Apakah dia benar-benar Rendi?

Sepulang sekolah meta menunggu jemputan sopirnya seperti biasa. Sahabatnya Rika seperti biasa sudah pulang menggunakan motor. Biasanya tanpa dia menunggu sopirnya sudah berada di depan gerbang, entah kenapa kali ini belum juga datang. Sudah hampir setengah jam Meta berdiri di depan gerbang.

"Met belum pulang?" kata seseorang yang menggunakan motor menyapanya.Ternyata orang itu adalah Devan.

"Iya nih Van belum dijemput."

"Ya udah aku anter aja yuk," kata Devan menawarkan tumpangan.

"Jangan deh, biar aku nunggu sopir aku aja."

" Ya udah aku temenin nunggu di sini yah."

"Hah mau nemenin?nanti kamu kesorean pulangnya?"

"Gak papa kok...tenang aja...lagian aku sambil istirahat habis latihan basket tadi."

Devan memang ketua tim basket bahkan dia juga banyak menyumbangkan tropi untuk sekolah melalui kejuaraan basket yang dia ikuti.

"Ow....gitu....coba aku telpon sopirku dulu deh...."

Meta mencoba menelpon sopirnya, ternyata sopirnya kali ini tidak bisa menjemputnya karna mengantarkan mamanya meeting.

"Gimana met?sopirmu udah mau jemput?"

"Aduh sopirku gak bisa jemput....mau nganter mama meeting sama kliennnya gitu."

"Ya udah aku anterin aja deh....dari pada kamu cari angkutan umum."

Sebenarnya meta ingin memesan taksi online saja karena tidak enak kalau menolak tawaran Devan makanya mengiyakan saja ajakan Devan.

"Ya udahlah, tapi gak ngrepotin nih."

"Ya ampun nggaklah, kayak ama siapa aja."

Meta pun akhirnya membonceng Devan untuk pulang ke rumah.

"Eh met....sebelum pulang kita makan dulu yuk....kamu laper gak?"

"Memang mau mampir ke mana?"

"Kita makan mi ayam dulu yuk....mau gak?" ajak Devan.

"Ow ya udah aku juga laper nih seharian belum makan"

Devan pun menepikan motornya ke tempat warung mie ayam. Memesan mie dan kemudian mencari tempat duduk.

"Kamu sering ke sini Van?"

"Gak juga sih...baru kali ini...tapi pada dasarnya aku memang suka sama semua jenis mie."

"Sama...aku juga suka mie...eh iya gimana tadi bisa gak ngerjain ulangannya?"

"Hem....ya ampun soalnya tadi susah banget yah...besok pasti nilaiku jelek"

Saat asyik mengobrol tiba-tiba pandangan meta tertuju pada satu sosok di seberang jalan. Sosok yang sepertinya dia kenal. Bahkan karna memperhatikan sosok itu dia tak memperhatikan omongan dari Devan.

"Eh Van bentar gue ke depan dulu ya."

"Eh met...mau kemana?"

Tanpa menggubris pertanyaan Devan Meta langsung lari ke depan warung memastikan sosok di seberang jalan adalah orang yang dia kenal. Meta berusaha menyeberang jalan tapi saat itu hiruk pikuk jalan membuatnya kesusahan untuk menyebrang.

"Rendiiiiii........"teriak Meta sekencang-kencangnya.

Tapi orang diseberang sana tidak menoleh sedikit pun. Bahkan orang itu memasuki mobilnya.

"Rendiiiiii....tunggu.....!" teriak meta lagi sambil mau menyeberang, bahkan meta tak melihat kanan kiri waktu mau menyeberang.

"Awas met..." teriak Devan menarik badan meta yang hampir terserempet motor gara-gara melihat orang yang dia sebut Rendi itu.

"Kamu ngapain sih met mau nyebrang ke sana...sampe gak lihat kanan kiri...hampir aja tadi keserempet motor..." kata Devan khawatir takut terjadi apa-apa dengan meta.

"Maaf Van....tadi ada seseorang yang aku kenal...tadi aku nyoba manggil tapi mungkin dia gak denger atau aku salah orang...btw makasih ya udah nyelamatin aku..."

"Ya udah kita masuk yuk....tuh mie ayamnya udah jadi..."

"iya yuk..."

Mereka pun melanjutkan makan, tapi meta masih kepikiran orang tadi, benar-benar mirip Rendi, atau aku saja yang terlalu rindu sampai-sampai melihat orang lain seperti Rendi.

"Kamu kenapa met?kok tiba-tiba jadi nglamun?"

"Eh gak kok....cuma aku kira tadi itu temenku...ah mungkin cuma mirip doang kali" jawab meta mencoba menampik pikirannya sendiri.

"Pasti orang itu sangat berarti bagi kamu?"

"Hah....maksud kamu? kok kamu bisa ngomong kayak gitu Van?"

