Group Lukis

"Teettt...teetttt...teettttt."

Bel berbunyi tanda pelajaran telah usai.

" OK, sampai di sini dulu, jangan lupa tugasnya dikumpulkan di pertemuan selanjutnya." ucap Bu Ida guru matematika.

"Ya Bu..!!" jawab sekelas kompak, mereka pun berkemas dan berhamburan pulang.

Hana masih duduk di bangkunya. Rizal dan Yusuf sudah bergegas keluar kelas.

" Guys kita duluan ya, entar mau footsal. Gung loe serius enggak ikut main?"

" Enggak bro ntar gue ada acara keluarga." jawab Agung.

" Lah loe enggak pulang Han?" Agung sudah mengambil tas, siap untuk keluar kelas.

" Enggak, gue sama Laura ada ekstra lukis, dari pada pulang trus ntar ke sini lagi malah telat?"

" Ya udah gue cabut dulu ya, dada HanRa..."

"Enggak usah disingkat juga kali, masak iya gue sama Hana jadi HanRa?" Laura mengambil tas bersiap untuk keluar.

"He he he tapi kalian pantes kali." ledek Agung.

" Sialan loe....!" Hana memukul lengan Agung.

" Aww, sakit tahu." Agung mengelus tangannya.

"Ayo Han cari cemilan dulu." Laura dan Hana beranjak keluar. Mereka menikmati sepiring siomay dan segelas es teh.

"Ah kenyang, lumayan lah buat penunda lapar, he he he." Laura mengelus perutnya.

"Sudah yuk kita masuk ke ruang seni, kayaknya sudah mau mulai." Mereka bergegas menuju ruang seni.

" Kok sepi ya Han, kita enggak salah jadwal kan?"

" Enggak kok, dah bener tempat dan waktunya." Hana mantab dan segera duduk.

"Ternyata begini ya rasanya menunggu, biasanya kan gue yang ditunggu." kelakar Hana.

Selang beberapa menit, mulai ada beberapa siswa memasuki ruangan. Mata Laura terbelalak saat melihat sosok yang ia kagumi berada di sana.

" Han, ada Kak Rayhan." bisiknya sambil tersenyum bahagia.

"Hmmmm..." Hana cuek sambil menoleh ke kiri dan kanan, merasa heran karena ternyata peminat ekstra lukis sangat sedikit. Di ruang itu hanya ada 8 murid.

" Selamat siang semua, selamat datang di group seni lukis. Perkenalkan saya Gunawan, saya akan membimbing group ini ke depannya." ujar pria bertubuh gendut, berumur sekitar 40an.

" Siang pak...!" mereka serempak menjawab.

"Sebelum dimulai silakan kalian perkenalkan diri dulu biar tambah akrab, dan jangan heran kalau peminat group lukis dari dulu memang paling sedikit, dibanding group yang lain, tap-"

" Maaf Pak saya ga jadi ikut group ini." salah seorang murid menyela dan keluar meninggalkan ruangan.

" Oh ya enggak apa apa, silakan ada yang mau mundur lagi, mungkin menyesal karena ternyata group ini sangat tidak populer, he he he." Pak Gun menatap murid murid di depannya sambil tersenyum.

"Oke kalau sudah enggak ada lagi mari kita mulai acara perkenalan, silakan anggota yang baru untuk memperkenalkan diri." senyum pak Gunawan.

" Dimulai dari kamu." pak Gun meunjuk ke arah Hana.

" Halo nama saya Hana salam kenal." berdiri sambil menganggukan kepala.

" Saya Laura dari kelas 1A." tersenyum manis ke arah Rayhan.

" Saya Thomas."

"Ok selamat bergabung untuk anggota yang baru. Mari kita mulai, silakan kalian membuat lukisan sebagus mungkin karena nanti saya akan menyeleksi hasil lukisan kalian, dan saya akan memilih orang untuk saya ikut sertakan di lomba lukis. Dan perlu kita berbangga diri karena tahun kemarin Rayhan berhasil menjadi juara 2 tingkat provinsi."

" Prokk..prok..prok.." semua bertepuk tangan berdecak kagum.

