralih.

"Heh malah bengong, lagi menghayati ya?" jentikan jari Yusuf menyadarkan lamunan Hana.

" Apaan sih? Najis banget." Hana mencuri pandang ke arah mata indah itu, dan ya mata itu masih tetap menatapnya.

" Yuk guys balik ke kelas, sebentar lagi jam istirahat selesai."

Mereka berjalan bersama kembali ke kelas.

" Han loe jadi kan main ke rumah gue?"

Hana menepuk keningnya, "Aduh gue lupa, sorry Ra gue enggak bisa. Gue harus latihan lukis sama pak Gun."

Laura menatap penuh tanya.

" Gue lupa enggak cerita sama loe, kemarin gue diminta Pak Gun buat ikutan lomba lukis minggu depan, dan buat persiapan seminggu ini habis pulang sekolah gue diminta latihan gitu."

" Yah.... Entar enggak asik dong kalau cuma bertiga. Sama saja gue sendirian nungguin Yusuf sama Rizal main game." Laura terlihat kecewa.

Hana menyatukan tangannya di depan dada sambil mengedip ngedipkan mata," Sorry ya.... "

Laura tersenyum, " Iya iya. Enggak apa apa, loe kalau latihan yang bener biar bisa juara."

" Siap boss".

" Han kita pulang dulu ya, hati hati lho di sini sendirian."

Hana melambaikan tangan ke arah 3 sahabatnya. Ia duduk di taman sekolah memainkan ponselnya menunggu latihan dimulai.

Huft, seharusnya kemarin gue minta no wa Pak Gun biar enggak kelamaan nunggu di sini, mana ruang seni masih belum dibuka lagi.

" Heh..!! Hana!!" seorang gadis menghampirinya dengan tatapan tak bersahabat.

"Ya? Siapa ya? Kayaknya gue enggak kenal sama loe deh."

" Enggak usah pura pura lupa deh loe, gue ingetin sama loe ya. Jangan sekali kali ngaduin kejadian tadi ke guru atau siapapun!"

Hana mencoba mengingat dan.... Yup ternyata dia adalah pemeran cewek adegan drakor di toilet. Sebenarnya Hana enggak terlalu ingat dengan wajah pemeran cewek karena ia hanya fokus pada mata indah yang selalu membuatnya terpaku.

"Ohhhh jadi itu loe? Tenang enggak usah kawatir gue bukan tipe orang pengadu owk." wajah Hana datar.

"Denger baik baik kalau sampai loe berani ngadu, gue bakal_..." Hana mencekal tangan cewek itu yang mendorong bahunya. Ia menekannya dengan kuat sampai si pemilik meringis kesakitan.

"Loe bakal apa ?" Hana menatap tajam.

"Gue tadi sudah bilang kan kalau gue bukan pengadu. Asal loe tau ya, gue sebenernya paling males kalau harus ribut sama cewek. Tapi karena loe nyolot duluan maka gue ladenin dech. Gue tegesin ke loe dan perlu loe ingat baik baik. ITU BUKAN URUSAN GUE DAN ENGGAK ADA GUNANYA JUGA GUE NGURUSIN LOE. ENGGAK PENTING!" Hana melepaskan tangannya dengan kasar melirik ke tag nama cewek itu.

"Paham Kak VINA?" penuh penekanan dan dengan sorot mata yang tajam.

Vina pergi dengan wajah memerah, entah itu kesal, malu, atau kesakitan.

Di kejauhan ada sepasang mata indah yang sedari tadi mengawasi mereka.

Bar bar juga....Gadis yang unik.

Terpopuler

Comments

Lala Nayla

Lala Nayla

siapa tuh si mata indah??

