Mobil yang dikendarai papah Andre dan Mama Anisha memasuki halaman parkir bandara, papah Andre memarkirkan mobilnya di tempat parkir yang sudah di sediakan oleh pihak bandara, dan mereka berdua keluar dari mobil saling bergandengan tangan berjalan menuju ruang tunggu bandara.
Saat mereka berjalan kearah ruang tunggu tersebut, terdengar ponsel Mamah Anisha berdering.
"Assalamualaikum Mah" sapa suara di seberang sana.
"Waalaikumsalam Sayang" jawab mamah Anisha.
"Mamah sama Papah di mana sekarang?Almi pulang kalian tidak ada" ucap Almi anak kedua Mamah Anisha dan papah Andre.
Almira gadis 17 tahun yang masih bersekolah di sekolah menengah atas kelas 11.
"Kamu sudah pulang Sayang, ini kan baru jam 11 siang, masa sudah pulang" ucap Mamah Anisha.
" Tadi semua gurunya rapat mah, jadi semua siswanya dipulangkan" ucap Almira.
" Oh gitu " jawab singkat mamah Anisha.
"papah mana Mah?" tanyanya pada mamahnya.
"Ada, sama Mamah" jawab mamah Anisha.
Papah Andre tersenyum, kemudian mengambil ponsel istrinya yang masih berhubungan pada sang anak.
" kenapa Sayang ? kangen ya sama papah?" Goda papah Andre pada anak Bungsunya itu.
" ya iyalah pah kangen, secara gitu loh papah Almi kan yang selalu bikin para wanita kangen hehehe, kalau Almi nggak dengar suara papah, perasaan Almi kayak gimana gitu" ucap Almira.
"hahaha.... kamu ini bisa aja bikin papah klepek-klepek "ucap papah Andre
" hahaha" suara mereka tertawa, begitulah kalau Almira dan papahnya ngobrol, selalu asyik aja dan penuh canda tawa.
"Oh ya..papah dan mamah di mana sih sekarang?" tanya Almira.
"Mamah sama papah di bandara, jemput Kak Biyas dan Kak Dita" ucap papahnya pada anak bungsunya tersebut.
" ya papah curang!..Almi nggak diajak" protes nya.
" sayang kamu kan tadi sekolah masa mau izin sih" ujar papah Andre.
"Bisa aja kali pah, kan bisa dibilang mau jemput saudara gitu, papah kan pintar tuh,bikin alasan kalau papah yang ngomong pasti aja dibolehin, kan papah pinter ngegombal tuh," ucap Almi lagi
"Itukan sama aja ijin namanya, ntar kalau papah ngegombal lagi mamah mu berubah jadi singa lapar lho" ucap papah Andre seraya melirik sang istri yang tersenyum manis padanya.
" hahaha" papah Andre dan Almi tertawa.
"Almi kesana ya pah, Almi ingin ikut jemput kakak juga" rengeknya.
" Oke sayang, minta antar sama pak Gito ya" ucap papah Andre.
" Siap bos" ucapnya seraya memutus teleponnya pada orang tuanya setelah sama-sama mengucapkan salam.
papah Andre tersenyum dan menyerahkan ponsel istrinya kembali.
"Almira mau ke sini sayang?" tanya Mamah Anisha.
papah Andre hanya mengangguk.
" Anak itu tidak bisa jauh jauh sama kamu Sayang" ucap Mamah Anisha, seraya menggelengkan kepalanya.
" Namanya juga anak cewek sayangku, sama seperti kamu yang tidak bisa jauh dari ku "ucap papah Andre Seraya mencubit pelan hidung istrinya.
Mereka sama-sama tersenyum, berjalan masuk kedalam ruang tunggu dan duduk di kursi yang sudah disediakan.
mamah Anisha dan papah Andre asyik ngobrol dan sesekali tertawa pelan, mengingat masa-masa bersama dengan para sahabat yang sudah berjauhan.
Tiba-tiba mata mamah Anisha dan papah Andre ditutup dari belakang oleh kedua anaknya menggunakan kedua tangan mereka masing-masing.
Papah Andre meraba tangan gadis cantik yang mewarisi kecantikan wajah perpaduan antara cantik dan tampan, mamah Anisha juga meraba tangan anak lelakinya yang ketampanan nya melebihi sang papah.
Saat kedua orang tua mereka, membuka tangan kedua anaknya yang menempel di kedua mata mereka tersebut, terdengar suara-suara buah hatinya yang sudah berada di belakang mereka yang tertawa pelan.
"Assalamualaikum mamah, papah" ucap keduanya seraya memberikan senyuman manisnya, dan ciuman di pipi kiri kanan kedua orang tuanya, tak lupa mencium punggung tangan keduanya.
"Waalaikumsalam Sayang" ucap keduanya langsung berdiri dan memeluk kedua anaknya tersebut.
"Assalamualaikum Om dan tante" sapa Risa pada papah Andre dan Mamah Anisha.
Risa mencium punggung tangan keduanya, seperti yang dilakukan oleh Biyas dan Dita.
"Waalaikumsalam sayang" sahut keduanya.
" Cantik dan manis banget kamu Bola" ucap mamah Anisha seraya membelai rambut Risa.
" Manis dari mana mah, jelas jelas pahit kaya gitu" celetuk Biyas tertawa di ikuti oleh Dita yang tertawa juga.
Risa mendelik pada Biyas sesaat.
Dan melayangkan pukulan ringannya ke tangan Biyas.
" makasih Tante" ucapnya dengan imut.
"Sama sama.sayang.." jawab mamah Anisha.
" udah jangan sok imut kamu! depan imut belakang kekar!" ucap Biyas seraya menyenggol Bola.