"Ternyata Kak Rayhan memang hebat, enggak salah gue mengaguminya, ya kan Han?" lirih Laura.

Hana tidak menanggapi Laura yang lagi kesengsem senyum senyum ga jelas, tapi dalam hatinya ia membenarkan ucapan Laura.

Ternyata ia hebat juga.

Dua jam pun berlalu. Hana dan Laura berjalan beriringan menuju parkiran motor.

"Ternyata loe jago lukis juga ya Han, gue enggak nyangka hasil sketsa loe tadi bagus banget, pak Gun juga muji loe."

" He he he, memang gue jago, loe saja yang enggak tau. Makanya jangan terlalu fokus sama pujaan loe, gambar gue juga lumayan owk." cibir Hana.

" Iya... iya... tapi kan hati gue udah terlanjur buat Kak Rayhan tersayang, masa' iya gue harus menjatuhkan hati gue ma loe?" Laura menekan kedua pipi Hana sambil memonyongkan bibirnya.

" Ih apaan sih? Najis banget si Ra gue juga masih normal kali." Hana menampik tangan Laura. Keduanya tertawa sambil berjalan.

"Bruuuk.!!!"

Laura menabrak punggung seseorang.

" E... maaf maaf enggak sengaja." Laura mengelus hidungnya.

Si pemilik punggung menoleh, " Ya enggak apa apa, lain kali kalau jalan lihat depan, loe enggak apa apa kan?"

Laura terbengong sambil tersenyum, " Kak Rayhan......"

Rayhan memandang Laura dan Hana kemudian berlalu menuju motornya.

Kak Rayhan memang perfect, idaman gue banget. Tampan, bertalenta, baik lagi. Tiap hari kejedot dia gue juga enggak papa..he.he .

Laura masih hanyut dalam pikiranya.

" Sadar oi...! Pujaan loe sudah pergi." tepukan Hana di bahu Laura menyadarkanya. Laura celingukan mencari sosok Rayhan tapi sudah tak terlihat.

"He he he.. Gue jadi semangat ikut group lukis ini Han, enggak salah gue ngikutin loe, loe memang sahabat gue yang baik bisa membimbing gue ke jalan yang benar." Laura memegang bahu Hana memandangnya dengan penuh kepastian.

"Uwek..! Tersentuh gue sama kata kata loe sampai mau muntah. Bilang saja loe semangat karena ada Kak Rayhan." Hana mendorong kening Laura.

"He he, itu juga benar." Laura mulai melangkahkan kakinya. Hana berjalan di belakangnya menatap punggung sahabatnya itu.

Gue heran kenapa bisa orang mengagumi seseorang sampai seperti itu. Mungkinkah nanti suatu saat gue juga akan merasakanya, menjadi tergila gila dengan seseorang sampai terlihat aneh.

Mereka sudah sampai di parkiran. Laura sudah melajukan motornya. Hana bersiap untuk menstarter motor saat tiba tiba namanya dipanggil.

" Hana, tunggu !"

"Pak Gunawan?" Hana menengok.

Pak Gunawan meminta Hana untuk mengikuti lomba melukis minggu depan.

" Kok mendadak banget si Pak? Lagian saya kan baru pertama ikut kelas melukis, mending yang udah senior saja deh Pak."

" Saya sudah pikirkan Han, hasil sketsa kamu tadi bagus, kamu punya potensi. Mau ya...?" bujuknya sambil memasang wajah penuh harap.

" Iya deh Pak, sekalian buat pengalaman. Tapi saya enggak janji kalau bisa menang."

" Ok, enggak masalah. Mulai besok pulang sekolah kita latihan ya di ruang seni, buat pemantaban. "

" Baiklah Pak, saya mohon diri dulu."

Hana melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Ia masih berpikir dengan keputusanya ikut lomba .

Bener enggak ya, gue ikut lomba itu...? Lombanya kan kurang seminggu , berarti kesempatan latihan bentar banget. Gue belum punya pengalaman ikut lomba melukis lagi, apa gue batalin saja? Janganlah, masa' iya belum perang sudah nyerah duluan.

" Brommmm, broommm, brommmm...." ia dikejutkan dengan suara knalpot, hingga keseimbanganya goyah dan terjatuh.