"Iyalah kalo gak berarti masak kamu kejar sampai mau keserempet motor"

"Eh...itu...m...m...m...gak juga sih..." jawab meta menutupi siapa orang itu sebenarnya di depan Devan.

Meta hanya ingin menyimpan nya sendiri. Setelah selesai makan Devan mengantar meta ke rumahnya. Tak ada percakapan berarti antara meta dengan Rendi saat itu.

Meta melangkah gontai memasuki rumahnya. Memasuki kamarnya, meletakkan tas di atas mejanya dan membaringkan badannya di atas tempat tidur. Meta masih mengingat kejadian tadi bahkan dia masih sangat penasaran apakah itu benar-benar Rendi atau bukan.

Tiba-tiba handphonenya berdering mengagetkan lamunannya. Meta terbangun dan mengambil handphonenya di dalam tas.

"Iya halo" jawab meta malas.

"Halo...ini benar dengan Meta Arleta?" tanya orang itu.

"Iya...ini dengan siapa ya?" kata meta penasaran karna nomor itu tidak dikenalnya.

"Hai meta apa kabarnya?"

"Baik...tapi tunggu ini dengan siapa dulu?"

"Ini aku Rendi....kamu masih ingat aku kan?"

Meta pun tercengang seseorang itu menyebut dirinya Rendi. Apa benar Rendi pacarnya dulu atau dia hanya orang iseng yang salah sambung saja.

"Rendi?Rendi mana yah?" jawab meta pura-pura memastikan.

"Aku Rendi met...masak kamu lupa sama aku...temen SMP kamu dulu."

'Kamu Rendi?temen SMP aku? bukannya kamu di luar negeri?"

Sebenarnya meta masih tak percaya, bahkan dia ingin menganggap ini hanya orang iseng saja yang sedang mengerjainya.

"Iya aku Rendi. Masak kamu gak percaya sih..."

"Eh sorry aku sibuk nih gak punya waktu untuk ngurusin orang-orang iseng kayak gini" kata meta hendak memutus telponnya.

"Eh...eh...Met tunggu jangan tutup dulu telponnya...denger dulu penjelasan aku....aku bener-bener Rendi met...aku mau minta maaf sama kamu...karena waktu itu aku pergi gitu aja tanpa ada kabar..."

"Terus maksud kamu apa hubungi aku lagi?Kamu tahu Rend...aku udah kayak orang bego saat tahu tiba-tiba kamu pergi tanpa ada kejelasan...dan 3 tahun Rend....kamu gak ada kejelasan...gak ada berita....terus tiba-tiba kamu dateng kayak gini...!!"

"Aku bener-bener mau minta maaf sama kamu met....aku pengen ngejelasin semuanya ke kamu...gimana kalau besok kita ketemuan?aku pengen jelasin semuanya ke kamu.."

"Gak perlu....gak ada yang perlu dijelasin....harusnya dari 3 tahun yang lalu saat kamu mau pergi kamu jelasin ke aku...sekarang simpan penjelasanmu itu..."

"Tapi met...aku cuma mau jelasin...."

Tut...Tut...Tut....sambungan telepon pun terputus.

Meta tak kuasa menahan air matanya yang mengalir. Meta merasa campur aduk, di satu sisi dia benar-benar ingin marah pada Rendi, tapi di sisi lain dia tidak bisa membohongi perasaannya kalau dia benar-benar merindukan Rendi. Meta menangis sejadi-jadinya, menumpahkan segala kegelisahannya selama ini. Meta mengingat kembali sosok yang tadi dia jumpai di jalan, apakah berarti itu memang Rendi? Tapi untuk apa dia menghubungiku lagi?