2021-11-21

2

lihat semua
Episodes
1 Sekolah Baru
2 Best Friend Selalu
3 Group Lukis
4 Mata yang Indah
5 Latihan Bersama
6 Rumus Cinta
7 Hari yang Dinanti
8 Senja di Pantai Selalu Indah
9 Pasangan yang Cocok
10 Seorang Dewa
11 Hitam Putih
12 Bioskop part 1
13 Bioskop part 2
14 Ini Cinta
15 Perfect Night
16 Bolu dan Susu Jahe
17 Panggilan Malam
18 Mimpi
19 Jangan Bilang Tidak
20 Olah Raga Pagi
21 Si Pencuri
22 Sisi Berbeda
23 Makan Malam
24 Bianglala
25 Hati untuk Hana
26 Janji
27 Be Better
28 Bahagia
29 Kehilangan
30 Membuka Hati
31 Sebuah Awal
32 Keputusan
33 Dilema
34 Senja Hana dan Dewa
35 Life Must Go On
36 Merajut Mimpi
37 Berakhir Sebelum Dimulai
38 Cinta adalah Segitiga dan Lingkaran
39 Kejutan
40 Patah Hati
41 Karaoke
42 Mati Lampu
43 Marry Me
44 Menginap
45 Mantu Idaman
46 Ojek Pagi
47 Calon Suami
48 Kau Milikku
49 Ipar
50 Brother
51 Tembak Dia
52 Sang Kyai
53 The Only One
54 Deja Vu
55 Ramekan Cafe
56 Temu Keluarga
57 Gadis Rahasia
58 Di Antara Sahabat
59 Hang Out 1
60 Hang Out 2
61 MC Novel CEO
62 Mbak Kurir
63 Marah
64 Menginap 2
65 Mertua Rasa Teman
66 Sambal Panas
67 Pingitan
68 Obrolan Malam
69 Pertama
70 Pertemuan
71 Lamaran
72 Haruskah Sekarang?
73 Proses yang Melelahkan
74 Tamu Tak Diundang
75 Jalan Mudah Ke Surga
76 Menghilang
77 Malam Penuh Warna
78 Malam Pengantin
79 Skenario Balasan
80 Dia Juga Ibuku
81 Ada Apa Dengan Evi?
82 Siang Pertama
83 Mode Senyap
84 Aku Menyerah
85 My Cute Husband
86 Terbang ke Awan
87 Canal of Amsterdam
88 I Amsterdam
89 Negeri Dongeng
90 Russel Van Nero
91 Kehangatan Di Musim Dingin
92 Keluarga Bahagia
93 Dia Sangat Mencintainya
94 Kita Adalah Keluarga
95 Ayah dan Anak
96 Jangan Panggil Aku Ayah
97 Hadiah dan Hukuman
98 Kehangatan Susu Jahe
99 Semangat Baru
100 Untaian Kenangan
101 Sayonara
102 Hadiah Tidak Terduga
103 Home Sweet Home
104 Dawet Legit
105 Menerobos
106 Home Sweet Home 2
107 Hak yang Dipertanyakan
108 Amarah
109 Berselisih
110 About Evi
111 Penyemangat Hidup
112 Tamu Agung
113 Berita Baik
114 Posesif
115 Confident
116 Menuntut kebebasan
117 Gerakan Kemerdekaan
118 New Normal
119 Dokter Raisa
120 Dokter Raisa 2
121 Jatuh di Lubang yang Sama?
122 Siap Boss
123 Sudah Jatuh Masih Tertimpa
124 Peanuts Strawberry
125 Peanuts Strawberry 2
126 Shoping
127 Miss Yuyun
128 The Sultan
129 Sebuah Pengakuan
130 Drama Toilet
131 Keributan
132 No Doubt in Us
133 Mine is Yours
134 Gelak Tawa
135 Jangkrik dan Anaconda
136 Strange Guest
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Sekolah Baru
2
Best Friend Selalu
3
Group Lukis
4
Mata yang Indah
5
Latihan Bersama
6
Rumus Cinta
7
Hari yang Dinanti
8
Senja di Pantai Selalu Indah
9
Pasangan yang Cocok
10
Seorang Dewa
11
Hitam Putih
12
Bioskop part 1
13
Bioskop part 2
14
Ini Cinta
15
Perfect Night
16
Bolu dan Susu Jahe
17
Panggilan Malam
18
Mimpi
19
Jangan Bilang Tidak
20
Olah Raga Pagi
21
Si Pencuri
22
Sisi Berbeda
23
Makan Malam
24
Bianglala
25
Hati untuk Hana
26
Janji
27
Be Better
28
Bahagia
29
Kehilangan
30
Membuka Hati
31
Sebuah Awal
32
Keputusan
33
Dilema
34
Senja Hana dan Dewa
35
Life Must Go On
36
Merajut Mimpi
37
Berakhir Sebelum Dimulai
38
Cinta adalah Segitiga dan Lingkaran
39
Kejutan
40
Patah Hati
41
Karaoke
42
Mati Lampu
43
Marry Me
44
Menginap
45
Mantu Idaman
46
Ojek Pagi
47
Calon Suami
48
Kau Milikku
49
Ipar
50
Brother
51
Tembak Dia
52
Sang Kyai
53
The Only One
54
Deja Vu
55
Ramekan Cafe
56
Temu Keluarga
57
Gadis Rahasia
58
Di Antara Sahabat
59
Hang Out 1
60
Hang Out 2
61
MC Novel CEO
62
Mbak Kurir
63
Marah
64
Menginap 2
65
Mertua Rasa Teman
66
Sambal Panas
67
Pingitan
68
Obrolan Malam
69
Pertama
70
Pertemuan
71
Lamaran
72
Haruskah Sekarang?
73
Proses yang Melelahkan
74
Tamu Tak Diundang
75
Jalan Mudah Ke Surga
76
Menghilang
77
Malam Penuh Warna
78
Malam Pengantin
79
Skenario Balasan
80
Dia Juga Ibuku
81
Ada Apa Dengan Evi?
82
Siang Pertama
83
Mode Senyap
84
Aku Menyerah
85
My Cute Husband
86
Terbang ke Awan
87
Canal of Amsterdam
88
I Amsterdam
89
Negeri Dongeng
90
Russel Van Nero
91
Kehangatan Di Musim Dingin
92
Keluarga Bahagia
93
Dia Sangat Mencintainya
94
Kita Adalah Keluarga
95
Ayah dan Anak
96
Jangan Panggil Aku Ayah
97
Hadiah dan Hukuman
98
Kehangatan Susu Jahe
99
Semangat Baru
100
Untaian Kenangan
101
Sayonara
102
Hadiah Tidak Terduga
103
Home Sweet Home
104
Dawet Legit
105
Menerobos
106
Home Sweet Home 2
107
Hak yang Dipertanyakan
108
Amarah
109
Berselisih
110
About Evi
111
Penyemangat Hidup
112
Tamu Agung
113
Berita Baik
114
Posesif
115
Confident
116
Menuntut kebebasan
117
Gerakan Kemerdekaan
118
New Normal
119
Dokter Raisa
120
Dokter Raisa 2
121
Jatuh di Lubang yang Sama?
122
Siap Boss
123
Sudah Jatuh Masih Tertimpa
124
Peanuts Strawberry
125
Peanuts Strawberry 2
126
Shoping
127
Miss Yuyun
128
The Sultan
129
Sebuah Pengakuan
130
Drama Toilet
131
Keributan
132
No Doubt in Us
133
Mine is Yours
134
Gelak Tawa
135
Jangkrik dan Anaconda
136
Strange Guest

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!