"Aaoww.!" teriaknya

Motor yang tadi mengagetkanya pun berhenti dan menghampirinya.

Hana berusaha menegakan motornya.

" Loe enggak apa apa kan?" pengendara itu ikut membantu menegakan motor Hana.

" Sakit lah, namanya juga jatuh apanya yang enggak apa apa." ketus Hana.

" Sini gue bantuin, gue minta maaf."

Terpopuler

Comments

Lala Nayla

Lala Nayla

up up up

2021-04-20

3

lihat semua
Episodes
1 Sekolah Baru
2 Best Friend Selalu
3 Group Lukis
4 Mata yang Indah
5 Latihan Bersama
6 Rumus Cinta
7 Hari yang Dinanti
8 Senja di Pantai Selalu Indah
9 Pasangan yang Cocok
10 Seorang Dewa
11 Hitam Putih
12 Bioskop part 1
13 Bioskop part 2
14 Ini Cinta
15 Perfect Night
16 Bolu dan Susu Jahe
17 Panggilan Malam
18 Mimpi
19 Jangan Bilang Tidak
20 Olah Raga Pagi
21 Si Pencuri
22 Sisi Berbeda
23 Makan Malam
24 Bianglala
25 Hati untuk Hana
26 Janji
27 Be Better
28 Bahagia
29 Kehilangan
30 Membuka Hati
31 Sebuah Awal
32 Keputusan
33 Dilema
34 Senja Hana dan Dewa
35 Life Must Go On
36 Merajut Mimpi
37 Berakhir Sebelum Dimulai
38 Cinta adalah Segitiga dan Lingkaran
39 Kejutan
40 Patah Hati
41 Karaoke
42 Mati Lampu
43 Marry Me
44 Menginap
45 Mantu Idaman
46 Ojek Pagi
47 Calon Suami
48 Kau Milikku
49 Ipar
50 Brother
51 Tembak Dia
52 Sang Kyai
53 The Only One
54 Deja Vu
55 Ramekan Cafe
56 Temu Keluarga
57 Gadis Rahasia
58 Di Antara Sahabat
59 Hang Out 1
60 Hang Out 2
61 MC Novel CEO
62 Mbak Kurir
63 Marah
64 Menginap 2
65 Mertua Rasa Teman
66 Sambal Panas
67 Pingitan
68 Obrolan Malam
69 Pertama
70 Pertemuan
71 Lamaran
72 Haruskah Sekarang?
73 Proses yang Melelahkan
74 Tamu Tak Diundang
75 Jalan Mudah Ke Surga
76 Menghilang
77 Malam Penuh Warna
78 Malam Pengantin
79 Skenario Balasan
80 Dia Juga Ibuku
81 Ada Apa Dengan Evi?
82 Siang Pertama
83 Mode Senyap
84 Aku Menyerah
85 My Cute Husband
86 Terbang ke Awan
87 Canal of Amsterdam
88 I Amsterdam
89 Negeri Dongeng
90 Russel Van Nero
91 Kehangatan Di Musim Dingin
92 Keluarga Bahagia
93 Dia Sangat Mencintainya
94 Kita Adalah Keluarga
95 Ayah dan Anak
96 Jangan Panggil Aku Ayah
97 Hadiah dan Hukuman
98 Kehangatan Susu Jahe
99 Semangat Baru
100 Untaian Kenangan
101 Sayonara
102 Hadiah Tidak Terduga
103 Home Sweet Home
104 Dawet Legit
105 Menerobos
106 Home Sweet Home 2
107 Hak yang Dipertanyakan
108 Amarah
109 Berselisih
110 About Evi
111 Penyemangat Hidup
112 Tamu Agung
113 Berita Baik
114 Posesif
115 Confident
116 Menuntut kebebasan
117 Gerakan Kemerdekaan
118 New Normal
119 Dokter Raisa
120 Dokter Raisa 2
121 Jatuh di Lubang yang Sama?
122 Siap Boss
123 Sudah Jatuh Masih Tertimpa
124 Peanuts Strawberry
125 Peanuts Strawberry 2
126 Shoping
127 Miss Yuyun
128 The Sultan
129 Sebuah Pengakuan
130 Drama Toilet
131 Keributan
132 No Doubt in Us
133 Mine is Yours
134 Gelak Tawa
135 Jangkrik dan Anaconda
136 Strange Guest
Episodes