Episodes
1 Meta Arleta
2 Pagi yang buruk
3 Apakah dia benar-benar Rendi?
4 Murid baru itu adalah......
5 Cari Perhatian
6 Pacar Rahasia
7 Posesif
8 Siapa Anisa?
9 Saling cemburu
10 sebenarnya.... aku....
11 Cemburu menguras hati
12 Masih sebatas sahabat
13 Kesalahpahaman berlanjut
14 Dengarkan penjelasanku
15 Lagu Romantis untuk Meta
16 Outing Class
17 Siapa pemuja rahasia itu?
18 Ternyata kamu?
19 Seseorang yang berarti bagi mama meta
20 Makan malam
21 Aku ingin puttuusss!!!
22 Aku benar-benar mau putusss!!
23 Maafin aku Rendi
24 First Kiss
25 Menjenguk Rendi
26 Pindah ke Singapura?
27 Aku tak bisa jauh darimu
28 Makan siang bersama
29 Kiss on the car
30 Singapura
31 Romantisnya malam ini
32 Pahlawan kesiangan?
33 Sakit Hati
34 Acara perpisahan sekolah
35 Pesta Perpisahan
36 Berangkat Ke Jerman
37 Kamu ngikutin aku?
38 Saat Jauh Darimu
39 Ich Liebe Dich Meta
40 Kangen Rumah
41 Kecewa
42 Gara-gara kamu
43 Ciuman rindu
44 Liburan ke Paris?
45 Menara Eiffel
46 Kacau
47 Iya Aku Mau!
48 Kamu sakit?
49 Cari Kesempatan
50 Wanita Penggoda
51 Sungai Neckar
52 Nothin On You Baby
53 Rencana Untuk Rendi
54 Pesta Kejutan
55 Pertunangan
56 Kamar Spesial
57 Curang??
58 Welcome to Bali
59 Desa Temukus
60 Bunga Gemitir dan Bunga Kesna
61 Becanda kali!!
62 Cari Ribut
63 Bedugul
64 Capek
65 Demam
66 Pasien Manja
67 Reuni SMA
68 Benar-benar Bucin
69 At My Worst
70 Mempermalukan Meta
71 Tak Bisa Memiliki Hatimu
72 Mencari Rendi
73 Cowok Cadangan
74 Perempuan Beruntung
75 Surat Terakhir
76 Balas Dendam
77 Rahasia
78 Pertemuan dengan Ardian
79 Berpisah Lagi
80 Penawaran??
81 Menyusun Rencana
82 Happy Birthday Ardian
83 Semangat Untuk Ardian
84 Proyek Bersama
85 Mimpi
86 Jangan ganggu hidupku!!!
87 Bastian Birthday
88 Cafe
89 Narsis
90 Jadi kamu udah tahu semuanya?
91 Kabar Buruk
92 Stadium 4
93 Takut Kehilangan
94 Kritis
95 Kehilanganmu Selamanya
96 Pemakaman Rendi
97 Hati bertolak belakang dengan perbuatan
98 Gedung Kenangan
99 Yes, I Will
100 Beautiful In White
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Meta Arleta
2
Pagi yang buruk
3
Apakah dia benar-benar Rendi?
4
Murid baru itu adalah......
5
Cari Perhatian
6
Pacar Rahasia
7
Posesif
8
Siapa Anisa?
9
Saling cemburu
10
sebenarnya.... aku....
11
Cemburu menguras hati
12
Masih sebatas sahabat
13
Kesalahpahaman berlanjut
14
Dengarkan penjelasanku
15
Lagu Romantis untuk Meta
16
Outing Class
17
Siapa pemuja rahasia itu?
18
Ternyata kamu?
19
Seseorang yang berarti bagi mama meta
20
Makan malam
21
Aku ingin puttuusss!!!
22
Aku benar-benar mau putusss!!
23
Maafin aku Rendi
24
First Kiss
25
Menjenguk Rendi
26
Pindah ke Singapura?
27
Aku tak bisa jauh darimu
28
Makan siang bersama
29
Kiss on the car
30
Singapura
31
Romantisnya malam ini
32
Pahlawan kesiangan?
33
Sakit Hati
34
Acara perpisahan sekolah
35
Pesta Perpisahan
36
Berangkat Ke Jerman
37
Kamu ngikutin aku?
38
Saat Jauh Darimu
39
Ich Liebe Dich Meta
40
Kangen Rumah
41
Kecewa
42
Gara-gara kamu
43
Ciuman rindu
44
Liburan ke Paris?
45
Menara Eiffel
46
Kacau
47
Iya Aku Mau!
48
Kamu sakit?
49
Cari Kesempatan
50
Wanita Penggoda
51
Sungai Neckar
52
Nothin On You Baby
53
Rencana Untuk Rendi
54
Pesta Kejutan
55
Pertunangan
56
Kamar Spesial
57
Curang??
58
Welcome to Bali
59
Desa Temukus
60
Bunga Gemitir dan Bunga Kesna
61
Becanda kali!!
62
Cari Ribut
63
Bedugul
64
Capek
65
Demam
66
Pasien Manja
67
Reuni SMA
68
Benar-benar Bucin
69
At My Worst
70
Mempermalukan Meta
71
Tak Bisa Memiliki Hatimu
72
Mencari Rendi
73
Cowok Cadangan
74
Perempuan Beruntung
75
Surat Terakhir
76
Balas Dendam
77
Rahasia
78
Pertemuan dengan Ardian
79
Berpisah Lagi
80
Penawaran??
81
Menyusun Rencana
82
Happy Birthday Ardian
83
Semangat Untuk Ardian
84
Proyek Bersama
85
Mimpi
86
Jangan ganggu hidupku!!!
87
Bastian Birthday
88
Cafe
89
Narsis
90
Jadi kamu udah tahu semuanya?
91
Kabar Buruk
92
Stadium 4
93
Takut Kehilangan
94
Kritis
95
Kehilanganmu Selamanya
96
Pemakaman Rendi
97
Hati bertolak belakang dengan perbuatan
98
Gedung Kenangan
99
Yes, I Will
100
Beautiful In White

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!