" Biyas...Biyas terlalu jujur amat sih," ucap Bola tersenyum, lagi lagi dengan gaya imutnya.
" Oh ya Tante,tolong jangan panggil Risa dengan sebutan Bola ya tante., ya ..yah.." pinta nya memelas.
Mamah Anisha tersenyum, dan mengangguk.
" Kenapa nggak mau di bilang Bola?" Tanya Dita.
" Kan Bagus tuh sebutan Bola" lanjut Dita lagi.
" Ntar di kira orang yang lewat Risa jelmaan Bola tendang lagi" ujarnya tersenyum.
"Emang kamu bola tendang, yang ditendang dari Kanada ke Indonesia, yang kuliah selalu dapat tugas terus karena sering terlambat" ujar Biyas menggoda Risa.
"kamu bisa aja, ntar aku nggak mau lho nemenin kamu di kantor mu" ujar Risa seraya mendelik.
"Biarin! emang kamu yakin aku mau terima kamu, cewek nggak ada feminim feminimnya, tahu nggak mah, tante, ini cewek, temannya yang Cowok nggak ada yang berani mendekatinya, gimana mau mendekatinya senggol dikit tonjok!, gimana mau cowok mendekatinya, baru di dekati sedikit aja udah berubah jadi ular berbisa, mendesis desis, gimana mau dapat pacar seperti itu, dosen yang killer aja kalah dengan dia killernya hahaha" Biyas tertawa lepas.
"Wah... bener banget kamu Biyas emang benar banget, karena aku takut jatuh cinta dengan orang Bule! hehehe, jadi sengaja aja seperti itu, biar mereka nggak mendekati ku, " kekehnya.
Abiyasa, Anindita dan Risa memang satu kampus tapi beda satu tahun tingkatannya.
Mamah Lala hanya tersenyum dan memeluk sang anak sambil mengelus rambut Bola.
" Tuh, Bob anak kamu sudah protes tidak mau di bilang Bola, anak sudah gadis masih aja di sebut Bola, " ucap papah Andre terkekeh.
" Bola bunder maksudnya Ndre, dan lagi kan Bola itu panggilan sayang pada nya." Ucap papah Boby lagi.
" Iya pah, panggilan sayang hanya untuk papah dan mamah serta sahabat sahabat papah aja" kekeh Risa lagi.
"Bola... Bola kamu sama dengan sifat papah mu" ucap papah Andre tertawa.
" jangan buka kartu dong Ndre, kita udah tua" ucap papah Boby terkekeh.
"Biarin aja, yang penting anakmu tahu, di mana kamu waktu dia lagi kecil, hehehe" ujar papah Andre.
"Tapi bedanya, papah kamu itu mulutnya kayak emak emak rempong, kalau kamu langsung libas " ucap Andre tertawa lepas.
Papah Boby hanya tersenyum dan garuk-garuk kepala yang tidak gatal, mengingat waktu dulu dia seperti itu.
"Oh ya mah, mana Almi Kenapa nggak ada ikut jemput ?" Ucap Anindita.
Anindita memang irit ngomong dia mewarisi sifat sang Mamah yang banyak diam, dan sedikit ngomong.
Dia kadang-kadang hanya bisa tersenyum, bila melihat papah dan mamahnya bercanda, tapi dia sangat pintar mengaji.
Mama Anisha menoleh ke kiri dan kanan melihat-lihat kalau anak bungsu nya itu sudah sampai.
"Nah itu dia baru datang "ucap mamah Anisha melihat gadis kecilnya beranjak dewasa tersebut berlari menuju ke arah mereka.
Sesampainya di ruang tunggu Almi langsung memeluk kedua kakaknya tersebut secara bersamaan.
"Kak Biyas kak Dita, Almi kangen kalian "ucapnya bahagia, karena Almi sudah lama berpisah dengan kedua saudaranya tersebut.
Biyas dan Dita tersenyum dan langsung memeluk sang adik yang sangat dirindukan mereka berdua.
Kemudian papah Andre mengajak semuanya keluar dari ruang tunggu, dan menuju ke arah mobil kebetulan Almi membawa mobil sendiri bersama pak Gito sopirnya yang membawa dia pulang pergi sekolah.
keluarga papah Boby memasuki mobil yang dikemudikan oleh pak Gito, pak Gito di beri pesan oleh papah Andre untuk mengantarkan papah Boby sampai ke rumahnya.
Sedangkan papah Andre beserta keluarganya memasuki mobil pribadi yang dibawanya sendiri, dan mengemudikannya sendiri.
Tapi saat papah Andre mau masuk hendak duduk di kursi stir, Abiyasa melarang sang papah untuk mengemudikan mobil tersebut, Biyas yang mengambil alih menyetir sampai ke rumahnya.
Papah Andre dengan senang hati langsung duduk di samping anak lelakinya itu. Papah Andre senang melihat Abiyasa seperti duplikatan dirinya yang tidak ingin melihat orang tuanya susah.
Kemudian mobil mereka meninggalkan bandara menuju ke rumah mereka, kedua mobil melaju di jalan beraspal, tanpa hambatan dengan senyum sumringah keluarga papah Andre sekarang sudah berkumpul semua di tanah air.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 345 Episodes
Comments
Nursabrina Nialova Nialova
Woooo.....the best thor.....💖💖💖💖
2023-01-29
0
🎮 ⏤͟͟͞ROcthie ଓε⚽🏚€
akankah Biyas berjodoh dengan anak Yosep dan Vita (Yovi) 🤔🤔
2022-03-24
1
Sri Wahyuni
Semangat kaka 💪💪💪
2021-10-24
0