Updated 136 Episodes

1
Sekolah Baru
2
Best Friend Selalu
3
Group Lukis
4
Mata yang Indah
5
Latihan Bersama
6
Rumus Cinta
7
Hari yang Dinanti
8
Senja di Pantai Selalu Indah
9
Pasangan yang Cocok
10
Seorang Dewa
11
Hitam Putih
12
Bioskop part 1
13
Bioskop part 2
14
Ini Cinta
15
Perfect Night
16
Bolu dan Susu Jahe
17
Panggilan Malam
18
Mimpi
19
Jangan Bilang Tidak
20
Olah Raga Pagi
21
Si Pencuri
22
Sisi Berbeda
23
Makan Malam
24
Bianglala
25
Hati untuk Hana
26
Janji
27
Be Better
28
Bahagia
29
Kehilangan
30
Membuka Hati
31
Sebuah Awal
32
Keputusan
33
Dilema
34
Senja Hana dan Dewa
35
Life Must Go On
36
Merajut Mimpi
37
Berakhir Sebelum Dimulai
38
Cinta adalah Segitiga dan Lingkaran
39
Kejutan
40
Patah Hati
41
Karaoke
42
Mati Lampu
43
Marry Me
44
Menginap
45
Mantu Idaman
46
Ojek Pagi
47
Calon Suami
48
Kau Milikku
49
Ipar
50
Brother
51
Tembak Dia
52
Sang Kyai
53
The Only One
54
Deja Vu
55
Ramekan Cafe
56
Temu Keluarga
57
Gadis Rahasia
58
Di Antara Sahabat
59
Hang Out 1
60
Hang Out 2
61
MC Novel CEO
62
Mbak Kurir
63
Marah
64
Menginap 2
65
Mertua Rasa Teman
66
Sambal Panas
67
Pingitan
68
Obrolan Malam
69
Pertama
70
Pertemuan
71
Lamaran
72
Haruskah Sekarang?
73
Proses yang Melelahkan
74
Tamu Tak Diundang
75
Jalan Mudah Ke Surga
76
Menghilang
77
Malam Penuh Warna
78
Malam Pengantin
79
Skenario Balasan
80
Dia Juga Ibuku
81
Ada Apa Dengan Evi?
82
Siang Pertama
83
Mode Senyap
84
Aku Menyerah
85
My Cute Husband
86
Terbang ke Awan
87
Canal of Amsterdam
88
I Amsterdam
89
Negeri Dongeng
90
Russel Van Nero
91
Kehangatan Di Musim Dingin
92
Keluarga Bahagia
93
Dia Sangat Mencintainya
94
Kita Adalah Keluarga
95
Ayah dan Anak
96
Jangan Panggil Aku Ayah
97
Hadiah dan Hukuman
98
Kehangatan Susu Jahe
99
Semangat Baru
100
Untaian Kenangan
101
Sayonara
102
Hadiah Tidak Terduga
103
Home Sweet Home
104
Dawet Legit
105
Menerobos
106
Home Sweet Home 2
107
Hak yang Dipertanyakan
108
Amarah
109
Berselisih
110
About Evi
111
Penyemangat Hidup
112
Tamu Agung
113
Berita Baik
114
Posesif
115
Confident
116
Menuntut kebebasan
117
Gerakan Kemerdekaan
118
New Normal
119
Dokter Raisa
120
Dokter Raisa 2
121
Jatuh di Lubang yang Sama?
122
Siap Boss
123
Sudah Jatuh Masih Tertimpa
124
Peanuts Strawberry
125
Peanuts Strawberry 2
126
Shoping
127
Miss Yuyun
128
The Sultan
129
Sebuah Pengakuan
130
Drama Toilet
131
Keributan
132
No Doubt in Us
133
Mine is Yours
134
Gelak Tawa
135
Jangkrik dan Anaconda
136
Strange Guest

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!